• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

4.1.2 Kondisi Musim, Curah Hujan dan Suhu

Berdasarkan data BPS Maluku Tenggara (2010) keadaan musim Timur berlangsung dari bulan April sampai dengan Oktober. Musim ini adalah musim kemarau. Musim Barat berlangsung dari bulan Oktober sampai dengan Februari.Musim hujan pada bulan Desember sampai dengan Februari. Bulan Oktober sampai dengan Maret bertiup angin Barat Laut. Musim Pancaroba berlangsung bulan Maret /April dan Oktober/Nopember. Bulan April sampai dengan Oktober, bertiup angin Timur Tenggara, angin kencang bertiup pada bulan Januari dan Februari diikuti dengan hujan deras. Bulan April sampai dengan September bertiup angin Timur Tenggara dan Selatan. Bulan Oktober sampai dengan Maret bertiup angin Barat Laut. Curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm per tahun terdapat di Pulau Kei Kecil, sedangkan di Pulau Kei Besar diatas 3.000 mm per tahun. Tahun 2009 curah hujan di Kabupaten Maluku Tenggara secara keseluruhan adalah 2.615 mm pertahun atau rata-rata 217,91 mm per bulan dengan jumlah hari hujan sebanyak 193 hari atau rata-rata 16,1 hari hujan per bulan. Suhu rata-rata untuk tahun 2009 sesuai data dari Stasiun Meteorologi Dumatubun Langgur adalah 27,50 ºC dengan suhu minimum 22,20 ºC dan maksimum 32,50 ºC. Kelembaban rata-rata 83,30%, penyinaran matahari rata-rata 66,30% dan tekanan udara rata-rata 1.010,20 milibar. Variasi ekstrim curah hujan berhubungan dengan sistem angin musim.Musim kering (Musim Timur) berlangsung dari bulan Juli sampai dengan Oktober dimana angin bertiup dari Timur Tenggara ke Utara Barat Laut. Musim hujan (Musim Barat) berlangsung dari Desember sampai dengan Maret, di mana angin bertiup dari Utara Barat Lautke Timur Tenggara. Pola angin lokal juga berpengaruh memodifikasi pola umum tersebut. Selama periode transisi, April sampai dengan Juli dan Nopember, komponen angin tidak menentu. Gambar 5 dan Gambar 6, terlihat bahwa curah hujan tertinggi (597 mm) maupun hari hujan terbanyak (24 hari) terjadi pada bulan April. Suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Nopember (290C), sedangkan Oktober merupakan bulan yang mengalami penyinaran matahari terpanjang.

Sumber: BPS Maluku Tenggara (2010)

Gambar 5. Diagram sebaran curah hujan di daerah penelitian

Sumber: BPS Maluku Tenggara (2010)

Gambar 6. Diagram Sebaran Hari Hujan di daerah Peneliti 4.1.3 Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Penyebaran penduduk tidak merata pada setiap wilayah di Kabupaten Maluku Tenggara yang berpengaruh terhadap jalannya pembangunan pada wilayah tersebut. Hal ini terjadi karena tidak memperhatikan faktor kebutuhan maka dampaknya bisa menimbulkan kesenjangan pembangunan antar wilayah di Kabupaten Maluku Tenggara dan ujung-ujungnya mengarah kepada keterisolasian. Umumnya di suatu daerah pada pusat

kota, sebaran penduduk yang lebih banyak dibandingkan wilayah lain. Hal ini terjadi pula di wilayah Kei Kecil sebagai pusat kota di Kabupaten Maluku Tenggara. Sebaran dan kepadatan penduduk di Kabupaten Maluku Tenggara dapat disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk per km Kecamatan 2 Luas (km²) Jumlah penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk per km² Kei kecil 1.167,69 39.400 35

Kei Kecil Barat 426,70 6.280 15

Kei Kecil Timur 547,04 11.137 20

Kei Besar 1.272,05 26.896 21

Kei Besar Utara Timur 721,86 11.905 16

Kei Besar Selatan 540,67 9.463 18

Jumlah 4.676,00 105.081 21,66

Sumber: Data Bappeda, Kabupaten Maluku Tenggara (2010).

Pada Tabel 11, terlihat bahwa sebaran penduduk terbesar ada di Kecamatan Kei Kecil. Tingginya sebaran penduduk di Kecamatan Kei Kecil merupakan konsekuensi dari keberadaannya sebagai pusat pemerintahan, politik, sosial budaya, pendidikan dan perekonomian, sehingga dijadikan daerah tujuan berbagai lapisan masyarakat. Sementara itu, jika jumlah penduduk dikaitkan dengan luas wilayah, maka akan terlihat kepadatan penduduk pada wilayah tersebut. Kepadatan penduduk berhubungan erat dengan daya

dukung (carrying capacity) wilayah. Wilayah kecamatan yang kepadatan penduduknya

tinggi adalah Kecamatan Kei Kecil yang mencapai 35 per km2 yang berarti setiap 1 (satu)

km2 didiami sekitar 35 jiwa. Kepadatan penduduk berikutnya yaitu Kecamatan Kei Besar

dengan tingkat kepadatan 21 per km2.

