• Tidak ada hasil yang ditemukan

FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)

a. Risiko suku bunga (lanjutan) a. Interest rate risk (continued) Grup menganalisis eksposur dari risiko bunga

secara dinamis. Beberapa skenario disimulasikan dengan beberapa pertimbangan seperti pembiayaan kembali, memperbaharui dari kondisi yang ada dan alternatif lain pembiayaan. Berdasarkan skenario tersebut diatas, Grup mengelola risiko arus kas dari suku bunga dengan melakukan pembiayaan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah.

The Group analyses its interest rate exposure on a dynamic basis. Various scenarios are simulated taking into consideration the refinancing renewal of existing positions and alternative financing. Based on the above scenarios, the Group manages its cash flow interest rate risk by refinancing the loan with a lower interest rate.

Pada tanggal 31 Desember 2019, Grup telah melakukan Adendum dan Pernyataan Kembali untuk Tujuan Restrukturisasi dengan kreditur.

Dengan adanya transaksi ini, Grup mengubah suku bunga mengambang menjadi suku bunga tetap dan dibayarkan dalam periode tertentu, yang dimana membuat Grup terekspos risiko nilai wajar bunga.

As at December 31, 2019, the Group has entered into the Addendum and Restatement Agreement for Restructuring Purposes with the creditors. Due to this transaction, the Group has changed the floating interest rates to fixed interest rates and paid in the certain period that made the Group expose the fair value of interest rate risk.

Pada tanggal 31 Desember 2019, jika tingkat suku bunga atas pinjaman jangka panjang 50 basis poin lebih tinggi/lebih rendah, dengan asumsi semua variabel lain konstan, rugi setelah pajak untuk tahun berjalan akan menjadi lebih tinggi/rendah sebesar US$729 (2018: US$6.168).

As at December 31, 2019, if interest rates on long-term borrowings had been 50 basis points higher/lower with all other variables held constant, the post-tax loss for the year would have been US$729 (2018: US$6,168) higher/lower.

b. Risiko nilai tukar mata uang asing b. Foreign exchange rate risk Risiko mata uang adalah risiko di mana nilai

wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing.

Eksposur Grup terhadap fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari kas dan setara kas, beban akrual, pinjaman jangka pendek, pinjaman jangka panjang, piutang usaha dari penjualan dalam mata uang asing dan utang usaha dari pembelian dalam mata uang asing.

Foreign exchange rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. The Group’s exposure to exchange rate fluctuations results primarily from cash and cash equivalents, accrued expenses, short-term loans, long-term loans, trade receivables from sales in foreign currencies and trade payables from purchases in foreign currencies.

Untuk mengelola risiko mata uang, Perusahaan dan entitas anak tertentu menandatangani beberapa kontrak swap valuta asing. Kontrak ini dicatat sebagai transaksi yang tidak ditetapkan sebagai lindung nilai di mana perubahan nilai wajar dibebankan atau dikreditkan langsung pada laba rugi.

To manage foreign exchange rate risks, the Company and certain subsidiary entered into several foreign exchange swap contracts.

These contracts are accounted for as transactions not designated as hedges wherein the changes in the fair value are charged or credited directly to profit or loss.

36. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)

b. Risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan) b. Foreign exchange rate risk (continued) Apabila penurunan nilai tukar mata uang

Rupiah berlanjut melemah dari nilai tukar yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2019, liabilitas moneter dalam mata uang asing akan meningkat dalam mata uang Rupiah. Namun, peningkatan liabilitas ini akan dihapus oleh peningkatan nilai aset moneter dalam mata uang asing.

To the extent the Indonesian Rupiah depreciated further from exchange rates in effect as at December 31, 2019, monetary liabilities denominated in foreign currencies would increase in Indonesian Rupiah terms.

However, the increases in these liabilities would be offset by increases in the values of foreign currency-denominated monetary assets.

Aset dan liabilitas moneter Grup dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 disajikan pada Catatan 40.

Monetary assets and liabilities of the Group denominated in foreign currencies as at December 31, 2019 and 2018 are presented in Note 40.

