• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasilitas Penumpang Kapal Kelas Ekonomi Yang Berlayar di Laut Lebih dari 8 Jam

Dalam dokumen ASPEK LEGALITAS TERKAIT SARANA PELAYARAN (Halaman 62-108)

PENGALAMAN BERLAYAR

6. Fasilitas Penumpang Kapal Kelas Ekonomi Yang Berlayar di Laut Lebih dari 8 Jam

a. Ruang Akomondasi

Ruang umum, koridor, toilet, kabin, rumah sakit, bioskop, ruang permainan dan hobi, tempat pangkas rambut, dapur yang tidak terdapat peralatan masak, dan tempat-tempat sejenis lainnya.

b. Ruang Penumpang

1) Ruangan dibawah garis margin yang digunakan untuk akomodasi dan digunakan untuk penumpang selain dari ruangan layanan.

2) Termasuk ruangan yang disediakan dibawah garis margin untuk akomodasi dan yang digunakan awak kapal

c. Ruang Publik

Ruang publik mencakup semua ruangan termasuk ruang makan, bar, ruang merokok, ruang bersantai, ruang rekreasi, ruang perawatan anak dan perpustakaan.

d. Area Bebas

Area bebas di geladak adalah area bebas di geladak yang dikurangi dengan area yang digunakan untuk palka, jendela cahaya, companion way, selubung kamar mesin, penompang, tiang kapal, ventilator, ruang navigasi, alat keselamatan jiwa dan ruang yang diperuntukan untuk muatan dan lain-lain. Ketika tempat duduk tetap di pasang di sekeliling ruangan, pengukuran harus diambil dari belakang dari tempat duduk

1) Dalam menghitung area bebas yang disediakan untuk penumpang, tempat yang digunakan sebagai berikut juga harus dikurangkan :

a) Jalan dibagian dalam yang lebar bersihnya kurang dari 750 mm

b) Jalan di geladak terbuka yang lebar bersihnya kurang dari 450mm

c) Jalan diantara rumah geladak dan kubu-kubu atau pagar yang lebar bersihnya kurang dari 750 mm d) Toilet dan tempat cuci tangan

e) Ruangan lain yang dianggap oleh Otoritas yang berwenang tidak sesuai untuk penumpang

2) Dalam menentukan lebar bersih dari jalan, pengukurannya harus diambil dari tepi tempat duduk yang terpasang.

e. Akomodasi duduk

Akomodasi duduk harus tersedia untuk setiap penumpang yang diijinkan naik diatas kapal untuk waktu pelayaran 30 menit atau lebih. Apabila dipasang tempat duduk tetap yang menerus, disyaratkan besaran tempat duduk minimum 475 mm per penumpang

a) Pada pelayaran yang waktunya 15 sampai kurang dari 30 menit harus dilengkapi dengan tempat duduk untuk paling kurang 75 persen dar jumlah penumpang yang tercantum dalam sertifikat. Untuk pelayaran yang lamanya kurang dari 15 menit, harus tersedia 40 persen tempat duduk dari jumlah penumpang yang tercantum dalam sertifikat

b) Tempat duduk yang terpasang tetap harus ditempatkan sedemikian rupa agar selalu siap menuju jalan penyelamatan. Tempat duduk harus diatur sebagai berikut :

1) Jalan yang panjangnya 4,5 meter atau kurang, lebarnya harus tidak kurang dari 600 mm.

2) Jalan yang panjangnya lebih dari 4,5 meter, lebarnya harus tidak kurang dari 750 mm

3) Apabila tempat duduk berupa barisan yang menghadap ke satu arah, jarak antara bagian depan tempat duduk dan bagian depan tempat duduk lainnya tidak boleh kurang dari 750 mm

4) Secara umum, tempat duduk yang dapat dipindah atau tempat duduk sementara harus diatur sebagaimana tempat duduk yang dipasang tetap 5) Otoritas yang berwenang dapat memberikan

pertimbangan khusus tentang tempat duduk dalam hal apabila dapat ditunjukan bahwa penyelamatan dari ruangan di mana tempat duduk berada dapat dilakukan secara cepat melalui jendela atau bukaan lainnya dekat tempat duduk.

