• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani 2013-2017

melalui 8 fungsi keluarga

NO URAIAN TAHUN

2014 2015 2016 2017 dengan standarisasi pelayanan

W Cakupan penyediaan Informasi Data Mikro Keluarga di setiap desa Cakupan penyediaan Informasi Data

Mikro Keluarga di setiap desa 144 144 144 144 X Cakupan kelompok kegiatan yang melakukan pembinaan keluarga

melalui 8 fungsi keluarga

Cakupan kelompok kegiatan yang melakukan pembinaan keluarga melalui 8 fungsi keluarga (

100 100 100 100

Y Cakupan keluarga yang mempunyai balita dan anak yang memahami dan melaksanakan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak

Cakupan keluarga yang mempunyai balita dan anak yang memahami dan melaksanakan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak

69,70 72 74 76

Z Rata-rata usia kawin pertama wanita

Rata-rata usia kawin pertama wanita 18 thn 18 thn 19 thn 19 thn AA Persentase Pembiayaan Program Kependudukan, Keluarga Bencana

dan Pembangunan Keluarga melalui APBD dan APBDes

Persentase Pembiayaan Program Kependudukan, Keluarga Bencana dan Pembangunan Keluarga melalui APBD dan APBDes

287.500, 000

279.000 ,000 Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kab. Minahasa Tenggara Tahun 2018

Akseptor KB merupakan akseptor KB baru yaitu pasangan usia subur (PUS) yang pertama kali menggunakan alat kontrasepsi atau PUS yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah mengalami keguguran/melahirkan. Ratio Akseptor KB pada tahun 2014 sebesar 86,5 meningkat ditahun 2017 mencapai 88,5 sedangkan Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya dibawah 20 tahun tahun 2014 mencapai 400 menurun ditahun 2017 yang hanya 325.

Peserta KB aktif merupakan PUS yang pada saat ini masih menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi.Peserta KB aktif mengalami penurunan dari tahun ke tahun yang diakibatkan oleh adanya angka drop out peserta KB jenis pil, suntik dan kondom. Upaya yang dilakukan untuk menekan turunnya angka peserta KB aktif adalah revitalisasi Keluarga Berencana melalui pembinaan kelompok KB pria dan pembentukan Kampung KB. Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah usia 15 tahun ditahun 2017 mencapai 88,5 meningkat bila dibandingkan tahun 2014 yang hanya 86,5. Sedangkan Cakupan PUS yang ingin

II - 115

ber-KB tidak terpenuhi (unmet need) pada tahun 2014 mencapai 6,93, mengalami penurunan ditahun 2017 yang hanya 6,65.

Salah satu prasyarat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat adalah dengan mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dengan pengendalian kuantitas penduduk melalui keluarga berencana Salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan adalah penyediaan pelayanan KB gratis bagi masyarakat yang berasal dari Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan

Keluarga Sejahtera I (KS-I). Selain itu secara mikro kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kualitas keluarga dengan kecilnya jumlah anggota suatu keluarga diharapkan dapat meningkatkan gizi, tingkat kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.

Pada tahun 2014, jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I sebesar 14,20 meningkat menjadi 35,11 ditahun 2017.

Dalam hal mewujudkan keluarga yang sejahtera, maka memerlukan peran aktif dari berbagai pihak, utamanya kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL). Pada tahun 2016, sebanyak 74 BKB, 74 BKR, dan 76 BKL yang aktif melakukan kegiatan. Pada tahun 2017 terdapat76 BKB, 76 BKR, dan 76 yang aktif melakukan kegiatan.

