• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analysis of Fish Marketing Strategy of Kopdit Angkara at Southeast Maluku regency.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analysis of Fish Marketing Strategy of Kopdit Angkara at Southeast Maluku regency."

Copied!
235
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN IKAN KOPDIT ANGKARA

DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA

ALI MANSYUR

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Ikan Kopdit Angkara di Kabupaten Maluku Tenggara adalah merupakan karya saya dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagiaan akhir tesis ini.

Bogor, Maret 2013

(3)

ABSTRACT

ALI MANSYUR, Analysis of Fish Marketing Strategy of Kopdit Angkara at Southeast Maluku regency. Under supervision of MA’MUN SARMA and WILSON H. LIMBONG

Capture fisheries production capability of high yield should besupported by a proper marketing strategy and the involvement of cooperative. This study aimed to: (1). Identify marketing strategies to market catch fish; (2). Analyze the factors that influence the income of fishermen; and (3). Formulate alternative marketing strategies in the business development process in order to play more important role in the future in Southeast Maluku regency. This study use a sample size of 100 fishermen, selected by

nonprobability sampling the members and nonmembers of the Kopdit Angkara.

Capital, number of crew, fishing experience, and mileage in the sail, better able to explain the monthly income of the fishermen with outboard motor fleet types, compared to a fleet of fishing boats without engine types. Number of crew in one ship and fishing experience has no significant effect on the income of fishermen fleet type boats without engines. While the fishermen with outboard motor fleet types, working capital and experience fisherman did not have a significant effect on the income of fishermen with outboard motor fleet types.

SWOT analysis of Kopdit Angkara formulate a marketing strategy for optimizing the welfare of fishermen. Strategy undertaken by Kopdit Angkara in order to maintain the performance is to achieve market penetration of its product development strategy refinement. By way of optimizing human resource role to improve the marketing of products in the target markets, expand market share with a reliable distribution system and improve the product image in the community.

(4)

RINGKASAN

ALI MANSYUR. Analisis Strategi Pemasaran Ikan Kopdit Angkara di Kabupaten Maluku Tenggara. Di bawah bimbingan MA’MUN SARMA dan WILSON. H. LIMBONG

Kemampuan produksi hasil perikanan tangkap yang tinggi, tidak akan berarti apabila tidak didukung oleh sistem pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang tepat akan membuat usaha perikanan tangkap berkembang dan menguntungkan. Hasil tangkapan ikan belum mampu secara optimal meningkatkan kesejahteraan nelayan. Kondisi ini disebabkan harga ikan lebih banyak ditentukan sepihak oleh unit-unit pemasaran (pengumpul). Selain itu, sifat dari ikan yang cepat rusak harus segera dijual sesampainya di darat, diperparah fasilitas penyimpanan ikan dan keterbatasan es. Kondisi ini dialami oleh masyarakat nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara dan berdampak pada rendahnya kesejahteraan nelayan.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1). Mengidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan nelayan untuk memasarkan produk ikan tangkap; (2). Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan; dan (3). Merumuskan alternatif strategi pemasaran dalam proses pengembangan usaha produk ikan tangkap agar berperan lebih besar di masa depan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara. Metode studi kasus digunakan pada penelitian ini dengan sampel ditetapkan berukuran 100 orang nelayan, dipilih secara nonprobability sampling dengan teknik aksidental dari nelayan berstatus anggota maupun non anggota pada Kopdit Angkara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan yang menggunakan jenis armada baik pada perahu tanpa mesin dan kapal motor tempel ketika diuji secara bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan nelayan. Keragaman nilai dari pendapatan nelayan pada perahu tanpa mesin memiliki R2 sebesar 54,9% sedangkan pada kapal motor tempel memiliki R2 sebesar 83,7% dimana keragaman nilai dari pendapatan per bulan nelayan yang diperoleh baik pada perahu tanpa mesin dan kapal motor tempel mampu dijelaskan oleh variabel modal kerja (X1), jumlah anak buah kapal (X2), pengalaman melaut (X3), dan jarak tempuh melaut (X4) sehingga dapat diinterpretasikan bahwa model regresi linear berganda yang dibentuk pada variabel X1, X2, X3, dan X4 mampu menjelaskan pendapatan per bulan nelayan

Hasil analisis SWOT dari Kopdit Angkara merumuskan strategi pemasaran bagi optimalisasi peningkatan kesejahteraan nelayan yakni Kopdit Angkara terus melakukan kegiatan penetrasi pasar agar tercapainya penyempurnaan strategi pengembangan produknya, dengan cara mengoptimalkan peran SDM untuk meningkatkan pemasaran produk di pasar sasaran, memperluas pangsa pasar dengan sistem distribusi yang handal dan meningkatkan image produk di tengah masyarakat. Strategi bauran pemasaran dari Kopdit Angkara adalah dengan menjadikan produk ikan mentah segar ke dalam bentuk produk ikan olahan yang memiliki nilai tambah. Harga ditetapkan berdasarkan standard markup pricing, saluran distribusi pemasaran melibatkan para pengecer. Promosi dilakukan melalui promosi penjualan, periklanan, pemasaran langsung dan hubungan masyarakat.

(5)

©Hak Cipta milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

(6)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN IKAN KOPDIT ANGKARA

DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA

ALI MANSYUR

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Manajemen

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Tesis : Analisis Strategi Pemasaran Ikan Kopdit Angkara Di

Kabupaten Maluku Tenggara

Nama : Ali Mansyur

NIM : H251100021

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M. Ec Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Ilmu Manajemen Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M. Sc Dr. Ir. Dahrul Syah, M. Sc Agr

(8)

PRAKATA

Bismillahirrohmaanirrohiim. Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala kasih sayang, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan Tesis yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Ikan Kopdit Angkara di Kabupaten Maluku Tenggara. Tesis ini dilakukan dalam rangka sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister pada program Pascasarjana SPS-IPB Mayor Ilmu Manajemen.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M. Ec dan Bapak Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS selaku komisi pembimbing, Ibu Dr. Ir. Anggaraini Sukmawati, MM selaku penguji dari program studi Ilmu Manajemen dan Bapak Dr. Mukhamad Najib, S. TP, MM selaku penguji dari luar komisi. Selain itu penghargaan penulis sampaikan kepada pihak Kopdit Angkara dan seluruh nelayan baik anggota maupun non anggota yang telah membantu selama pengumpulan data penelitian. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada keluargaku yakni Ibu, Istriku dan Adik-adikku serta seluruh sahabat Manajemen angkatan 2010 atas segala doa dan dukungannya. Semoga Tesis ini bermanfaat.

Alhamdulillahi robbil alamin.

Bogor, Maret 2013

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Flores Timur, 24 Maret 1976, sebagai putra sulung dari enam bersaudara, dari pasangan Ayahanda Mansyur Bonda (Almarhum) dan Ibu Zainab H. Azis. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Ende 5 lulus pada Tahun 1990, setelah itu memasuki MTsN Waiwerang dan lulus pada Tahun 1993, kemudian melanjutkan pendidikan di SMUN I Nagawutung di Kecamatan Nagawutung, lulus pada Tahun 1996. Tahun 2001 penulis lulus S1 pada Universitas Muhammadiyah Kupang, Propinsi NTT pada bidang SOSEK.