6) Tempat duduk tidak boleh dipasang di ruang antara rumah geladak atau bangunan atas dan kubu-kubu atau pagar atau bagian dalam dari jalan laluan

tertutup apabila lebar dari ruangan tersebut kurang dari 1 meter

c) Ruang Akomodasi Tertutup

1) Jumlah penumpang yang diijinkan di kabin dan kompartemen yang dilengkapi dengan tempat tidur tetap atau sofa yang dapat digunakan sebagai tempat tidur harus ditentukan oleh jumlah tempat tidur, dengan catatan harus tersedia setidak-tidaknya 1 meter persegi untuk bergerak bebas, untuk setiap penumpang.

2) Tempat tidur harus :

a) Tidak boleh lebih dari dua tingkat dan terpisah secara vertikal tidak kurang dari 650 mm b) Memiliki panjang minimum 1,9 meter dan

lebar minimum 600 mm dan

c) Dibuat dan diatur sedemikian rupa untuk mudah keluar dan masuk

3) Tinggi ruangan kabin dan lounge harus tidak boleh kurang dari 1,9 meter, dengan catatan hal ini boleh berkurang disisi ruangan untuk persiapan camber, saluran peranginan atau perpipaan.

4) Jalan haluan yang menuju pintu keluar harus memiliki tinggi bersih, tidak kurang dari 1,9 meter dan lebar bersih 750 mm.

d) Fasilitas toilet

1) Kapal, kecuali yang beroperasi pada pelayaran pendek dengan waktu kurang lebih 15 menit atau kurang, harus dilengkapi dengan fasilitas toilet sesuai dengan ketentuan berikut :

a) Penumpang tanpa tempat tidur

b) Sampai dengan 50 penumpang : tersedia 1 wc dan 1 wastafel

c) Antara 51 s.d 100 penumpang: tersedia 2 wc dan 2 wastafel

d) Untuk setiap penambahan 100 penumpang atau kelebihannya: tersedia 1 wc atau 1 urinoir, 1 wastafel

1) Jumlah wc dan wastafel dan pancuran diperoleh dengan membagi jumlah penumpang dibagi 5. Jika kelebihannya lebih dari 2, maka jumlah wc dan wastafel ditambah 1.

2) Apabila disediakan lebih dari 1 wc, maka jumlah wc harus dipisahkan secara proporsional untuk penggunaan oleh perempuan dan diberi tanda yang jelas pada bagian luarnya. Pintu masuk ke wc laki-laki dan perempuan harus diatur sedemikian rupa untuk memberikan akses yang tidak terhalang dan privasi kepada pengguna. Ruang yang ada wc nya harus cukup luas sesuai kegunaannya, mempunyai lapisan bagian dalam yang mudah dibersihkan, diterangi dengan baik, berventilasi dan dikeringkan ke atmosfir atau melalui saluran buang dan secara efektif terlindung dari cuaca dan air laut 3) Air tawar dingin dan untuk kapal dengan

penumpang bertempat tidur, harus tersedia air tawar panas atau alat untuk memanaskan air di tempat cuci tangan. 4) Tempat pancuran dan wastafel harus

mempunyai ukuran yang cukup dan terbuat dari bahan permukaannya halus, tidak mudah retak, mengelupas atau berkarat. 5) Semua ruang wc harus mempunyai

ventilasi ke udara terbuka

6) Perlengkapan sanitasi yang ditempatkan di ruang wc harus dilengkapi air pembilas yang cukup, tersedia setiap saat dan dapat dikontrol secara independen.

f) Akomodasi sanitar harus memenuhi persyaratan berikut :

1) Lantai harus dari bahan yang mudah dibersihkan, kedap kelembaban dan harus dikeringkan dengan baik

