• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dan Ekuitas

E. Analisis Laporan Arus Kas Dalam Menilai Kinerja Perusahaan

2. Fleksibilitas Keuangan

Fleksibilitas Keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan jumlah kas yang memadai dalam rangka menjawab kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan bisnis yang tak terduga. Untuk menilai fleksibilitas keuangan perusahaan adalah dengan mengembangkan analisis arus kas bebas. Analisis ini dimulai dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dan berakhir pada arus kas bebas, yang dihitung sebagai kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi dikurangi pengeluaran modal dan dividen. Arus kas bebas adalah jumlah arus kas perusahaan untuk membeli investsi tambahan, melunasi hutangnya, melunsi saham treasuri, atau menaikan likuiditasnya.

Analisis Informsi Arus kas Dalam Menilai Kinerja Keuangan

Salah satu analisis keuangan dengan menggunakan informasi laporan arus kas adalah analisis rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas ini menggunakan komponen dalam laporan arus kas dan komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai informasi dalam analisis rasio.

Menurut Darsono dan Ashari (2005:91), alat analisis rasio laporan arus kas yang diperlukan untuk menilai likuiditas dan fleksibilitas kinerja keuangan perusahaan antara lain :

a. Rasio Likuiditas Arus Kas

1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

2. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)

3. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) 4. Rasio Pengeluaran Modal (PM)

5. Rasio Total Hutang (TH)

6. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

b. Rasio Fleksibilitas Arus Kas

1. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) 2. Rasio Kecukupan Arus Kas

Adapun pemaparan kedua rasio diatas adalah:

ad. 1 Rasio Likuiditas Arus Kas

1) Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas oparasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar.

Jumlah Arus Kas Operasi AKO =

Kewajiban Lancar

2) Rasio Cakupan kas Terhadap Bunga (CKB).

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi

tambah pembayaran bunga, dan pembayaran pajak dibagi pembayaran bunga

Arus Kas Operasi + Bunga + Pajak CKB =

Bunga

3) Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas opersi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah deviden kas dibagi dengan hutang lancar.

Arus Kas Operasi + Deviden Kas CKHL =

Hutang Lancar 4) Rasio Pengeluaran Modal (PM)

Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi dibagi dengan pengeluaran modal.

Arus Kas Operasi PM =

Aset Tetap 5) Rasio Total Hutang (TH)

Rasio ini menunjukan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu beberapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan

Arus Kas Operasi Total Hutang =

Total Hutang 6) Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmen (bunga, pajak, dan deviden preferen). Rasio ini diperoleh dengan laba sebelum pajak dan bunga (EBIT) dibagi bunga, Penyesuaian pajak, dan deviden preferen.

Laba sebelum pajak dan bunga CAD =

ad. 2 Rasio Fleksibilitas Arus Kas

1) Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)

Rasio ini diperoleh dari (laba bersih + beban bunga diakui dan dikapitalisasi + depresiasi dan amortissi + biaya sewa dan leasing operasi – deviden yang diumumkan – pengeluaran modal ) dibagi (biaya bunga dikapitalisasi dan diakui + biaya sewa dan leasing operasi + proporsi hutang jangka panjang + proporsi sekarang dari kewajiban leasing yang dikapitalisasi). Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang.

Lababersih+bunga+depresiasi+Sewa+Leasing+Deviden+Peng.Modal AKBB =

Biaya Bunga + Sewa + Hutang Jangka Panjang + Kewajiban Leasing 2) Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban dalam jangka 5 tahun mendatang. Rasio ini diperoleh dengan ( laba sebelum pajak dan pembayaran bunga – pembayaran pajak – pengeluaran modal) dibagi rata-rata hutang yang jatuh tempo setiap tahun selama lima tahun).

Laba sebelum pajak dan bunga – Bunga – Pajak – Aset Tetap KAK =

Rata-rata hutang lancar selama 5 tahun

Aplikasi Analisis Rasio Arus Kas

Untuk melihat aplikasi analisis terhadap laporan arus kas dalam bentuk rasio pada perusahaan, penulis akan menerapkan aplikasi analisis tersebut pada laporan arus kas PT. Makmur Sentosa dan juga disajikan neraca dan laporan laba ruginya

PT. Makmur Sentosa Neraca

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007 dan 31 Desember 2008 (dalam ribuan rupiah)

2007 2008

Aktiva

Aktiva Lancar Kas dan setara kas Investasi jangka panjang Wesel tagih

Piutang usaha

(setelah dikurangi penyisian piutang ragu-ragu sebesar RP.1.611.250.000 pada tahun 2008 Rp. 1.511.250.000 pada tahun 2007 )

Piutang lainnya Persediaan barang Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka

Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar

Piutang hubungan istimewah Investasi pada perusahaan asosiasi Aktiva tetap

(setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar RP.35.375.000.000 pada tahun 2008 dan Rp.29.100.000.000 pada tahun 2007)