(10)

DAFTAR ISI

2.1.3. Rumah Tangga Perikanan, Kelompok Nelayan dan Nelayan ... 7

2.2. Pendapatan……… ... 8

2.2.1. Pengertian Pendapatan……… ... 8

2.2.2. Nelayan dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pendapatan… ... 9

2.3. Pemasaran………. ... 11

2.3.1. Konsep Pemasaran ... 11

2.3.2. Konsep Lembaga dan Saluran Pemasaran……… ... 12

2.3.3. Konsep Strategi Pemasaran...……… ... 13

2.4. Analisa Mengembangkan Strategi Pemasaran……… ... 16

2.5. Daya Saing Strategi……… .. 17

3.2. Penentuan lokasi Penelitian... 25

3.3. Data dan Sumber Data ... 26

3.4. Penentuan Jumlah Sampel dan Metode Penarikan Sampel…. ... 27

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 29

3.6. Pengolahan dan Analisis Data ... 29

3.6.1 Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan ... 29

(11)

3.7.2 Multikolinieritas ... 34

3.7.3 Heteroskedastisitas ... 35

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah ... 37

4.1.1 Topografi ... 38

4.3. Karakteristik nelayan Pada Obyek Penelitian ... 47

4.3.1 Usia nelayan ... 47

4.3.2 Pendidikan ... 47

4.3.3 Jumlah Anggota Keluarga ... 48

4.3.4 Pendapatan Perbulan ... 49

4.3.5 Pekerjaan Sampingan Nelayan ... 49

4.3.6 Jenis Armada yang Digunakan Nelayan dan Status Kepemilikan Kapal... 55

4.3.7 Persepsi Nelayan Terhadap Pilihan Tempat Penjualan Ikan Paling Menguntungkan ... 53

4.3.8 Deskripsi pendapatan, Modal, Jumlah ABK, Pengelaman dan Jarak Tempuh Pada Nelayan Status Armada kapal Motor ... 53

4.4. Analisis Model regresi Berganda Pendapatan Nelayan Jenis Perahu tanpa Mesin ... 54

4.4.1 Hasil Estimasi dengan Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda pada Nelayan Perahu Tanpa Mesin………... ... 54

4.4.2 Hasil Estimati dengan Menggunakan Metode Regresi Linier pada Nelayan Kapal Motor Tempel... 57

4.5 Interprestasi pengaruh Modal, Jumlah Anak Buah Kapal, pengelaman dan Jarak tempuh Melaut Motor Tempel ... 61

4.6. Strategi Pengembangan Pemasaran... 62

4.6.1 Internal ... 62

4.6.2 Eksternal ... 62

4.6.3 Penggunaan Faktor Krisis Internal dan Eksternal ... 70

(12)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perkembangan tingkat produksi perikanan dan kelautan

Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2009-2011..……… ... 2

2. Jumlah alat penangkapan ikan menurut jenisnya di Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2009-2011..……… ... 7

3. Perkembangan rumah tangga perikanan kelompok nelayan dan jumlah nelayan tahun 2009-2011 ... 7

4. Kajian hasil penelitian terdahulu ... 21

5. Jenis armada penangkapan ikan dan alat tangkap koperasi kopdit angkara ... 28

6. Contoh tabel matrik IFE.……… ... 31

7. Contoh Tabel Matrik EFE……… .... 32

8. Contoh tabel analisis SWOT……… ... 32

9. Luas Kabupaten Maluku Tenggara menurut kecamatan..……… ... 37

10. Ibukota kecamatan, desa induk, anak desa, kelurahan menurut kecamatan..……… ... 38

11. Luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk per km2 ... 41

12. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ... 42

13. Jumlah benduduk berdasarkan kelompok usia ... 43

14. Armada penangkapan milik Kopdit Angkara 2009-2011 ... 45

15. Hasil tangkapan armada, unit usaha perikanan Kopdit Angkara Tahun 2009-2011 ... 46

16. Deskripsi rentang usaha nelayan ... 47

17. Frekuensi pendidikan nelayan ... 47

18. Jumlah anggota keluarga ... 48

19. Distribusi frekuensi jumlah anggota keluarga ... 48

20. Pendapatan perbulan ... 49

21. Pekerjaan sampingan nelayan ... 49

22. Jenis armada yang digunakan nelayan ... 50

23. Jenis armada yang digunakan nelayan berdasarkan status keanggotaan Kopdit Angkara ... 50

24. Penyebaran nelayan berdasarkan status keanggotaan koperasi dan armada penangkapan ... 51

25. Perbandingan pendapatan, modal kerja, jumlah ABK, pengelaman dan jarak tempuh berdasarkan status keanggotaan dan armada penangkapan ... 52

26. Persepsi nelayan terhadap pilihan tempat penjualan ikan paling menguntungkan ... 53

27. Deskripsi pendapatan, modal, jumlah ABK, pengelaman, dan jarak tempuh pada nelayan status armada kapal motor... 54

28. Hasil uji koefisien regresi linier dari IBM-SPSS 19.0 ... 54

29. Hasil uji anova dari IBM-SPSS 19.0 ... 56

30. Model summary dari IBM-SPSS 19.9 ... 57

(13)

31. Hasil uji koefisien regresi linier dari IBM-SPSS 19.0 ... 58

32. Hasil uji anova dari IBM-SPSS 19.0 ... 60

33. Model summary dari IBM-SPSS 19.0 ... 60

34. Perbandingan nilai koefisien determinan antara nelayan armada perahu tanpa mesin dengan nelayan armada kapal motor tempel ... 61

35. Penggunaan faktor kritis internal Kopdit Angkara ... 71

36. Penggunaan faktor kritis eksternal Kopdit Angkara ... 72

37. Matriks SWOT ... 74

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 1. Konsep pemasaran ... 12

2. Pemgembangan kompetensi inti ... 17

3. Kerangka pemikiran ... 24

4. Peta lokasi penelitian ... 26

5. Diagram sebaran curah hujan di daerah penelitian ... 40

6. Diagram sebaran hari hujan di daerah penelitian ... 40

7. Matriks internal eksternal ... 73

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman 1. Kondisi hasil tangkap ikan nelayan yang dibuang akibat tidak dapat dipasarkan ... 88

2. Jenis Ikan yang dominan tertangkap dengan alat tangkap Pukat Ikan (Fish Net) dan Pukat Udang (Shrimp Net) tahun 2009-2011 ... 89

3. Kuisioner persepsi kegiatan usaha dan pemasaran, menentukan variabel internal dan eksternal strategi pemasaran Pendekatan analisis SWOT pada Kopdit Angkara ... 90

4. Kuisioner persepsi kinerja internal dan eksternal Kopdit Angkara ... 95

5. Kuisioner persepsi nelayan anggota dan non anggota Kopdit Angkara ... 99

6. Struktur organisasi Kopdit Angkara ... 104

(14)
(15)

1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hasrat tercapainya masyarakat sejahtera dalam arti sebenarnya adalah tujuan

mulia hendak dicapai bangsa Indonesia termasuk Kabupaten Maluku Tenggara

sebagai sub sistem di dalam sistem Pemerintah Republik Indonesia (Maluku Tenggara

Dalam Angka, 2007). Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai pedoman

dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Maluku

Tenggara tahun 2005-2009 telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan adalah

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat

dapat dimungkinkan apabila pendapatan masyarakat mengalami kenaikan yang cukup

hingga mampu memenuhi kebutuhan dasar untuk kehidupannya. Hal ini dapat

diartikan bahwa kebutuhan-kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan,

kesehatan, keamanan dan sebagainya tersedia dan muda dijangkau setiap masyarakat

sehingga pada gilirannya masyarakat dapat mencapai kesejahteraannya (Dinas

Perikanan, 2010).

Potensi sumber daya alam pada sektor kelautan dan perikanan merupakan salah

satu potensi yang diandalkan dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan

pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan di Kabupaten Maluku Tenggara.

Besarnya potensi sumber daya perikanan yang dimiliki oleh Kabupaten Maluku

Tenggara ini dapat dimaklumi, karena letak geografis cukup strategis. Disamping itu

perairan laut Kabupaten Maluku Tenggara dipengaruhi langsung oleh laut Banda dan

laut Arafura yang terkenal sangat kaya dengan potensi sumber daya lautnya. Untuk itu

sangat diupayakan sektor kelautan dan perikanan ini mampu menjadi sentra ekonomi

yang tangguh dan strategis karena dapat memicu terjadi pertumbuhan perekonomian di

Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara (DKP Kabupaten Maluku Tenggara, 2011).

Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB di Wilayah Kabupaten Maluku

Tenggara, tahun 2009 sebesar Rp.368.249.880, sedangkan tahun 2010 naik

Rp.417.291.910, kemudian di tahun 2011 mengalami penurunan menjadi

Rp.412.196.490. Namun dengan memperhatikan data dari Dinas Kelautan dan

(16)

perikanan laut yang terus mengalami peningkatan yakni, pada tahun 2009 produksi

perikanan tangkap sebesar 37.380 ton, kemudian pada tuhun 2010 produksi perikanan

tangkap sebesar 38.350 ton mengalami peningkatan sebesar 2,57 persen dan pada

tahun 2011 diperoleh produksi perikanan tangkap sebesar 40.750 ton. Kemudian untuk

produksi perikanan budidaya khususnya produksi rumput laut meningkat sebesar

1.585,6 ton atau 48,26 persen yaitu dari 3.285 ton pada tahun 2009 menjadi 4.870,6

ton di tahun 2010 dan ini diharapkan terus meningkat. Secara total produksi perikanan

tangkap di Kabupaten Maluku Tenggara masih dominan dibandingkan dengan

produksi perikanan budidaya hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan tingkat produksi perikanan dan kelautan Kabupaten Maluku Tenggara

Sumber: DKP Kabupaten Maluku Tenggara (2011)

Peningkatan hasil produksi perikanan tersebut, sangat ditentukan oleh berbagai

unsur seperti nelayan, armada dan alat penangkapan, sumberdaya ikan, sumberdaya

manusia, modal, mutu produk, penentuan harga, unit-unit pemasaran, akses pemasaran

dan sistem pemasaran, teknologi, instansi dan lembaga-lembaga lainnya (Sofyan, 2003).

Perkembangan produksi perikanan dan kelautan menjadi lebih baik dan terus meningkat

ataupun sebaliknya sangat tergantung pada masyarakat nelayan itu sendiri. Masyarakat

nelayan adalah masyarakat yang mempunyai mata pencarian dan berpenghasilan

sebagai nelayan yang melakukan aktivitas usaha dengan mendapatkan penghasilan

bersumber dari kegiatan nelayan itu sendiri. Nelayan adalah orang yang secara aktif

melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan. Banyaknya tangkapan tercermin

pula pada besarnya pendapatan yang diterima dan selanjutnya pendapatan itu sebagian

besar untuk keperluan konsumsi keluarga. Dengan demikian tingkat pemenuhan

kebutuhan konsumsi keluarga sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya.

Para nelayan dalam melakukan pekerjaannya dengan tujuan untuk memperolah

pendapatan demi kebutuhan hidupnya. Untuk melaksanakannya diperlukan beberapa

perlengkapan dan dipengaruhi pula oleh banyak faktor guna mendukung kegiatan Produksi (Ton/Tahun)

No Sumber Pendapatan 2009 2010 2011

1 Perikanan Tangkap 37.380 38.350 40.750

2 Perikanan budidaya 3.285 4.870,6 7.155,7

Jumlah 40.665 43.22,6 47.905,7

(17)

usahanya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan tersebut

meliputi faktor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya modal kerja, jumlah

perahu, jumlah tenaga kerja, pengelaman dan jarak tempuh dalam melakukan

penangkapan ikan serta yang terpenting adalah bagaimana mempersiapkan sistem

pendistribusian dari hasil-hasil tangkapan tersebut (Kusnadi, 2003).

Dunia usaha dewasa ini ditandai dengan makin maraknya persaingan, oleh

karena itu peranan pemasaran semakin penting dan merupakan ujung tombak setiap

perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh keberhasilan pemasarannya

artinya, setiap perusahaan sebelum melakukan kegiatan usahanya harus terlebih dahulu

memikirkan tentang akses pemasaran, karena kalau tidak demikian maka tentu akan

mendapat kesulitan ketika hasil tangkapan mau dijual atau dipasarkan (Sofyan, 2003).

Pasar yang sederhana dengan melakukan sistem pendistribusian hasil

tangkapan ikan dengan hanya mengandalkan ikan segar tanpa pengolahan memberikan

dampak di mana perolehan hasil perikanan sangat tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Ikan hasil tangkapan nelayan di sejumlah desa di Kabupaten Maluku

Tenggara, kerapkali terpaksa dibuang akibat terbatasnya pembeli. Kalaupun ikan bisa

dijual, harganya sangat murah. Kondisi ini sering dialami nelayan saat musim panen

ikan. Seringnya ikan dibuang akibat terbatasnya pembeli ini dikeluhkan nelayan Desa

Sathean dan Dusun Selayar, Desa Namar, keduanya di Kecamatan Kei Kecil, Maluku

Tenggara, terkait ikan dibuang ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk itu penelitian

ini diharapkan mampu mengkaji lebih jauh tentang pendapatan nelayan dan bagaimana

menentukan sistem pemasaran hasil perikanan tangkap yang berdampak pada

peningkatan kesejahteraan nelayan (BPS Maluku Tenggara, 2011).

1.2. Rumusan Masalah

Kemampuan produksi hasil perikanan tangkap yang tinggi, tidak akan berarti

apabila tidak didukung oleh sistem pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang

tepat akan membuat usaha perikanan tangkap berkembang dan menguntungkan

(Sukirno, 2006).

Realitas yang terjadi, peningkatan hasil tangkapan ikan tidak secara signifikan

meningkatkan pendapatan nelayan. Dalam hal ini posisi tawar nelayan sangat lemah

(18)

pengumpul (unit-unit pemasaran) yang di sebabkan kurang berfungsinya tempat

pelelangan ikan (TPI), sehingga harga ikan ditentukan sepihak oleh unit-unit pemasaran.

Selain itu, sifat dari ikan yang cepat rusak harus segera dijual sesampainya di darat,

diperparah fasilitas penyimpanan ikan dan keterbatasan es. Kondisi ini dialami oleh

masyarakat nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara dan berdampak pada rendahnya

kesejahteraan nelayan. Terkait Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Strategi pemasaran yang dilakukan Kopdit Angkara untuk memasarkan produk

ikan tangkap?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil penangkapan ikan dalam

meningkatkan pendapatan nelayan?

3. Strategi dan upaya apakah yang perlu dilakukan dalam proses pengembangan

usaha produk ikan tangkap dengan melihat kompetisi dan peluang pasar di

masa depan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan nelayan untuk

memasarkan produk ikan tangkap.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan.

3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran dalam proses pengembangan

usaha produk ikan tangkap agar berperan lebih besar di masa depan di wilayah

Kabupaten Maluku Tenggara.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi yang bermanfaat bagi

perusahaan dan Pemerintah Daerah. Selain itu, penelitian ini dapat memberi gambaran

(19)

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nelayan

Strategi pemasaran untuk meningkatkan pendapatan nelayan harus dimulai

dengan mengenali setiap pengertian, teori dan informasi tentang hal tersebut. Nelayan

adalah orang yang hidup dari mata pencarian hasil laut. Di Indonesia para nelayan

biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan

adalah kelompok orang yang bermata pencarian laut dan tinggal di desa-desa pantai

atau pesisir (Sastrawijaya dkk, 2002). Di sisi lain menurut Sukirno (2006) pendapatan

adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerja selama satu

periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Dalam pemasaran,

Kotler dan Amstrong (2007) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu rangkaian tujuan

dan sasaran, kebijakan dan aturan yang menjadi arah kepada usaha-usaha pemasaran

perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu berbeda.

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencarian hasil laut. Di Indonesia

para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas

nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencarian laut dan tinggal didesa-desa

pantai atau pesisir (Sastrawijaya dkk, 2002). Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari

berbagai segi, sebagai berikut :

1.

Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang sengaja aktivitasnya

berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau mereka yang menjadikan

perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

2.

Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong dan

saling tolong menolong terasa penting pada saat mengatasi keadaan yang

membutuhkan pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga yang banyak, seperti

saat berlayar, membangun rumah dan lain-lain.

3.

Dari segi ketrampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun

pada umumnya mereka hanya memiliki ketrampilan sederhana. Kebanyakan

mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yuang turun temurun oleh orang tua

(20)

Komunitas nelayan terdiri atas komunitas yang heterogen dan homogen.

Masyarakat yang heterogen adalah mereka yang bermukin di desa-desa yang mudah

dijangkau secara transportasi darat, sedangkan komunitas yang homogen terdapat di

desa-desa nelayan terpencil yang biasanya menggunakan alat-alat tangkap ikan yang

sederhana, sehingga pendapatan kecil. Sementara itu kesulitan transportasi angkutan

hasil ke pasar juga akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil laut di daerah mereka

(Sastrawidjaya dkk, 2002).

