INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
K. FREKUENSI KONSUMSI BAHAN PANGAN SUMBER PROTEIN HEWANI JENIS BAHAN
PANGAN
FREKUENSI (kali/minggu)
> 1 kali/hari Setiap hari 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali Telur
Daging ayam Daging sapi Ikan
Apakah ibu merasa bahwa anak ibu lebih kecil(pendek) daripada anak lain yang seusianya ? ………. ………. ……….. ………. Bagaimanakah perasaan ibu mengetahui anak ibu mempunyai tinggi yang kurang daripada anak lain yang seusianya?
………. ………. ……….. ………. Apakah kurangnya tinggi badan ibu sekarang mengganggu harapan ibu bagi masa depan anak ibu nanti ?
………. ………. ……….. ………. Apakah menurut ibu pengukuran tinggi badan di posyandu adalah hal yang penting? Berapa tinggi badan atau pertambahan tinggi badan anak ibu pada pengukuran terakhir?
………. ………. ……….. ……….
ANAK USIA 2,5 – 3,4 TAHUN
No Indikator Tes perbuatan Penilaian Alat yang digunakan
Alat alternatif
1 Dapat memberikan
informasi tentang diri sendiri (nama panggilan dan umur)
Tanyakan :
1. Siapa namamu ? 2. Kamu umur berapa ?
0. Diam tidak menjawab 1. Menjawab tetapi salah 2. Menjawab satu benar 3. Menjawab dua benar
Tidak ada
2 Dapat menirukan
kembali urutan kata (2 kata)
Coba tirukan ucapan berikut :
1. Mama, papa 2. Pepaya, pisang
0. Tidak dapat, diam 1. Menjawab tetapi salah 2. Menjawab satu benar 3. Menjawab dua benar
Kartu gambar mama, papa, pepaya, pisang
3 Dapat mengikuti
perintah sederhana
Lakukan sesuai perintah : 1. Ambil bola
2. Ambil buku
0. Diam, tidak merespon 1. Merespon tetapi salah 2. Dapat satu
3. Dapat dua
Bola dan buku
4 Dapat memahami
bahasa isyarat
Peragakan ! Apa maksud gerakan ini :
1. Lambaikan tangan 2. Anggukan kepala
0. Diam, tidak merespon 1. Merespon tetapi salah 2. Dapat satu 3. Dapat dua Tidak ada 5 Dapat menunjukkan 3 gerakan orang pada gambar
Coba tunjukkan gambar : 1. Anak sedang duduk 2. Anak sedang berdiri 3. Anak sedang minum
0. Menjawab tetapi salah 1. Benar satu
2. Benar dua 3. Benar tiga
Gambar
6 Dapat menyanyikan
satu lagu bebas
Nyanyikan satu lagu yang kamu sukai
0. Tidak dapat, diam 1. Menyanyi ragu-ragu (salah)
2. Dapat menyanyi ½ benar
3. Dapat menyanyi penuh
Tidak ada
ANAK USIA 3,5 – 4,4 TAHUN
No Indikator Tes perbuatan Penilaian Alat yang digunakan
Alat alternatif
1 Dapat memberikan
informasi tentang diri sendiri dan keluarganya
Tanyakan :
1. Siapa namamu ? 2. Kamu umur berapa ? 3. Kamu tinggal dengan siapa ?
0. Tidak menjawab (salah)
1. Menjawab satu benar 2. Menjawab dua benar 3. Menjawab tiga benar
Tidak ada
2 Dapat menirukan
kembali urutan kata (4 kata)
Coba tirukan ucapan berikut :
1. Mama, papa, kakak, adik
2. Pepaya, pisang, roti, biskuit
0. Tidak dapat, diam 1. Menjawab tetapi salah 2. Menjawab satu benar 3. Menjawab dua benar
Kartu gambar mama, papa, kakak, adik, pepaya, pisang, roti, biskuit 3 Dapat mengikuti perintah sederhana
Lakukan sesuai perintah : 1. Ambil bola
2. Ambil buku
3. Buka atau tutup pintu
0. Merespon tetapi salah 1. Benar satu
2. Benar dua 3. Benar tiga
bahasa isyarat gerakan ini : 1. Lambaikan tangan 2. Anggukan kepala 3. Gelengkan kepala 1. Benar satu 2. Benar dua 3. Benar tiga 5 Dapat menunjukkan 6 gerakan orang pada gambar
Coba tunjukkan gambar : 1. Anak sedang duduk 2. Anak sedang berdiri 3. Anak sedang minum 4. Anak sedang makan 5. Anak sedang bertepuk tangan
6. Anak sedang bersalaman
0. Menjawab tetapi salah 1. Benar 1-2
2. Benar 3-4 3. Benar 5-6
Gambar
6 Dapat menyanyikan
satu lagu anak
Pilih dan nyanyikan satu lagu anak ini :
1. Balonku
2. Satu-satu aku sayang ibu
3. Cicak di dinding
4. Nina bobo
0. Tidak dapat, diam 1. Menyanyi ragu-ragu (salah)
2. Dapat menyanyi ½ benar
3. Dapat menyanyi penuh
Tidak ada
7 Memiliki
pembendaharaan kata tentang keterangan tempat
Peragakan dan tanyakan : dimana letak bola ? 1. Di atas
2. Di bawah 3. Di dalam
0. Tidak menjawab, salah 1. Menjawab satu benar 2. Menjawab dua benar 3. Menjawab tiga benar
Bola, kotak kosong
8 Mengenal alfabet a
s.d f
Tanyakan : gambar dan huruf apa ini ?
