Penelitian ini dilaksanakan di Waroeng Taman yang terletak di Jalan Ceremai nomor 1, Taman Kencana, Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Pertimbangan pemilihan lokasi ialah umur usaha yang telah mencapai 13 tahun, adanya pengembangan pada usaha, dan banyaknya usaha yang serupa di sekitar lokasi. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Mei hingga September 2014.
Jenis dan Sumber Data
Pengumpulan data merupakan salah satu langkah penting dalam metode ilmiah. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung, dan wawancara kepada pemilik, manajer umum, manajer, dan wakil manajer di Waroeng Taman. Data sekunder diperoleh dari studi literatur buku, skripsi, dan bahan pustaka lainnya yang terdapat di internet, perpustakaan IPB, serta lembaga atau instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Kota Bogor serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. Data sekunder pada penelitian ini lebih banyak digunakan untuk mendukung analisis lingkungan eksternal.
Metode Penentuan Responden
Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Pertimbangan penentuan responden yaitu responden merupakan faktor penentu dalam pengambilan keputusan di Waroeng Taman, serta merupakan orang-orang atau pihak-pihak yang mengetahui kondisi internal dan eksternal Waroeng Taman yakni pemilik, manajer umum, manajer, dan wakil manajer.
Metode Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dengan mengunjungi Waroeng Taman dan melakukan observasi, wawancara dengan pemilik, manajer umum, manajer, dan wakil manajer serta memberikan kuisioner. Penyusunan kuisioner dilakukan dengan observasi lapang dan wawancara dengan responden terpilih untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal Waroeng Taman. Hasil wawancara didiskusikan dengan pihak Waroeng Taman untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengidentifikasian faktor-faktor kunci kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman. Data sekunder diperoleh dengan studi literatur berbagai bahan pustaka seperti buku, skripsi, thesis, jurnal, laporan, dan bahan pustaka lainnya yang berada pada internet, perpustakaan IPB, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. Data sekunder juga diperoleh dari pihak manajemen
Waroeng Taman terkait dengan struktur organisasi, serta visi, misi, dan tujuan Waroeng Taman.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan terdiri dari analisis deskriptif dan formulasi strategi berdasrkan konsep strtegi Fred R. David. Alat bantu yang digunakan ialah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP. Analisis deskriptif yang digunakan bersifat kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dipakai untuk menjelaskan gambaran umum usaha, beserta faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal Waroeng Taman.
1. Tahap Masukan
Pada tahap ini dilakukan pencarian informasi mengenai visi, misi, dan tujuan Waroeng Taman. Selain itu, dilakukan juga analisis lingkungan internal dan eksternal Waroeng Taman. Alat yang digunakan dalam analisis lingkungan internal ialah matriks IFE, sedangkan yang digunakan dalam analisis lingkungan eskternal ialah matriks EFE. Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor- faktor internal terkait kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Sedangkan matriks EFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal terkait peluang dan ancaman yang dianggap penting (Umar, 2003).
a. Analisis Lingkungan Internal
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang berasal dari aspek fungsional yaitu manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Matriks IFE (Tabel 2) yang digunakan pada analisis ini memuat kolom faktor internal, bobot, rating, dan skor. Kolom faktor internal menjabarkan faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan Waroeng Taman. Kolom bobot dan rating berisi bobot dan rating rata-rata untuk setiap faktor. Kolom skor berisi skor rata-rata yang merupakan perkalian antara bobot rata-rata dengan rating rata- rata setiap faktor. Pada matriks IFE akan diketahui faktor apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan utama Waroeng Taman yang terlihat dari nilai skor rata- rata tertinggi dan terendah.
Tabel 2 Matriks IFE
Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan Perkalian Bobot dan Rating
Kelemahan Perkalian Bobot dan Rating
Total 1
Sumber : David (2009)
Langkah-langkah untuk mendapatkan matriks IFE ialah sebagai berikut : i. Melakukan wawancara dengan responden terpilih untuk mengetahui
gambaran lingkungan internal, mengidentifikasi lingkungan internal, dan mendapatkan faktor-faktor dari lingkungan internal Waroeng Taman.
ii. Meminta responden untuk membandingkan tingkat kepentingan setiap faktor dengan skala dari metode paired comparison yang tersedia pada Tabel 3, lalu melakukan pembobotan untuk setiap faktor. Perbandingan setiap faktor menggunakan skala 1, 2, dan 3. 1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal
Tabel 3 Format penilaian faktor strategis internal
Faktor Internal A B C ... Total Bobot
A B C ...