2.3.2.8. Perhubungan

Kondisi umum perkembangan Urusan perhubungan sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel.2.145

Kondisi Umum Perkembangan Urusan Perhubungan 2013 – 2017

No Uraian Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 A Jumlah arus penumpang angkutan umum

1

Jumlah arus penumpang angkutan umum (bis/kereta api/kapal laut/pesawat udara yang masuk/keluar daerah selama 1 (satu) tahun

55,500 63,825 71,884 79,442 87,384

2 Jumlah arus penunpang angkutan

umum yang masuk/keluar daerah 19,647 31,250 15,291 31,395 12,390 B Rasio ijin trayek

1 Jumlah ijin trayek yang

dikeluarkan 10 10 11 11 7

2 Jumlah Penduduk 115,861 116,727 118,016 118,377 117,150 3 Rasio ijin trayek 0,0086 0,0085 0,0093 0,0093 0,0090 C Jumlah uji kir angkutan umum

II - 116

No Uraian Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1

Jumlah uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang diimpor, baik yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan dioperasikan di jalan agar

memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan

25 28 25 32 2

D Persentase layanan angkutan darat

1 Jumlah angkutan darat 11 33 6 6 3

2 Jumlah penumpang angkutan

darat 19,674 31,250 15,291 31,395 12,390

3 presentase layanan angkutan

darat 55% 10,5% 39,3% 19,1% 2,42%

E Persentase kepemilikan KIR angkutan umum 1 Jumlah angkutan umu yang tidak

memiliki KIR 61 58 61 54 84

2 Jumlah angkutan umum pada

tahun 86 86 87 87 87

3 presentase kepemilikan KIR

angkutan umum 71% 67,4% 71% 63% 96,55%

F Pemasangan Rambu-rambu

1 Jumlah pemsangan rambu-rambu 93 93 80 14

2 Jumlah rambu-rambu yang

seharusnya ada 147 169 194 198

3 pemasangan rambu-rambu 63,26% 55,02% 41,23% 7%

G Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan

1 Panjang jalan 539,9 539,28 539,2

2 Jumlah kendaraan 12074 13416 14907 16397 18036

3 Rasio panjang jalan per jumlah

kendaraan 4,47 4,02 3,6 `

H Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum 1 Jumlah orang/barang yang

terangkut angkutan umum 108,210 109,101 110,000 115,500 121,275 Sumber Dinas Perhubungan Kab. Minahasa Tenggara Tahun 2018

Jumlah arus penumpang angkutan umum terutama angkutan darat dalam 5 tahun terakhir ini mengalami jumlah peningkatan yang cukup signifikan dimana tahun 2013 hanya 55,50% meningkat menjadi 87,384%. Untuk itulah peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum massal serta pengoptimalan pengelolaan sarana dan prasarana transportasi sangat perlu dilakukan oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan mempercepat dan mempermudah proses uji kelayakan untuk angkutan umum dengan tetap berpegang pada aturan perundangan serta pengenaan biaya yang tidak membebani pelaku angkutan umum yang pada tahun 2017 persentase uji KIR menjcapai 96,55% meningkat dibandingkan tahun 2013 yang hanya 71%. Selain itu, upaya perbaikan-perbaikan sarana prasarana perhubungan seperti penambahan jumlah rambu dimana terjadi

II - 117

penurunan dari 41% tahun 2016 menjadi 7% di tahun 2017, akan sangat membantu dalam kelancaran lalu lintas di dalam kota.

2.3.2.9. Komunikasi dan Informatika

Penyelenggaraan urusan komunikasi dan informatika dalam era globalisasi saat ini sangat penting dan strategis dalam memenuhi tuntutan masyarakat akan adanya akses informasi yang cepat,akurat dan mudah dijangkau terutama yang berkaitan dengan pelayanan publik serta tersalurnya aspirasi masyarakat.

Guna mendukung jangkauan jaringan komunikasi, Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara melalui Dinas Komunikasi dan Informasi telah mengupayakan pemenuhan kebutuhan infrastruktur TIK khususnya jangkauan jaringan. Realisai Kinerja Pada urusan Komunikasi dan Informatika sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel.2.146