1. a dan b 2. c dan d 3. e dan f
0. Tidak menjawab, salah 1. Menjawab satu benar 2. Menjawab dua benar 3. Menjawab tiga benar
Gambar huruf
9 Mengurut dan
menceritakan isi gambar seri
Susun gambar ini dan ceritakan gambar yang sudah kamu susun itu !
0. Dapat menyusun gambar dan tidak bercerita
1. Dapat menyusun gambar dan menyebut 1 benda pada gambar 2. Dapat menyusun gambar dan menyebut 2 benda pada gambar 3. Dapat menyusun gambar dan menyebut 3 benda pada gambar
Gambar seri
ANAK 4,5 – 5,4 TAHUN
No Indikator Tes perbuatan Penilaian Alat yang digunakan
Alat alternatif
1 Dapat memberikan
informasi tentang diri sendiri dan keluarganya Tanyakan : 1. Siapa nama bapak/ibumu ? 2. Bapak/ibumu bekerja dimana ? 3. Alamat rumahmu di jalan apa ? 0. Tidak menjawab (salah)
1. Menjawab satu benar 2. Menjawab dua benar 3. Menjawab tiga benar
kembali urutan kalimat pendek
berikut :
1. Ibu menyiram bunga 2. Kakak bermain sepeda
1. Menjawab tetapi salah 2. Menjawab satu benar 3. Menjawab dua benar
ibu menyiram bunga, kakak bermain sepeda 3 Dapat mengikuti dua perintah sekaligus
Lakukan sesuai perintah : 1. Ambil bola dan berikan pada ibu
2. Ambil buku dan letakkan di meja
3. Ambil balok lalu susun ke atas
0. Merespon tetapi salah 1. Dapat satu
2. Dapat dua 3. Dapat tiga
Bola, balok dan buku
4 Dapat memahami
bahasa isyarat
Peragakan ! Apa maksud gerakan ini :
1. Lambaikan tangan 2. Anggukan kepala 3. Gelengkan kepala 4. Jari telunjuk di depan mulut
5. Orang sedang makan 6. Orang sedang minum
0. Menjawab tetapi salah 1. Benar 1-2 2. Benar 3-4 3. Benar 5-6 Tidak ada 5 Dapat menunjukkan 9 gerakan orang pada gambar
Coba tunjukkan gambar : 1. Anak sedang duduk 2. Anak sedang berdiri 3. Anak sedang minum 4. Anak sedang makan 5. Anak sedang bertepuk tangan
6. Anak sedang bersalaman
7. Anak sedang berlari 8. Anak sedang menendang bola 9. Anak sedang tidur
0. Menjawab tetapi salah 1. Benar 1-3
2. Benar 4-6 3. Benar 7-9
Gambar
6 Dapat menyanyikan
satu lagu anak
Pilih dan nyanyikan satu lagu anak ini :
1. Nama-nama hari 2. Kepala pundak lutut kaki
3. Naik kereta api 4. Aku seorang kapiten
0. Tidak dapat, diam 1. Menyanyi ragu-ragu (salah)
2. Dapat menyanyi ½ benar
3. Dapat menyanyi penuh
Tidak ada
7 Memiliki
pembendaharaan kata tentang keterangan tempat
Peragakan dan tanyakan : dimana letak bola ? 1. Di atas 2. Di bawah 3. Di dalam 4. Di belakang 5. Di depan 6. Di antara/tengah
0. Tidak menjawab, salah 1. Menjawab 1-2 benar 2. Menjawab 3-4 benar 3. Menjawab 5-6 benar Bola, tas plastik, 2 buku tulis 8 Mengenal alfabet a s.d l
Tanyakan : gambar dan huruf apa ini ?
