• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Layanan Urusan Pilihan 1 Pertanian

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA

2010 2011 2012 2013 2014 1 Luas irigasi Kab kondisi baik (%) 45,67 46,06 52,00 67,00 68,

B. Fokus Layanan Urusan Pilihan 1 Pertanian

Luas Kabupaten Majalengka adalah 120.424 Ha, terdiri atas lahan sawah 50.334 Ha, lahan bukan sawah 48.589 Ha, dan lahan bukan pertanian

21.501 Ha. Berdasarkan data tersebut, pertanian merupakan sektor yang dominan dalam pemanfaatan lahan di Kabupaten Majalengka.

1) Tanaman Pangan dan Hortikultura

Komoditas unggulan tanaman pangan selama tahun 2010-2014 terdiri atas:

a. Padi, luas tanam pada tahun 2010 sebesar 102.596 hektar meningkat menjadi 115.423 hektar pada tahun 2014, luas panen pada tahun 2010 sebesar 103.396 hektar meningkat menjadi 105.242 hektar pada tahun 2014 dan produksi sebesar 614.390 ton pada tahun 2010 menjadi 675.712 ton pada tahun 2014. Sentra padi tersebar di Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Palasah, Jatiwangi, Dawuan, Kadipaten, Panyingkiran, Majalengka, Cigasong, Maja, Sukahaji, Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding, Kasokandel, dan Lemahsugih. b. Jagung, luas tanam pada tahun 2010 sebesar 18.938 hektar

meningkat menjadi 17.708 hektar pada tahun 2014, luas panen pada tahun 2010 sebesar 18.575 hektar meningkat menjadi 15.910 hektar pada tahun 2014 dan produksi sebesar 113.028 ton pada tahun 2010 menjadi 119.335 ton pada tahun 2014. Sentra tanaman jagung tersebar di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga, Cikijing, Maja, Bantarujeg, Lemahsugih, Majalengka, dan Malausma.

c. Kedelai, luas tanam pada tahun 2010 sebesar 2.350 hektar menurun menjadi 1.393 hektar pada tahun 2014, luas panen pada tahun 2010 sebesar 2.348 menjadi 1.339 hektar pada tahun 2014 dan produksi sebesar 2.775 ton pada tahun 2010 menjadi 1.938 ton pada tahun 2014. Penurunan luas tanam, luas panen dan produksi ini, disebabkan antara lain karena minat

petani yang kurang dan harga jual yang kurang berpihak ke petani serta banyaknya impor kedele. Sentra kedelai tersebar di Kecamatan Jatiwangi, Kasokandel, Majalengka, Panyingkiran, Cigasong, Palasah, Ligung, Kertajati dan Sukahaji.

Tabel 2.74.

Luas Tanam Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ha) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Padi 102.596 106.812 102.632 106.045 115.423 2. Jagung 18.938 17.483 18.859 15.045 17.708 3. Kedelai 2.350 1.598 1.500 517 1.393

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Tabel 2.75.

Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ha)

2010 2011 2012 2013 2014

1. Padi 103.396 98.301 101.283 107.971 105.242 2. Jagung 18.575 16.062 19.375 17.137 15.910

3. Kedelai 2.348 1.514 1.500 503 1.339

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Tabel 2.76.

Produksi Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ton) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Padi 614.390 621.296 653.692 707.038 675.712 2. Jagung 113.028 103.258 130.388 119.701 119.335 3. Kedelai 2.663 1.877 2.313 814 1.938

Adapun komoditas unggulan tanaman hortikultura khususnya sayuran terdiri atas :

a. Bawang Merah, luas tanam pada tahun 2010 seluas 2.541 hektar turun menjadi 2.491 hektar pada tahun 2014, luas panen pada tahun 2010 seluas 2.504 ha naik menjadi 2.522 hektar pada tahun 2014, dan produksi pada tahun 2010 sebesar 22.879 ton naik menjadi sebesar 30.290 ton pada tahun 2014. Penurunan luas tanam, luas panen dan produksi ini disebabkan cuaca yang kurang mendukung mempengaruhi pertumbuhan tanaman sayuran sehingga menyebabkan banyaknya serangan OPT diantaranya layu dan busuk. Selain itu adanya lonjakan harga benih yang tidak seimbang dengan harga jual bawang merah sayur sehingga banyak petani yang tidak menanam bawang merah juga ada petani yang memilih bertanam komoditas sayuran lainnya. Sentra bawang merah tersebar di Kecamatan Argapura, Banjaran, Maja, Ligung, Kertajati, Jatitujuh dan Majalengka.

