• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI ANALISIS DATA

2. Fungsi konsultatif

Pemerintah Desa kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya, yang dinilai mempunyai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi pemerintah desa pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan (input) berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan strategis tentang pembangunan infrastruktur yang telah ditetapkan dan dilaksanakan

Sehubungan juga dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pemerintahan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif. Fungsi Konsultasi bersifat komunikasi dua arah, karena berlangsung dalam bentuk interaksi antara pemerintah desa dan anggota organisasi/masyarakatnya. Namun sulit untuk dibantah bilamana dinyatakan bahwa tingkat intensitas dan efektivitasnya sangat tergantung pada pemimpin. Untuk itu pemerintah desa perlu melakukan konsultasi dengan anggota masyarkatnya, baik secara terbatas maupun meluas sebelum keputusan ditetapkan. Pemerintah desa perlu menyimak berbagai persoalan, aspirasi, pendapat, perasaan, data, informasi dan lain- lain yang di ungkapkan anggota masyarakatnya (Nawawi 2001; 141-151)

Berdasarkan hasil wawancara beberapa informan, Peran pemerintah desa sebagai fungsi konsultasi pembangunan digambarkan begitu ideal dalam wawancaranya, dimana Sekertaris desa dan Kepala BPD mengungkapakan Pemerintah Desa membuka peluang konsultasi dengan lebar, serta meciptakan pemeritahan desa yang berwujud wadah tempat menampung segala aspirasi masyarakat demi kemajaun Desa Limau Manis. Pernyataan ini senada dengan apa yang dikatkan Kepala BPD, dimana efektifnya fungsi konsultatif ini juga di topang dengan adanya kemauan pemerintah desa menciptakan kepemimpinan yang demokratis. Pemerintahan desa seperti Kepala Desa, Sekertaris Desa dan Ketua BPD adalah aparatur yang memiliki peran utama dalam fungsi konsultatif. Mereka berusaha mendengarkan segala masukan dari masyarakat, maupun Kepala Dusun. Kepala Dusun adalah wakil masyarkat bila masyarkat merasa ingin berkonsultasi ke Kantor kepala desa adalah hal yang cukup sulit.

Namun setelah di klasrifikasi oleh masyarkat, masyarkat merasa konsultasi adalah hal yang cukup sulit dilaksanakan. Beberapa orang masyarkat sesuai dengan wawancara menganggap bahwa peranan konsultasi hanya di Kepala Dusun, tapi informan lain mengerti bahwa konsultasi yang lebih tepat ialah di Pemerintahan desa itu sendiri seperti Kantor BPD.

Sehubungan juga dengan penelitian di lapangan, peneliti melihat fungsi konsultasi memang terbuka lebar di kantor Kepala BPD, pemerintahan menjalan kan fungsi konsultasi dengan baik ini ditandai Kantor Kepala BPD yang selalu siap sedia, kendatipun ada beberapa masyarkat yang mengeluh sulitnya berkonsultasi dengan

Kepala Dusun maka sesungguhnya masyarkat harus lebih berinsiatif seperti mendatangi Kantor BPD secara langsung, mengingat Kepala Dusun tidak hanya mengurusi urusan pembangunan infrastruktur setiap saat. Melainkan banyak urusan kompleks yang harus ditanganinya. Maka tepatlah jika masyarkat yang ingin melakukan fungsi konsultasi diluar kegiatan musrenbang seharusnya mendatangi Kantor BPD. Sehingga disini Peneliti menilai fungsi Konsultasi Pemerintahan Desa Limau Manis sudah berjalan cukup baik. .

3. Fungsi Partisipasi

Fungsi partisipasi merupakan fungsi dari pemerintah desa untuk menggerakkan partisipasi masyarakat desa dalam setiap pelaksanaan program pembangunan infrastruktur desa. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam proses pembangunan desa, karena pembangunan desa tidak akan mungkin dapat berjalan dengan baik dan efektif tanpa adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut

Namun kita ketahui bahwa masyarakat tidak serta merta berpartisipasi dalam pembangunan yang dilaksanakan dalam desa. Perlu adanya penggerak partisipasi masyarakat, adapun yang menjadi penggerak partisipasi masyarakat adalah pemerintah desa itu sendiri. Apabila pemerintah desa dapat dengan baik mengaktifkan partisipasi masyarakat, maka pembangunan yang dilaksanakan di desa akan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam menggerakan masyarkatnya partisipasi pemerintah desa tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan

secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana. instruksi (Rivai; 2005:53)

Sehubungan dalam hasil wawancara dengan pemerintah desa, Sekertaris Desa Bapak Amru sendiri. yang mengakui bahwa bukan dia sendiri yang menggerakan masyarkat, melainkan menggalakan peran Kepala Dusun tapi pemerintah desa membela bahwa sebenarnya Kepala Desa lah yang menjadi motivator untuk Kepala Dusun terus menggalakan pembangunan partisipatif masyarkat. Kepala Desa lebih berpartisipasi dengan cara lain seperti yang pemerintah desa cenderung berpartisipasi dalam bentuk kehadiran dalam mengikuti kegiatan Musrenbang yang mana pemerintah desa berpartisipasi sebagai pimpinan dan koordinasi rapat. Pernyataan pemerintah desa tersebut juga didukung oleh masyarkat, yang mengerti bahwa penggerak dari partisipasi mereka dalam pembangunan infrastruktur ialah berasal dari pemerintahan desa. Masyarkat menilai peranan pemerintah desa sudah cukup baik sebagai penggerak partisipasi masyarkat dalam pelaksanaan pembangunan.

