• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Unit Pertokoan

4.6. Strategi Pengembangan Pemasaran

4.6.4. Formulasi Strategi

Dalam merumuskan dan menetapkan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh Kopdit Angkara, maka terlebih dahulu dibuat matriks SWOT sebagaimana terlihat pada Tabel 37.

SKOR

TERTIMBANG FAKTOR EKSTERNAL

SKOR TERTIMBANG FAKTOR INTERNAL

3,0 s/d 4,0 2,0 s/d ,99 1,0 s/d 1,99 3,0 s/d 4,0 2,0 s/d 2,99 1,0 s/d 1,99 3,0 2,0 1,0 4,0 3,0 2,0 1,0

Tabel 37. Matriks SWOT IFAS

EFAS

KEKUATAN (Strengths)

1. Peran SDM Pemasaran yang Baik

2. Sistem pemasaran yang baik 3. Image Masyarakat Tidak Jelek 4. Kualitas Produk

5. Sistem Manajemen Koperasi

6. Sistem Manajemen Keuangan yang baik 7. Kesediaan Tenaga Kerja

8. Kecanggihan Sarana Teknologi

9. Peran Kantor sebagai tempat pemasaran dan tujuan pasar

10. Keahlian pegawai menghadapi persaingan 11. Sumber keuangan kuat

12. Kemampuan pegawai menghadapi

persaingan

13. Produk diminati konsumen

KELEMAHAN (Weakness) 1. Stabilitas Volume Produksi tidak bersifat

konstan atau penuh dinamika tidak dapat diprediksi

2. Biaya Operasi yang Besar

3. SDM produksi yang belum mampu

memenuhi standar kinerja 4. Posisi Persaingan Tidak Sehat 5. Sistem promosi belum berkelanjutan 6. Sistem pengemasan belum baik 7. Struktur organisasi belum sesuai dengan

kebutuhan koperasi

8. Manajemen organisasi belum profesional 9. Bentuk insentif yang diberikan kepada

karyawan belum sesuai standar insentif pada umumnya

PELUANG ( Opportunities)

1. Permintaan Komoditi Hasil Laut di Pasar

2. Peran Pemerintah dalam Pengamanan Asset di Laut 3. Tanggungjawab sosial koperasi

terhadap karyawan dan masyarakat 4. Koperasi dapat melakukan

diversifikasi produk

5. Standar konsumen pasar sesuai kemampuan perusahaan 6. Laju pertumbuhan penduduk

tempat tujuan pasar

7. Kemudahan dalam memasarkan

komoditi laut

8. Laju pertumbuhan masyarakat sekitar

9. Kekuatan tawar menawar pemasok 10.Tersedianya teknologi dan

informasi bagi koperasi

Strategi SO

a. Optimalkan peran SDM untuk meningkatkan pemasaran produk di pasar sasaran. (S1-O1) b. Tingkatkan kontinuitas dan kelancaran

distribusi (S2-O2)

c. Pertahankan image atau citra positif yang telah dan melekat erat di benak konsumen (S3-O3) d. Perluas pangsa pasar dengan sistem distribusi

yang handal dan optimalisasi citra (S4-O4) e. Jalin manajemen rantai pasokan secara terpadu,

agar terjalin tercipta kerjasama jangka panjang menguntungkan (S1-O9)

f. Tingkatkan image produk di tengah masyarakat, agar konsumen mempercayai eksistensi dari koperasi (S3-O10)

g. Berdayakan SDM dalam memanfaatkan

kemudahan pemasaran komoditas laut (S7-07) h. Optimalkan keberadaan kantor mengantisipasi tren permintaan produk sebagai konsekueensi laju pertumbuhan penduduk (S9-08) i. Tingkatkan kompetensi SDM dalam

menghadapi tren permintaan komoditas hasil laut (S12-O1)

Strategi WO

a. Gunakan promosi word of mouth atau promosi melalui referensi dalam menginformasikan keunggulan produk (W1-O6)

b. Gunakan SDM lokal, selain untuk mengurangi biaya operasi juga untuk mengantisipasi kesenjangan atau gap di bidang kesejahteraan ekonomi (W2-O1) c. Tingkatkan nilai tambah produk

