• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Desa Barengkok 5.1 Keadaan Umum Desa Barengkok

5.3 Analisis Lingkungan Internal .1 Struktur Organisasi .1 Struktur Organisasi

5.3.6 Produksi .1 Jenis Produk .1 Jenis Produk

5.3.6.2 Fasilitas Produksi

Fasilitas prosduksi merupakan segala sesuatu yang digunakan oleh UPR dalam melaksanakan kegiatan produksi. Dalam melaksanakan kegiatan

produksinya, Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memiliki fasilitas sebagai berikut :

1. Gudang pakan digunakan untuk menyimpan pakan Ikan Gurame. 2. Peralatan-peralatan yang digunakan :

a. Jaring berfungsi sebagai alat pembantu menangkap benih ikan.

b. Drum berfungsi sebagai tempat untuk mengangkut induk dan tempat untuk mengobati induk. Drum yang digunakan adalah drum dengan daya

tampung 200 liter air.

c. Timbangan berfungsi sebagai alat untuk mengetahui berat ikan. d. Happa berfungsi sebagai tempat pendederan benih gurame.

e. Bak berfungsi sebagai alat untuk menyimpan telur atau larva ikan yang kuning telurnya masih menempel.

f. Ember berfungsi sebagai alat untuk mengangkut sarang telur pada saat panen telur di kolam pemijahan dan wadah penampungan air pada saat pencucian kolam pendederan.

Pembudidaya Pembesar UPRGurame MitraKarya Mandiri Pedagang Pengumpul

g. Serok (scop net) yang terbuat dari kain halus dengan menggunakan kawat sebagai rangka untuk membentuk serok. Serok yang digunakan berukuran 25 x 15 cm2 dan 15 x 10 cm2. serok besar berfungsi untuk mengangkat benih pada saat panen benih. Sedangkan serok kecil berfungsi untuk mencuci telur gurame dan memindahkan larva ke dalam bak.

5.3.6.3Proses Produksi

UPR Gurame Mitra Karya Mandiri melakukan produksi menggunakan proses produksi aliran garis, yaitu aliran-aliran operasi dari bahan mentah sampai produk akhir dengan urutan selalu tetap. Tahapan proses produksi terdiri atas persiapan kolam induk, pemasangan sosog, pemasangan ijuk, pengisian air, penebaran induk, proses pemijahan, panen telur, pencucian telur, penetasan telur, pemeliharaan larva, pendederan I-V, pemanenan benih, dan packing. Alur proses produksi benih Ikan Gurame di Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat dilihat pada Gambar 8. Kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan dijelaskan sebagai berikut :

a. Persiapan Kolam Induk

Tahap persiapan kolam pada UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dilakukan sebelum proses pemijahan selama 5-7 hari sebelum proses pemijahan. Tahapan ini meliputi membersihkan dan memperbaiki pematang sekaligus dilakukan

penjemuran. Hal ini dengan tujuan menghilangkan zat-zat beracun,

mengantisipasi terjadinya penyakit, dan merangsang induk untuk memijah. b. Pemasangan Sosog

Sosog terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut dengan ukuran panjang 30-40 cm. sosog dipasang dengan jarak 1,5-2 m dari pematang menghadap ke tengah dengan kedalaman 15-20 cm dari permukaan air dan kemiringan mulut sosog agak ke atas sekitar 100. Jarak antara sosog disesuaikan dengan luas kolam dan jumlah sosog per kolam disesuaikan dengan jumlah induk jantan.

c. Pemasangan Ijuk

Untuk mempercepat proses pemijahan, sarang buatan dibuat dari ijuk dan dibentuk seperti sarang burung. Sebelum dipasang, ijuk dicuci dan dijemur

terlebih dahulu. Ijuk ini diletakkan pada tonggak bambu pada kedalaman 20-30 cm di bawah permukaan air kolam dengan mulut sarang menghadap ke bawah. d. Pengisian Air

Kolam diisi air pada hari pelepasan pasangan induk sampai kedalaman 60-80 cm. air yang digunakan berasal dari saluran irigasi kali. Air ini dibiarkan mengalir sampai selesai pemijahan karena air yang mengalir akan merangsang ikan untuk memijah. Selama dalam proses pemijahan, kedalaman air dibuat antaara 1-1,5 m.

e. Penebaran Induk

Induk yang akan ditebar adalah induk yang sudah terpilih. Induk yang terpilih adalah induk yang memiliki badan bersih, berwarna mulus, tidak pucat, dan bergerak aktif atau lincah. Selain itu, induk yang terpilih adalah ikan yang berumur 2-3 tahun dengan bobot kira-kira 2,5 kg/ekor dan memiliki gonad yang matang. Adapun ciri induk gurame jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perbedaan Fisik Induk Jantan dan Betina di UPR Gurame Mitra Karya

