• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Dalam dokumen PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan anak (Halaman 118-120)

Tahap II: Penggabungan dan Konsolidasi Kegiatan Usaha (lanjutan)

RISIKO KEUANGAN

30. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

Untuk penjualan dalam negeri, Grup memberikan jangka waktu kredit sampai dengan 30 - 45 hari dari faktur yang diterbitkan. Grup menerapkan kebijakan batas kredit untuk pelanggan tertentu,

seperti mengharuskan sub-distributor untuk

memberikan jaminan bank. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

For domestic sales, the Group may grant its customers credit terms up to 30 - 45 days from the issuance of invoice. The Group has policies that limit the amount of credit exposure to any particular customer, such as requiring sub-distributors to provide bank guarantees. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the Group's exposure to bad debts.

Ketika pelanggan tidak mampu melakukan

pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Grup akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Grup akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Tergantung pada penilaian Grup, penyisihan khusus mungkin dibuat jika hutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Grup akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan sebagai akibat akibat gagal bayar.

When a customer fails to make payment within the credit term granted, the Group will contact the customer to act on the overdue receivables. If the customer does not settle the overdue receivable within a reasonable time, the Group will proceed to commence legal proceedings. Depending on the Group's assessment, specific provisions may be made if the debt is deemed uncollectible. To mitigate credit risk, the Group will cease the supply of all products to the customer in the event of late payment and/or default.

Piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Anak-anak Perusahaan menunggu pendanaan dari bank.

Plasma receivables represent costs incurred for plasma plantation development which include costs for plasma plantations funded by the banks and temporarily self funded by the Subsidiaries awaiting banks’ funding.

Piutang plasma juga merupakan termasuk

pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk serta sarana produksi pertanian lainnya kepada petani plasma. Biaya-biaya ini akan ditagihkan kembali ke

petani plasma dan jaminan berupa bukti

kepemilikan tanah perkebunan plasma akan dikembalikan kepada petani plasma setelah piutang plasma dilunasi sepenuhnya.

Plasma receivables also include advances to plasma farmers for topping up loan installment to the banks, advances for fertilizers and other agriculture supplies. These advances shall be reimbursed by the plasma farmers and the collateral in form of titles of ownership of the plasma plantations will be handed over to the plasma farmers once the plasma receivables have been fully repaid.

Grup melalui pola kemitraan juga memberikan bantuan teknis kepada petani plasma untuk mempertahankan produktivitas perkebunan plasma yang merupakan bagian dari strategi Grup untuk mempererat hubungan dengan petani plasma yang diharapkan akan dapat memperlancar pelunasan piutang plasma.

The Group through partnership scheme also provides technical assistance to the plasma farmers to maintain the productivity of plasma plantations as part of the Group’s strategy to strengthen relationship with plasma farmers which is expected to improve the repayments of plasma receivables.

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) Pada tanggal neraca, eksposur maksimum Grup

terhadap resiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada neraca.

At the balance sheet date, the Group’s maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amount of each class of financial assets presented in the balance sheets.

Grup tidak memiliki konsentrasi risiko kredit karena piutang usaha berasal dari banyak pelanggan.

The Group has no concentration of credit risk as its trade receivables relate to large number of ultimate customers.

Risiko likuiditas Liquidity risk

Grup mengelola profil likuiditasnya untuk

membiayai belanja modal dan melunasi hutang yang jatuh tempo dengan cara menjaga tingkat kas dan surat berharga dan ketersediaan pendanaan melalui jumlah komitmen fasilitas kredit yang memadai.

The Group manages its liquidity profile to be able to finance its capital expenditure and service its maturing debts by maintaining sufficient cash and marketable securities, and the availability of funding through an adequate amount of committed credit facilities.

Grup secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual dan terus menerus memantau

kondisi pasar keuangan untuk inisiatif

penggalangan dana. Inisiatif ini mencakup hutang dan pinjaman bank, dan penerbitan ekuitas pasar modal.

The Group regularly evaluates its projected and actual cash flow information and continuously assesses conditions in the financial markets for opportunities to pursue fund-raising initiatives, including bank loans and borrowings and equity market issues.

Risiko harga komoditas Commodity price risk

Grup menghadapi risiko harga komoditas sebagai akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar, dan lingkungan ekonomi global. Risiko tersebut terutama timbul dari pembelian bahan baku utama seperti gandum dan minyak kelapa sawit (MKS), dimana marjin laba atas penjualan barang jadi terkait dapat terpengaruh jika

biaya meningkat dan Grup tidak dapat

mengalihkannya kepada pelanggannya. Selain itu, Grup juga terkena dampak dari fluktuasi harga jual produk minyak kelapa dan harga beli kopra (yang merupakan bahan baku dalam produksi minyak kelapa).

The Group is exposed to commodity price risk due to certain factors such as weather, government policy, level of demand and supply in the market, and the global economic environment. Such exposures mainly arise from its purchases of the major raw materials such as wheat and crude palm oil (CPO), where the profit margin on the sale of the related finished products may be affected if the cost increases and the Group is unable to pass such cost increases to its customers. In addition, the Group is also exposed to fluctuations in the selling price of its manufactured CNO and the purchase price of copra (being the raw materials used in the production of CNO).

Kebijakan Grup untuk menekan risiko yang berasal

dari fluktuasi harga komoditas adalah

meningkatkan swasembada MKS dalam proses penyulingan dan mengawasi tingkat optimal

persediaan gandum untuk produksi yang

berkelanjutan. Bila Grup tidak dapat

melakukannya, Grup dapat meminimalisasi risiko tersebut melalui kontrak berjangka (forward contract). Selain itu, Grup juga berusaha

mengurangi resiko tersebut dengan cara

mengalihkan kenaikan harga kepada

The Group’s policy is to minimize the risks arising from the fluctuations in the commodity prices by increasing its self-sufficiency in the supply of CPO for the refinery operation and maintaining the optimum inventory level of wheat for a continous production. To the extent it is unable to do so it may minimize such risks through forward contracts. In addition, the Group may seek to mitigate its risks by passing on the price increases to its customers.

31. MANFAAT PENSIUN DAN IMBALAN KERJA

Dalam dokumen PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan anak (Halaman 118-120)