• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA

A. Fokus Layanan Urusan Wajib 1 Pendidikan

1. SMA/SMK/MA

2.3. GURU YANG MEMENUH

KUALIFIKASI S1/DIV 59,89 60,57 65,32 58,18 76,60 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

2. Kesehatan

Posyandu, yaitu suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam

pelayanan kesehatan masyarakat dan Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

Tujuan penyelenggaraan posyandu:

a. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu Hamil, melahirkan dan nifas).

b. Membudayakan NKKBS.

c. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

d. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak-anak sejak usia dini, merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang meliputi peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak. Pengalaman empirik di beberapa tempat menunjukan, bahwa strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak seperti itu, dapat dilakukan pada posyandu.

Karena posyandu merupakan wadah peranserta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini, dapat dilakukan di setiap posyandu.

Terkait dengan hal tersebut di atas perlu dilakukan analisis rasio posyandu terhadap jumlah balita dalam upaya peningkatan fasilitasi pelayanan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan, dan agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan dan atau ditingkatkan.

Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan idealnya satu posyandu melayani 100 balita. Data rasio posyandu dapat dilihat pada tabel 2.33. sebagai berikut :

Tabel 2.33.

Perkembangan Rasio Posyandu di Kabupaten Majalengka

No. Tahun Jumlah

Posyandu

Jumlah Balita (Jiwa)

Rasio Posyandu Per 1000 Balita 1. 2010 1.416 96.396 15 2. 2011 1.418 125.171 14 3. 2012 1.442 125.672 11 4. 2013 1.446 100.366 14,4 5. 2014 1.153 103.191 14,08

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2015

Rumah Sakit, Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44

tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksud rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan. Di Kabupaten Majalengka terdapat 2 (dua) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yaitu RSUD Majalengka dan RSUD Cideres, serta 32 Puskesmas dan 72 Pustu yang tersebar di 26 kecamatan.

Tabel 2.34.

Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas dan Pustu Tahun 2014

No. Kecamatan Jumlah

Rumah Sakit Puskesmas Pustu

1. Lemahsugih - 2 5

2. Bantarujeg - 1 3

3. Malausma - 1 4

No. Kecamatan Jumlah

Rumah Sakit Puskesmas Pustu

5. Cingambul - 1 5 6. Talaga - 1 3 7. Banjaran - 1 3 8. Argapura - 1 3 9. Maja - 1 6 10. Majalengka 1 2 2 11. Cigasong - 1 1 12. Sukahaji - 2 1 13. Rajagaluh - 1 3 14. Sindangwangi - 1 2 15. Sindang - 1 - 16. Leuwimunding - 1 2 17. Palasah - 1 3 18. Jatiwangi - 2 3 19. Dawuan 1 1 1 20. Kasokandel - 1 1 21. Panyingkiran - 1 1 22. Kadipaten - 1 2 23. Kertajati - 2 6 24. Jatitujuh - 2 2 25. Ligung - 1 5 26. Sumberjaya - 1 3 Jumlah 2 32 72

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

Pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka dapat diukur berdasarkan indikator kinerja aspek pelayanan umum diantaranya berupa rasio puskesmas, poliklinik, dan pustu persatuan penduduk. Data tersebut dalam kurun waktu 2010-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 2.35.

Rasio dan Cakupan Puskesmas, Poliklinik dan Pustu

No. Aspek Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014*)

1. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

2. Cakupan puskesmas 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 3. Cakupan puskesmas

pembantu

0,22 0,21 0,21 0,21 0,21

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka *) Angka Estimasi

Sementara itu, untuk pemenuhan tenaga medik di Kabupaten Majalengka per satuan penduduk, sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 rasionya masih tetap sebesar 0,10 persen. Pemenuhan tenaga medik untuk dokter umum dan dokter gigi di pelayanan primer sangat berpengaruh pula terhadap pemenuhan SDM kesehatan yang dipersyaratkan oleh BPJS, sehingga berdampak pada besarnya kapitasi yang diterima oleh setiap puskesmas. Sedangkan kebutuhan tenaga medik di RSUD Cideres dan RSUD Majalengka lebih terfokus pada pemenuhan dokter spesialis dibeberapa spesifikasi.

