• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

Dalam dokumen PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan anak (Halaman 116-118)

Tahap II: Penggabungan dan Konsolidasi Kegiatan Usaha (lanjutan)

RISIKO KEUANGAN

30. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

Kewajiban keuangan utama Grup meliputi hutang jangka pendek dan jangka panjang, hutang usaha dan lain-lain dan biaya masih harus dibayar. Tujuan utama dari kewajiban keuangan ini adalah untuk mengumpulkan dana untuk operasi Grup. Grup juga mempunyai berbagai aset keuangan seperti piutang usaha serta kas dan setara kas, yang dihasilkan langsung dari kegiatan usahanya.

The Group’s principal financial liabilities comprise short-term and long-term loans, trade and other payables and accrued expenses. These financial liabilities are to raise funds or arise directly from the Group’s operations. The Group also has various financial assets such as trade receivables and cash and cash equivalents, which arise directly from its operations.

Grup mempunyai kontrak komoditas berjangka dengan beberapa entitas asing, yang terutama bertujuan untuk lindung nilai (hedging) atas risiko kerugian yang timbul dari fluktuasi harga komoditas yang diproduksi dan dijual oleh Grup.

The Group has future commodity contracts with several foreign entities, the purpose of which are primarily to hedge its exposures on risks of losses arising from the fluctuations in the prices of the commodities that are produced and traded by the Group.

Selama tahun-tahun yang berakhir pada

tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kebijakan Grup adalah untuk tidak melakukan lindung nilai atas instrumen keuangannya.

During the years ended December 31, 2010 and 2009, the Group’s policy is that no hedging in financial instruments shall be undertaken.

Risiko utama dari instrumen keuangan Grup adalah risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko harga komoditas, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:

The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk, foreign currency risk, commodity price risk, credit risk and liquidity risk. The Directors review and agree the policies for managing each of these risks, which are described in more details as follows:

Risiko suku bunga Interest rate risk Risiko suku bunga Grup terutama timbul dari

pinjaman untuk modal kerja dan investasi.

The Group’s interest rate risk mainly arises from loans for working capital and investment purposes. Saat ini, Grup tidak mempunyai kebijakan lindung

nilai formal atas risiko suku bunga. Untuk pinjaman modal kerja dan investasi, Grup mengelola risiko suku bunga dengan mengalihkannya kepada para pelanggan.

Currently, the Group does not have a formal hedging policy for interest rate exposures. For working capital and investment loans, the Group may seek to mitigate its interest rate risk by passing it on to its customers.

Risiko mata uang asing Foreign currency risk

Mata uang pelaporan Grup adalah Rupiah. Grup menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pinjaman, penjualan ekspor dan biaya beberapa pembelian utamanya dalammata uang Dolar Amerika Serikat atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing (terutama Dolar AS) seperti yang dikutip dari pasar internasional. Apabila pendapatan dan pembelian Grup di dalam mata uang selain Rupiah, dan tidak seimbang dalam hal kuantum dan/atau pemilihan waktu, Grup harus menghadapi risiko mata uang asing.

The Group’s reporting currency is the Rupiah. The Group faces foreign exchange risk as its borrowings, export sales and the costs of certain key purchases are either denominated in the United States Dollars or whose price is significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies (mainly US Dollar) as quoted in the international markets. To the extent that the revenue and purchases of the Group are denominated in currencies other than Rupiah, and are not evenly matched in terms of quantum and/or timing, the Group has exposure to foreign currency risk.

Grup tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran mata uang asing. Bagaimanapun, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf di atas, fluktuasi nilai tukar Rupiah dan Dolar AS menghasilkan lindung nilai natural untuk laju nilai tukar Grup.

The Group does not have any formal hedging policy for foreign exchange exposure. However, in relation to the matters discussed in the preceding paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar provide some degree of natural hedge for the Group’s foreign exchange exposure.

Risiko kredit Credit risk

Risiko kredit yang dihadapi oleh Grup berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan dan petani plasma. Grup menerapkan kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Grup mengharuskan semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk penjualan ekspor, Grup mengharuskan pembayaran pada saat penyerahan dokumen kepemilikan.

The Group is exposed to credit risk arising from the credit granted to its customers and plasma farmers. The Group has policies in place to ensure that sales of products are made only to creditworthy customers with proven track record or good credit history. Group requires that all customers who wish to trade on credit are subject to credit verification procedures. For export sales, the Group requires cash against the presentation of documents of title.

30. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN

Dalam dokumen PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan anak (Halaman 116-118)