b. Cabai Besar, luas tanam pada tahun 2010 seluas 1.185 ha, turun menjadi 682 hektar pada tahun 2014, luas panen sebesar 1.282 hektar pada tahun 2010 turun menjadi 756 hektar pada tahun 2014, sedangkan produksi pada tahun 2010 sebesar 4.246 ton naik menjadi sebesar 5.296 ton pada tahun 2014. Penurunan luas tanam antara lain disebabkan karena cuaca kurang yang mendukung mempengaruhi pertumbuhan tanaman sayuran, dimana tanaman cabai sangat rentan terhadap curah hujan dan kelembaban yang tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya serangan OPT diantaranya layu, busuk dan rontok buah. Sentra cabai tersebar di Kecamatan Kertajati, Ligung, Lemahsugih, Bantarujeg dan Banjaran.

c. Kentang, pada tahun 2010 luas tanam 838 hektar turun menjadi 497 hektar pada tahun 2014, dengan luas panen tahun 2010 sebesar 929 hektar turun menjadi 375 hektar pada tahun 2014, dengan produksi pada tahun 2010 sebesar 11.864 ton turun menjadi 5.178 ton pada tahun 2014. Penurunan ini disebabkan cuaca yang kurang mendukung yaitu curah hujan dan kelembaban yang tinggi, terutama di daerah pegunungan sering terjadi kabut tebal. Cuaca yang buruk tersebut mempercepat perkembangbiakan hama dan penyakit yaitu penyakit busuk daun dan umbi, serta fusarium (jamur). Sentra kentang di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga, Lemahsugih dan Cikijing.

Tabel 2.77.

Luas Tanam Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ha) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Bawang Merah 2.541 1.901 1.820 2.263 2.491 2. Cabai Besar 1.185 1.179 1.099 845 682 3. Kentang 838 502 818 487 497

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Tabel 2.78.

Luas Panen Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ha) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Bawang Merah 2.504 1.847 1.847 2.150 2.522 2. Cabai Besar 1.282 883 1.066 1.237 756 3. Kentang 929 520 578 966 375

Tabel 2.79.

Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014

1. Bawang Merah 22.879 17.868 22.312 23.683 30.290 2. Cabai Besar 4.246 10.192 9.651 11.144 5.296 3. Kentang 11.864 8.906 12.542 14.357 5.178

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Sedangkan komoditas unggulan buah-buahan terdiri atas :

a. Mangga, luas tanam pada tahun 2010 sebesar 10.362 hektar, meningkat pada tahun 2014 menjadi 10.880,52 hektar, luas panen pada tahun 2010 sebesar 2.617 hektar, meningkat menjadi 7.502,90 hektar pada tahun 2014 dan produksi pada tahun 2010 sebesar 16.431 ton menjadi 51.508,90 ton pada tahun 2014. Sentra mangga berada di Kecamatan Majalengka, Panyingkiran, Ligung dan Kertajati.

b. Durian, pada tahun 2010 luas tanam 1.795 hektar, meningkat pada tahun 2014 menjadi 2.200,79 hektar, luas panen pada tahun 2010 seluas 203 hektar, meningkat menjadi 1.565,76 hektar pada tahun 2014, dan produksi pada tahun 2010 sebesar 993 ton meningkat menjadi 5.198,30 ton pada tahun 2014. Sentra durian di Kecamatan Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding dan Sindang.

c. Jambu Biji, pada tahun 2010 luas tanam 431 hektar meningkat menjadi 611,25 hektar pada tahun 2014, luas panen pada tahun 2010 seluas 412 hektar meningkat menjadi 458,55 hektar pada tahun 2014, dan produksi pada tahun 2010 sebesar 2.817 ton meningkat menjadi 4.255,60 ton pada tahun 2014.

Tabel 2.80.

Luas Tanam Komoditas Tanaman Buah-Buahan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ha) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Mangga 10.361,51 10.495,86 10.716,35 10.845,59 10.880,52 2. Durian 1.795,47 1.916,42 2.164 2.194,50 2.200,79 3. Jambu Biji 431,09 430,11 495,10 561,56 611,25

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2015

Tabel 2.81.

