• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada tahap ini dilakukan analisis faktor lingkungan Waroeng Taman yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal. Informasi yang diperoleh pada analisis lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan Waroeng Taman, sedangkan pada analisis lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman. Hasil analisis disajikan dalam matriks IFE dan EFE.

Identifikasi Faktor Internal dan Analisis Matriks IFE

Analisis lingkungan internal dilakukan dengan memperhatikan aspek manajemen fungsional yaitu manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Hasil analisis berupa 10 faktor internal yang terdiri dari 5 faktor kekuatan dan 5 faktor kelemahan (Tabel 10).

Tabel 10 Identifikasi faktor internal

Kekuatan Kelemahan

A. Modal usaha sepenuhnya berasal dari modal sendiri

A. Promosi kurang intens dan berkesinambungan

B. Karyawan yang responsif dan jumlah karyawan yang memadai

B. Belum melakukan perencanaan jangka panjang

C. Sertifikasi halal dari MUI Jawa Barat

C. Belum melakukan perumusan misi secara formal dan tertulis

D. Lokasi usaha yang strategis D. Belum melakukan diferensiasi produk

E. Adanya SOP produk dan pelayanan konsumen yang jelas dan terarah

E. Kendaraan operasional belum dilengkapi dengan peralatan tambahan untuk pesan antar

Identifikasi kekuatan dan kelemahan pada faktor internal dilanjutkan dengan pemberian rating dan bobot yang dilakukan oleh pemilik, general manager, manager, dan wakil manager. Responden dipilih berdasarkan tingkat pengaruh dan tanggung jawab terkait pengambilan keputusan dalam pengembangan usaha. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan matriks pasangan berganda (paired comparison matrix). Bobot yang digunakan merupakan hasil pembobotan rata- rata dari 4 responden. Pemberian peringkat (rating) dilakukan setelah responden selesai mengisi matriks pasangan berganda. Peringkat yang digunakan juga

merupakan hasil pemeringkatan rata-rata dari 4 responden. Hasil bobot dan rating kemudian dikalikan sehingga diperoleh nilai tertimbang. Analisis matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 11.

Diketahui total nilai tertimbang faktor internal sebesar 3.008, yang berarti Waroeng Taman mempunyai kondisi lingkungan internal yang baik atau kuat. Berdasarkan analisis matriks IFE di atas, faktor terpenting untuk berhasil di bisnis restoran ialah karyawan yang responsif dan jumlah karyawan yang memadai, lokasi usaha yang strategis, dan perencanaan jangka panjang. Waroeng Taman berhasil dalam mengelola karyawan yang responsif dan tersedianya jumlah karyawan yang memadai, mempunyai lokasi usaha yang strategis, mempunyai SOP yang jelas sehingga membuat kegiatan operasional terarah, dan modal usaha yang sepenuhnya berasal dari modal sendiri. Sedangkan faktor yang masih perlu diperhatikan ialah kegiatan promosi.

Karyawan yang responsif dan jumlah karyawan yang memadai mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.483. Pemilik selalu mengajarkan nilai-nilai moral yang baik dan berlandaskan nilai-nilai agama. Selain itu, pemilik selalu memperhatikan kesejahteraan karyawan dan menanamkan rasa kekeluargaan. Hal tersebut terlihat dari berbagai bantuan dan tunjangan yang diterima oleh karyawan seperti, sembako, asuransi, dana pengobatan, jatah makan siang, hadiah ulang tahun, beasiswa bagi karyawan yang belum mempunyai ijazah SMA, dan pengajian

setiap hari Jum‟at.

Lokasi usaha yang strategis mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.482. Waroeng Taman berlokasi di kawasan yang dekat dengan perkantoran dan perumahan yang membuat Waroeng Taman menjadi pilihan restoran bagi karyawan dan warga sekitar. Selain itu lokasi usaha yang berada diantara Taman Kencana dan Taman Sempur, menghadirkan suasana sejuk yang menjadi ciri khas Waroeng Taman sehingga konsumen dari luar kawasan Taman Kencana pun banyak yang mengunjungi Waroeng Taman.