2.1.2 Alat Penangkapan Ikan

Menurut Sastrawidjaya dkk (2002) komunitas nelayan ini terbagi menjadi 2

yakni nelayan tangkap dan nelayan budidaya. Nelayan tangkap adalah sekelompok

orang melakukan operasi penangkapan di daerah fishing ground menggunakan armada

penangkapan seperti perahu tanpa motor, kapal motor tempel, dan kapal motor, dan

nelayan budidaya adalah orang yang melakukan usaha hasil perikanan di area laut yang

ditentukan dan dengan batas waktu yang ditentukan, seperti budidaya rumput laut,

kerang mutiara dan lain-lain.

Beragam alat penangkapan ikan yang digunakan oleh para nelayan di

Kabupaten Maluku Tenggara ini sangat berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan,

selain itu penggunaan alat penangkapan tersebut senantiasa memperhatikan kondisi

lingkungan laut saat menggunakan alat penangkapan ikan, seperti memperhatikan

lingkungan dari pencemaran, rusaknya terumbu karang dan habitat ikan dan lain-lain

(Sukirno, 2006). Dikabupaten Maluku Tenggara, juga terdapat beragam alat tangkap

ikan yang digunakan oleh para nelayan dalam melakukan usaha penangkapan ikan,

beragam alat penangkapan yang digunakan oleh para nelayan tersebut, berdasarkan data

yang diperoleh bahwa jenis-jenis alat tangkap yang digunakan untuk melakukan

penangkapan ikan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara cukup beragam, yang terdiri

dari Sero, bagan/ Jaring Angkat, pancing/ handline, fish Net, Shrimp Net, alat

pengumpul kerang, bubu, alat pengumpul rumput laut dan lain-lain. Berdasarkan data

yang terlihat bahwa terjadi peningkatan berturut-turut dari sarana penangkapan ikan dari

tahun ke tahun pada sarana alat penangkapan ikan yakni pada sero, fish net dan shrimp

(21)

Tabel 2. Jumlah alat penangkapan ikan menurut jenisnya di Kabupaten Maluku Tenggara pada Tahun 2009-2011

Sumber: Laporan tahunan DKP Kabupaten Maluku Tenggara (2011).

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa pada tahun 2009-2011 terjadi peningkatan

berturut-turut pada sarana alat penangkapan ikan yakni pada sero, fish net dan shrimp net,

sedangkan pada alat penangkapan yang lainya mengalami naik turun secara stabil yakni

pada bagan, pancing (handline), bubu, alat pengumpul kerang dan pada alat pengumpul

rumput laut. Di area wilayah Kabupaten Maluku Tenggara terdapat Jenis Ikan yang

dominan tertangkap dengan Alat Tangkap Pukat Ikan (Fish Net) dan Pukat Udang

(Shrimp Net) dapat dilihat pada Lampiran 2.

2.1.3 Rumah Tangga Perikanan, Kelompok Nelayan dan Nelayan

Perkembangan sektor perikanan berdampak pada terciptanya lapangan kerja bagi

masyarakat, yang berimbas pada peningkatan jumlah tenaga kerja yang berkerja pada

sektor tersebut. Derdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa jumlah Rumah

Tangga Perikanan, Kelompok Nelayan dan Nelayan di wilayah Kabupaten Maluku

Tenggara terus mengalami perkembangan sampai tahun 2011. dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan rumah tangga perikanan, kelompok nelayan dan jumlah nelayan Tahun 2009-2011, Kabupaten Maluku Tenggara

Tahun Rumah Tangga Perikanan

(KK)

Sumber: Laporan tahunan DKP Kabupaten Maluku Tenggara (2011)

No Jenis Alat Tangkap Jumlah Alat Tangkap (Unit)

2009 2010 2011

8 Alat Pengumpul Rumput

Laut 756 752 750

Jumlah 4.670 4.699 4.762

(22)

Perkembangan rumah tangga perikanan, kelompok nelayan dan nelayan,

seperti pada Tabel 3 tersebut di atas mengalami peningkatan secara berturut-turut mulai

dari tahun 2009-2011. Berdasarkan data diperoleh baik perkembangan rumah tangga,

kelompok nelayan dan nelayan mengalami penurunan hanya terjadi di antara tahun

2008-2009 dimana pada tahun 2009 terjadi penurunan hal tersebut di sebabkan pada

saat itu adanya kondisi alam yakni (ombak dan angin) cukup kencang sampai menelan

korban. Peningkatan perkembangan rumah tangga tersebut menunjukkan bahwa sektor

perikanan masih terus memberi peluang untuk menyerap tenaga kerja, dan berpeluang

juga untuk masyarakat semakin tertarik pada sektor tersebut, dan terus berupaya untuk

meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

2.2 Pendapatan

2.2.1 Pengertian pendapatan

Rahardja dan Manurung (2004) mengemukakan, pendapatan merupakan total

penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode

tertentu. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran yang diterima

dari suatu kegiatan usaha, sehingga formulasinya dapat di sebut

I =TR - TC, (selisih antara total penerimaan dan total pengeluaran). Biaya nelayan diklasifikasi menjadi dua, yakni biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable

cost). Sehingga diperoleh TC = FC + VC.

Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima

oleh penduduk atas prestasi kerja selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan,

bulanan, maupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:

1. Pendapatan pribadi, yakni jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu

kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara.

2. Pendapatan disposable, yakni pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus

dibayar oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan.

3. Pendapatan nasional, yakni nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang

diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.

Menurut Sobri (1999) pendapatan disposible adalah suatu jenis penghasilan

yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan. Besarnya

(23)

(pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan. Menurut Soekartawi (2000) bahwa

pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yakni pendapatan sementara

(transitory income) dan pendapatan permanen (permanent income). pendapatan

sementara adalah pendapatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya berapa besar

yang akan diterima sebulan, kemudiaan Pendapatan permanen dapat diartikan:

1. Pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan

sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan dari upah gaji.

2. Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan

seseorang.

2.2.2 Nelayan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Masyarakat nelayan sampai saat ini masih merupakan tema yang sangat

menarik untuk didiskusikan. Membicarakan nelayan hampir pasti isu yang muncul

adalah masyarakat nelayan identik dengan miskin, marjinal dan menjadi sasaran

eksploitasi penguasa baik secara ekonomi maupun politik (Sukirno, 2006).

Menurut Tarigan (2000) bahwa nelayan adalah orang yang melakukan

penangkapan yang masih dipengaruhi oleh pasang naik-surut. Jadi bila ada yang

melakukan penangkapan ikan di tempat budidaya ikan seperti tambak, kolam ikan,

danau, sungai dan lain-lain, itu tidak termasuk nelayan. Selanjutnya menurut Tarigan

(2000), berdasarkan pendapatannya nelayan dapat dibagi menjadi empat kelompok:

1. Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan seluruhnya

berasal dari perikanan.

2. Nelayan sambil utama, yakni nelayan yang sebagian besar pendapatannya berasal

dari perikanan.

3. Nelayan sambilan tambahan, yakni nelayan yang sebagian kecil pendapatannya

berasal dari perikanan.

4. Nelayan musiman, yakni orang yang dalam musim-musim tertentu saja aktif

sebagai nelayan.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan terefleksi dalam

bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal dan eksternal

masyarakat. Faktor internal misalnya pertumbuhan penduduk yang cepat, kurang berani

mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan lain yang kurang modernisasi. Selain itu

(24)

pola pikir nelayan itu sendiri. Faktor eksternal yang mengakibatkan kemiskinan rumah

tangga nelayan lapisan bawah antara lain pendapatan mereka didomonasi oleh pemilik

perahu, pemilik modal dan sifat pemasaran hanya dikuasai oleh kelompok orang. Selain

itu terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan nelayan

(Kusnadi, 2003) antara lain:

1. Faktor Modal kerja.

Modal dapat dibagi menjadi dua bagian yakni modal tetap dan modal bergerak.

Modal tetap adalah biaya melalui deprecition cost dan bunga modal. Modal bergerak

langsung menjadi biaya dengan besarnya biaya itu sama dengan nilai modal yang

bergerak. Setiap usaha penangkapan dipengaruhi modal kerja, makin tinggi modal kerja

perunit usaha yang digunakan diharapkan makin baik perolehannya. Modal kerja

terkadang nelayan peroleh dari (toke) pemilik modal sistem pengembalian melalui

perolehan ikan hasil tangkapan nelayan sehingga tingkat harga ikan biasanya ditentukan

oleh pemilik modal.