Aktiva lainnya

Jumlah Aktiva Tidak Lancar Jumlah Aktiva

Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Lancar

Pinjaman jangka pendek Utang usaha

Biaya masih harus dibayar Pendapatan deterima dimuka

4.410.500 3.000.000 650.000 278.000 278.000 58.801.000 5.236.500 195.500 4.210.000 2.750.000 600.000 10.560.000 306.000 52.211.000 1.585.000 131.000 85.033.850 425.000 1.250.000 800.000 72.353.000 421.000 750.000 36.650.000 723.000 38.400.000 38.544.000 123.433.850 110.897.000 1.675.000 3.500.000

jatuh

Tempo dalam waktu satu tahun Kewajiban lancar lainnya

Jumlah Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar

Hutang pajak

Pinjaman jangka panjang Utang sewa guna usaha

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban

Ekuitas

Modal saham Rp.1.000 Modal dasar 100.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh 70.000 saham pada tahun 2008 dan 60.000 pada tahun 2007

Tambahan modal disetor

Selisih penilaian kembali aktiva tetap Saldo laba

Jumlah Ekuitas

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas

350.000 1.168.900 4.000.000 899.700 12.523.600 662.250 15.000.000 350.000 16.012.250 320.000 2.150.000 4.000.000 505.900 20.662.600 1.212.600 19.000.000 450.000 20.662.600 28.523.850 70.000.000 2.700.000 450.000 21.748.000 40.768.500 60.000.000 2.200.000 7.928.500 94.898.000 70.1128.500 123.433.850 110.897.000

PT. Makmur Sentosa Laporan Laba Rugi

Untuk tahun yang berakhir 31 desember 2007 dan 31 desember 2008 (dalam ribuan rupiah)

2008 2007

Pendapatan Usaha Pendaptan garmen Pendapatan tekstil Jumlah pendapatan usaha Biaya Pokok Penjualan

Biaya pokok penjualan garmen Biaya pokok penjualan tekstil Jumlah Biaya Pokok Penjualan Laba Kotor

Biaya Usaha Biaya pemsaran

Biaya umum dan administrasi Jumlah Biaya usaha

Laba Usaha

Penghasilan (Biaya) Lain-lain Penghasilan lain-lain

Biaya lain-lain

Jumlah Penghasilan (Biaya) lain-lain Laba Sebelum Pajak Penghasilan Taksiran Laba Penghasilan Laba dari Aktivitas Normal Pos Luar Biasa

Laba bersih Jumlah Saham Laba Per Saham

195.244.700 140.454.500 167.671.100 115.095.100 335.699.200 136.001.500 107.767.500 282.766.200 116.512.700 99.780.000 243.769.000 91.930.200 1.540.000 71.860.000 216.292.700 66.473.500 1.460.000 57.099.000 73.400.000 1.407.200 (530.600) 58.559.000 1.417.500 (257.000) 876.600 19.406.800 5.822.000 1.160.500 9.075.000 2.722.500 13.584.800 234.700 6.352.500 (124.000) 13.819.500 70.000 6.228.500 60.000 197 104

Laporan Arus Kas

Untuk tahun yang berakhir 31 Dsember 2007 dan 31 Desember 2008 (dalam ribuan rupiah)

2008 2007

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kepada :

Pemasok

Direksi dan Karyawan

Kas yang dihasilkan dari operasi Penghasilan bunga dan jasa giro Pembayaran bunga

Pembayran pajak penghasilan

Penambahan investasi jangka pendek

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

Hasil penjualan dari Aktiva tetap Penambahan untuk :

Aktiva tetap

Investasi jangka panjang

Penurunan (kenaikan) aktiva lain-lain

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Kenaikan(penurunan) pinjaman jangka pendek

Penerimaan dari tambahan penerbit saham bersih

Penambahan (pembayaran) utang jangka panjang :

Bank

Sewa guna usaha Pembayaran deviden tunai

Penurunan (kenaikan) piutang hubungan istimewah

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan 333.798.545 (196.103.470) (131.330.575) 279.326.288 (155.440.888) (113.476.400) 6.364.500 1.325.900 (523.000) (5.236.500) (250.000) 10.409.000 1.345.000 (234.000) (1.510.000) 1.680.900 225.600 (5.700.000) (500.000) (77.000) 10.010.000 (6.600.000) (200.000) (6.051.400) (1.825.000) 10.500.000 (4.000.000) (100.000) (4.000) (5.800.000) 2.000.000 (4.000.000) (100.000) (1.400.000) 4.571.000 (3.500.000) 200.500 4.210.000 710.000 3.500.000

Saldo Kas dan Setara Kas Awal Tahun Saldo Kas dan Setara Kas Akhir Tahun

a. Rasio Likuiditas Arus Kas 1) Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