Realisasi Kinerja Komunikasi dan Informatika 2016 – 2017

NO URAIAN TAHUN

2016 2017

A Cakupan Layanan Telekomunikasi

1 Luas Wilayah Yang Tercoverage 4,968,216 7,087,014

2 Luas Wilayah Keseluruhan 730,62 730,62

3 Cakupan Layanan Telekomunikasi 68% 97%

B Persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon

1 Jumlah penduduk menggunakan HP/telepon 103,225 112,520

2 Jumlah Penduduk 117,482 116,000

3 Persentase penduduk yang menggunakan

HP/telepon 87,89% 97%

C Proporsi rumah tangga dengan akses internet

1 Jumlah rumah tangga yang memiliki akses internet 104,94 115,175

2 Jumlah rumah tangga 139,92 135,50

3 Proporsi rumah tangga dengan akses internet 75% 85%

D Proporsi rumah tangga yang memiliki komputer pribadi 1 Jumlah rumah tangga yang memiliki komputer

pribadi 111,936 108,4

2 Jumlah rumah tangga 139,92 135,50

3 Proporsi rumah tangga yang memiliki komputer

pribadi 60% 80%

Sumber : Dinas Komunikasi dan Informasi Kab. Minahasa Tenggara Tahun 2018

Untuk fasilitas telepon seiring dengan perkembangan teknologi untuk jaringan tetap (jaringan telepon lokal, SLI, SLJJ, dan tertutup) mengalami kecenderungan menurun. Tetapi untuk jaringan bergerak yakni satelit dan telepon

II - 118

seluler mengalami perkembangan cukup pesat. Jangkauan komunikasi saat ini tidak menjadi suatu permasalahan, melalui layanan jaringan bergerak yang ditawarkan oleh perusahaan penyedia jaringan telepon antara lain Telkomsel, Indosat, XL, Axis, Tri, dll pelanggan secara cepat dapat menggunakannya. Dimana sampai tahun 2017 Persentase penduduk yang menggunakan HP sebesar 97%

dibandingkan tahun 2016 yang hanya 87,98%. Demikian juga dengan Proporsi rumah tangga dengan akses internet meningkat dari 60% ditahun 2016 menjadi 80% ditahun 2017.

Program yang dilaksanakan untuk meningkatkan aksesibilitas informasi dengan pengembangan jaringan informasi dan pengendalian terhadap prasarana komunikasi. Pengendalian dan pengawasan pembangunan menara telekomunikasi dilaksanakan melalui kegiatankegiatan: pemberian fasilitasi perijinan berdasarkan verifikasi titik koordinat bakal calon lokasi menara telekomunikasi oleh Tim Pengawasan dan Pengendalian Menara Telekomunikasi, monitoring eksisting menara telekomunikasi untuk meminimalisir permasalahan-permasalahan yang mungkin ada di lapangan, pemungutanretribusi menara telekomunikasi. Monitoring menara telekomunikasi dilaksanakan dengan melakukan verifikasi data menara dan memberikan stiker pengawasan yangmencantumkan data menara dan informasi kepada pemilik menara terhadap tindak lanjut hasil pengawasan.

2.3.2.10. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Pemberdayaan usaha mikro dan kecil (UMK) serta Koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian. Daya saing usaha-usaha ekonomi lokal, inovasi produk dan jasa, serta pengembangan industri kreatif di Kabupaten Minahasa Tenggara adalah daya saing UMK pada sektor pertanian, barang dan jasa serta koperasi. UMK menjadi satu sektor yang memiliki peran strategis terhadap perekonomian Kabupaten Minahasa Tenggara. Urusan Koperasi, UMKM sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada table 2.147 dan 1.148.

Capaian kinerja koperasi 5 tahun terakhir mengalami fluktuatif dimana tahun 2013 sebesar 44,8% meningkat tahun 2014 dan 2015 sebesar 46,6% dan 56,9%, kebali menurun tahun 2016 sebesar 45,8% dan meningkat sedikit tahun 2017 sebesar 46,8%.

Untuk usaha mikro dan kecil dari data Tabel 2.148 terlihat sangat dominan dari jumlah seluruh Usaha Kecil dan Menegah di Kabupaten Minahasa Tenggara

II - 119

dari data tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat presentasi usaha kecil dan menengah sebesar 97,08 % dan 96,12 %.

Tabel.2.147

Capaian Kinerja Urusan Koperasi 2013-2017

NO URAIAN TAHUN

2013 2014 2015 2016 2017