1. a, b, c, d 2. e, f, g, h 3. i, j, k, l
0. Tidak menjawab, salah 1. Menjawab satu benar 2. Menjawab dua benar 3. Menjawab tiga benar
Huruf alfabet dengan gambar
menceritakan isi gambar seri
ceritakan gambar yang sudah kamu susun itu !
gambar dan tidak bercerita
1. Dapat menyusun gambar dan berusaha bercerita, salah 2. Dapat menyusun gambar dan bercerita kurang baik
3. Dapat menyusun gambar dan bercerita dengan baik
10 Dapat memberikan
alasan
Jawablah :
1. Mengapa kamu harus mandi ?
2. Mengapa kamu harus sekolah ?
3. Mengapa bapak harus bekerja ?
0. Tidak menjawab, salah 1. Menjawab satu benar 2. Menjawab dua benar 3. Menjawab tiga benar
Tidak ada
11 Menghubungkan
gambar dengan kata
Hubungkan gambar dengan kata yang sesuai 1. Buku
2. Baju 3. Bola
0. Tidak menjawab, salah 1. Menjawab satu benar 2. Menjawab dua benar 3. Menjawab tiga benar
Gambar dan kata
12 Bercerita
pengalaman sendiri
Tanyakan :
Coba ceritakan apa saja yang kamu lakukan sebelum berangkat sekolah ?
(pertanyaan boleh tema lain tetapi maksudnya sama) 0. Berusaha menjawab, tetapi salah 1. Menjawab 1-2 kata yang tepat 2. Bercerita dengan 1-2 kalimat yang tepat 3. Bercerita dengan beberapa kalimat yang tepat
ABSTRACT
NURUL DIASMARANI. Characteristic and Language Development of StuntedChildren in Sukawening Village, Bogor Regency. Supervised by ALI KHOMSAN.
The high prevalence of stunted children in Indonesia (35.6%), especially in Bogor Regency (37.2%) threaten the quality of human resources in the future. Because stunting as a measure of chronic undernutrition can interfere with child development, one of which is the development of language. The purpose of this study are to identify the characteristic of stunted children and the association between stunted and language development. The study design was a cross- sectional study. Total samples of the study were 30 children consisting of stunted and severe stunted. Almost all children were born with enough birthweight and given breastmilk. But they didn’t receive exclusive breastfeeding in the first six month and most of them are weaned before 2 years-old. The highest percentage level of education of fathers and mothers only primary school and more than half of children came from poor families. The highest percentage of children had low language development. There was no association between stunted and languange development but there was negative association between age and language development.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berbagai kecenderungan di masa depan menuntut kita untuk membangun sumberdaya manusia yang berkualitas. Sumberdaya manusia yang diharapkan adalah yang mempunyai daya tembus dan daya tangkal yang kuat karena kemampuan IPTEK yang andal, keimanan dan ketaqwaan yang kukuh, etos kerja dan daya juang yang tinggi (Syarief 1996 dalam Muchtadi 1996). Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa yang hanya mengandalkan kekayaan sumberdaya alam tanpa meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya, tidak akan pernah menjadi bangsa yang besar. Sebaliknya negara yang sumberdaya alamnya terbatas tetapi mempunyai sumberdaya manusia yang berkualitas, dapat menjadi bangsa yang maju dan mandiri (Muchtadi 1996).
Gambaran masalah gizi menjadi penting atau mempunyai arti bila ada relevansinya dengan derajat mutu sumberdaya manusia dan luas besarnya masalah, terutama meliputi generasi muda dan golongan produktif penduduk (Karyadi 1983). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) yang menggambarkan kesejahteraan dan mengukur kemajuan rata- rata suatu negara dalam kerangka pembangunan manusia masih menempatkan Indonesia pada peringkat bawah diantara negara-negara di seluruh dunia. Bahkan pada tahun 2009 Indonesia menempati peringkat 111 dari 182 negara. Fakta ini menunjukkan bahwa perbaikan kualitas sumberdaya manusia Indonesia masih harus terus dilakukan melalui investasi di berbagai bidang, yang salah satunya adalah bidang gizi dan kesehatan.
Gizi sangat penting untuk pertumbuhan, perkembangan, aktifitas, dan daya tahan tubuh, termasuk bagi anak-anak. Masa anak-anak merupakan salah satu periode yang paling kritis dalam menentukan kualitas sumber daya manusia. Pada siklus kehidupan manusia, masa anak merupakan masa yang relatif pendek tetapi sarat dengan proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga menempati posisi yang penting. Baik buruknya pemenuhan gizi pada masa anak- anak dapat menentukan banyak aspek kehidupan di kemudian hari, seperti kesehatan, prestasi, intelektualitas, dan produktivitas pada masa remaja dan dewasa. Salah satu indikasi kejadian kurang gizi pada anak-anak adalah kejadian kependekan pada balita.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan prevalensi nasional balita pendek dan balita sangat pendek (stunted) berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) adalah 35.6% (18.5% sangat pendek dan 17.1% pendek) atau lebih dari sepertiga balita di Indonesia. Angka ini mengkhawatirkan karena jauh di atas batas toleransi Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang hanya 20%. Sementara hasil Pemantauan Status Gizi Dinkes Kabupaten Bogor tahun 2009 menunjukkan balita sangat pendek di Kabupaten Bogor mencapai 19.3%, sedangkan 17.9% adalah balita pendek
.