Adanya SOP produk dan pelayanan konsumen yang jelas dan terarah mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.467. Pada kegiatan operasional, Waroeng Taman mempunyai SOP pelayanan dan SOP pembuatan makanan/minuman. SOP pelayanan memuat ketentuan melayani tamu yang wajib dipahami oleh seluruh karyawan. SOP pembuatan makanan/minuman memuat standar ukuran pemakaian tiap bahan untuk membuat makanan/minuman. Waroeng Taman mengeluarkan SOP dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan terhadap konsumen.

Modal usaha yang sepenuhnya berasal dari modal sendiri mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.444. Waroeng Taman tidak melakukan pinjaman kepada Bank dalam hal modal usaha. Hal ini merupakan kekuatan karena pihak Waoreng Taman tidak mempunyai kewajiban untuk melunasi pinjaman yang dapat mengurangi pendapatan.

Sertifikasi halal dari MUI Jawa Barat mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.369. Sebagai seorang muslim dan memiliki usaha restoran, aspek kehalalan menjadi salah satu aspek yang difokuskan oleh pemilik Waroeng Taman. Disamping tidak menjual dan tidak memperbolehkan konsumen membawa minuman beralkohol, Waroeng Taman selalu memperhatikan aspek halal baik dari segi proses pembuatan makanan/minuman, maupun dari segi bahan baku dan peralatan yang digunakan. Adanya sertifikat halal dari MUI Jawa Barat menjadi

jaminan untuk konsumen bahwa produk yang dijual di Waroeng Taman merupakan produk yang memenuhi kriteria halal.

Promosi yang kurang intens dan berkesinambungan mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.110. Promosi yang dilakukan Waroeng Taman selama ini terbilang minim dan tidak dilakukan secara kontinyu. Waroeng Taman pernah melakukan promosi dengan meyebar brosur, membuat program keanggotaan untuk mendapatkan potongan harga. Namun kegiatan-kegiatan promosi ini tidak ditindaklanjuti.

Belum melakukan perumusan misi secara formal dan tertulis dengan nilai tertimbang sebesar 0.165. Adanya misi yang dirumuskan secara formal dan tertulis akan membantu Waroeng Taman dalam mencapai tujuan yang telah dibuat dan menciptakan arahan bagi karyawan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tujuan.

Belum melakukan perencanaan jangka panjang mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.193. Selama ini perencanaan yang dilakukan Waroeng Taman hanya perencanaan jangka pendek dengan waktu kurang dari 1 tahun. Perencanaan yang dilakukan hanya berfokus pada kegiatan operasional sehari-hari. Perencanaan jangka panjang penting untuk dilakukan agar Waroeng Taman mempunyai target yang lebih berkembang.

Kendaraan operasional belum dilengkapi dengan peralatan tambahan untuk pesan antar mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.123. Kendaraan operasional resmi dibutuhkan Waroeng Taman untuk kelancaran kegiatan pesan antar. Saat ini, wilayah pesan antar yang dilayani Waroeng Taman hanya meliputi daerah sekitar Taman Kencana. Adanya kendaraan diharapkan dapat memperluas cakupan wilayah pesan antar. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan masyarakat yang saat ini lebih memilih untuk menggunakan layanan delivery akibat kemacetan lalu lintas dan tingginya tingkat kesibukan.

Belum melakukan diferensiasi produk mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.185. Waroeng Taman saat ini belum memiliki menu yang menjadi icon atau ciri khas. Menu khas yang diberi nama ala WT pun merupakan menu yang mudah dicari di tempat makan lain. Hal ini membuat Waroeng Taman perlu mengeluarkan menu baru terutama untuk menu yang dapat menjadi ciri khas.

Faktor kekuatan Waroeng Taman mempunyai total nilai tertimbang sebesar 2.245, sedangkan faktor kelemahan mempunyai total nilai tertimbang sebesar 0.763. Hal ini menjelaskan bahwa Waroeng Taman sudah cukup baik dalam memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang ada.