2. Faktor Tenaga Kerja.

Setiap usaha kegiatan penangkapan ikan pasti memerlukan tenaga kerja

profesional yang diharapkan pendapatan lebih meningkat, banyaknya tenaga kerja

disesuaikan dengan kapasitas kapal, selain menjaga kesetabilan kapal juga mengurangi

biaya melaut (Masyhuri, 1999).

3. Faktor Pengalaman Melaut.

Faktor pengalaman melaut, secara teoritis tidak terbahas dalam buku, bahwa

pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan namun dalam aktivitas

nelayan sehari-hari dalam penangkapan ikan faktor pengelaman turut menentukan,

sebab semakin berpengalaman perolehan hasil tangkapan ikan semakin banyak.

4. Fakor Jarak Tempuh Melaut

Fakor jarak tempu melaut terbagi dalam tiga pola penangkapan ikan. Pertama,

yakni pola penangkapan lebih dari satu hari, penangkapan seperti ini merupakan

penangkapan ikan lepas pantai. Jauh dekatnya daerah penangkapan dan besar kecilnya

kapal yang digunakan sangat menentukan lamanya melaut.

Kedua, pola penangkapan ikan satu hari, biasanya nelayan ini berangkatnya kurang

lebih sekitar jam 14.00 dan kembali ke fishing base 09.00 hari berikutnya,

(25)

penangkapan ikan tengah hari, penangkapan ikan seperti ini adalah penangkapan ikan

dekat pantai, umumnya nelayan ini berangkat sekitar jam 03.00 sore hari dan kembali

sekitar jam 09.00 pagi hari. Penangkapan ikan lepas pantai biasanya memperoleh

hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan dengan dekat pantai (Masyhuri, 1999).

Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan

dapat digunakan rumus dalam fungsi;

INC = f (MODAL, LAB, EXPE, DST)

Dimana : INC = Pendapatan Nelayan

MODAL = Modal Kerja

LAB = Jumlah anak buah kapal (ABK)

EXPE = Pengalaman melaut

DST = Jarak tempuh melaut ke fishing ground.

Selanjutnya fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk persamaan

regresi berganda sebagai berikut :

Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + ε; atau bisa juga dituliskan

INC = α+ b1 MODAL + b2 LAB + b3EXPE + b4

Dimana : INC = Pendapatan nelayan perbulan

DST + ε

MODAL = Modal kerja perbulan

LAB = Jumlah anak buah kapal (ABK)

EXPE = Pengalaman melaut

DST = Jarak tempuh melaut ke fishing ground

α = Intercept

bi = Koefisien regresi I = 1,2,3 dan 4

ε = Error term (kesalahan pengganggu).

2.3 Pemasaran

2.3.1 Konsep Pemasaran

Kotler dan Amstrong (2007) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu

rangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang menjadi arah kepada

usaha-usaha pemasaran perusaha-usahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang

selalu berbeda. Pemasaran merupakan suatu proses sosial manajerial yang di dalamnya

(26)

menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak

lain. Konsep ini yang mendasari definisi pemasaran diantaranya: kebutuhan (needs),

keinginan (want) dan permintaan (demands)

Pemasaran adalah proses sosial di mana individu atau kelompok mendapatkan

apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menyalurkan dan

dengan bebas mempertukarkan nilai produk dan jasa dengan pihak lain (Kotler, 2008).

Tujuan pemasaran adalah bagaimana mengetahui dan memahami pengguna

dengan sebaik-baiknya, agar produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan

kebutuhannya. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam, yang

artinya konsep ini dimulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus pada

kebutuhan pelanggan, dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan (Kotler

dan Amstrong, 2007). Konsep pemasaran dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut.

Sumber: Kotler (2008)

Gambar 1. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa

pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi

kelangsungan hidup suatu produk baik jasa maupun barang (Swastha dkk, 1990).

Dalam filsafah bisnis, konsep pemasaran disusun dengan memasukkan elemen-elemen

sebagai berikut:

1. Orintasi konsumen / pasar / pembeli.

2. Volume penjualan yang menguntungkan

3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran.

2.3.2 Konsep Lembaga dan Saluran Pemasaran

Walters yang dikutip oleh Swastha dan Irawan (1990) mendefinisikan saluran

pemasaran sebagai sekelompok perusahan dan agen produsen yang mengkombinasikan

antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan dari

pasar tertentu. Dari definisi tersebut di atas dapat diketahui unsur-unsur penting dalam

saluran pemasaran sebagai berikut :

Pasar Kebutuhan Pemasaran Laba melalui

(27)

1. Saluran pemasaran merupakan sekelompok lembaga yang ada, mengadakan kerja

sama untuk mencapai tujuan

2. Anggota kelompok terdiri dari beberapa pedagang dan agen, dimana tidak

seluruhnya menggunakan nama dari suatu produsen tertentu. Dan pada dasarnya

adalah untuk memindahkan atau distribusi secara fisik suatu barang.

3. Tujuan dari saluran pemasaran adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu

4. Saluran melaksanakan dua kegiatan penting untuk mencapai tujuan yakni

mengadakan penggolongan produk dan mendistribusikanya, sehingga dapat

memberikan kepuasan pada pasar.

2.3.3 Konsep Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk

manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan

kelemahan perusahaan (David, 2009). Tujuan Strategi adalah untuk terus-menerus

mempertajam bisnis dan produk suatu organisasi sehingga mencapai laba dan

pertumbuhan yang memuaskan. Pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang

mendasari manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya

dalam sebuah pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2007).

Menurut Kotler (2008) strategi pemasaran adalah suatu formula untuk

melakukan terobosan pada pasar, baik pasar yang telah ada maupun pasar baru yang

akan dituju. Cara untuk meningkatkan strategi pemasaran secara optimal adalah dengan

analisis situasi pemasaran yang terdiri dari 3 (tiga) hal pokok yakni:

1. Analisis Lingkungan

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada dalam

organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus

pada perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi arah dan kinerja perusahaan dalam pencapaian tujuan yang berasal dari

pihak-pihak di dalam perusahaan itu sendiri. Analisis lingkungan internal dimaksudkan

untuk mengembangkan daftar kekuatan yang dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan

perusahaan (Kotler, 2008).

Lingkungan eksternal merupakan kondisi di luar perusahaan yang bersifat

dinamis dan tidak dapat dikendalikan. Suatu perusahaan harus memiliki sistem intelijen

(28)

dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang terkait. Lingkungan eksternal

mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga

perusahaan dapat memformulasi strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan

menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman. Tujuan utama pengamatan

lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang

peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari (Kotler,

2008).

Suatu perusahan disebut berhasil bila perusahan tersebut menyadari bahwa

lingkungan pemasaran selalu menimbulkan peluang baru, ancaman baru, dan

pemahaman baru tentang pentingnya memantau dan beradaptasi dengan lingkungan

yang terus berubah. Hal ini untuk menjaga agar produk dan praktek pemasaran tetap

sesuai dengan situasi terakhir dan tanggung jawab utama untuk mengidentifikasi

perubahan yang signifikan yang terletak pada pemasaran perusahan.

Dalam menganalisis lingkungan pemasaran ini ada dua hal penting yang perlu

dilakukan, yakni :

1) Menganalisis kebutuhan dan trend dalam lingkungan baik mikro maupun makro.

Keberhasilan yang dialami cenderung disebabkan adanya kesadaran dan kecepatan

tanggapan terhadap kebutuhan dan trend yang tidak terpenuhi dalam lingkup baik

mikro maupun makro.

2) Mengidentifikasi dan menanggapi kekuatan lingkungan baik mikro maupun makro

dengan cepat. Dalam situasi yang berubah dengan cepat setiap perusahan harus

memantau enam kekuatan utama, yakni lingkungan demografi, lingkungan

ekonomi, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan politik atau hukum

dan lingkungan sosial budaya.

2. Analisis Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang

mendahului dan menyusuli tindakan ini (Simamora, 2003). Lebih lanjut dikatakan

bahwa perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan mengajak aktivitas

individu dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan

(29)

perilaku pembelian akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk

untuk konsumsi personal.