Mandiri

No Ciri Fisik Jantan Betina

1 Dahi Menonjol (bercula) Rata (tidak bercula)

2 Dagu Tebal Tipis

3 Dasar sirip dada Berwarna terang keputihan Berwarna gelap kehitaman 4 Pangkal ekor Jika diangkat, badan meliuk Jika diangkat, badan diam

5 Sirip ekor Hampir rata Membusur

6 Tutup insang Warna kekuning-kuningan Warna putih kecoklatan

7 Gerakan Lincah Lamban

Sumber : Ketua Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri 2008

Sedangkan ciri induk yang matang gonad dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Ciri-ciri Induk Gurame Jantan dan Betina yang Matang Gonad

Ciri fisik Induk betina Induk jantan

Warna Perut Susunan sisik Gerakan Perut distriping Relatif terang Membulat Sedikit terbuka Lamban Tidak mengeluarkan cairan Hitam

Membentuk sudut tumpul Normal

Lincah

Mengeluarkan cairan sperma

Penebaran induk dilakukan pada pagi hari dengan tujuan menghindari stres. Padat tebar disesuaikan dengan luas kolam yang dimiliki dengan perbandingan antara induk jantan dengan betina adalah 1:3 sampai 1:4. f. Proses Pemijahan

Proses pemijahan induk Ikan Gurame dilakukan dengan sistem pemijahan massal yang mana jumlah induk gurame jantan 10 ekor dan induk gurame betina berjumlah 30-40 ekor. Induk memijah setelah 10-15 hari setelah penebaran. Hal ini ditandai dengan adanya induk jantan yang membuat sarang untuk

mengamankan telur dari gangguan hewan lain dan merangsang lawan jenisnya untuk melakukan proses pemijahan. Pemijahan biasanya dilakukan pada sore hari dengan ditandai terlihatnya induk jantan dan betina di daerah sekitar sarang.

Induk ikan yang dipijahkan tetap diberi pakan berupa pelet sebanyak 2% dari berat induk dan daun sente sebanyak 10% dari berat induk. Pemijahan akan berlangsung sekitar dua hari setelah pembuatan sarang. Pengambilan telur harus dilakukan secara hati-hati dan dipindahkan ke dalam bak plastik.

g. Panen Telur

Telur yang dihasilkan setiap pemijahan berkisar antara 2.000 sampai 3.000 butir telur setiap pasang. Sarang yang telah diisi telur ditandai dengan adanya induk dan terlihat bintik-bintik di sekitar sarang. Panen telur dilakukan pada pagi hari dengan cara diangkat, kemudian dilakukan pemisahan telur dari sarang. Pemisahan dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari pecahnya telur akibat gesekan.

h. Pencucian Telur

Pencucian telur dilakukan dengan cara mengambil telur dengan scop net dan dibersihkan dengan air yang mengalir secara perlahan-lahan. Selanjutnya telur dipindahkan ke dalam bak fiber glass yang telah berisi air bersih.

i. Penetasan Telur

Penetasan telur dilakukan pada bak fiber glass yang berisi 10 liter air bersih. Telur akan menetas dalam waktu 30-36 jam pada suhu 26-28 0C yang ditandai dengan munculnya ekor. Hal yang harus diperhatikan adalah

membersihkan kolam dan membuang telur yang tidak menetas agar tidak mempengaruhi telur yang lain.

Setelah telur menetas, larva dipindahkan ke dalam bak yang berisi air bersih dan dihitung dengan menggunakan sendok. Pada tahap ini, larva tidak diberi pakan karena masih memiliki cadangan makanan pada kuning telur yang masih menempel. Pengambilan larva yang mati terapung dilakukan dengan menggunakan sendok dan larva mati di dasar diambil dengan cara penyiponan. Setelah larva berumur kira-kira 10 hari dapat dipanen dan siap didederkan. j. Pendederan I

Pendederan I adalah pembesaran benih dari ukuran larva menuju ukuran kuku kelingking. Pendederan ini dilakukan selama 30 hari di mana pakan yang diberikan adalah pakan alami. Pakan alami tersebut dihasilkan dari pemberian postal ke kolam dengan takaran 10 kg setiap dua minggu. Pendederan dilakukan dengan padat tebar 300 ekor/m2 dengan tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate = SR) sebesar 60%. Selain itu, kolam diberi daun pisang sebagai tempat berlindung ikan dari sinar matahari.