Rasio ini digunakan untuk menghitung kecukupan arus kas operasi dalam membayar kewajiban jangka pendek. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Jumlah Arus Kas Operasi

AKO = Kewajiban Lancar AKO 2007 = 10.010.000.000 ` 20.105.968.400 = 0,498 AKO 2008 = 1.680.900.000 12.523.654.400 = 0.134

Dari hasil tersebut terlihat bahwa rasio arus kas opererasi untuk tahun 2007 adalah sebesar 0.948 yang berarti untuk seratus rupiah kewajiban lancar dijamin dengan 49.8 rupiah arus kas operasi. Sedangkan untuk tahun 2007, rasio arus

dijamin dengan 13.4 rupiah kas dari operasi perusahaan. Rasio tersebut menunjukan bahwa rasio arus kas operasi berada dibawah satu yang berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain. Dalam perusahaan, aktivitas normal adalah aktivitas utama yang merupakan kegiatan terus menerus. Ketidakcukupan menghasilkan arus kas dari aktivitas utama untuk membayar kewajiban dari aktivitas normal bisa mengakibatkan kebangkrutan perusahaan karena masalah terbesar dalam kebangkrutan biasanya akibat ketidakmampuan dalam membayar kewajiban jangka pendek.

2) Rasio Cakupan Kas Terhadap Bunga (CKB)

Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi ditambah pembayaran bunga dan pembayaran pajak kemudian dibagi dengan pembayaran bunga. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Arus Kas Operasi + Bunga + Pajak

CKB = Bunga CKB 2007 = 10.010.000.000 + 234.000.000 + 1.510.000.000 234.000.000 = 50,23 CKB 2008 = 1.680.900.000 + 523.000.000 +5023.500.000 523.000.000

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa rasio cakupan bunga untuk tahun 2007 adalah sebesar 14,23 yang berarti bahawa kemampuan arus kas operasi dalam menutup biaya bunga adalah 14 kali sedangkan pada tahun 2007 sebesar 50,23 kali. Rasio yang besar menunjukan bahwa arus kas operasi mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menutup biaya bunga.

3) Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)

Rasio diperoleh dengan arus kas operasi ditambah deviden kas dibagi dengan hutang lancar, rasio ini dirumuskan sebagai berikut

Arus Kas Operasi + Deviden Kas

CKHL = Hutang Lancar CKHL 2007 = 10.010.000.000 20.105.968.400 = 0,498 CKHL 2008 = 1.680.900.000 12.523.654.400 = 0.134

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai cakupan arus kas terhadap hutang lancar adalah sebesar 0,134 untuk tahun 2007 yang berarti kemampuan arus kas

tahun 2007 sebesar 0,498. Rasio yang rendah menunjukan kemampuan yang rendah dari arus kas operasi dalam menutup kewajiban lancar.

4) Rasio Pengeluaran Modal

Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi dibagi dengan pengeluaran modal. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Arus Kas Operasi PM = Aset Tetap PM 2007 = 10.010.000.000 5.600.000.000 = 1,787 PM 2008 = 1.680.900.000 5.700.000.000 = 0,259

5) Rasio Total Hutang (TH)

Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu beberapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas dari aktivitas normal perusahaan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Arus Kas Operasi Total Hutang =

TH 2007 = 10.010.000.000 40.769.477.880 = 2,2455 TH 2008 = 1.680.900.000 28.535.700.400 = 0,0589

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa rasio total hutang untuk tahun 2007 adalah sebesar 0,0589 atau sebesar 5,89 % yang berarti total hutang perusahaan yang dijamin dengan arus kas operasi bersih adalah sebesar 5,89% sedangkan untuk tahun 2007 adalah 24,55%. Rasio yang cukup rendah pada tahun 2007 menunjukan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam membayara semua kewajiban dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal perusahaan.

6) Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan Kas gumna membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak, dan deviden prefren). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Laba sebelum Pajak dan Bunga CAD =

Bunga + Penyesuaian pajak + Deviden Preferen CAD 2007 = 19.406.820.000

530.000.000 + 662.046.000

= 16,28

CAD 2008 = 9.075.031.600

234.000.000+1.212.509.480

= 6,27

Dari Perhitungan tersebut terlihat bahwa rasio cakupan arus dana untuk tahun 2008 adalah 16,28 sedangkan untuk tahun 2007 adalah sebesar 6,27. Nilai rasio sebesar 16,28 berarti bahwa kemampuan laba dalam menutup komitmen yang jatuh tempo adalah 16 kali sedangkan untuk tahun 2007 sebesar 6 kali. Rasio yang besar menunjukan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak dalam menutup komitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun. Dari dua perbandingan terlihat bahwa terjadi perbaikan dengan rasio cakupan dana.

b. Rasio Fleksibilitas Arus Kas

Dokumen terkait