2) Sekat harus kedap air sampai dengan sekurang-kurangnya 200 mm diatas ketinggian lapisan geladak

3) Ruang wc harus tidak berhubungan langsung dengan ruangan tempat menyimpan dan menyiapkan makanan atau ruang makan

4) Ruang wc harus ditempatkan secara baik namun terpisah dari ruang tidur dan sejauh memungkinkan terpisah dari kamar mandi. Apabila ada lebih dari 1 wc didalam suatu kompartemen, harus diberi tabir yang memadai untuk menjamin privasi

f. Ruang Akomodasi dan Perbekalan untuk Awak Kapal

dan penumpang dalam Pasal 78 Nomor 51 Tahun 2002 Tentang Perkapalan, disebutkan bahwa:

1) Di kapal harus tersedia ruangan yang dapat digunakan untuk akomodasi awak kapal, termasuk taruna, yang dipisahkan oleh sekat-sekat dari ruangan lainnya sesuai dengan persyaratan.

2) Ruang akomodasi tidak boleh berhubungan langsung dengan ruang mesin dan ruang ketel.

3) Jalan masuk keruang akomodasi dan keruang kerja anak buah kapal bagian mesin, harus mudah dicapai dari luar ruang mesin dan ruang ketel.

4) Di ruang akomodasi harus terdapat perlengkapan akomodasi awak kapal dan ventilasi udara yang cukup serta terpisah dari ventilasi udara untuk ruang mesin untuk ruang mesin dan ruang muatan.

5) Di setiap kapal harus tersedia kamar kecil dan kamar mandi serta dapur bagi awak kapal sesuai dengan persyaratan.

6) Terhadap kapal–kapal tertentu dapat diberikan pengecualian dari ketentuan ini.

g. Sedangkan dalam Pasal 79 Nomor 51 Tahun 2002

Tentang Perkapalan, disebutkan bahwa:

1) Ruang penumpang harus dipisahkan dengan sekat dari kamar awak kapal, ruang muatan dan ruang lainnya. 2) Ruang penumpang harus memenuhi persyaratan tingkat

kebisingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3) Ruang penumpang harus dilengkapi ventilasi dan

4) Ruang penumpang tidak boleh berhubungan langsung dengan ruang mesin dan ruang ketel.

5) Ruang penumpang harus aman terhadap hujan, angin dan panas matahari.

6) Geladak terendah yang boleh digunakan sebagai geladak penumpang adalah geladak teratas yang terletak dibawah garis air,dengan ketentuan geladak dimaksud harus mendapatkan ventilasi,penerangan dan tingkap sisi yang cukup.

7) Dikapal harus tersedia perlengkapan akomodasi penumpang yang cukup.

8) Untuk setiap penumpang geladak harus tersedia ruangan degan luas geladak sekurang-kurangnya 1,12 m2 ditambah dengan 0,37 m2 luas geladak untuk ruang peranginan.

9) Untuk setiap penumpang kamar harus tersedia ruangan sekurang-kurangnya 3,10 m3, ditambah dengan 0,37 m2 luas geladak untuk ruang peranginan.

10) Di kapal berdasarkan daerah pelayarannya, harus tersedia perbekalan yang cukup bagi penumpang. 11) Di kapal harus tersedia kamar kecil dan kamar mandi

serta dapur untuk penumpang sesuai dengan persyaratan.

h. Sedangkan akomodasi untuk ruang penumpang yang

diatur dalam NCVS 2009 adalah sebagai berikut:

1) Ruang Akomondasi

Ruang umum, koridor, toilet, kabin, rumah sakit, bioskop, ruang permainan dan hobi, tempat pangkas rambut, dapur yang tidak terdapat peralatan masak, dan tempat-tempat sejenis lainnya.