Berdasarkan penielitian dilapangan, ditemui bahwa Kepala Dusun lebih mengenal masyarakat yang dipimpin nya daripada Kepala Desa sendiri, Kepala Dusun adalah orang yang paling dekat dan bersentuhan dengan masyarakat sendiri. Maka bila pemerintah desa menggunakan fungsi Kepala Dusun dalam menggerakan partisipasi masyarakat adalah keputusan yang cukup tepat. Sehingga peneliti menilai

bahwasanya fungsi partisipasi dalam menggerakan partisipasi masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa sudah cukup tepat.

4. Fungsi Delegasi

Pada Pembangunan Infrastruktur setiap pemimpin atau Kepala Desa tidak mungkin bekerja sendiri dalam usaha mewujudkan tugas pokok pemerintahan nya. Kepala Desa sendiri tidak mungkin berbuat banyak bagi Desa, meskipun dengan mengerahkan seluruh tenaga, pikiran dan kemampuannya. Tidak seorang pun pemimpin yang dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam membangun wilayah pemerintahan nya. Untuk itu Kepala Desa harus bersedia dan mampu menjalankan fungsi delegasi, yang dapat dilakukan dengan melimpahkan sebagian wewenangnya kepada Sekertaris Desa, Kepala Urusan, BPD, LPMD bahkan sampai Kepala Dusun yang membantunya.

Pelimpahan wewenang dalam menetapkan keputusan mungkin diberikan dengan persyaratan harus melalui persetujuan pimpinan dan dapat pula tanpa persetujuan tersebut namun dibatasi pada bidang yang tidak bersifat prinsipil. Pelaksanaan fungsi ini tergantung pada kepercayaan. Kepala Desa harus mampu memberikan kepercayaan, sedangkan penerima delegasi harus mampu memelihara kepercayaan. Untuk memelihara kepercayaan penerima delegasi harus hati-hati dan teliti dalam menetapkan keputusan. Segala sesuatu yang belum jelas atau yang sifatnya prinsipil, sebaiknya untuk dikonsultasikan lebih dahulu.

Namun Seubungan dengan pengutaraan hasil wawancara dari pemerintah desa, Sekertaris Desa Bapak Amru dapat disimpulkan bahwasanya karena mencakup sampai 13 Dusun. Pemerintah desa memandang fungsi pendelegasian yang diberikan kepada bawahan seperti Kepala Dusun mengatakan fungsi delegasi belum sepenuhnya optimal, dimana tidak semua Kepala Dusun melaksanakan fungsi delegasi sesuai dengan kepercayaan yang diberikan pemerintah desa sendiri. Fungsi delegasi terkesan seperti formalitas yang harus dijalankan seiring dengan tugas dan kewajibanya. Pernyataan ini juga senada dengan Kepala BPD Bapak Sherli yang menyatakan bahwa Kepala Dusun masih ada yang tidak melaksanakan tugas delegasi dengan optimal.

Dalam Konteks fungsi delegasi pemerintah desa sendiri meragukan aspek kepercayaan pada penerima fungsi dleegasi, sehingga hubungan nya fungsi delgasi yang di berikan Ppmerintah desa sendiri mungkin tidak berjalan sepenuhnya efisien pada ke-13 Dusun yang ada di Desa Limau Manis.

5. Fungsi Pengendalian

Bahwa fungsi ini cenderung bersifat komunikasi satu arah, meskipun seharusnya akan lebih efektif jika dilaksanakan melalui komunikasi dua arah. Fungsi pengendalian ini dapat dilaksanakan melalui kegiatan kontrol atau pengawasan merupakan cara yang paling efektif pada pembangunan infrastruktur . Pengawasan yang bersifat pengendalian dilakukan pada saat kegiatan pembangunan berlangsung, dengan maksud preventif yakni mencegah terjadinya penyimpangan atau kekeliruan

dalam melaksanakan perintah pemerintah desa dalam perencanaan sampai pada pembangunan infrastruktur itu sendiri. Para anggota masyarkat pelaku pembangunan yang menyadari bahwa pimpinannya melakukan pengawasan terhadap dirinya, akan berusaha mengendalikan kegiatannya dalam menunaikan tugas-tugasnya.

Fungsi pengendalian diartikan bahwa kepemimpinan pemerintah desa yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan (Nawawi:1995;74)

Fungsi koordinasi dalam pemerintahan Desa Limau Manis dijelaskan sudah melaksanakan fungsi koordinasi dengan baik, hal ini terkait dengan adanya pelatian dari LPMD dalam pelatihan perencanaan pembangunan. Pemerintah desa sebagai pkoordinasi dalam Musrenbang desa Serta para masyarkat juga mempercayai bahwa pemerintah desa sendiri tela melaksanakan dungsi koordinasi, karena setiap roda pemerintahan yang berjalan baik aspek kemasyarkatan dan pembangunan infrastruktur pasti memerlukan fungsi koordniasi pemerintah desa. Masyarakat pun menaruh kepercayaan yang cukup besar kepada aparatur pemeritahan Desa Limau Manis dalam menjalankan fungsi-fungsi nya.

C. Faktor-faktor Penghambat Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan

Dokumen terkait