Luas Panen Komoditas Tanaman Buah-buahan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ha)

2010 2011 2012 2011 2014

1. Mangga 2.616,56 5.419,31 7.515,58 7.142,94 7.502,90 2. Durian 203,44 1.031,16 1.617,38 1.569,98 1.565,76 3. Jambu Biji 412,44 526,65 378,52 379,99 458,55

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Tabel 2.82.

Produksi Komoditas Tanaman Buah-buahan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014

1. Mangga 16.431 43.279,70 48.220,30 10.242,70 51.508,90

2. Durian 939 7.355,70 8.072,20 3.196,10 5.198,30

3. Jambu Biji 2.817 4.539,00 3.817,20 3.012,60 4.255,60

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Peternakan, komoditas unggulan peternakan diantaranya adalah ternak

ayam ras pedaging, domba dan sapi potong. Pada tahun 2010 populasi ayam ras pedaging sebanyak 7.988.266 ekor meningkat menjadi 17.066.169 ekor pada tahun 2014, dengan produksi daging pada tahun 2010 mencapai 11.982,40 ton meningkat menjadi 25.599,25 ton pada

tahun 2014, populasi domba pada tahun 2010 sebanyak 345.723 ekor meningkat menjadi 645.063 ekor pada tahun 2014 dengan produksi daging pada tahun 2010 mencapai 779,61 ton meningkat menjadi 1.026,77 ton pada tahun 2014, dan populasi sapi potong pada tahun 2010 sebanyak 10.365 ekor meningkat menjadi 12.810 ekor pada tahun 2014 dengan produksi daging mencapai 2.408,05 ton pada tahun 2010 menurun menjadi 2.012,59 ton pada tahun 2014. Sentra ayam ras pedaging tersebar di Kecamatan Talaga, Cikijing, Cingambul, Malausma dan Sindang. Sentra domba tersebar di Kecamatan Jatitujuh, Kertajati dan Dawuan. Sentra sapi potong tersebar di Kecamatan Lemahsugih, Kertajati dan Majalengka.

Tabel 2.83. Populasi Peternakan

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Jenis Tahun (Ekor) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Ayam Ras Pedaging 7.988.266 8.068.185 8.406.965 15.011.898 17.066.169 2. Domba 345.723 408.650 487.959 586.413 645.063 3. Sapi Potong 10.365 11.637 12.040 12.195 12.810

Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Tabel 2.84. Produksi Peternakan

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Jenis Tahun (Ton) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Ayam Ras Pedaging 11.982,40 12.102,28 12.610,45 22.517,85 25.599,25 2. Domba 779,61 842,19 843,36 578,72 1.026,77 3. Sapi Potong 2.408,05 2.509,08 2.519,32 1.799,16 2.012,59 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Perkebunan, komoditas unggulan perkebunan diantaranya adalah Teh,

a. Teh, pada tahun 2010 luas tanam 672,31 hektar dengan produksi berupa pucuk basah sebesar 687,14 ton. Pada tahun 2014 luas tanam 672,31 hektar. Produksi the hijau pada tahun 2014 mencapai 216,33 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih, Malausma dan Rajagaluh.

b. Tembakau, pada tahun 2010 luas tanam 1.092,95 hektar dengan produksi berupa daun sebesar 4.532,14 ton dan rajangan sebesar 906,29 ton; pada tahun 2014 luas tanam 1.452,05 hektar dengan produksi berupa daun sebesar 6.820,99 ton dan rajangan sebesar 1.285,43 ton, dengan sentra di Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih.

c. Kopi, pada tahun 2010 luas tanam 801,87 hektar dan produksi sebesar 1.401,78 ton, pada tahun 2014 luas tanam menjadi 863,38 hektar dan produksi 231,43 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih dan Argapura.

d. Cengkeh, pada tahun 2010 luas tanam 1.631,35 hektar, dengan produksi olahan berupa bunga basah 1.448 ton dan minyak cengkeh 69,34 ton; pada tahun 2014 luas tanam menjadi 2.088,06 hektar, dengan produksi olahan berupa bunga basah 2.926,04 ton dan minyak cengkeh 351,30 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih, Argapura Bantarujeg dan Maja.

e. Tebu, pada tahun 2010 luas tanam 1.195,84 hektar dengan produksi olahan dalam bentuk gula putih 5.354,89 ton; pada tahun 2014 luas tanam menjadi 1.006,96 hektar dengan produksi olahan dalam bentuk gula putih 3.243,78 ton, dengan sentra di Kecamatan Kertajati, Ligung dan Leuwimunding.