2) Ruang Penumpang

a) Ruangan dibawah garis margin yang digunakan untuk akomodasi dan digunakan untuk penumpang selain dari ruangan layanan.

b) Termasuk ruangan yang disediakan dibawah garis margin untuk akomodasi dan yang digunakan awak kapal.

a) Akomodasi untuk jumlah penumpang yang sesuai dengan sub devisi dari kapal sebagaimana ditentukan. Dalam keadaan apapun luasan yang disediakan tidak boleh kurang dari 0,85 meter persegi per penumpang

b) Untuk kapal kelas 1A, kelas 1B dan kelas 1C adalah jumlah penumpang yang dapat dimuat pada area bebas digeladak dengan luasan tidak kurang dari 0,85 meter persegi per penumpang c) Untuk kelas 1D dan kelas1E, jumlah penumpang

yang dapat dimuat pada ruang bebas di geladak dengan luasan tidak kurang dari 0,55 meter persegi per penumpang di geladak utama dan 0,85 meter persegi per penumpang untuk ruangan selain yang terletak di geladak utama

d) Pada kelas 1E, otoritas yang berwenang boleh mengijinkan pengurangan menjadi 0,4 meter persegi untuk tiap penumpang pada ruang bebas di geladak utama.

4) Ruang Akomodasi Tertutup

a) Jumlah penumpang yang diijinkan di kabin dan kompartemen yang dilengkapi dengan tempat tidur tetap atau sofa yang dapat digunakan sebagai tempat tidur harus ditentukan oleh jumlah tempat tidur, dengan catatan harus tersedia setidak-tidaknya 1 meter persegi untuk bergerak bebas, untuk setiap penumpang.

b) Tempat tidur harus :

(1) Tidak boleh lebih dari dua tingkat dan terpisah secara vertikal tidak kurang dari 650 mm

(2) Memiliki panjang minimum 1,9 meter dan lebar minimum 600 mm dan

(3) Dibuat dan diatur sedemikian rupa untuk mudah keluar dan masuk

(4) Tinggi ruangan kabin dan lounge harus tidak boleh kurang dari 1,9 meter, dengan catatan hal ini boleh berkurang disisi ruangan untuk persiapan camber, saluran peranginan atau perpipaan.

(5) Jalan laluan yang menuju pintu keluar harus memiliki tinggi bersih, tidak kurang dari 1,9 meter dan lebar bersih 750 mm.

7. Penerangan Kapal Penumpang

a. Penginstalasian

1) Jenis lampu yang dipasang disesuaikan tempatnya (biasa, kedap air, kedap ledak, dan sebagainya)

2) Penempatannya harus sedemikian hingga terlindung/terbebas dari bahaya mekanis, tetes/cipratan air dll.

3) Untuk tempat tertentu yang dikategorikan penting (dari segi keselamatan/safety) diusahakan untuk disuplai lewat 2 (dua) rangkaian terpisah, seperti ;

a) Kamar mesin & kamar kendali (control) b) Dapur besar

c) Gang

d) Tangga ke geladak sekoci

e) Ruang duduk & makan untuk penumpang dan awak kapal Setidak-tidaknya (misal karena kapal kecil) saluran/rangkaian kedua disuplai lewat sumber darurat. f) Socket hanya boleh ditempatkan pada lokasi yang

benar-benar aman/terlindung dari bahaya mekanis (tidak boleh di ruang palka), juga tidak boleh ditempatkan pada lokasi dengan tingkat bahaya tinggi, seperti ruang boiler, underfloor machinery, dekat fuel oil (FO), lub. oil (LO), separator dan sebagainya.

b. Komponen

1) Seluruh bagian perangkat penerangan dari jenis pemakaian di kapal

2) Pemilihan berdasar kebutuhan (tergantung tempat & kondisi sekitar)

c. Lampu Darurat

Untuk waktu selama 36 jam, lampu darurat harus dapat memenuhi:

1) lampu penerangan darurat harus tersedia dan berfungsi pada setiap lokasi berkumpul dan lokasi evakuasi pada saat terjadi bahaya pada kapal;

2) Pada seluruh tempat pelayanan, seperti: ruang akomodasi, gang, tangga dan pintu darurat untuk mencapai tempat berkumpul atau embarkasi;

3) Ruang mesin utama dan mesin bantu termasuk ruang untuk generator dan ruang kendali pada ruang mesin; 4) Pada seluruh tempat kendali permesinan dan setiap

swicthboard panel darurat;

5) Pada semuatempat untuk penyimpananpakaianpemadam kebakaran;

6) Pada ruang gigi kemudi, dan;

7) Pada ruang pompa kebakaran, pompa sprinkler dan pompa darurat lambung kapal.