Tabel 11 Matriks IFE

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Nilai Tertimbang Kekuatan :

Modal usaha sepenuhnya berasal dari

modal sendiri 0.111 4.000 0.444

Karyawan yang responsif dan jumlah

karyawan yang memadai 0.121 4.000 0.483

Sertifikasi halal dari MUI Jawa Barat 0.106 3.500 0.369 Lokasi usaha yang strategis 0.121 4.000 0.482 Adanya SOP produk dan pelayanan

konsumen yang jelas dan terarah 0.117 4.000 0.467

Total Kekuatan 2.245

Kelemahan :

Promosi kurang intens dan

berkesinambungan 0.074 1.500 0.110

Belum melakukan perencanaan jangka

panjang 0.110 1.750 0.193

Belum melakukan perumusan misi

secara formal dan tertulis 0.094 1.750 0.165

Belum melakukan diferensiasi produk 0.086 2.000 0.172 Kendaraan operasional belum

dilengkapi dengan peralatan tambahan untuk pesan antar

0.062 2.000 0.123

Total Kelemahan 0.763

Total 3.008

Identifikasi Faktor Eksternal dan Analisis Matriks EFE

Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan memperhatikan aspek politik, pemerintahan, hukum, ekonomi, sosial, budaya, demografi, teknologi, persaingan antar perusahaan, ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar konsumen, dan kekuatan tawar-menawar pemasok. Hasil analisis berupa 10 faktor eksternal yang terdiri dari 5 faktor peluang dan 5 faktor ancaman (Tabel 12).

Tabel 12 Identifikasi faktor eksternal

Peluang Ancaman

A. Perubahan gaya hidup masyarakat terhadap konsumsi pangan

A. Meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM), tarif dasar listrik (TDL), dan gas elpiji

B. Perkembangan teknologi dan sistem informasi yang semakin pesat

B. Persaingan ketat dalam industri restoran

C. Peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat

C. Banyaknya restoran yang menawarkan beberapa menu serupa

D. Adanya gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan)

D. Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi

E. Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang meningkatkan pangsa pasar

E. Kebijakan pajak untuk restoran

Identifikasi peluang dan ancaman pada faktor eksternal dilanjutkan dengan pemberian rating dan bobot yang dilakukan oleh pemilik, general manager, manager, dan wakil manager. Responden dipilih berdasarkan tingkat pengaruh dan tanggung jawab terkait pengambilan keputusan dalam pengembangan usaha. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan matriks pasangan berganda (paired comparison matrix). Bobot yang digunakan merupakan hasil pembobotan rata- rata dari 4 responden. Pemberian peringkat (rating) dilakukan setelah responden selesai mengisi matriks pasangan berganda. Peringkat yang digunakan juga merupakan hasil pemeringkatan rata-rata dari 4 responden. Hasil bobot dan rating kemudian dikalikan sehingga diperoleh nilai tertimbang. Analisis matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 13.

Diketahui total nilai tertimbang faktor eksternal sebesar 3.109, yang berarti bahwa Waroeng Taman mampu menarik keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari ancaman yang menghadang. Berdasarkan matriks EFE, faktor terpenting untuk berhasil di bisnis ini ialah kebijakan pajak untuk restoran. Usaha yang dapat menerapkan pajak tanpa mengurangi kepuasan konsumen akan mampu bertahan di industri. Respon Waroeng Taman pada faktor ini sudah di atas rata-rata. Dilihat dari nilai rating, respon tertinggi Waroeng Taman ialah menangani faktor persaingan ketat di industri restoran, dengan nilai sebesar 3.750. Hal tersebut dikarenakan Waroeng Taman mampu beroperasional selama 13 tahun di industri ini. Peluang yang perlu diberdayakan oleh Waroeng Taman ialah adanya gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan).

Tingginya laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang meningkatkan pangsa pasar mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.349. Meningkatknya jumlah penduduk Kota Bogor turut meningkatkan kebutuhan terhadap pangan. Hal ini memunculkan dugaan bahwa permintaan terhadap produk Waroeng Taman dapat meningkat. Dapat juga dikatakan bahwa Waroeng Taman mempunyai jumlah konsumen yang semakin banyak.

Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Kota Bogor mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.346. Pendapatan yang meningkat membuat daya beli masyarakat ikut meningkat, sehingga kebutuhan dapat dipenuhi dengan cara yang lebih baik. Dalam memenuhi kebutuhan pangan, membeli makanan/minuman

restoran merupakan cara yang lazim dilakukan seseorang ketika mempunyai pendapatan lebih. Hal ini dapat dimanfaatkan Waroeng Taman untuk meningkatkan volume penjualan.