(product value added) agar dapat bertahan dalam kondisi persaingan yang tidak sehat (W4-O7)

d. Tingkatkan intensitas promosi secara berkesinambungan sehingga mampu menopang penjualan produk (W5-O1) e. Kualitas produk harus senantiasa

didukung dengan pengemasan produk yang baik (W6-O10)

f. Ciptakan kualitas pelayanan yang prima bagi terciptanya kepuasan dan loyalitas konsumen (W8-O5)

ANCAMAN (Threath) 1. Turunnya harga akibat persaingan

tidak sehat

2. Adanya isu komoditi hasil laut dipasarkan di luar negeri 3. Pengaruh iklim dan cuaca 4. Lemahnya loyalitas konsumen 5. Meningkatnya biaya transportasi

antar negara

6. Sulitnya mencari alternatif pasar 7. Penerapan retribusi tangkapan yang

tinggi

8. Berkurangnya daya lingkungan terhadap pasokan bahan baku 9. Kebijakan stabilitas politik dan

keamanan di Indonesia tidak menentu

10.Isu pemasaran target internasional

Strategi ST

a. Bangun kerjasama dengan perusahaan lain dalam hal memperluas pasar, transportasi, menghadapi persaingan (S5-T2) b. Ciptakan persaingan harga secara sehat

berdasar harga pasar (S6-T1)

c. Adaptasi teknologi sebagai antisipasi iklim dan cuaca (S8-T3)

d. Bangun bisnis intelijen handal terkait dengan lingkungan pemasaran, iklim dan kebijakan pemerintah. (S10-T6)

e. Tingkatkan kualitas produk mengacu pada standar mutu internasional (S10-T10) f. Memperhatikan seksama perkembangan

dinamika politik yang terjadi di Indonesia, khususnya di Maluku Tenggara (S10-T9) g. Alokasikan dana taktis untuk menghadapi

fluktuasi biaya transportasi (S11-T5) h. Tingkatkan efisiensi produksi agar produk

yang diminati memiliki harga jual sesuai harga pasar meski tarif retribusi tinggi (S13-T7)

Strategi WT

a. Perkuat pemasaran di pasar lokal dengan penetrasi pasar secara intensif, sebagai langkah antisipasi/preventif hilangnya keunggulan bersaing (W3-T1) b. Berikan insentif yang memadai secara

relatif, agar SDM mampu

mengembangkan pemasaran dan mencari alternatif produk unggulan komoditi hasil laut lainnya (W9-T4)

c. Lakukan efisiensi dengan

mengoptimalkan kapasitas produksi yang tersedia dan dapat digunakan (W2-T1) d. Lakukan restrukturisasi organisasi yang

lebih mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan organisasi.(W8-T1) e. Transparansi mekanisme

kompensasi/insentif bagi anggota, untuk meminimalisir potensi konflik (W8-T4)

Berdasarkan matriks SWOT Kopdit Angkara di atas maka dapat diambil 4 (empat) set kemungkinan alternatif strategi. Hal ini sebagaimana sebagai dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Alternatif Strategi Pertama – Strategi SO

Strategi ini merupakan kombinasi antara menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang dimiliki oleh Kopdit Angkara, yaitu terdiri dari:

a. Optimalisasi peran SDM untuk meningkatkan pemasaran produk di pasar sasaran.

Strategi ini merupakan upaya mengoptimalkan SDM yang berkeahlian dan berkemampuan dalam memasarkan produk sehingga pangsa pasar yang masih terbuka luas dapat digarap seoptimal mungkin. Peran SDM tersebut akan optimal dengan menempatkannya pada posisinya masing-masing sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.

b. Perluasan pangsa pasar dengan sistem distribusi yang handal. Keahlian dan

kemampuan SDM dalam memasarkan produk hendaknya dapat diarahkan untuk memperkuat saluran distribusi dan sistemnya. Suatu produk dengan kualitas yang bagus jika tidak mudah ditemukan oleh konsumen saat hendak mengkonsumsi tidak akan memberikan implikasi optimal terhadap omset penjualan suatu produk. Untuk memaksimalkannya, dibutuhkan saluran distibusi optimal, sehingga produk senantiasa tersedia saat konsumen membutuhkannya. Karena itu, hendaknya Kopdit Angkara mampu menciptakan sistem distribusi yang handal agar perluasan pangsa pasar dapat terwujud, mengingat potensi pasar yang begitu besar.