Tabel 2.85.

Luas Tanam Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ha) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Teh 672,31 672,31 672,31 672,31 672,31 2. Tembakau 1.092,95 984,70 1.591 883,00 1.452,04 3. Kopi 801,87 901,87 801,97 833,37 863,38 4. Cengkeh 1.631,35 1.822,42 1.825,00 1.880,92 2.088,06 5. Tebu 1.195,84 1.228,67 1.233,19 1.212,34 1.006,96

Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan, Tahun 2015.

Tabel 2.86.

Produksi Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Komoditas Tahun (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014 1. Teh hijau 171,79 227,42 200,03 201,20 216,33 2. Tembakau - Daun - Rajangan 4.532,14 906,29 4.578,85 915,77 6.919,55 1.383,91 3.884,67 768’94 6.820,99 1.285,43 3. Kopi 1.401,78 1.362,00 1.364,48 1.365,53 231,43 4. Cengkeh - Bunga basah - Minyak cengkeh 1.447,65 69,34 999,40 87,90 3.180,45 87,90 2.986,04 87,90 2.986,04 351,30 5. Tebu 5.354,89 3.788,16 4.858,00 4.527,08 3.243,78

Sumber :Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB, dalam Perhitungan

PDRB, Sektor Pertanian teridiri dari 5 sub sektor, yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sedangkan urusan pertanian menyangkut 3 sub sektor usaha yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan dan peternakan. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dirinci berdasarkan sub sektor selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 2.87.

Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB atas dasar Harga Berlaku

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1. Sektor Pertanian 33,52 32,83 32,53 33,02 32,31 2. Sub Sekor Tanaman Bhn

Makanan

29,28 28,52 28,08 28,47 27,96

3. Sub Sektor Tanaman Perkebunan

1,05 1,04 1,09 1,04 0,98

4. Sub Sektor Peternakan 2,59 2,65 2,75 2,92 2,72

5. Sub Sektor Kehutanan 0,13 0,13 0,14 0,12 0,12

6. Sub Sektor Perikanan 0,47 0,48 0,48 0,48 0,53

Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka, Tahun 2014.

Cakupan Bina Kelompok Petani, Kabupaten Majalengka sebagai

kabupaten agribisnis sangat dipengaruhi oleh keberadaan bahan baku dan kualitas sumber daya manusia yang menjadi penentu daya saing produk agribisnis. Dari kedua komponen tersebut sumber daya manusia menjadi kunci kesuksesan atau keberhasilan pemerintah yang potensinya sebagian besar didapat dari pertanian, oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Majalengka setiap tahunnya selalu mengalokasikan kegiatan yang berbasis pada peningkatan sumber daya manusia khususnya pembinaan kelompok tani seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.88.

Cakupan Bina Kelompok Petani Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun Cakupan Bina Kelompok

Petani 1. 2010 1.971 2. 2011 2.064 3. 2012 2.320 4. 2013 2.336 5. 2014 2.503

2. Kehutanan

Hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki multifungsi bagi kehidupan manusia. Fungsi hutan sebagai penyangga air dan udara bagi ekosistem dipersyaratkan minimal 30% dari total hamparan darat (UU Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan). Luas hutan rakyat pada tahun 2010 adalah 9.622 Ha dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 12.108 Ha. Sedangkan luas lahan kritis pada tahun 2010 seluas 18.320 Ha pada tahun 2014 berkurang menjadi 9.663,69 Ha.

Komoditas unggulan kehutanan antara lain aneka kayu, dan lebah madu. Produksi kayu pada tahun 2010 tercatat 9.683,19 meter kubik turun menjadi 6.038,16 meter kubik pada tahun 2014, penurunan potensi kayu rakyat siap tebang disebabkan masa daur tanaman kayu (umur panen) yang belum mencukupi. Produksi madu pada tahun 2010 tercatat sebesar 11.564 kilogram meningkat menjadi 10.739 kilogram pada tahun 2014. Sentra kayu berada di Kecamatan Kertajati, Sukahaji, Cigasong dan Talaga, sedangkan sentra lebah madu di Kecamatan Lemahsugih, Banjaran dan Argapura.

Tabel 2.89.

