• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMASI ARUS KAS CASH FLOW INFORMATION

a. Transaksi non-kas a. Non-cash transactions

Tabel di bawah ini menunjukkan transaksi non-kas Grup selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:

The below table shows the Group’s non-cash transactions during the year as follows:

2019 2018

Penambahan aset dalam penyelesaian Addition in construction in progress

melalui utang 13,949 8,246 through payables

Penambahan aset tetap melalui Addition of fixed assets through

kapitalisasi biaya pinjaman 19,792 28,753 capitalisation of borrowing costs

Reklasifikasi aset tetap ke: Reclassification of fixed assets to:

Properti investasi 16,570 - Investment properties

Aset takberwujud 550 - Intangible assets

Persediaan tanah - 13,322 Inventory of land

b. Rekonsiliasi liabilitas yang timbul dari

aktivitas pendanaan b. Reconciliation of liabilities arising from financing activities

Perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan pada laporan arus kas konsolidasian adalah sebagai berikut:

Changes in liabilities arising from financing activities in the consolidated statement of cash flow are as follows:

Perubahan non-kas/Non-cash changes

Perubahan

Pergerakan nilai wajar

kurs mata atas

uang asing/ restrukturisasi/ Penambahan

Akresi Foreign Restrukturisasi Fair value dari Saldo

Saldo awal/ bunga/ exchange pinjaman/ changes anjak piutang/ akhir/

Beginning Arus kas/ Interest rate Loan due to loan Factoring Biaya keuangan/ Ending balance Cash flows accretion movement restructuring restructturing receivables Finance costs balance

Pinjaman jangka pendek/

Short-term loans 1,131,192 69,718 - 14,844 (1,058,193) - 10,694 - 168,255

Pinjaman jangka panjang/

Long-term loans 935,070 27,711 3,512 18,214 1,058,193 (155,421) - 3,532 1,890,811

Total 2,066,262 97,429 3,512 33,058 - (155,421) 10,694 3,532 2,059,066

44. KELANGSUNGAN USAHA 44. GOING CONCERN

Aktivitas operasi Grup telah dipengaruhi oleh pertumbuhan pasar baja domestik dan ketatnya persaingan pasar baja. Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar AS sangat berdampak terhadap operasi dan posisi keuangan Perusahaan karena penjualan Grup didenominasi dalam mata uang Rupiah sedangkan impor atas bahan baku didenominasi dalam Dolar AS.

The operations of the Group have been affected by the growth of domestic steel markets and competition in the steel market. Fluctuations in the exchange rate of the Rupiah against the US Dollars had a severe impact on the Group’s operations and financial position as its sales are denominated in Indonesian Rupiah while its imports of raw materials are denominated in US Dollars.

Grup mengalami rugi tahun berjalan sebesar US$505.390 dan pada tanggal 31 Desember 2019, Grup mengalami akumulasi kerugian neto sebesar US$2.164.207 dan liabilitas jangka pendeknya melampaui aset lancarnya sebesar US$1.802.821.

The Group suffered losses for the year amounting to US$505,390 and, as at December 31, 2019, the Group has net accumulated losses of US$2,164,207 and its current liabilities exceeded its current assets by US$1,802,821.

44. KELANGSUNGAN USAHA (lanjutan) 44. GOING CONCERN (continued) Untuk memperbaiki kondisi-kondisi di atas,

manajemen Perusahaan dan entitas anaknya sedang melakukan beberapa rencana Transformasi Korporasi (“Corporate Transformation”). Untuk menjamin pelaksanaan Corporate Transformation berjalan dengan baik, Perusahaan telah merekrut Independent Business dan Financial Controller dan Chief Transformation Officer yang didampingi oleh Konsultan Bisnis Independen. Selain itu, Perusahaan juga telah melakukan langkah-langkah strategis untuk mewujudkan Corporate Transformation dengan cara melakukan sinergi dengan BUMN lainnya.

To address the above conditions, the management of the Company and its subsidiaries are conducting several Corporate Transformation plans. To ensure the implementation of Corporate Transformation goes well, the Company has recruited the Independent Business and Financial Controllers and Chief Transformation Officers who is accompanied by an Independent Business Consultant. In addition, the Company also takes strategic steps to realise the Corporate Transformation by synergising with other BUMNs.

Secara garis besar, Corporate Transformation Business Grup dibagi menjadi empat poin utama, yaitu:

In principle, the Group’s Corporate Transformation Business is divided into four main points, namely:

a. Melakukan perbaikan internal (Operational Excellence) yang akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan, terutama di area:

a. Perform internal improvements (Operational Excellence) that will have a positive impact on the Company’s financial performance, mainly with respect to the following areas:

1. Perbaikan pemasaran dan penjualan 1. Sales and marketing improvement Tujuan dari perbaikan pemasaran dan

penjualan adalah untuk memperbaiki volume penjualan baik untuk produk pabrik yang sudah ada maupun untuk produk tambahan dari pabrik HSM 2 mendatang, dengan melakukan pengenalan konsumen dengan lebih baik. Perusahaan melakukan perbaikan strategi go-to-the market untuk memahami kebutuhan, kemampuan teknis dan keuangan serta preferensi konsumen terhadap bauran pemasaran produk Perusahaan. Dengan pemahaman konsumen yang lebih baik, perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran dan penjualan yang efektif untuk memperbaiki volume penjualan perusahaan.

