• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman .1 Identifikasi Strengths (S) .1 Identifikasi Strengths (S)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Desa Barengkok 5.1 Keadaan Umum Desa Barengkok

5.5 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman .1 Identifikasi Strengths (S) .1 Identifikasi Strengths (S)

Strengths (S) adalah kekuatan yang dimiliki UPR Gurame Mitra Karya Mandiri yang bersumber dari kelebihan sumberdaya, keterampilan, produksi, dan fasilitas. Kekuatan yang dimiliki oleh UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah sebagai berikut:

1. Memiliki budaya disiplin yang tinggi

Tingkat kedisiplinan yang tinggi pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri merupakan kunci sukses dalam produksi pembenihan Ikan Gurame. Kedisiplinan ini meliputi ketaatan terhadap peraturan yang berlaku maupun teknis dalam proses produksi dari pemilihan induk sampai pendederan benih.

2. Rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi

Adanya rasa kekeluargaan dan kebersamaan pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri sangat berpengaruh terhadap proses produksi benih. Hal ini dikarenakan setiap anggota dalam kelompok memiliki kolam, sehingga dalam pelaksanaan proses produksi antara satu anggota dengan anggota yang lain saling membantu baik dari penyiapan lahan sampai pemanenan benih.

3. Pelatihan diterapkan dengan baik

Pelatihan pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri berasal dari pemerintah melalui UPTD. Pelatihan berguna dalam pengembangan teknis produksi yang berpengaruh pada peningkatan jumlah produksi.

4. Kemudahan untuk menjadi anggota

Proses menjadi anggota baru di Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri tidak memerlukan persyaratan khusus yang harus dipenuhi seperti surat lamaran pekerjaan, ijazah atau surat-surat penting lainnya yang umum untuk melamar pekerjaan. Untuk menjadi anggota, cukup datang kepada ketua

Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri untuk menyatakan keinginan untuk menjadi anggota Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri.

5. Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria berdasar SNI

Berdasar kriteria standar benih gurame menurut Badan Standarisasi Nasional, benih pada ukuran kuku, jempol, silet, korek, dan super dapat

digolongkan sebagai benih dengan kualitas yang unggul. Mutu dan kualitas dari benih Ikan Gurame sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pembeli.

6. Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik pakan

Kerjasama dalam pengadaan pakan (PS. Mitra Prima Lestari) sangat berpengaruh terhadap proses produksi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Sedangkan kerjasama dengan koperasi Bintang Resmi berpengaruh terhadap pengadaan modal untuk pengembangan usaha.

7. Mampu menghasilkan pakan alami sendiri

Kemampuan memproduksi pakan alami sangat berpengaruh terhadap proses produksi karena mampu meminimalisir pengeluaran keuangan. Pakan alami tersebut adalah kutu air, Daphnia, dan daun sente.

8. Satu-satunya kelompok pembenih di Kecamatan Leuwiliang

Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah Kelompok

Pembudidaya yang bergerak pada usaha pembenihan. Hal ini menyebabkan para pembudidaya pembesar di daerah sekitar Kecamatan Leuwiliang cenderung untuk memilih benih Ikan Gurame dari UPR Gurame Mitra Karya Mandiri.

5.5.2 Identifikasi Kelemahan (Weakness)

Identifikasi kelemahan dilakukan terhadap kelemahan yang ada pada UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Adapun kelemahan yang dimiliki adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan persediaan induk gurame

Ketersediaan induk gurame berpengaruh terhadap tingkat produksi benih. Jika jumlah induk gurame terbatas, tingkat keuntungan yang diperoleh tidak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan.

2. Teknik penghitungan telur tergolong masih tradisional

Teknik penghitungan yang digunakan pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri menggunakan sendok. Teknik ini berpengaruh terhadap tingkat mortalitas telur dan benih. Meskipun terdapat beberapa teknik produksi yang memenuhi syarat seperti padat tebar, masih ada teknik yang masih dilalaikan dalam proses produksi seperti manipulasi keadaan alam. Teknik tersebut

diantaranya adalah pemberian cahaya buatan terhadap benih Ikan Gurame untuk menjaga stabilitas suhu air. Kelalaian tersebut disebabkan terbatasnya modal. 3. Keterbatasan modal

Jumlah modal yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap proses produksi dan tingkat kemampuan untuk mengembangkan usaha. Pada UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, modal lebih diprioritaskan kepada pengadaan pakan daripada penyediaan fasilitas untuk meningkatkan tingkat produksi.