Produksi Kehutanan

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Jenis

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Aneka Kayu (m3) 9.683,19 10.579 8.163,02 6.938,55 6.038,16 2. Lebah Madu (kg) 11.564 12.280 12.894 10.803 10.739 Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Majalengka pada tahun 2014 mengalami penurunan dikarenakan jumlah areal hutan produksi yang terus berkurang dan belum mampunya masyarakat mengolah bahan baku kayu menjadi bahan jadi atau setengah jadi, selain itu umur tanaman

hutan yang daurnya melebihi satu tahun, sementara perhitungan PDRB dilakukan setiap tahun.

Tabel 2.90.

Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun Kontribusi Sektor Kehutanan

Terhadap PDRB (%) 1. 2010 0,13 2. 2011 0,13 3. 2012 0,14 4. 2013 0,12 5. 2014 0,12

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

Salah satu tugas pemerintah daerah adalah memberikan ijin kepada pengusaha yang akan melaksanakan usahanya. Bidang pertambangan, masih terdapat lokasi-lokasi pertambangan yang belum berijin dan dalam dua tahun terakhir trendnya bertambah.

Tabel 2.91.

Data Luas Pertambangan Tanpa Ijin Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1. Pertambangan tanpa ijin 37 Ha 17 Ha 8 Ha 35 Ha 84 Ha

Sumber : Dinas PSDAPE Kabupaten Majalengka, 2015

Kontribusi dari sektor pertambangan di tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan dikarenakan sumber daya alam pertambangan di Kabupaten Majalengka terbatas.

Tabel 2.92.

Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian

Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB (%) 1. 2010 3,17 2. 2011 3,21 3. 2012 3,12 4. 2013 3,02 5. 2014 2,19

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

4. Pariwisata

Pariwisata Kabupaten Majalengka akan mengalami kemajuan seiring dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati. Untuk itu dilakukan terobosan pengembangan objek-objek wisata baru sebagai stimulator dan inspirasi geliat kompetitif objek-objek wisata lama yang bervariatif.

Sebaran dan potensi objek wisata di Kabupaten Majalengka antara lain : a. Wisata Alam :

Gunung Batu Tilu (Kecamatan Kasokandel), Panorama Cikebo (Kecamatan Maja), Curug Tonjong (Kecamatan Rajagaluh), Situ Janawi (Kecamatan Rajagaluh), Situ Cipanten (Kecamatan Sukahaji), Situ Cikuda (Kecamatan Sindangwangi), Panorama Bukit Alam Hejo di Asromo (Kecamatan Sindang), Panorama Talaga Herang Sindangwangi (Kecamatan Sindangwangi), Curug Muara Jaya (Kecamatan Argapura), Curug Sawer (Kecamatan Argapura), Air Terjun Cibali (Kecamatan Cingambul), Curug Emas (Kecamatan Talaga), Situ Sangiang (Kecamatan Banjaran), Situ Batu (Kecamatan Malausma), Situ Resmi (Kecamatan Argapura), Curug Cipeuteuy (Kecamatan Sindangwangi).

b. Wisata Budaya/Wisata Sejarah :

Rumah Adat Panjalin (Kecamatan Sumberjaya), Hutan Lindung Patilasan Prabu Siliwangi (Kecamatan Rajagaluh), Situ Sangiang (Kecamatan Banjaran), Museum Talaga Manggung (Kecamatan Talaga), Makam Keramat Sunan Parung (Kecamatan Banjaran), Sunan Wanaperih (Kecamatan Banjaran), dan Makam Keramat Pangeran Muhammad dan Mbah Badori/Siti Armilah (Kecamatan Majalengka).

c. Wisata Minat Khusus :

Sirkuit Gagaraji (Kecamatan Jatitujuh), Bendungan Rentang (Kecamatan Jatitujuh), Situ Cijaura (Kecamatan Kertajati), Situ Anggrahan (Kecamatan Jatitujuh), Jatiwangi Art Factory (Kecamatan Jatiwangi), Kolam Renang Tirta Indah (Kecamatan Sindangwangi), Panorama Lemahputih (Kecamatan Lemahsugih), Bumi Perkemahan Cipanten (Kecamatan Argapura), dan Wisata Paralayang Desa Sidamukti (Kecamatan Majalengka).

d. Agrowisata :