Total 1
Sumber : Kinnear and Taylor (1991)
Indikator horisontal ialah faktor-faktor internal pada lajur horisontal, dan indikator vertikal ialah faktor-faktor internal pada lajur vertikal. Setiap faktor dibandingkan satu sama lain untuk mendapatkan bobot suatu faktor relatif terhadap faktor lain, dimana nilai bobot total ialah 1. Bobot yang diberikan mengidentifikasikan tingkat kepentingan faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Bobot setiap faktor didapatkan dari pembagian antara nilai faktor tersebut dengan nilai jumlah keseluruhan faktor, dengan rumus sebagai berikut :
i. Meminta responden terpilih untuk memberikan peringkat (rating) 1 sampai 4 pada setiap faktor, dimana :
1 = kelemahan mayor 3 = kekuatan minor 2 = kelemahan minor 4 = kekuatan mayor
Kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4, dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Peringkat ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan, dengan demikian nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.
ii. Mencari skor dengan cara mengalikan nilai bobot dengan peringkat (rating) pada tiap faktor. Skor yang didapat dari tiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total skor. Total skor akan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2.5. Jika total skor IFE 3.0 sampai 4.0 berarti kondisi internal perusahaan baik atau kuat.
Keterangan :
ai = Bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i i = 1,2,3,.... n = Jumlah variabel ��= �� �� � �=1
Jika 2.0 sampai 2.99 berarti kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang. Jika 1.0 sampai 1.99 berarti kondisi internal perusahaan rendah atau lemah.
b. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan umum dan lingkungan industri Waroeng Taman. Matriks EFE (Tabel 4) yang digunakan pada analisis ini memuat kolom faktor eksternal, bobot, rating, dan skor. Kolom faktor eksternal menjabarkan faktor-faktor apa saja yang menjadi peluang dan ancaman Waroeng Taman. Kolom bobot dan rating berisi bobot dan rating rata-rata untuk setiap faktor. Kolom skor berisi skor rata-rata yang merupakan perkalian antara bobot rata-rata dengan rating rata-rata setiap faktor. Pada matriks EFE akan diketahui faktor penting bagi usaha untuk berhasil di industri serta bagaimana respon usaha pada faktor tersebut.
Tabel 4 Matriks EFE
Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang Perkalian Bobot dan Rating
Ancaman Perkalian Bobot dan Rating
Total 1
Sumber : David (2009)
Langkah-langkah untuk mendapatkan matriks EFE ialah sebagai berikut : i. Melakukan wawancara dengan responden terpilih untuk mengetahui
gambaran lingkungan eksternal Waroeng Taman, mengidentifikasi lingkungan eksternal, dan mendapatkan faktor-faktor dari lingkungan eksternal Waroeng Taman.
ii. Meminta responden untuk membandingkan tingkat kepentingan setiap faktor dengan skala dari metode paired comparison yang tersedia pada Tabel 5, lalu melakukan pembobotan untuk setiap faktor. Perbandingan setiap faktor menggunakan skala 1, 2, dan 3. 1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal
Tabel 5 Format penilaian faktor strategis eksternal
Faktor Eksternal A B C ... Total Bobot A
B C ...
Total 1
Sumber : Kinnear and Taylor (1991)
Indikator horisontal ialah faktor-faktor eksternal pada lajur horisontal, dan indikator vertikal ialah faktor-faktor eksternal pada lajur vertikal. Setiap faktor dibandingkan satu sama lain untuk mendapatkan bobot suatu faktor relatif terhadap faktor lain, dimana nilai bobot total ialah 1. Bobot yang diberikan mengidentifikasikan tingkat kepentingan faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Bobot setiap faktor didapatkan dari pembagian antara nilai faktor tersebut dengan nilai jumlah keseluruhan faktor, dengan rumus sebagai berikut :
i. Meminta responden terpilih untuk memberikan peringkat (rating) 1 sampai 4 pada setiap faktor, dimana :
1 = Jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman tersebut rendah (respon kurang)
2 = Jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman tersebut sedang (respon sama dengan rata-rata) 3 = Jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman tersebut tinggi (respon di atas rata-rata)
4 = Jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman tersebut sangat tinggi (respon superior)
Peringkat menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor-faktor eksternal tersebut.
ii. Mencari skor dengan cara mengalikan nilai bobot dengan peringkat (rating) pada tiap faktor. Skor yang didapat dari tiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total skor. Total skor akan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2.5. Jika total skor EFE 3.0 sampai 4.0 berarti perusahaan merespon tinggi terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Jika 2.0 sampai 2.99 berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Jika 1.0 sampai 1.99 berarti perusahaan tidak mampu merespon peluang dan ancaman yang ada.
Keterangan :
ai = Bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i i = 1,2,3,.... n = Jumlah variabel ��= �� �� � �=1
2. Tahap Pencocokan
Pada tahap ini dilakukan pencocokan terhadap faktor-faktor internal dengan eksternal yang telah dihasilkan pada tahap masukan. Pencocokan akan menghasilkan alternatif strtaegi untuk dijalankan oleh perusahaan. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini ialah matriks IE (Gambar 5) dan matriks SWOT (Gambar 6). Matriks IE terdiri dari 2 dimensi yakni total skor dari matriks IFE pada sumbu x dan total skor dari matriks EFE pada sumbu y. Matriks IE mempunyai 9 sel strategi yang dapat dikelompokan menjadi 3 strategi utama, yaitu:
a) Grow and Build (Tumbuh dan Membangun) berada pada sel I, II, atau IV. Strategi yang sesuai untuk perusahaan yang berada pada wilayah ini ialah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horisontal).
b) Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara) dilakukan untuk sel III, V, atau VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
c) Harvest or Divest (Panen atau Divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, atau IX. Strategi yang dipakai adalah strategi divestasi atau strategi likuidasi.