Tabel 2.36. Rasio Tenaga Medik

No. Aspek Indikator

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014*)

1. Rasio dokter per satuan penduduk

0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka

*) Angka Estimasi

Jumah dokter umum dan dokter gigi yang tersebar di 32 Puskesmas dirinci pada tabel di bawah.

Tabel 2.37.

Jumlah Dokter Umum dan Dokter Gigi Menurut Kecamatan Tahun 2014

No. Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi

1. Lemahsugih 5 - 2. Bantarujeg 2 - 3. Malausma 2 - 4. Cikijing 2 1 5. Cingambul 2 - 6. Talaga 3 1 7. Banjaran 2 -

No. Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi 8. Argapura 2 - 9. Maja 4 1 10. Majalengka 5 2 11. Cigasong 2 1 12. Sukahaji 4 - 13. Rajagaluh 4 1 14. Sindangwangi 2 - 15. Sindang 2 - 16. Leuwimunding 3 1 17. Pasalah 2 1 18. Jatiwangi 5 1 19. Dawuan 3 - 20. Kasokandel 2 1 21. Panyingkiran 2 1 22. Kadipaten 2 1 23. Kertajati 4 - 24. Jatitujuh 4 1 25. Ligung 2 1 26. Sumberjaya 4 1 Jumlah 76 16

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

Komplikasi Kebidanan yang ditangani, perhatian khusus Pemerintah

Kabupaten Majalengka untuk menekan kematian ibu dan kematian bayi salah satunya berusaha memperluas pelayanan cakupan komplikasi kebidanan yang harus ditangani. Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Kaitannya dengan tingkat pelayanan kesehatan ibu hamil perlu diantisipasi berbagai komplikasi kebidanan yang harus dapat ditangani sehingga berpengaruh pada tingkat keselamatan ibu dan anak yang dilahirkan. Berdasarkan data

yang diperoleh, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani digambarkan pada tabel 2.38. sebagai berikut :

Tabel 2.38.

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun Cakupan Komplikasi Kebidanan

Yang Ditangani (%) 1. 2010 76,80 2. 2011 92,30 3. 2012 123,18 4. 2013 121,2 5. 2014 103,01

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

Data menunjukkan bahwa cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani memperlihatkan trend peningkatan. Target SPM sebesar 80% telah terlampaui semenjak tahun 2011. Target capaian tahun 2014 sebesar 100% pun telah dapat dilampaui.

Pertolongan Persalinan, Guna meningkatkan IPM, khususnya yang

terkait erat dengan indeks kesehatan diantaranya perlu perhatian terhadap pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, capainnya sebagaimana pada Tabel 2.39. berikut:

Tabel 2.39.

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Kompetensi

Kebidanan (%) 1. 2010 86,18 2. 2011 85,70 3. 2012 91,44 4. 2013 94,75 5. 2014 87,66

Sebagaimana terlihat pada data diatas bahwa pada tahun 2014 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Majalengka terealisasi sebesar 87,66% dari target 90% sehingga perlu upaya yang lebih besar lagi pada tahun 2015 agar target yang telah ditetapkan bisa terpenuhi.

Cakupan Universal Child Imunization (UCI). Pemerintah Kabupaten

Majalengka secara berkesinambungan terus menggalakan pelaksanaan imunisasi. Kegiatan imunisasi tersebut bukanlah hal baru dalam dunia kesehatan di Indonesia, namun perlu disadari masih banyak masyarakat atau orang tua yang belum memahami secara utuh tetang pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita. Kemungkinan penyebabnya dikarenakan masih adanya pandangan di masyarakat yang menganggap adanya efek kurang baik jika diimunisasi atau mitos lainnya. Manfaat dari imunisasi bagi bayi untuk mencegah bayi terjangkit penyakit baru yang menular dan mematikan serta penyakit infeksi masih menjadi masalah di Indonesia.