Perkebunan Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Majalengka, Panyingkiran, Kertajati, Jatitujuh, Ligung), Wisata Agrobatu (Kecamatan Sindangwangi), Bibit-bibitan (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Majalengka), Kebun The Sadarehe Desa Payung (Kecamatan Rajagaluh), Durian Sinapeul (Kecamatan Sindangwangi), Kebun The Cipasung (Kecamatan Lemahsugih), Pisang Apuy (Kecamatan Argapura), dan Jagung (Kecamatan Argapura, Banjaran, Lemahsugih).

e. Ekowisata :

Batu Luhur, Curug Baligo, Talaga Herang dan Talaga Loa (Kecamatan Sindangwangi).

f. Wisata Belanja :

Kerajinan Besi (Kecamatan Sumberjaya), Anyaman dan Renda (Kecamatan Leuwimunding, Palasah, Sindangwangi, Sukahaji, Rajagaluh), Industri Rotan (Kecamatan Sumberjaya, Leuwimunding, Sindangwangi, Rajagaluh), Industri Bola (Kecamatan Kadipaten), Kecap (Kecamatan Kadipaten, Majalengka), Jeruk Sambal (Kecamatan Palasah), Kerajinan Batik (Kecamatan Palasah), Emping Melinjo (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Sindangwangi, Talaga), Batu Alam (Kecamatan Sindangwangi), Industri Jeans (Kecamatan Cikijing), Industri Keripik (Kecamatan Cingambul).

g. Wisata Kuliner :

Depo Ikan Tawar (Kecamatan Argapura), Depo Ikan Lengkong Kulon (Kecamatan Sindangwangi).

h. Desa Wisata :

- Jeruk Sambal Desa Weragati (Kecamatan Palasah).

- Ekonomi Kreatif (JAF= Jatiwangi Art Factory) Desa Jatisura (Kecamatan Jatiwangi).

Berbagai promosi dan penataan objek wisata yang ada Kabupaten Majalengka telah dilakukan selama periode 2010-2014, hasilnya sudah mulai terlihat yaitu dengan meningkatnya kunjungan wisata.

Tabel 2.93.

Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1. Kunjungan wisata 96.639 107.375 117.509 124.918 131.164

Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

5. Kelautan dan Perikanan

Komoditas unggulan perikanan tahun 2014, diantaranya adalah ikan mas, ikan nila, gurame, dan lele. Produksi ikan mas pada tahun 2010 sebesar 1.282,08 ton meningkat menjadi 7.479,98 ton pada tahun 2014.

Sentra produksi ikan mas berada di Kecamatan Cikijing, Talaga, Argapura dan Rajagaluh. Produksi ikan nila pada tahun 2010 sebesar 2.851,02 ton menurun menjadi 2.580,99 ton pada tahun 2014 dengan sentra produksi Kecamatan Bantarujeg, Cikijing, Cingambul, Talaga, Argapura, Maja, Cigasong, Sindang, Rajagaluh, Sindangwangi dan Leuwimunding. Produksi ikan gurame pada tahun 2010 sebesar 800,67 ton menurun menjadi 665,12 ton pada tahun 2014, dengan sentra produksi Kecamatan Sindangwangi, Leuwimunding dan Palasah. Produksi ikan lele pada tahun 2010 sebesar 1.001,86 ton meningkat menjadi 1.225,06 ton pada tahun 2014, dengan sentra produksi Kecamatan Jatiwangi, Kertajati, Jatitujuh dan Ligung.

Tabel 2.94. Produksi Ikan

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Jenis Tahun (Ton) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Ikan Mas 1.282,08 1.386,31 1.185,12 1.512,61 7.479,98 2. Ikan Nila 2.851,02 1.386,31 2.993,77 3.716,22 2.580,99 3. Gurame 800,67 869,89 806,31 844,21 665,12 4. Lele 1.001,86 1.088,24 1.124,09 1.436,38 1.225,06

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, Tahun 2015.

Jumlah konsumsi ikan Kabupaten Majalengka tahun 2014 sebesar 22,30 kg/kapita/tahun, Cakupan bina kelompok nelayan di Kabupaten

Majalengka tahun 2014 adalah 127 kelompok, produksi perikanan kelompok perikanan budidaya pada tahun 2014 adalah 7.902,80 ton. Kontribusi sub sektor perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Majalengka pada tahun 2014 mengalami penurunan dikarenakan berkurangnya jumlah kolam.

Tabel 2.95.