Setelah dilakukan analisis matriks IE, selanjutnya ialah pencocokan faktor internal dan eksternal yang telah didapat ke dalam matriks SWOT. Pada matriks SWOT terdapat 4 kolom perumusan strategi yang terdiri dari strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T. Gambar 5 Matriks IE Sumber: David (2009) Total Rata-rata Tertimbang EFE
Total Rata-rata Tertimbang IFE
Tinggi (3.0 – 4.0) Menengah (2.0 – 2.99) Rendah (1.0 – 1.99) I II III IV V VI VII VIII IX Kuat (3.0 – 4.0) Rata-rata (2.0 – 2.99) Lemah (1.0 – 1.99)
David (2009) menjelaskan mengenai langkah-langkah untuk menyusun matriks SWOT. Berikut ialah penjelasannya :
a. Menentukan peluang-peluang penting bagi perusahaan b. Menentukan ancaman-ancaman serius bagi perusahaan c. Menentukan kekuatan-kekuatan utama internal perusahaan d. Menentukan kelemahan-kelemahan dominan perusahaan
e. Menentukan kegiatan-kegiatan penting yang perlu dilakukan setelah mencocokan antara kekuatan-kekuatan internal yang dapat dimanfaatkan dengan peluang-peluang eksternal yang dapat dicoba untuk diraih, lalu mencatat hasilnya pada sel trategi S-O
f. Menentukan kegiatan-kegiatan penting yang perlu dilakukan setelah mencocokan antara kelemahan-kelemahan internal yang ada dengan peluang-peluang eksternal yang dapat dicoba untuk diraih, lalu mencatat hasilnya pada sel trategi W-O
g. Menentukan kegiatan-kegiatan penting yang perlu dilakukan setelah mencocokan antara kekuatan-kekuatan internal yang dapat dimanfaatkan dengan ancaman-ancaman eksternal yang mungkin timbul, lalu mencatat hasilnya pada sel trategi S-T
h. Menentukan kegiatan-kegiatan penting yang perlu dilakukan setelah mencocokan antara kelemahan-kelemahan internal yang ada dengan ancaman-ancaman eksternal yang mungkin timbul, lalu mencatat hasilnya pada sel strategi W-T
3. Tahap Keputusan (Decision Stage)
Pada tahap ini dilakukan pengambilan keputusan terhadap strategi alternatif yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya. Alat analisis yang digunakan dalam tahap ini ialah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix - QSPM) atau matriks QSP (Tabel 6). Matriks ini menggunakan input dari analisis pada tahap masukan (input stage) dan matching results pada tahap pencocokan (matching stage) sebagai bahan informasi untuk melakukan analisis (Umar, 2003). Internal Eksternal Kekuatan (Strengths – S) 1.. 2.. Kelemahan (Weaknesses-W) 1.. 2.. Peluang (Opportunities-O) 1.. 2.. Strategi S-O
Gunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada
Strategi W-O
Mengatasi kelemahan internal
dengan memanfaatkan
peluang yang ada Ancaman
(Threats – T) 1..
2..
Strategi S-T
Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman eksternal
Strategi W-T
Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman eksternal
Gambar 6 Matriks SWOT
Tabel 6 Matriks QSP Faktor
Utama Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor- faktor Internal Faktor- faktor Eksternal Total Sumber : David (2009)
Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk membuat matriks QSP. Langkah-langkah tersebut ialah sebagai berikut :
i. Membuat daftar faktor-faktor eksternal dan internal beserta nilai bobotnya yang diambil dari matriks IFE dan EFE
ii. Mengidentifikasi strategi-strategi alternatif hasil dari analisis berdasarkan matriks pada matching stage, lalu mencatat strategi- strategi ini di baris atas matriks QSP
iii. Menentukan nilai Attractiveness Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi berdasarkan pendapat para responden terpilih dalam perusahaan. Batasan nilai AS ialah :
1 = tidak menarik 3 = secara logis menarik 2 = agak menarik 4 = sangat menarik
iv. Menghitung Total AS (TAS) yang diperoleh dari perkalian bobot dengan AS pada masing-masing baris. Total AS menunjukkan adanya daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi. v. Menghitung semua TAS atau total TAS (STAS) pada masing-
masing kolom matriks QSP. Total TAS (STAS) yang paling terbesar pada alternatif strategi tertentu menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut menjadi prioritas utama. Pada penelitian ini, nilai STAS tertinggi (strategi dengan urutan prioritas pertama) yang akan dipilih sebagai rekomendasi alternatif strategi.