Analisis sensitivitas untuk risiko mata uang

asing Sensitivity analysis for foreign currency risk

Pada tanggal 31 Desember 2019, jika nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang asing menguat/melemah sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, rugi sebelum pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut menjadi lebih rendah US$84.736 atau menjadi lebih tinggi US$103.345 terutama sebagai akibat kerugian/keuntungan translasi kas dan setara kas, piutang usaha, utang usaha dan pinjaman dalam mata uang asing.

As at December 31, 2019, if the exchange rates of the US Dollars against foreign currencies strengthened/weakened by 10%

with all other variables held constant, loss before tax for the year then ended would have been US$84,736 lower or US$103,345 higher, mainly as a result of foreign exchange losses/gains on the translation of cash and cash equivalents, trade receivables, trade payables and loans denominated in foreign currencies.

c. Risiko kredit c. Credit risk

Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.

Risiko kredit yang dihadapi Grup berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Grup memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit.

Credit risk is the risk that one party of financial instruments will fail to discharge its obligation and will incur a financial loss to other party.

The Group is exposed to credit risk arising from the credit granted to their customers. The Group trades only with recognised and creditworthy third parties. It is the Group’s policy that all customers who wish to trade on credit terms are subject to credit verification procedures.

Sebagai tambahan, jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang yang tidak tertagih. Nilai maksimum eksposur adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 6, 7 dan 16. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan.

In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts. The maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amount as shown in Notes 6, 7 and 16. There is no significant concentration of credit risk.

36. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)

c. Risiko kredit (lanjutan) c. Credit risk (continued) Sehubungan dengan risiko kredit yang timbul

dari aset keuangan lainnya yang mencakup kas dan setara kas, eksposur Grup terhadap risiko kredit yang dihadapi timbul karena wanprestasi dari counterparty. Grup memiliki kebijakan untuk tidak menempatkan investasi pada instrumen yang memiliki risiko kredit tinggi dan hanya menempatkan investasinya pada bank-bank dengan peringkat kredit yang tinggi. Nilai maksimum eksposur adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 4 dan 5.

With respect to credit risk arising from the other financial assets, which comprise cash and cash equivalents, the Group’s exposure to credit risk arises from default of the counterparty. The Group has a policy not to place investments in instruments that have a high credit risk and only put the investments in banks with high credit ratings. The maximum exposure is equal to the carrying amount as disclosed in Notes 4 and 5.

Pada tanggal 31 Desember 2019, total maksimum eksposur dari risiko kredit adalah US$444.344 (2018: US$458.961). Risiko kredit terutama berasal dari kas di bank, deposito berjangka, kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang jangka panjang, pinjaman karyawan, aset derivatif dan uang jaminan.

As at December 31, 2019, the total maximum exposure from credit risk was US$444,344 (2018: US$458,961). Credit risk arises from cash in banks, time deposits, restricted cash and time deposits, trade receivables, other receivables, long-term receivables, employee receivables, derivative asset and security deposits.

Semua kas di bank, deposito berjangka dan kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya ditempatkan di bank asing dan lokal yang memiliki reputasi.

All cash in banks, time deposits, restricted cash and time deposits are placed in reputable foreign and local banks.

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, saldo terutang dari piutang usaha, piutang lain-lain, piutang jangka panjang dan aset tidak lancar lain-lain adalah sebagai berikut:

As at December 31, 2019 and 2018, the balances outstanding from trade receivables, other receivables, long-term receivables and other non-current assets were as follows:

2019

Belum jatuh

tempo dan

tidak Telah jatuh tempo

mengalami tetapi tidak Telah jatuh tempo penurunan mengalami dan mengalami nilai/Neither penurunan penurunan overdue nor nilai/Overdue nilai/Overdue impaired but not impaired and impaired Total

Piutang usaha 133,829 68,014 31,614 233,457 Trade receivables

Piutang lain-lain 20,226 - 5,229 25,455 Other receivables

Piutang jangka

panjang 6,177 - 2,322 8,499 Long-term receivables

Aset tidak lancar lain-lain 6,436 - - 6,436 Other non-current assets

Total 166,668 68,014 39,165 273,847 Total