8. Tangga Kapal Penumpang

Tangga tapak dan panjat harus disediakan dengan ukuran dan jumlah yang cukup di kapal untuk memberikan kesiapan akses dari satu geladak ke geladak lainnya, dan secara khusus ke geladak embarkasi sekoci dan atau rakit penolong. Apabila jarak dari bagian atas ambang ke langit-langit di ruangan mana saja diperlukan akses untuk pengoperasian kapal melebihi 1,2 meter, dan harus disediakan tangga panjat. Tangga tapak dan tangga panjat harus diposisikan dan diatur secara efektif untuk menghindari terjadinya kerumunan pada bagian-bagian kapal.

a. Tangga tapak yang dibuat harus dipasang untuk

memberikan akses langsung ke geladak atau

kompartemen yang memuat penumpang lebih dari 12 orang. Dimana tangga tapak harus :

1) Memiliki lebar, diukur antara bagian dalam pegangan tangan atau pagar yang diperoleh dari tabel 2.16 berikut :

Tabel 2.16 Lebar Minimum Tangga Tapak Jumlah penumpang yang dapat

ditampung dalam kompartemen

Lebar minimum (mm)

Melebihi Tidak Melebihi

12 600

12 25 650

100 125 1000

125 150 1250

150 175 1500

175 200 1750

Sumber: Non Convention Vessel Standard (NCVS) Indonesian Flagged Catatan :

Apabila jumlah penumpang dalam setiap kompertemen melebihi 200 orang maka lebar minimum tangga tapak harus 1750 mm ditambah 25 mm untuk setiap kelebihan sampai 25 penumpang.

2) Dilengkapi dengan pegangan tangan dengan tinggi vertikal tidak kurang dari 859 mm diatas tapak, dan dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada rintangan pada atau diatas pegangan yang akan memutus genggaman. Dengan catatan dalam hal tangga tapak mempunyai langkah atau tingkatan yang tingginya tidak melebihi 1 meter, pegangan tangan boleh dihilangkan dengan catatan dipasang pegangan lain yang sesuai

3) Dilengkapi dengan pegangan pemisah dibagian tengah tangga apabila lebar tangga 1500 mm atau lebih

4) Memiliki tinggi bersih diatas permukaan tapak tidak kurang dari 1,9 meter.

5) Memiliki kenaikan anak tangga yang tidak kurang dari 200 mm dan tidak melebihi 225 mm.

6) Memiliki lebar pijakan tidak kurang dari 150 mm. 7) Memiliki sudut terhadap bidang vertikal tidak kurang

dari 450 untuk jumlah penumpang melebihi 200 dan 370 apabila jumlahnya 200 atau kurang.

8) Pada kapal pelayaran samudra, sejauh memungkinkan, arah tangga harus condong kedepan atau kebelakang dan tidak boleh melintang kapal.

9) Mendapat penerangan yang cukup siang dan malam. 10)Memiliki permukaan anti slip pada pijakan

b. Tangga panjat dibuat boleh dipasang untuk

memberikan akses langsung ke geladak atau

kompartemen yang memuat 12 penumpang atau kurang. Tangga panjat jika diijinkan dipasang harus memenuhi :

1) Memiliki lebar yang diukur dari bagian dalam rel pegangan tangan atau perintang tidak boleh kurang dari 600 mm

2) Dilengkapi dengan sarana untuk pegangan yang sesuai 3) Memiliki tinggi undakan tidak kurang dari 200 mm dan

tidak lebih dari 250 mm

4) Memiliki lebar pijakan tidak kurang dari 100 mm 5) Memiliki sudut terhadap bidang vertikal tidak kurang

dari 220.