Menurut Warren (2000) dalam menganalisis perilaku konsumen perlu

diperhatikan determinasi yang menjadi perilaku konsumen itu sendiri.

Determinasi ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Pengaruh lingkungan

2. Perbedaan dan pengaruh individu

3. Proses psikologi

Menurut Simamora (2003) faktor-faktor yang turut mempengaruhi analisa

perilaku konsumen sebagai berikut:

1. Psikologi (motivasi, persepsi, learning, kepercayaan, sikap)

2. Personal (usia, tahap daur hidup, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup,

kepribadian, konsep diri).

3. Sosial (kelompok rujukan seperti teman kampus, pengajian, perkumpulan olah

raga, dan lain-lain).

4. Kebudayaan (kultur, sub kultur, kelas sosial).

3. Analisis Perilaku Pesaing

Suatu perusahaan disebut berhasil bila perusahaan tersebut mampu

menganalisis pesaingnya sebaik mungkin seperti yang dilakukan terhadap para

konsumen. Analisis dan evaluasi terhadap pesaing akan membantu dalam memutuskan

di mana akan bersaing dan bagaimana menentukan posisi menghadapi persaingan pada

setiap pasar sasaran. Kotler (2008) mengungkapkan, dalam menganalisa pesaing

diperlukan langka-langka sebagai berikut :

1) Melihat struktur industri di mana organisasi akan bersaing dan menguraikan

karakteristik industri

2) Melakukan identifikasi dan analisis terhadap kelompok suatu perusahaan

terkait strategis yang bersaing dalam industri

3) Mengidentifikasi, menguraikan dan mengevaluasi pesaing-pesaing utama suatu

organisasi

4) Melakukan antisipasi terhadap pesaing

(30)

2.4 Analisa Mengembangkan Strategi Pemasaran

Menurut Kotler (2008) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial

dimana seseorang atau kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan

melalui proses penciptaan, penawaran dan pertukaran dari produk yang bernilai

terhadap pihak lain. Proses pengembangan strategi pemasaran dapat juga digunakan

analisis SWOT pada suatu organisasi atau perusahaan. Dengan demikian perencanaan

strategis harus dapat menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang kemudiaan dihadapi pada suatu organisasi atau perusahaan, hal ini

kemudiaan yang disebut analisis sebagai (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

(Rangkuti, 2007).

Menurut Kotler dan Amstrong (2007) salah satu konsep utama dalam

pemasaran modern adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix)

adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh

suatu perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.

Strategi pemasaran merupakan dua keputusan manajemen dalam dunia bisnis yang

dikoordinasikan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi pemasaran

sebagai prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran untuk mencapai

tujuan bisnis dan pemasarannya yang disebut dengan bauran pemasaran. Adapun terkait

strategi pemasaran sebagai salah satunya adalah strategi bauran pemasaran yang dapat

disebut sebagai berikut:

Bauran Pemasaran

1. Strategi Produk (product)

Produk merupakan himpunan kepuasan yang ditawarkan kepada konsumen

melalui suatu transaksi. Produk selain bentuk fisik, juga termasuk pelayanan,

dan atribut lainnya.

2. Strategi Harga (price)

Merupakan strategi penetapan harga untuk meningkatkan volume penjualan

menghadapi competitor atau pengacaukan pasar. Oleh sebab itu penetapan

harga merupakan proses paling penting dalam kaitannya dengan penerimaan

perusahaan.

(31)

Promosi merupakan suatu sarana yang dirancang sedemikian rupa dengan tujuan

menyampaikan informasi kepada konsumen tentang produk baik dari segi,

kegunaan, cara perolehan dan tingkat harga.

4. Strategi saluran pemasaran (Distribution)

Penyaluran produk merupakan kegiatan pemasaran agar produk sampai ke

konsumen dengan cepat terutama pada saat dibutuhkan konsumen. Saluran

pemasaran ini dapat dilakukan mulai dari yang sederhana sampai dengan yang

kompleks dan tergantung dari karakteristik produk, kemampuan penjualan serta

perilaku konsumen.

2.5 Daya Saing Strategis

Dalam melakukan kegiatan pemasaran yang bersifat strategis, maka setiap

organisasi harus mempunyai suatu daya saing yang berbeda dengan para pesaingnya.

Daya saing yang dimaksud adalah yakni melaksanakan langka-langka dengan

pengembangan kompetensi inti. Kompetensi inti (core Competence) dari suatu produk

dapat berupa kegiatan diversifikasi produk dan diferensiasi produk. Dari

pengembangan itu maka perusahan dapat melakukan, memperbesar target pasar-pasar

lama (pasar yang telah ada) dan memasuki pasar baru. Pengembangan kompetensi

tersebut sangat berhubungan terhadap faktor lingkungan bisnis, yaitu kekuatan pembeli,

kekuatan pemasok, ancaman produk substitusi, tingkat persaingan dan hambatan masuk

(Porter, 2000) dapat di lihat pada Gambar 2.

Sumber : Porter (2000)

Gambar 2. Pengembangan kompetensi inti

2.6 Konsep Manajemen

Konsep manajemen merupakan kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di dalam 17

Pengembangan Kompetensi Inti

Diversifikasi Produk Diferensiasi Produk

Pasar Lama Produk Baru

Pasar Lama Produk Lama

Pasar Baru Produk Baru

(32)

manajemen terjadi proses kegiatan seperti proses perencanaan, pengorganisasian,

pemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Silk H.L dalam Ardiansyah (2010) konsep manajemen diartikan sebagai

berikut:

pengorganisasian seluruh sumberdaya melalui perencanaan, pengorganisasian, pemberian bimbingan dan pengendalian agar tercapai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat diperoleh kesimpulan dari para ahli/

pakar tersebut bahwa konsep manajemen adalah suatu proses untuk mencapai suatu

tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut dapat dilaksanakan melalui tahapan

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pemberian bimbingan.

2.7 Perkoperasian

Menurut UU Perkoperasian No. 17/2012, Pasal 1 bahwa koperasi didefinisikan

sebagai badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum

koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk

menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang

ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Selanjutnya

dalam Pasal 3 berbunyi bahwa

Menurut Bung Hatta, koperasi yang berazaskan pasal 33 UUD 1945 adalah

merupakan satu-satunya jalan yang memberikan gambaran untuk mendekatkan jurang

perbedaan antara golongan yang kaya dengan golongan yang miskin (Sukamdiyo,

2008). Lebih lanjut peranan koperasi Secara makro semakin melembaga dalam

perekonomian, antara lain meningkatkan manfaat koperasi bagi masyarakat dan

lingkungan, pemahaman yang lebih mendalam terhadap azas sendi serta tata kerja

koperasi, meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan, meningkatkan

pemerataan dan keadilan, meningkatkan kesempatan kerja (Sukamdiyo, 2008).

koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai salah satu

bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan

berkeadilan.

UU No. 17 Tahun 2012 pasal 26 berbunyi anggota koperasi adalah pemilik

sekaligus pengguna jasa koperasi. Anggota koperasi dicacat dalam buku daftar anggota.

(33)

berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Sekalipun demikian sepanjang tidak

merugikan kepentingannya, koperasi dapat pula memberikan pelayanan kepada yang

bukan anggota sesuai dengan sifat kegiatan usahanya, dengan maksud untuk menarik

yang bukan anggota menjadi anggota koperasi. Bung Hatta, mendefinisikan bahwa

Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi

berdasarkan tolong menolong.

Dengan demikian manajemen koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses

untuk mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Untuk

mencapai tujuan koperasi, perlu diperhatikan adanya sistem manajemen yang baik, agar

tujuannya berhasil. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pada Kopdit Angkara

memiliki anggota koperasi dan non anggota koperasi, terkait dengan kegiatan usaha

penangkapan ikan maka anggota koperasi ini adalah anggota koperasi yang melakukan

usaha penangkapan ikan menggunakan fasilitas alat dan armada penangkapan milik

Kopdit Angkara. Kemudiaan yang non anggota koperasi yakni mereka yang melakukan

kegiatan usaha penangkapan ikan menggunakan fasilitas alat dan armada penangkapan

milik sendiri akan tetapi melakukan pendistribusian hasil tangkapan ikan selain ke

Tempat Pelelangan Ikan TPI) juga melakukan pendistribusian hasil tangkapan ke

Kopdit Angkara (RAT Kopdit Angkara, 2011).