Kontribusi Sektor Perikanan

Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB (%) 1. 2010 0,61 2. 2011 0,62 3. 2012 0,64 4. 2013 0,64 5. 2014 0,53

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

6. Perdagangan

Sejalan dengan meningkatnya kegiatan perekonomian masyarakat selama tahun 2010-2014, fasilitas perdagangan di Kabupaten Majalengka mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, antara lain bisa dilihat dengan semakin banyaknya pasar/toko swalayan milik masyarakat yang berdiri. Fasilitas perdagangan lainnya yaitu pasar Pemda sebanyak 4 unit yang kondisi fisiknya semakin membaik, dan pasar desa tercatat 33 unit pada tahun 2010 menjadi 37 unit pada tahun 2014.

Dalam perdagangan luar negeri, selama periode 2010-2014, nilai ekspor bersih cenderung meningkat sejalan kondisi perekonomian global.

Tabel 2.96.

Perkembangan Ekspor Bersih Perdagangan Kabupaten Majalengka No. Mata Uang 2010 2011 2012 2013 2014*) 1. IDR 349.384.681.763 16.023.506.691,29 21.664.737.924,12 40.232.914.778,77 501.086.093.630,72 2. USD 487.060.754,23 28.922.842,35 31.551.821,21 37.461.084,14 41.978.358,13 3. EURO 25.678.458 206.713,73 7.436.361,03 110.656,40 197.741,61

Sumber : Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka, Tahun 2015 *) Angka Sementara Yang Terdata Pada Dinas KUKM Perindag

Dalam struktur perekonomian daerah, sektor perdagangan menempati urutan ke dua setelah sektor pertanian. Adapun kontribusinya dari tahun ke tahun terhadap PDRB dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 2.97.

Kontribusi Sektor Perdagangan

Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB (%)

1. 2010 18,03

2. 2011 18,54

3. 2012 18,87

4. 2013 19,12

5. 2014 19,74

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

7. Perindustrian

Indikator pelayanan urusan pilihan dalam bidang perindustrian yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Majalengka 2014-2018 adalah cakupan bina kelompok pengrajin yang pada tahun 2013 tercatat sebesar 5,96%. Target yang ditetapkan pada tahun 2014 adalah 6,26% dan hanya terealisasi sebesar 2,35%. Selanjutnya kontribusi dan pertumbuhan sektor industri dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 2.98.

Konstribusi dan Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1. Kontribusi sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB (%)

15,58 15,58 15,53 15,10 15,24

2. Pertumbuhan Industri. (%) 9,46 8,19 8,50 8,42 5,19 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

8. Transmigrasi

Penyelenggaraan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan

pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Adapun sasaran penyelenggaraan transmigrasi adalah meningkatkan kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi, membangun kemandirian dan mewujudkan integrasi di permukiman transmigrasi sehingga ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Transmigrasi merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh Pemerintah, sejak orde baru pelaksanaan transmigrasi lebih difokuskan pada provinsi yang pertumbuhan penduduknya lebih cepat dibandingkan wilayah lainnya. Provinsi-provinsi tersebut sabagian besar yang berada di Pulau Jawa dan Bali dengan tujuan lokasi transmigrasi seperti Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irianjaya (Papua). Seiring dengan perubahan dalam tatanan kenegaraan, sejak otonomi daerah diberlakukan dengan Undang-Undang yang telah beberapa kali direvisi terakhir dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, berdampak terhadap pengembangan pelaksanaan transmigrasi khususnya antar provinsi. Sesuai data dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Kabupaten Majalengka terakhir kali adanya transmigrasi lokal Tahun 2002 yakni di Unit Pemukiman Transmigrasi Sukamaju di Desa Mekarjaya Kecamatan Kertajati.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi, transmigrasi dilaksanakan dalam bentuk: a. Transmigrasi Umum (TU);

b. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB); dan c. Transmigrasi Swakarsa Mandiri.

Bentuk pelaksanaan trasmigrasi lainnya yang mungkin dapat dilakukan oleh Pemerintah maupun Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu Transmigrasi Pemukiman Lahan Kering (TPLK).

Penyelenggaraan transmigrasi antar pulau atau antar provinsi untuk penduduk Kabupaten Majalengka kurun waktu antara 2004 sampai

dengan 2014 belum pernah dilaksanakan. Namun perlu menjadi bahan analisis yang komprehensif, jika pembangunan BIJB dan Kertajati Aerocity akan direalisasikan maka pentingnya perencanaan matang untuk transmigrasi lokal ataupun pilihan jenis lainnya harus segera diantisipasi.

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

Dokumen terkait