k. Pendederan II

Pendederan II adalah pembesaran benih dari ukuran kuku kelingking menuju ukuran kuku jempol. Pendederan ini dilakukan selama 30 hari di mana pakan yang diberikan adalah pakan alami. Pakan alami tersebut dihasilkan dari pemberian postal ke kolam dengan takaran 10 kg setiap dua minggu. Selain pakan alami, benih juga diberi pakan tambahan setiap hari. Pakan tersebut berupa pellet apung dengan takaran 1% dari bobot benih. Pendederan dilakukan dengan padat tebar 100 ekor/m2 dengan tingkat mortalitas 10%.

l. Pendederan III

Pendederan III adalah pembesaran benih dari ukuran kuku jempol menuju ukuran kuku silet. Pendederan ini dilakukan selama 30 hari di mana pakan yang diberikan adalah pakan alami. Pakan alami tersebut dihasilkan dari pemberian postal ke kolam dengan takaran 10 kg setiap dua minggu. Selain pakan alami, benih juga diberi pakan tambahan setiap hari. Pakan tersebut berupa pellet apung dengan takaran 1% dari bobot benih. Pendederan dilakukan dengan padat tebar 50 ekor/m2 dengan tingkat mortalitas 10%.

m. Pendederan IV

Pendederan II adalah pembesaran benih dari ukuran kuku menuju ukuran kuku jempol. Pendederan ini dilakukan selama 30 hari di mana pakan yang diberikan adalah pakan alami. Pakan alami tersebut dihasilkan dari pemberian postal ke kolam dengan takaran 10 kg setiap dua minggu. Selain pakan alami, benih juga diberi pakan tambahan setiap hari. Pakan tersebut berupa pellet apung dengan takaran 1% dari bobot benih. Pendederan dilakukan dengan padat tebar 30 ekor/m2 dengan tingkat mortalitas 10%.

n. Pendederan V

Pendederan II adalah pembesaran benih dari ukuran kuku menuju ukuran kuku jempol. Pendederan ini dilakukan selama 60 hari di mana pakan yang diberikan adalah pakan alami. Pakan alami tersebut dihasilkan dari pemberian postal ke kolam dengan takaran 10 kg setiap dua minggu. Selain pakan alami, benih juga diberi pakan tambahan setiap hari. Pakan tersebut berupa pellet apung dan daun sente dengan takaran 1% pakan apung dari bobot benih dan daun sente secukupnya. Pendederan dilakukan dengan padat tebar 10 ekor/m2 dengan tingkat mortalitas 10%.

o. Pemanenan Benih

Pemanenan benih Ikan Gurame dilakukan beberapa tahap dan lama periode produksi tergantung pada ukuran benih yang akan dipanen. Ukuran benih dan lama periode tersebut adalah ukuran gabah selama 10-12 hari, kuku selama 1,5 bulan, silet selama 2,5 bulan, korek selama 3,5 bulan, dan super selama 6 bulan. Pemanenan benih dilakukan pada pagi hari untuk menghindari stres.

Untuk memudahkan pemanenan, pada kamalir diberikan paralon

sepanjang 20-30 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara mengambil benih yang tersembunyi pada paralon dengan menggunakan serokan dan ditampung dalam bak. Baskom diberi aerasi dan pelindung dari sinar matahari dengan potongan daun pisang atau daun sente. Setelah proses pemanenan, benih siap dijual sesuai pesanan dari konsumen.

Sumber : Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri (2008)

Gambar 8. Alur Proses Produksi Benih Ikan Gurame UPR Gurame Mitra Karya Mandiri

p. Pengemasan Benih

Proses pengemasan benih dilakukan pada saat dilakukan transaksi jual beli dengan jumlah sedikit. benih gurame yang telah dihitung, dikemas menggunakan plastik ukuran 40x60 cm2 yang telah diisi air bersih sebanyak 1/3 dari ukuran kantong. Selanjutnya dilakukan pemberian oksigen dengan cara manual tanpa menggunakan tabung oksigen. Tahap pengemasan bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup benih selama pengangkutan.

Persiapan kolam induk Pemasangan sosog Pemasangan ijuk Pengisian air Penebaran induk Proses pemijahan Panen telur Penetasan telur Pemeliharaan larva Proses pendederan I Pemanenan benih Pengemasan benih Pencucian telur Proses pendederan V Proses pendederan IV Proses pendederan II Proses pendederan III

5.4 Analisis Lingkungan Eksternal