Tabel 2.40.

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child

Imunization (UCI) (%) 1. 2010 86,53 2. 2011 86,31 3. 2012 91,10 4. 2013 95,33 5. 2014 94,46

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2015

Di Kabupaten Majalengka Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) selama periode 2010-2014 cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan imunisasi semakin meningkat. Namun demikian masih diperlukan upaya lebih agar target

bisa tercapai, karena pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan 96,21 hanya terealisasi sebesar 94,46%.

Balita Gizi Buruk, Golden age rentang usianya 0-5 tahun sangat

membutuhkan asupan gizi yang baik bagi tumbuh kembangnya anak. Oleh karena itu, deteksi dini bagi kasus gizi buruk harus dilakukan secara kontinyu. Balita yang mengalami gizi buruk itu pertumbuhannya tidak seimbang dengan usia balita yang wajar. Pertumbuhan mereka lambat, bahkan berat badannya jauh dari berat ideal, selain itu ciri-ciri dan indikasi lainnya adalah kepala membesar dan perut buncit, badan terlihat kurus, kering, dan tulangnya kelihatan (stunting) yang disebabkan tubuh tidak menerima asupan gizi seimbang. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan di Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 telah mencapai 100% sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah. Jejak rekam cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan di Kabupaten Majalengka sebagaimana tertuang dalam tabel 2.41. berikut :

Tabel 2.41.

Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat

Perawatan (%) 1. 2010 4,35 2. 2011 100,00 3. 2012 100,00 4. 2013 100,00 5. 2014 100,00

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Taun 2015.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA, Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa dimana Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Indonesia

menduduki negara terbesar ketiga di dunia dalam masalah penyakit TBC ini. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA tahun 2014 telah melampaui target yang ditetapkan, data selengkapnya dapat diamati pada tabel dibawah.

Tabel 2.42.

Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Penyakit TBC

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Cakupan penemuan baru

(%) 98,64 80,55

87,80 96,60 113,6

2. Pengobatan penderita

penyakit TBC (Jiwa) - 471 1.121 1.267 1.440

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD. Penyebab kematian penduduk dapat diakibatkan karena penyakit demam berdarah (DBD). Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah. Tingkat pencegahan agar tidak timbulnya penyakit DBD telah banyak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka. Adapun data penanganan penderita DBD di Kabupaten Majalengka tertuang dalam tabel berikut :

Tabel 2.43.

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun Cakupan Penemuan dan Penanganan

Penderita Penyakit DBD (%) 1. 2010 100,00 2. 2011 100,00 3. 2012 100,00 4. 2013 100,00 5. 2014 100,00

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

Berdasarkan data di atas, cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun 2010 sampai dengan 2014 mencapai 100%.

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat

miskin, selain melayani pasien umum, pelayanan kesehatan rujukan

juga menangani pasen dari keluarga miskin. Selama periode 2010-2013, persentase keluarga miskin yang ditangani dapat dilihat pada tabel 2.44. sebagai berikut :

Tabel 2.44.

Persentase Pasien Miskin yang Ditangani Kabupaten Majalengka

No. Tahun Pesentase Penanganan Pasien Keluarga

Miskin 1. 2010 16,82 2. 2011 2,30 3. 2012 5,26 4. 2013 39,13 5. 2014 168.647

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2015

Kunjungan Bayi. Kunjungan bayi di Kabupaten Majalengka pada

Puskesmas-puskesmas yang tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka angkanya cenderung naik turun. Namun demikian pada

tahun 2014 realisasinya telah melampaui target yang telah ditetapkan. Secara rinci data tersebut dapat kami sampaikan pada tabel berikut:

Tabel 2.45.

Cakupan Kunjungan Bayi

Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No. Tahun Cakupan Kunjungan Bayi (%)

1. 2010 101,22

2. 2011 80,83

3. 2012 94,82

4. 2013 112,5

5. 2014 107,53

Sumber : Dinasl Kesehatan Kabupaten Majalengka, Tahun 2015.

Dokumen terkait