c. Tingkatkan image produk di tengah masyarakat. Adanya kondisi yang menggambarkan

image yang tidak jelek di tengah masyarakat menunjukkan bahwa produk yang dipasarkan sudah diterima secara baik oleh masyarakat sebagai konsumen. Hal ini

tidak bisa dibiarkan pada kondisi seadanya seperti yang terbangun sebelumnya. Image

produk perlu di-maintenance agar terus berkembang dan kuat di benak konsumen.

Strategi ini perlu dilakukan, mengingat masyarakat yang menjadi konsumen atas produk dimaksud terus berkembang dan bertambah, bahkan bisa jadi berganti.

2. Alternatif Strategi Kedua – Strategi WO

Strategi Kedua dibentuk dengan mengkombinasikan antara menyadari dan menutup kelemahan serta memanfaatkan peluang yang bisa diakses oleh Kopdit Angkara, yaitu antara lain:

a. Gunakan SDM lokal untuk mengurangi biaya operasi. Tingginya biaya operasi di

tengah persaingan yang terkadang tidak sehat menuntut operasional bisnis dapat dilaksanakan dengan melakukan penghematan pada beberapa hal. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah menggunakan SDM lokal yang mampu menghemat biaya operasi SDM, ini tentu akan berpengaruh terhadap biaya operasi dan stabilitas produksi. Bahan baku impor akan relatif sulit diperoleh bahkan bisa terancam tidak memperoleh pasokan mengingat jalur yang dipergunakan begitu panjang. Demikian pula dengan SDM Impor akan memerlukan persyaratan dan birokrasi yang rumit dan panjang.

b. Tingkatkan intensitas promosi sehingga mampu menopang penjualan produk. Produk

dengan kualitas yang baik dan bagus akan dikonsumsi oleh banyak konsumen jika konsumen telah mengenal dan mengetahui sebelumnya. Untuk dapat menciptakan kondisi seperti dan terwujudnya permintaan akan produk dari para konsumen maka perlu dilakukan strategi promosi untuk mengenalkan dan memasarkan produk yang dihasilkan. Hal ini menjadi mutlak dilakukan mengingat pangsa pasar yang begitu besar dan terus berkembang.

c. Kualitas produk harus didukung dengan pengemasan produk yang baik. Nelayan yang

tergabung dalam Kopdit Angkara mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas baik. Produk berkualitas tersebut membuat konsumen tertarik untuk mengkonsumsi dan melakukan proses pembelian. Perusahaan harus menyadari bahwa kualitas produk tersebut harus didukung oleh pengemasan yang dapat mempertahankan produk tetap berkualitas dalam jangka waktu yang lebih panjang di samping terciptanya kemudahan dalam pengiriman dan penyimpanan sampai produk ke tangan konsumen untuk dikonsumsi. Proses pengemasan ini tentu dapat dilakukan para nelayan mengingat kemampuan dan keahlian mereka yang cukup baik.

3. Alternatif Strategi Ketiga – Strategi ST

Strategi Ketiga dirumuskan dengan melakukan antara menggunakan kekuatan dan menghadapi ancaman atau tantangan dari pihak eksternal, yaitu antara lain :

a. Membangun kerjasama dengan perusahaan lain untuk memperluas pasar, transportasi,

dan menghadapi persaingan. Ancaman eksternal yang muncul dan senantiasa merongrong bisnis akan mudah teratasi jika dilakukan penggabungan kekuatan dari pelaku bisnis sejenis. Penggabungan kekuatan melalui kerjasama antara koperasi atau pelaku bisnis sejenis sehingga persaingan dapat teratasi, perluasan pasar dapat diwujudkan, biaya transportasi dapat direduksi dan kondisi lainnya yang tidak menciptakan kondisi bisnis yang lebih sulit dibandingkan sebelumnya.

b. Membangun bisnis intelijen handal terkait dengan lingkungan pemasaran, iklim dan

kebijakan pemerintah. Bisnis dapat berjalan dan meraih sukses jika disertai dengan informasi yang memadai. Informasi mengenai kondisi pasar dan pemasaran akan diperoleh jika bisnis memiliki mekanisme intelijen bisnis yang baik. Antisipasi atas resiko bisnis dapat dilakukan jika para nelayan dan koperasi memiliki banyak informasi tentang pangsa pasar, selera konsumen, kondisi iklim atau cuaca, kebijakan pemerintah dan perundangannya, tingkat persaingan dan sebagainya.