Perkembangan teknologi dan sistem informasi mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.343. Pesatnya perkembangan dunia teknologi menciptakan kemudahan bagi pelaku usaha untuk mengoptimalkan kinerja usahanya. Tersedianya berbagai macam alat elektronik, gadget dan peranti lunak pendukung dapat digunakan Waroeng Taman untuk memudahkan usaha, terutama untuk kegiatan pemasaran.

Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.308. Kecenderungan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan melalui jasa restoran mempunyai arti bahwa jasa dan produk restoran banyak dicari dan diminati.

Adanya gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.228. Hal ini dapat dimanfaatkan Waroeng Taman untuk menawarkan menu-menu baru dengan bahan dasar ikan, terutama untuk menu yang bisa menjadi ciri khas Waroeng Taman.

Persaingan ketat dalam industri restoran mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.385. Rendahnya hambatan masuk membuat banyak bermunculan restoran baru yang meningkatkan tingkat persaingan karena adanya perebutan pangsa pasar.

Kebijakan pajak untuk restoran mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.357. Adanya kebijakan pajak menjadi ancaman bagi Waroeng Taman karena dapat mengurangi pendapatan Waroeng Taman. Adanya pajak membuat Waroeng Taman perlu meningkatkan harga produk. Kenaikan ini dikhawatirkan mengurangi kepuasan konsumen.

Banyaknya restoran yang menawarkan beberapa menu serupa mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.316. Menu yang ditawarkan Waroeng Taman saat ini merupakan menu yang mudah didapatkan di tempat lain. Hal ini dapat mengancam keberlangsungan usaha Waroeng Taman karena konsumen bisa beralih ke tempat makan lain jika Waroeng Taman menaikkan harga menu.

Kenaikan harga BBM, TDL, dan gas elpiji mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.259. Kenaikan harga BBM, TDL, dan gas elpiji dapat meningkatkan biaya variabel yang dapat mengurangi pendapatan Waroeng Taman.

Kekuatan tawar menawar konsumen yang tinggi mempunyai nilai tertimbang sebesar 0.218. Tersedianya berbagai macam pilihan restoran dengan menu sejenis membuat pembeli dapat menuntut harga yang lebih rendah dan kualitas produk yang lebih baik. Konsumen dengan sumberdaya yang cukup untuk memulai bisnis restoran pun dapat mendirikan usaha yang serupa.

Tabel 13 Matriks EFE

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Nilai Tertimbang Peluang :

Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat yang lebih menyukai makan di luar rumah (restoran)

0.103 3.000 0.308 Perkembangan teknologi dan sistem

informasi yang semakin pesat 0.106 3.250 0.343 Peningkatan pendapatan dan daya beli

masyarakat Kota Bogor 0.099 3.500 0.346

Adanya gerakan memasyarakatkan

makan ikan (gemarikan) 0.101 2.250 0.228

Tingginya laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang meningkatkan pangsa pasar

0.100 3.500 0.349

Total Peluang 1.574

Ancaman :

Meningkatnya harga BBM, tarif dasar

listrik, dan gas elpiji 0.094 2.750 0.259

Persaingan ketat dalam industri

restoran 0.103 3.750 0.385

Banyaknya restoran yang menawarkan

beberapa menu serupa 0.097 3.250 0.316

Kekuatan tawar-menawar konsumen

tinggi 0.087 2.500 0.218

Kebijakan pajak untuk restoran 0.110 3.250 0.357

Total Ancaman 1.535

Total 3.109

Tahap Pencocokan Analisis Matriks IE

Pada tahap ini dilakukan analisis matriks IE dengan mencocokan nilai matriks EFE dan matriks IFE. Total skor IFE adalah 3.008, menggambarkan Waroeng Taman berada pada kondisi internal kuat. Total skor EFE adalah 3.109, menggambarkan Waroeng Taman berada dalam kondisi eksternal tinggi. Dari Gambar 11 terlihat bahwa Waroeng Taman berada pada sel I (grow and build). Pada posisi ini, strategi yang cocok bagi Waroeng Taman ialah strategi intensif yang terdiri dari penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan

produk. Penetrasi pasar ialah strategi yang berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar suatu produk atau jasa di pasar yang telah ada melalui upaya pemasaran yang lebih baik. Pengembangan pasar ialah strategi memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru. Pengembangan produk ialah strategi memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan menambah inovasi-inovasi baru dalam hal produksi dan pemasaran.