Perkembangan otak terutama sejak masa janin sampai usia dua tahun pertama merupakan periode window of opportunity yang membutuhkan dukungan gizi yang cukup sehingga dapat berkembang optimal. Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya yang sulit diperbaiki. Kurangnya gizi pada masa- masa penting tersebut dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak yang juga dapat berdampak pada rendahnya kecerdasan, kemampuan belajar, kreativitas, dan produktivitas anak (Syarief et al. 2007).
Penelitian Mendez dan Adair (1999) menunjukkan anak yang stunted mempunyai pencapaian skor test kognitif yang lebih rendah dibandingkan anak dengan tinggi normal. Mereka juga mempunyai nilai yang lebih rendah pada pengujian bahasa dan matematika. Penelitian Hizni et al. (2009) juga menemukan bahwa kejadian stunting pada anak usia di bawah lima tahun mempunyai hubungan yang nyata dengan perkembangan bahasanya. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena mengancam kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang apabila tidak ditangani secara serius dan dapat mengakibatkan bangsa Indonesia pada akhirnya mengalami lost generation.
Indikator TB/U menggambarkan status gizi masa lalu sehingga kejadian stunting merupakan indikator kekurangan gizi yang bersifat kronis, artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, sering menderita penyakit secara berulang karena higiene dan sanitasi yang kurang baik (Riskesdas 2007). WHO juga menginterpretasikan tingginya prevalensi stunting menunjukkan kekurangan asupan makanan bergizi, tingginya angka kesakitan akibat penyakit infeksi, atau kombinasi dari dua keadaan tersebut. Hasil tabulasi silang Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007 antara status gizi TB/U balita dengan karakteristik rumah tangga balita juga menunjukkan bahwa kejadian stunting tidak berkaitan dengan
usia dan jenis kelamin balita, akan tetapi berhubungan dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan kepala keluarga. Prevalensi stunting juga cenderung lebih rendah seiring dengan meningkatnya tingkat pengeluaran keluarga per kapita per bulan.
Kejadian kurang gizi termasuk stunting pada balita disebabkan oleh berbagai faktor yang lebih kompleks dibandingkan pada orang dewasa. Hal ini terutama disebabkan balita merupakan salah satu kelompok rawan gizi yang kecukupan gizinya sangat penting bagi tumbuh kembang dan kesehatannya di masa depan. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui karakteristik pada anak balita stunted dan dampaknya terhadap perkembangan bahasanya, yang menjadi salah satu gambaran kualitas tunas- tunas bangsa.
Tujuan Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui karakteristik pada anak balita stunted dan dampak kejadian stunting tersebut terhadap perkembangan bahasanya.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik anak balita pendek (stunted) dan karakteristik keluarganya.
2. Mengidentifikasi status kesehatan, sanitasi lingkungan pemukiman, serta perilaku higiene ibu dan perilaku higiene anak balita pendek (stunted). 3. Mengidentifikasi pola asuh makan dan frekuensi konsumsi pangan
sumber protein hewani anak balita pendek (stunted).
4. Mengidentifikasi faktor budaya pada kebiasaan makan anak balita pendek (stunted) dan persepsi ibu mengenai tinggi badan anaknya.
5. Mengidentifikasi perkembangan bahasa anak balita pendek (stunted). 6. Menganalisis hubungan antara kejadian stunting dengan perkembangan
bahasa.
7. Menganalisis hubungan karakteristik anak balita dan karakteristik keluarga dengan perkembangan bahasa.
Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi mengenai gambaran karakteristik pada anak balita stunted serta dampaknya terhadap perkembangan bahasa anak, sehingga dapat menjadi masukan serius bagi akademisi maupun pemerintah mengenai aspek-aspek yang harus diperbaiki pada keluarga balita stunted dan dicegah pada keluarga balita berstatus gizi normal, sebagai bagian dari upaya perbaikan gizi masyarakat. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi para orang tua atau calon orang tua mengenai pentingnya memberikan pengasuhan yang berkualitas pada setiap aspek yang dapat mempengaruhi status gizi balita, untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal di masa-masa emasnya.