4. Alternatif Strategi Keempat – Strategi WT

Strategi Keempat dihasillkan dengan merumuskan kelemahan yang ada dan memperhatikan ancaman yang muncul dari pihak eksternal, yakni sebagai berikut:

a. Memperkuat pemasaran di pasar lokal sebagai antisipasi hilangnya keunggulan

bersaing, akibat munculnya ancaman dari eksternal atau semakin melemahnya kondisi internal perusahaan. Salah satu ancaman yang cukup berat adalah adanya persaingan yang tidak sehat. Untuk mengantisipasinya, bisnis dapat melakukan proses pemasaran di pasar lokal. Hal ini dilakukan agar bisnis tidak hanya mengandalkan pasar ekspor sebagai satu-satunya tujuan pemasaran produk. Pasar ekspor relatif mudah berubah dan mengancam keberlangsungan usaha. Berbeda dengan pasar lokal, Kopdit Angkara relatif akan memiliki akses dan kemudahan untuk mengelola dan menggarapnya sebagai pasar tujuan. Alasan ini pun diperkuat dengan adanya kondisi pasar lokal yang relatif cukup besar dan belum optimal tergarap.

b. Berikan insentif yang memadai agar SDM mampu melakukan pengembangan pemasaran dan mencari alternatif produk. Rendahnya insentif yang diterima karyawan bisa saja menyebabkan rendahnya kinerja mereka dalam melakukan proses produksi, proses pemasaran dan pencarian alternatif produk. Hal ini akan memperburuk bisnis jika semakin banyak kelemahan yang dimiliki. Agar para karyawan dapat bekerja secara optimal dan bersedia mencurahkan segala kemampuannya, hendaknya Kopdit

Angkara mampu memberikan dan meningkatkan insentif bagi para karyawan.

Pemberian insentif yang memadai ini bisa menjadi investasi bagi usaha yang dijalankan dan implikasi yang diperolehnya adalah berupa kinerja para karyawan yang optimal dan pada akhirnya usaha dapat dijalankan dengan baik dan menghasilkan laba yang maksimal pula.

Alternatif strategi pemasaran terbaik yang dapat dipilih oleh Kopdit Angkara adalah dengan mengkombinasikan kelemahan dan peluang yang ada. Strateginya adalah dengan menggunakan sumber daya manusia (SDM) lokal dalam operasional koperasi, agar dapat mengurangi atau meminimalisir biaya operasional. Selain itu, penggunaan SDM lokal juga akan dapat mengantisipasi kesenjangan dan kecemburuan sosial, antara penduduk pribumi dengan pendatang. Apabila SDM lokal masih belum memenuhi kompetensi standar yang dibutuhkan oleh Kopdit Angkara, maka diperlukan adanya partisipasi dari stakeholder agar dapat dilakukan pendidikan dan pelatihan.

Selain itu Kopdit Angkara juga perlu meningkatkan intensitas promosinya sehingga mampu menopang penjualan produk. Salah satu caranya adalah dengan

berfokus pada bauran promosi word of mouth dalam menginformasikan keunggulan

produk. Diharapkan dengan implementasi strategi ini, maka nelayan anggota koperasi akan mempromosikan keunggulan koperasi dan produknya kepada pihak lain tanpa diminta. Promosi yang baik perlu didukung pula dengan menciptakan kualitas pelayanan yang prima bagi konsumen, diharapkan berdampak pada kepuasan dan loyalitas pelanggan. Terkait dengan implementasi tersebut, kualitas produk juga harus senantiasa terjaga dan didukung dengan pengemasan produk yang baik.