Strategi lain yang dapat diterapkan ialah strategi integratif yang terdiri dari integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal. Integrasi ke belakang ialah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok dengan cara meningkatkan hubungan dengan pemasok. Integrasi ke depan ialah strategi yang mengupayakan kendali yang lebih besar atas konsumen atau pelanggan dengan cara mempererat hubungan terhadap konsumen atau pelanggan. Integrasi horisontal ialah strategi yang mengupayakan kendali lebih besar atas pesaing.

Posisi usaha yang berada pada katagori grow and build telah ada dalam penelitian yang dilakukan oleh Lolita (2013) di De-Koffie Pot, namun posisi usaha berada pada sel II. Selain itu, penelitian Maulina (2009) di DBC juga memetakan usaha pada kategori grow and build, namun posisi usaha berada pada sel IV. Kedua penelitian tersebut mempunyai persamaan yakni objek penelitian berupa restoran.

Analisis Matriks SWOT

Pada matriks SWOT akan dilakukan pencocokan pada aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, di mana hal tersebut tidak dilakukan di matriks IE, sehingga dapat diperoleh strategi yang lebih spesifik. Matriks SWOT terdiri dari strategi SO, ST, WO dan WT. Analisis matriks SWOT Waroeng Taman dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan analisis tersebut, maka alternatif- alternatif strategi yang dapat digunakan Waroeng Taman untuk mengembangkan usaha ialah sebagai berikut :

Gambar 11 Analisis matriks IE Total Rata-rata

Tertimbang EFE

Total Rata-rata Tertimbang IFE

Menengah (2.0 – 2.99) Rendah (1.0 – 1.99) II III IV V VI VII VIII IX Rata-rata (2.0 – 2.99) Lemah (1.0 – 1.99) Tinggi (3.0 – 4.0) Kuat (3.0 – 4.0) I

1. Strategi S-O (Strengths-Opportunities)

Strategi yang memakai kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat digunakan Waroeng Taman ialah :

a. Memperluas cakupan area pesan antar (S4, O1, O2, O3, O5).

Strategi ini termasuk dalam strategi intensif berupa penetrasi pasar. Saat ini layanan pesan antar yang dilayani oleh Waroeng Taman hanya berada di Jalan Salak, Jalan Ceremai, Jalan Pangrango, Jalan Sanggabuana, Bantarjati, Pajajaran, Bogor Baru, Bogor Permai, Air Mancur, Goodyear, Warung Jambu, PMI, Sempur, dan Perumahan Taman Kencana. Waroeng Taman berada pada lokasi yang strategis (S4) yakni terletak pada wilayah yang dekat dengan perkantoran dan perumahan. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk yang meningkatkan pangsa pasar (O5) serta meningkatnya daya beli masyarakat daerah (O3) membuat permintaan terhadap layanan pesan antar meningkat. Hal ini terlihat dari banyaknya pesanan yang diterima Waroeng Taman untuk layanan pesan antar. Bagi pekerja kantoran, waktu yang dimiliki untuk beristirahat terbatas, sehingga mereka lebih senang untuk memesan makan siang melalui jasa pesan antar. Layanan pesan antar banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin mengonsumsi makanan dan minuman Restoran tanpa harus mengalami kemacetan di jalan (O1). Perluasan area pesan antar sebaiknya dilakukan ke area kos-kosan, kampus, dan perkantoran yang belum tercakup di area pesan antar yang dimiliki Waroeng Taman saat ini. Strategi ini dapat dihubungkan dengan adanya perkembangan teknologi dan sistem informasi (O2). Waroeng Taman dapat menggunakan sosial media seperti BlackBerry Messenger, Whatsapp, atau Official website Waroeng Taman sebagai pusat informasi dan komunikasi untuk konsumen yang ingin memesan lewat layanan pesan antar.

2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities)

Strategi W-O dibuat untuk mengatasi kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang. Terdapat 3 alternatif strategi yaitu :

a. Menambahkan menu berbahan dasar ikan sebagai variasi menu (W4, O4, O1, O3, O5).