2.8 Kajian Penelitian Terdahulu

Zaini (2003) mengungkapkan bahwa hasil penelitian tentang analisis strategi

pemasaran ikan PT. BAS, Tbk, yang beralamat di Total Building lantai 8-9, Jalan Letjen

S. Parman Kav. 106A Jakarta 11440. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah studi kasus, dengan menggunakan analisis SWOT, IFE-EFE BCG. Hasil analisis

dapat diketahui bahwa PT. BAS, mempunyai kemampuan untuk menciptakan strategi

pemasaran yang tepat dalam rangka mempertahankan, memasuki serta merebut pangsa

pasar yang lebih luas lagi.

Syechalad dan Hardiyanto (2009) melakukan analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan nelayan di Kota Banda Aceh, permasalahan dalam penelitian

ini adalah apakah ada pengaruh yang positif pada variabel modal kerja, teknologi, jam

kerja dan harga ikan terhadap pendapatan nelayan di Kota Banda Aceh. Penelitian ini

menggunakan analisis statistik regresi linier dan uji beda rata (Uji Z).

(34)

Sasmita (2006) mengungkapkan bahwa variabel modal kerja, jumlah tenaga

kerja, waktu melaut dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan usaha

nelayan) sebesar 60,7%. Dari variabel independent yang diteliti modal kerja dan waktu

melaut signifikan pada tingkat signifikan 5% sedangkan jumlah tenaga kerja signifikan

pada tingkat signifikan 10%.

Harahap (2003) mengatakan variabel independen modal investasi/awal, jam

melaut, jumlah tanggungan, pendidikan dan biaya operasional menerangkan variansi

variabel dependent (pendapatan nelayan tradisional) sebesar 85,6%. Kemudian variabel

independent yang diteliti modal investasi/awal, jam melaut, biaya operasional signifikan

di tingkat α = 5% sedangkan jumlah tanggungan signifikan di tingkat α = 10%.

Riniwati (2005) mengungkapkan bahwa semua kegiatan mulai dari pengadaan

sarana produksi, pengolahan pasca panen (agroindustri), pemasaran dan kelembagaan

merupakan rangkaian variabel yang saling terkait satu sama lainnya. Permasalahan

adalah ketika produk sudah dihasilkan apakah proses pemasaran dapat bermanfaat

sesuai fungsinya.

Dari kajian penelitian terdahulu tersebut di atas maka dapat terlihat kekhasan/

keunikan dari penelitian ini yakni dalam penelitian ini memunculkan adanya variabel

terikat (dependen variable) yakni pada perahu tanpa mesin, kapal motor tempel, dan

kapal motor. Obyek dari penelitian ini memunculkan nelayan tangkap baik sebagai

anggota koperasi dan bukan anggota koperasi. Memasukkan analisis strategi pemasaran

dengan bauran pemasaran, selain matriks IFE-EFE dan matriks SWOT. Rangkuman

(35)

Tabel 4. Kajian Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Tahun

Judul Penelitian

Masalah dan Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Zaini pemasaran yang tepat dalam rangka

mempertahankan, memasuki serta merebut pasar yang ada.

Apakah Modal kerja, teknologi, jam kerja melaut dan harga ikan berpengaruh terhadap dan uji beda rata-rata (Uji Z) tingkat signifikan 5%

(36)

Lanjutan Tabel 4.

Penelitian Hasil Penelitian

(37)

3. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Peningkatan kebutuhan terhadap pasar akan produk jenis ikan terus

meningkat, berupa ragam produk ikan maupun banyaknya pangsa pasar yang

membutuhkan produk jenis ikan. Masalah pemasaran hasil penangkapan ikan di

Kecamatan Kei Kecil terbentur jaringan pemasaran yang terbatas. Kurang

berfungsinya tempat pelelangan ikan (TPI) secara baik, menyebabkan nelayan hanya

menjual hasil tangkapannya langsung ke pedagang pengumpul (unit-unit pemasaran)

tanpa alternatif lain, dimana konsekuensinya harga ikan ditentukan pedang

pengumpul sehingga posisi tawar nelayan menjadi rendah. Selain itu, sifat dari ikan

yang cepat rusak harus segera dijual sesampainya di darat, diperparah dengan

keterbatasan fasilitas penyimpanan ikan dan keterbatasan es (terpaksa menggunakan

es balok rumah tangga) menjadikan waktu trip nelayan menjadi pendek maksimal

satu hari (one day fishing) dan sesampainya di darat harus segera dijual. Dengan

demikian hasil tangkapan sedikit atau banyak tidak menunjukkan perbedaan

pendapatan yang berarti bagi nelayan. Dilain pihak pendapatan unit-unit pemasaran

dari tahun ke tahun terdapat peningkatan yang cukup berarti, namun kenaikan

tersebut ternyata tidak dinikmati oleh nelayan.

Berbagai upaya perbaikan usaha perikanan yang sudah dilakukan oleh

Pemerintah, namun kenyataan kondisi ekonomi masyarakat nelayan tidak ada

kemajuan apalagi nelayan tradisional. Benang merah dari permasalahan ini adalah

lemahnya sistem pemasaran bagi nelayan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan pendapatan nelayan adalah melalui peningkatan produktivitas kinerja

serta membuka akses jaringan pemasaran. Dengan terbukanya jaringan pemasaran

hasil perikanan tangkap baik lokal, regional bahkan internasional akan memberikan

kontribusi positif terhadap kesejahteraan nelayan, memudahkan investasi perikanan

dan membuka lapangan kerja. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis

melakukan penelitian untuk mengetahui lebih jelas tentang bagaimana pendapatan

(38)

Kabupaten Maluku Tenggara, dan mencari alternatif strategi pemasaran untuk

meningkatkan pendapatan hasil perikanan tangkap.

Kerangka berpikir ini menggambarkan langkah yang ditempuh oleh nelayan

tangkap baik sebagai anggota koperasi maupun non anggota koperasi dalam usaha

mencapai peningkatan kesejahteraan nelayan. Untuk mengembangkan alternatif

tujuan pemasaran digunakan analisis pada matriks SWOT yang akan menghasilkan

matriks internal-eksternal yang datanya berasal dari Internal Faktor Evaluation (IFE)

dan Matriks External Faktor Evaluation (EFE). Matrik SWOT digunakan untuk

menentukan pengembangan strategi pemasaran, bagaimana saran strategis pemasaran

dan langka-langka prioritas kinerja ke depan.

Gambar 3. Kerangka pemikiran

Hipotesis Penelitian :

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

dibuat hipotesis terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan adalah

sebagai berikut:

1) Modal kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan.

2) Tenaga kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan. Non anggota koperasi Anggota koperasi

Perahu tanpa mesin

Strategi pemasaran untuk peningkatan kesejahteraan

nelayan

SWOT, IFE-EFE Regresi

Nelayan Tangkap

Kapal motor tempel Kapal motor

Pemasaran

Pemasaran hasil ikan pada koperasi

(39)

3) Pengelaman kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan.

4) Jarak tempuh melaut mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan nelayan.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Nelayan adalah orang yang mata pencariannya menangkap ikan di laut dengan

menggunakan perahu tanpa mesin, kapal motor tempel dan kapal motor.

2. Pendapatan nelayan adalah pendapatan bersih yang dibawah pulang oleh nelayan

diperoleh dari hasil penjualan tangkapan setelah dikurangi modal kerja.

3. Modal kerja adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam memperoleh

hasilnya. Biaya-biaya tersebut terdiri dari, makan, rokok, minyak, solar, minyak

bensin, upah tenaga kerja, peralatan penangkapan ikan selama satu bulan

( satuan Rp).

4. Tenaga kerja adalah banyaknya orang yang sudah menjalani profesi hidupnya

sebagai nelayan dalam jangka waktu tertentu (satuan jiwa).

5. Pengalaman adalah orang yang sudah menjalani profesi hidupnya sebagai nelayan

dalam jangka waktu tertentu (satuan tahun).

6. Jarak tempuh melaut adalah rata-rata jarak yang ditempuh oleh nelayan dalam

menangkap ikan (satuan km).