Bila dilihat dari jenis kelamin, maka secara umum jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Maluku Tenggara lebih banyak daripada laki-laki dengan sex rasio sebesar 96,90 artinya diantara 100 orang perempuan terdapat 97 orang laki-laki. Jika dilihat menurut kecamatan terlihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada laki-laki, hal dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

Kecamatan Jumlah Penduduk (%)

Laki-Laki Perempuan

(1) (2) (3)

Kei Kecil 49.32 50.68

Kei Kecil Barat 50.37 49.63

Kei Kecil Timur 49.42 50.58

Kei Besar 48.79 51.21

Kei Besar Utara Timur 49.40 50.60

Kei Besar Selatan 48.50 51.50

2010 49.21 50.79

2009 49.23 50.77

2008 49,22 50,78

2007 49,23 50,77

Sumber: BPS Maluku Tenggara (2010).

Selanjutnya jumlah penduduk yang dikelompokkan dalam usia produktif dan tidak produktif. Mereka dikatakan produktif yaitu mereka yang usianya berkisar antara 15-64 tahun. Kenapa demikian? Karena diasumsikan pada kelompok usia demikian, seseorang sudah ‘bisa terlibat’ dalam dunia kerja/usaha. Sedangkan mereka yang berusia kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64 tahun dianggap belum/tidak produktif lagi. Ibarat sebuah rumah tangga, makin banyak anggota rumah tangga bekerja makin ringan beban yang harus dipikulnya dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Demikian pulau suatu wilayah, bila didalamnya terdapat banyak penduduk yang produktif, maka makin berkurang tanggungannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dapat terlihat struktur umur penduduk. Struktur umur penduduk Kabupaten Maluku Tenggara tergolong muda karena proporsi penduduk berumur kurang dari 15 tahun masih cukup tinggi. Akibatnya rasio

beban ketergantungan (dependency ratio) di Kabupaten Maluku Tenggara masih tinggi.

Rasio beban ketergantungan menyiratkan bahwa nilai tambah yang diperoleh penduduk usia produktif, mau atau tidak mau terbagi dengan penduduk yang belum/tidak produktif, hal ini dapat disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia

Tahun

Jumlah Menurut Kelompok Umur (%)

0-14 Tahun 15-64 Tahun 65 Tahun

(1) (2) (3) (4)

2007 35.84 58.71 5.46

2008 39.31 54.59 6.10

2009 39.78 53.16 7.06

2010 38.68 56.64 4.69

Sumber: BPS Maluku Tenggara (2010)

Berdasarkan kelompok usia pada Tabel 13 diatas, dapat terlihat struktur umur penduduk. Dimana struktur umur penduduk Kabupaten Maluku Tenggara tergolong muda karena proporsi penduduk berumur kurang dari 15 tahun masih cukup tinggi. Oleh karena itu, pihak-pihak terkait perlu memikirkan usaha-usaha yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada penurunan angka beban ketergantungan. Dengan angka beban tanggungan sebesar 76,57 persen, berarti setiap 100 orang penduduk produktif di Kabupaten Maluku Tenggara harus menanggung sekitar 77 orang penduduk yang tidak produktif.

4.2. Gambaran umum Kopdit Angkara 4.2.1. Sejarah Berdirinya.

Kopdit Angkara merupakan suatu Koperasi yang didirikan berdasarkan latar belakang dari beberapa indikator yakni:

1) Daerah perairan Kabupaten Maluku Tenggara sangat potensial sehingga

menghasilkan produk (Ikan) yang cukup tinggi.

2) Adanya pembentukan kelompok-kelompok dalam melakukan usaha penangkapan

ikan.

3) Para tengkulak yang membeli hasil-hasil ikan dengan harga yang amat murah.

Dengan melihat beberapa indikator tersebut dan menyadari akan pentingnya keberadaan koperasi sebagai wadah untuk dapat menghimpun potensi ekonomi pedesaan

yang selanjutnya diperuntukkan bagi peningkatan dan pengembangan kehidupan ideologi perkoperasian maka dibentuklah Kopdit Angkara Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Kopdit Angkara dibentuk dengan bertitik pijak dari prinsip menolong diri sendiri antara sesama anggota kelompok yang sebagian besar bergelut di bidang penangkapan ikan dengan sampingan wirausaha. Kopdit Angkara didirikan pada tanggal

10 Maret 1992 dengan Badan Hukum 17/BH/KDK. 10/III/1992 dengan jumlah anggota

saat itu adalah 23 orang.