Strategi ini termasuk dalam strategi intensif berupa pengembangan produk. Adanya perubahan gaya hidup masyarakat terhadap konsumsi pangan (O1), peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat daerah (O3), serta laju pertumbuhan penduduk yang meningkatkan pangsa pasar (O5) menciptakan pasar potensial bagi Waroeng Taman untuk mengeluarkan menu baru. Menu masakan nusantara dengan bahan dasar ikan bisa menjadi pilihan Waroeng Taman untuk mengatasi kelemahan belum melakukan diferensiasi produk (W4). Waroeng Taman dapat menawarkan menu masakan nusantara berbahan dasar ikan sebagai menu khas, seperti sate lilit, sop ikan, pecak ikan, ikan bumbu rica-rica, ikan bumbu tauco, dan lain sebagainya. Resep masakan nusantara berbahan dasar ikan mudah didapatkan di internet. Pihak Waroeng Taman dapat memilih resep apa yang unik dan cocok dengan konsep makanan di Waroeng Taman. Selain itu, Waroeng Taman dapat memanfaatkan program gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) (O4) dalam sarana promosi menu tersebut.

b. Membuat website atau akun sosial media sebagai sarana promosi dan penyebaran informasi (W1, O1, O2, O3, O5).

Website dan akun sosial media merupakan media informasi dan komunikasi yang saat ini sering digunakan oleh pelaku usaha dan dianggap lebih efisien dibandingkan memasang iklan di majalah atau koran. Selama ini Waroeng Taman tidak intens dan tidak kontinyu dalam melakukan kegiatan pemasaran (W1). Adanya perkembangan teknologi dan sistem informasi (O2) memudahkan masyarakat dalam berbagi info dan berkomunikasi. Perkembangan teknologi dan sistem informasi juga dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk menangkap peluang perubahan gaya hidup masyarakat terhadap konsumsi pangan (O1), peningkatan pendapatan daerah dan daya beli masyarakat Kota Bogor (O3), serta tingginya laju pertumbuhan penduduk yang meningkatkan pangsa pasar (O5) untuk meningkatkan penjualan dan memperkuat posisi usaha di industri. Waroeng Taman lebih sering dikunjungi oleh konsumen dari kalangan masyarakat usia muda yakni 17-24 tahun (Puspita, 2013). Strategi ini sesuai dengan kaum muda yang biasanya aktif dalam meggunakan sosial media. Waroeng Taman dapat membuat Official Website, akun BlackBerry Messenger, akun Whatsapp untuk memudahkan komunikasi dengan konsumen.

c. Menyediakan motor yang dilengkapi box fiberglass atau tas delivery makanan untuk kendaraan operasional pesan antar (W5, O1, O3, O5).

Strategi ini merupakan strategi intensif berupa pengembangan produk. Waroeng Taman tidak hanya melayani pembelian di lokasi namun juga melayani pesan antar ke area Taman Kencana. Pesan antar selama ini dilakukan dengan kendaraan yang belum dilengkapi peralatan pesan antar (W5), sedangkan penjualan dari pesan antar cukup banyak jumlahnya. Adanya kendaraan operasional resmi dapat memudahkan Waroeng Taman dalam melayani pasar potensial yang tercermin dari adanya perubahan gaya hidup masyarakat terhadap konsumsi pangan yakni banyaknya penjualan dari layanan pesan antar (O1), peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Kota Bogor (O3), serta tingginya laju pertambahan penduduk yang meningkatkan pangsa pasar (O5). Waroeng Taman menerima jumlah minimal pesan antar untuk menu lunch box sebanyak 15 buah. Untuk membawa lunch box tersebut diperlukan box fiberglass atau tas delivery sehingga makanan tetap terjaga kerapihan dan kebersihannya.

3. Strategi S-T (Strengths-Threats)

Strategi S-T dibuat untuk menghindari ancaman eksternal dengan memanfaatkan kekuatan internal. Alternatif strategi yang dapat digunakan Waroeng Taman ialah :

a. Menambahkan logo sertifikasi halal dari MUI Jawa Barat di papan nama Waroeng Taman (S3, S4, T1, T2, T3, T4, T5).

Strategi ini merupakan strategi intensif berupa penetrasi pasar. Sertifikasi halal dari MUI Jawa Barat (S3) menjadi kekuatan bagi Waroeng Taman untuk menguatkan reputasi bisnis di industri restoran. Adanya sertifikat halal dari MUI Jawa Barat membuat Waroeng Taman lebih unggul dari segi produk atau menu

Dokumen terkait