3.2 Penentuan Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian ini pada Kopdit Angkara yang terdapat di Desa Sethean

Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Kecamatan Kei Kecil terletak pada 5°33' – 5° 53' LS dan 132°32' – 132° 47' BT. Adapun batas-batas Kecamatan Kei Kecil adalah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Dullah Selatan dan Laut Banda 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kei Kecil Barat dan Kei Kecil

Timur

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kei Kecil Timur Selat Rosenberg 4. Sebelah Barat barbatasan dengan Kecamatan Kei Kecil Barat dan Selat Tayando.

Keberadaan Kopdit Angkara terdapat di Desa Sathean dapat disajikan pada

Gambar 4.

(40)

Sumber: Atlas Maluku (1998)

Gambar 4. Peta lokasi penelitian

3.3 Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data kualitatif terkait strategi pemasaran yang

berjalan di Kopdit Angkara dan data kuantitatif terkait data penjualan, jumlah dan jenis

ikan yang ditangkap 3 tahun terakhir baik oleh anggota koperasi maupun non anggota

koperasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder.

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data yang dianalisis adalah

data tentang pendapatan nelayan tangkap baik oleh anggota koperasi maupun bukan

anggota koperasi. Proses untuk mendapatkan data primer ini menggunakan teknik

observasi dan melalui wawancara langsung dengan pihak responden serta menggunakan

angket (kuesioner). Sumber data diperoleh dari Kopdit Angkara yang terdapat di

Kabupaten Maluku Tenggara, Kecamatan Kei Kecil berada di Desa Sathean, dengan

alasan bahwa Kopdit Angkara merupakan salah satu koperasi nelayan terbesar yang

berada di Kabupaten Maluku Tenggara yang telah masuk kategori 100 koperasi berskala

besar Indonesia yang telah dinilai oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Pusat,

sehingga saat ini menempatkan Kopdit Angkara sebagai asset yang besar bagi kemajuan

pembangunan ekonomi di Kabupaten Maluku Tenggara. Pengambilan data dilakukan

(41)

yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara. Data Sekunder dikumpulkan dan diperoleh

dari studi dokumentasi, mempelajari data–data yang berasal dari BPS, Instansi terkait,

melalui website dan data sekunder juga diperoleh dari RAT Kopdit Angkara.

Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) jenis kuesioner yakni Pertama, persepsi

kegiatan usaha dan pemasaran, tujuannya adalah untuk menentukan varibel faktor

internal dan eksternal. Kuesioner ditunjukkan kepada 3 (tiga) responden terdiri dari

Manajer Kopdit Angkara, Ka unit pemasaran Kopdit Angkara dan Kepala Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, kuesioner persepsi kegiatan

usaha dan pemasaran melalui pendekatan analisis SWOT dapat disajikan pada Lampiran

3. Kedua, persepsi internal kinerja Kopdit Angkara, kuesioner yang digunakan

sebanyak 2 (dua) responden yakni Ka Tata Usaha Kopdit Angkara dan Anggota aktif

Kopdit Angkara dapat disajikan pada Lampiran 4. Ketiga, persepsi nelayan baik

anggota maupun non anggota Kopdit Angkara untuk melihat variabel-variabel yang

mempengaruhi pendapatan nelayan. kuesioner persepsi nelayan baik anggota maupun

non anggota Kopdit Angkara dapat disajikan pada Lampiran 5.

3.4 Penentuan Jumlah Sampel dan Metode Penarikan Sampel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Obyek

penelitian ini adalah Kopdit Angkara yang menggunakan armada penangkapan ikan

milik Kopdit Angkara (anggota koperasi) dan nelayan tangkap yang menggunakan

armada penangkapan ikan milik sendiri (non anggota koperasi).

Sampel yang digunakan dalam penelitian terkait pengembangan strategi

pemasaran menggunakan metode pengambilan informan dengan menggunakan analisis

SWOT secara non acak yang diklasifikasikan ke dalam purposive sampling yaitu

pengambilan informan yang dipilih untuk mewakili seluruh informan. Informan yang

dipilih pada penelitian ini adalah informan yang memiliki kapasitas pengetahuan

mengenai sistem pemasaran dan mampu memberikan penilaian mengenai Kopdit

Angkara. Informan yang terlibat adalah Manajer Kopdit Angkara, Ka unit pemasaran

Kopdit Angkara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara,

Ka Tata Usaha Kopdit Angkara dan Anggota aktif Kopdit Angkara. Jadi informan

seluruhnya sebanyak 5 responden yakni 3 responden untuk melihat persepsi kegiatan

(42)

dipilih untuk melihat persepsi internal kinerja Kopdit Angkara yang dapat disajikan

pada Lampiran 4.

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang

telah ditetapkan (Nazir, 2003:21). Selanjutnya menurut Ridwan (2004:55) populasi

merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penelitian ini adalah

seluruh nelayan yang menggunakan alat penangkapan ikan yang berada pada perahu

tanpa mesin, kapal motor tempel dan kapal motor, milik anggota Kopdit Angkara dan

non anggota Kopdit Angkara. Hal ini dapat disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis armada penangkapan ikan dan alat tangkap milik anggota dan non anggota pada Kopdit Angkara 2009-2011

Sumber: RAT Kopdit Angkara (2011).

Diketahui jumlah populasi N = 617 nelayan tangkap baik sebagai anggota

maupun non anggota Kopdit Angkara dalam melakukan penangkapan ikan. Terkait

pengambilan sampel, adapun ukuran sampel yang ditetapkan adalah sebanyak 100

orang nelayan yang dipilih secara non acak. Data kuesioner untuk pendapatan dapat

dilihat pada Lampiran 5.

Teknik pengambilan sampel berdasarkan metode nonprobability sampling,

secara aksidental (kebetulan). Alasan penggunaan teknik sampling ini adalah mengingat

keberadaan nelayan yang relatif sibuk dan sulit ditemui pada hari-hari biasa. Ukuran

sampel 100 orang nelayan dipilih secara kebetulan, yakni saat peneliti bertemu dengan

nelayan yang menggunakan baik perahu tanpa mesin, kapal motor tempel, dan kapal

motor.

Alasan penggunaan nonprobability sampling dikarenakan metode probability

sampling khususnya metode acak (random) sangat sulit dilakukan. Faktanya

dikarenakan karakteristik nelayan pada umumnya selain sebagai nelayan juga memiliki

No Jenis Armada Alat Tangkap Jumlah Nelayan

1 Perahu tanpa mesin Sero

Pancing/ Handline Bubu

146

2 Kapal motor tempel Jaring angkat

Fish net (pukat ikan)

185

3 Kapal motor Shrimp net (pukat udang)

Fish net

286

Jumlah 617

Gambar

Tabel 1.  Perkembangan tingkat produksi perikanan dan kelautan    Kabupaten Maluku Tenggara
Tabel 4.  Kajian Penelitian Terdahulu
Gambar 3.  Kerangka pemikiran
Tabel 10.  Ibukota kecamatan, banyaknya desa induk anak desa dan kelurahan  menurut kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa alasan atau faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan suatu aplikasi adalah kegunaan, kemudahan penggunaan, kompatibilitas, minat akan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diidentifikasikan sejumlah sasaran yang ingin dicapai dari divisi IT perguruan tinggi, di Jakarta, yaitu: (1) perspektif

menganalisis dan menemukan secara empiris tentang efektifitas manajemen pelaksanaan program satuan pelajaran dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SMU Negeri Bangodua

Mari kita asumsikan bahwa investor Patungan Usaha SPT ini CUMA mendapatkan 2 mitra baru dari hasil sharing mitra yang mana mitra baru tersebut dibina secara komprehensif oleh,.

Mantan Walikota Jakarta Utara ini menyampaikan, jumlah tenaga kerja kontrak yang akan direkrut di masing- masing kelurahan bervariasi antara 40-70 orang, tergantung dari luasan

Tim tersebut telah mendiskripsi kondisi riil kinerja UIN Sumatera Utara Medan secara keseluruhan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh BAN-PT, meliputi standar (1)

[r]

Untuk pengujian pengenalan, citra latih dan citra uji diujikan pada jaringan yang memiliki kinerja terbaik yakni terhadap jaringan yang terdapat dalam Tabel 1