6) Pada kapal pelayaran samudra, sejauh memungkinkan, arah tangga harus condong ke depan atau ke belakang dan tidak boleh melintang kapal.

7) Mendapat penerangan yang cukup siang dan malam 8) Memiliki permukaan anti slip pada pijakan.

c. Tangga Akomodasi

Setiap tangga akomodasi atau tangga kapal harus : 1) Minimal mempunyai lebar 55 cm dan

2) Dilengkapi dengan tiang penyangga dan teralis yang rapi, rantau atau pagar pada kedua sisi.

3) Jarak antara tiang penyangga tidak boleh lebih dari 4 meter dan dipasang secara baik untuk menghindari pergeseran

4) Pagar harus mempunyai tinggi tidak kurang dari 1 meter, dengan teralis atau rantai antara pada tinggi kurang dari 50 cm

5) Tangga akomodasi atau tangga kapal harus dibuat sederhana sehingga perubahan terhadap sarat kapal atau tinggi diatas dermaga dapat disesuaikan dengan mudah

6) Jika memungkinkan, tangga akomodasi harus mempunyai platform atas yang mempunyai kili-kili, alur anti slip dan dilengkapi roda atau pada bagian bawahnya

7) Setiap penyesuaian yang diperlukan disebabkan perubahan ketinggian lambung kapal tidak boleh menjadikan alur atau pijakan tangga menjadi miring sehingga kehilangan kemampuan menahan pijakan dengan mantap.

8) Papan penahan belakang (duckboard) harus dipasang untuk memberikan injakan kaki yang aman pada kemiringan dengan sudut kecil

9) Jarak antara puncak tangga kapal atau tangga dan kapal harus dilindungi pada tiap sisinya dengan terali, rantai kencang atau perlengkapan lain yang sesuai, dengan rantai antara pada ketinggian yang sesuai dengan pegangan dan perlindungan antara dari tangga kapal 10) Jika ujung atas bersandar pada atau sama rata dengan

puncak terali atau kubu, harus disediakan pijakan tangga yang kokoh dan dipasang secara baik dan dilengkapi dengan terali yang cukup untuk menjamin keselamatan orang untuk menuju ke dan dari tangga kapal tersebut.

11) Jika memungkinkan, tangga akomodasi tidak boleh digunakan dengan sudut yang lebih besar dari 55o terhadap horisontal.

12) Jika bagian bawah tanggal kapal dipasangi roda, tangga tersebut harus dilengkapi atau dilindungi sedemikian sehingga dapat mencegah terperangkapnya kaki pengguna dan tangga tersebut harus diletakan pada posisi yang tidak membatasi gerak bebas roda tersebut. 13) Tangga kapal tidak boleh diturunkan diantara daratan

dengan kapal sedemikian sehingga kapal tersebut mungkin hancur atau rusak karena benturan kapal. 14) Pemeliharaan harus dilakukan dengan hati-hati untuk

mendeteksi retakan, karat atau korosi pada tangga kapal

15) Setiap kerusakan yang dapat menyebabkan bahaya harus diperbaiki sebelum kembali digunakan.

d. Tangga Portabel

1) Tangga portabel tidak boleh digunakan untuk naik ke kapal kecuali cara lain yang lebih aman tidak memungkinkan.

2) Tangga portabel harus dibuat dengan baik, cukup kuat dan dirawat dengan baik.