4. Tingkat mortalitas yang tinggi

Pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, tingkat mortalitas yang tinggi terjadi pada pendederan I yaitu pendederan ukuran larva ke ukuran kuku sebesar 40%. Hal ini dikarenakan dalam proses budidaya pada ukuran tersebut tidak menggunakan teknik budidaya untuk meningkatkan survival rate.

5.5.3 Identifikasi Peluang (Opportunities)

Identifikasi peluang dilakukan berdasar kepada keadaan lingkungan di luar Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri yang menguntungkan. Peluang yang dihadapi oleh UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah sebagai berikut: 4. Tersedianya air secara berkelanjutan

Air adalah faktor produksi paling utama untuk melakukan kegiatan

budidaya. Air yang digunakan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri berasal dari irigasi sungai di sekitar areal budidaya yaitu Sungai Citeureup.

5. Adanya dukungan dari pemerintah

Dukungan dari pemerintah diperoleh melalui Dinas Peternakan dan Perikanan dan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Dukungan ini berupa pelatihan dan penyuluhan dari suatu instansi atau lembaga tertentu.

6. Adanya Program Penyaluran Bantuan Selisih Harga Benih Ikan

Bantuan ini berlaku pada benih gurame yang sesuai dengan kriteria

menurut SNI yaitu benih dengan kriteria panjang 5 – 8 cm, umur 140 hari, berat 3 - 5 g, kesehatan aktif , tidak cacat, dan keseragaman >80%. Bantuan selisih harga benih ikan bertujuan untuk meningkatkan tingkat produksi baik pembudidaya benih gurame maupun pembudidaya gurame ukuran konsumsi.

7. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat mendukung dalam pencarian informasi tentang pasar maupun keadaan pasar. Selain itu juga, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mempermudah transaksi jual beli.

8. Tingkat permintaan benih yang tinggi

Pada Tabel 16, dapat dilihat bahwa hasil produksi terjadi kecenderungan kenaikan jumlah produksi. Dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2005 terjadi kenaikan produksi Hal ini dikarenakan sudah semakin banyaknya para

pembudidaya yang membudidayakan Ikan Gurame. Akan tetapi, kebutuhan pemenuhan permintaan Ikan Gurame di dalam negeri masih kurang (Tempo 2003). Pengembangan produksi Ikan Gurame selalu mengalami kendala yaitu kekurangan benih. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat penyebaran informasi teknologi pembenihan kepada pembenih dan rendahnya penyerapan teknologi pada tingkat pembudidaya (Badan Riset Kelautan dan Perikanan 2003). Selain itu, tidak banyak yang menekuni usaha budidaya Ikan Gurame secara professional dan berorientasi komersial. Maka, penawaran Ikan Gurame masih dirasakan cukup lamban walaupun permintaan di dalam negeri cukup tinggi. Tabel 16. Data Produksi Nasional Ikan Gurame Tahun 1999-2005

Tahun Produksi (Ton) Perubahan (%)

1999 9.820 0 2000 14.065 43,23 2001 19.027 35,28 2002 16.438 -13,61 2003 22.666 37,89 2004 22.454 -0,94 2005 24.549 9,33

Sumber : Tempo Interaktif (2005)

9. Adanya induk gurame (porselen) dengan kualitas unggul

Jenis Ikan Gurame yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: Gurame Angsa, Gurame Jepun, Blausafir, Bastar dan Porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain,

induk Ikan Gurame Porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk selain bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.

5.5.4 Identifikasi Ancaman (Threats)

Identifikasi ancaman dilakukan berdasar kepada keadaan lingkungan di luar Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri yang mengancam atau

merugikan. Peluang yang dihadapi oleh UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah sebagai berikut:

1. Kenaikan harga BBM

Kenaikan harga BBM berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha budidaya. Pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, kenaikan harga BBM paling berpengaruh terhadap meningkatnya harga pakan yang secara otomatis juga meningkatkan biaya produksi.

2. Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok

Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok berdampak terhadap tingkat mortalitas benih Ikan Gurame. Hal ini dikarenakan adanya fluktuasi suhu yang sangat tinggi akibat dari perubahan iklim dan cuaca yang mencolok.

3. Adanya hama dan penyakit yang menyerang ikan

Hama dan penyakit sangat berpengaruh terhadap menurunnya tingkat produksi yang dihasilkan. Hama dan penyakit menyebabkan tertundanya waktu pemijahan pada induk atau kematian pada induk maupun benih. Hama yang mengganggu proses produksi pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah ular, kepiting, ikan lain yang ukurannya lebih besar. Sedangkan penyakit yang

menyerang Ikan Gurame adalah penyakit yang diakibatkan oleh jamur, bakteri, dan virus yang mana organ yang terserang adalah kulit, insang, dan organ dalam.