The objective of marketing and selling improvement is to improve sales volume either for products of existing plants as well as for additional products from the upcoming HSM 2 plant, by conducting a better consumers identification. The Company makes improvements to the go-to-the market strategy to understand the needs, technical and financial capabilities and preferences of the consumers for the Company’s product marketing mix. With better consumer understanding, the Company can develop effective marketing and sales strategies to improve the Company’s sales volume.

44. KELANGSUNGAN USAHA (lanjutan) 44. GOING CONCERN (continued) Strategi go-to-the market dibedakan

menjadi beberapa teknis pendekatan sebagai berikut:

The go-to-the market strategy is divided into several technical approaches as follows:

 Penjualan langsung  Direct selling

Meningkatkan persentase margin keuntungan atas penjualan produk baja lembaran panas (Hot Rolled Coils/“HRC”) dan baja lembaran dingin (Cold Rolled Coils/“CRC”) dengan cara meningkatkan persentase Gain Share of the Wallet yang difokuskan pada pelanggan utama. Share of wallet adalah porsi penjualan produk Perusahaan dibandingkan dengan porsi penjualan pesaing baik produsen lokal maupun impor. Dengan pemahaman konsumen yang lebih baik, Perusahaan mampu meningkatkan share of wallet untuk konsumen-konsumen yang menjadi target dengan memberikan perbaikan bauran pemasaran menjadi lebih menarik.

Increase the percentage of profit margin on the sales of Hot Rolled Coils (“HRC”) and Cold Rolled Coils (“CRC”) products by way of increasing the Gain Share of the Wallet percentage which is focused on the main customers. The share of wallet is the portion of sales of the Company’s products compared to the sales portion of competitors both local and imported producers. With a better consumer understanding, the Company is able to increase the share of wallets for targeted customers by making the marketing mix improvements more attractive.

 Penjualan melalui distributor  Selling through distributors Membuat program yang ditujukan untuk

lebih meningkatkan efektivitas pola hubungan Perusahaan dengan distributor, dengan memberikan reward and recognition sesuai ukuran bisnis, loyalitas dan prestasi penjualan mereka. Melalui program ini Perusahaan ingin membina hubungan bisnis jangka panjang yang saling menguntungkan dengan distributor untuk memastikan volume penjualan yang stabil dan berkelanjutan.

Initiating the program which would increase the effectiveness of the Company’s relationship pattern with distributors by conducting rewards and recognitions based on their size of business, loyalty and sales achievements. Through this program, the Company wants to foster long-term, mutually beneficial business relationships with distributors to ensure a stable and sustainable sales volume.

 Penjualan dengan project basis  Project-based sales Menawarkan produk secara terintegrasi

untuk memenangkan tender penjualan dengan project basis dengan cara menawarkan produk dan jasa yang dihasilkan Grup di dalam satu paket terintegrasi sehingga meningkatkan nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan.

Offering products in an integrated manner to win sales tenders with a base project by offering products and services produced by the Group in an integrated package so as to increase the value added provided to the customers.

44. KELANGSUNGAN USAHA (lanjutan) 44. GOING CONCERN (continued)

 Harga jual produk  Product pricing

Meminimalkan Price Leakage sehingga dapat meningkatkan margin penjualan.

Price Leakage adalah kebocoran penjualan yang diakibatkan oleh tidak terstandarisasinya terms and condition penjualan Perusahaan. Perusahaan akan menetapkan standardised terms and condition untuk kelas atau konsumen yang berbeda.

Minimising the Price Leakage to increase the sales margin. Price Leakage is the unexpected leakage of selling costs caused by the unstandardised sales terms and conditions. The Company would establish standardised sales terms and conditions for each level of customers.

2. Perencanaan penjualan dan operasi 2. Sales and operation planning

 Portofolio produk  Product portfolio

Membuat portofolio produk secara segmentasi sehingga Perusahaan dapat lebih fokus menerapkan strategi penjualan dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pelanggan pada setiap segmennya.

Creating a segmented product portfolio so that the Company could pay more attention to apply the sales and services strategy to facilitate the needs of each customer per segment.

 Baseload planning  Baseload planning

Mengoptimalkan perencanaan produksi berdasarkan baseload planning.

Dengan adanya baseload planning, jumlah produksi ditetapkan berdasarkan kebutuhan pemenuhan order dari sales forecast yang lebih akurat yang disusun menggunakan program go-to-the market di atas, sehingga sangat handal dipergunakan untuk penyusunan perencanaan dan operasi yang baik dan berkelanjutan.

Optimising production planning based on baseload planning. With the baseload planning, the number of production is determined based on order fulfillment requirements derived from more accurate sales forecast which are prepared using the go-to-the market program above, so that it is very reliable to be used for the preparation of good and sustainable planning and operations.

 Production balancing  Production balancing

Melakukan production balancing untuk mencegah bottleneck. Melalui perbaikan sales forecast yang lebih akurat, production balancing dapat dilakukan lebih baik dengan meminimalkan production mismatch dan barang jadi yang berpotensi menjadi free stock.

Perform production balancing to prevent bottlenecks. Through more accurate sales forecast improvements, production balancing can be done better by minimising production mismatch and finished goods that have the potential to become free stock.

 Shipment planning  Shipment planning

Melakukan pengaturan rencana penjualan agar pengiriman dapat berjalan dengan lancar setiap hari dengan melakukan manajemen jaminan pelanggan, ketersediaan gudang pelanggan dan kesiapan armada angkutan

Arranging sales plans so that shipments can run smoothly every day by managing customer guarantees, customer warehouse availability and transport fleet readiness.