3) Ketika tangga digunakan :

a) Bagian atasnya harus dinaikkan setidaknya 1 meter diatas tempat pendaratan.

b) Setiap penyangganya harus bersandar pada dasar yag kuat dan mendatar

c) Tangga harus diamankan sehingga tidak tergelincir, jatuh atau bergeser kesamping

4) Tangga harus digunakan pada sudut 600 dan 750 dari horisontal.

e. Tangga Pandu

Persyaratan untuk tangga pandu dan kerekan mekanis pengangkat tangga pandu sesuai dengan SOLAS, 1974, koda dan amandemennya

9. Fasilitas Pelayanan Kesehatan bagi Kapal Penumpang

yang Berlayar Lebih dari 8 Jam

a. Umum

Pembangunan kapal modern memerlukan kemampuan teknik yang cukup baik serta teknologi canggih. Hasilnya adalah kapal dengan desain dievaluasi secara menyeluruh yang akhirnya digunakan untuk kegiatan transportasi. Sebuah kapal harus menahan beban yang dirancang untuk membawa muatan dan pada saat yang sama menjadi fungsional dan estetika.

Dalam sebuah kapal adalah dalam operasinya terdapat masyarakat tertutup, yang terdiri dari awak kapal dan penumpang untuk jangka waktu. Sedangkan sarana yang terdapat di kapal termasuk akomodasi tidur,toilet, tempat istirahat, dapur dan ruang makan serta wilayah kerja. Selain itu, kapal modern memiliki gimnasium, televisi, komputer dengan koneksi satelit dan fasilitas lainnya.

Dalam masyarakat tertutup, seperti di kapal dalam pelayarannya memerlukan layanan 24 jam medis yang harus berfungsi dengan baik.Konvensi dan peraturan diratifikasi oleh negara bendera harus diikuti, pelaut dan pemilik kapal bertanggung jawab harus berusaha sekuat-kuatnya untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan atau fatal kecelakaan dan penyakit. Fasilitas kesehatan di kapal, obat-obatan dan peralatan, fasilitas medis terdiri dari:

1) Sebuah unit medis dengan obat-obatan dan peralatan medis

2) Sebuah ruang perawatan untuk orang sakit dan terluka. Kamar ini harus dilengkapi dan dilengkapi untuk tujuan tersebut.

3) Satu atau lebih paramedis bertanggung jawab untuk pertolongan pertama medis dan perawatan medis, dan selanjutnya bekerja sama dengan dokter di darat. Hubungan tersebut seperti hubungan antara paramedis ambulans dan dokter medis di rumah sakit.

4) Peralatan komunikasi modern untuk bertukar informasi tentang pasien dalam hal saran/ tindakan medis yang dilakukan untuk pengobatan.

5) Informasi tata letak konstruksi/ lay-out ruangan di kapal diperlukan dalam mengambil satu tindakan medis dan pemeliharaan ruang kesehatan tersebut. Ini harus mencakup persediaan peralatan medis dan obat-obatan dan spesifikasi kompetensi yang diperlukan dari paramedis yang bertanggung jawab.

6) Prosedur harus dirinci untuk setiap kapal, dengan posisi orang yang bertanggung jawab, petunjuk rinci yang relevan untuk kapal dalam keadaan darurat, prosedur pelatihan. Analisa risiko di atas kapal harus dijelaskan dalam prosedur yang terkait dengan ini.

b. Daerah Pelayaran

Sesuai dengan Pasal 8 PP No. 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan, disebutkan bahwa berdasarkan kondisi geografis dan meteorologi ditetapkan daerah pelayaran dengan urutan sebagai berikut :

1) Derah Pelayaran Semua Lautan;

Daerah Pelayaran Semua Lautan adalah Pelayaran untuk semua laut di dunia.

2) Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia;

Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia adalah daerah pelayaran yang meliputi daerah yang dibatasi oleh garis-garis yang ditarik dari titik Lintang 100 00’ 00’’ Utara di Pantai Barat Malaysia, sepanjang pantai Malaysia, Singapura,Thailand, Kamboja,dan Vietnam Selatan di Tanjung Tiwan dan garis-garis yang ditarik antara Tanjung Tiwan dengan Tanjung Baturampon di

Philipina, sepanjang pantai selatan Philipina sampai Tanjung San Augustin ke titik Lintang 000 00’00’’dan

Dalam dokumen ASPEK LEGALITAS TERKAIT SARANA PELAYARAN (Halaman 62-108)

Dokumen terkait