• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PEMERINTAH DESA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

(STUDI PADA DESA LIMAU MANIS KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUTAPTEN DELISERDANG )

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Imu

Administrasi Negara

OLEH:

NIM. 110903075 Febi Dwiyana Ginting

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POTIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh: Nama : Febi Dwiyana Ginting

NIM : 110903075

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

Medan, 25 Mei 2015

Ketua Departemen

Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Hatta Ridho, S.Sos,MSP

NIP. 196710513006041021 NIP. 195908181986011002 Drs. Rasudyn Ginting, Msi

Dekan, FISIP USU

NIP. 196805251992

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya dengan memberikan kesehatan, ketabahan, dan ketekunan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat penulis selesaikan. Adapun penulisan ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program Sarjana Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam proses penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Akhirnya dengan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarkat Dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)”

Penulisan skirpsi ini dapat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zakaria, MSP. Selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(4)

3. Ibu Asayati Br Sembiring selaku Pembantu Dekan 1 Kepala Sub Bagian Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si. selaku ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dra. Elita Dewi, MSP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 6. Bapak Hatta Ridho, S.Sos. M.SP selaku Dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skirpsi ini.

7. Bapak Faisal Eriza, S.Sos. M.SP selaku Dosen penguji yang juga telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan yang membangun bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara maupun Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah telah berjasa memberikan ilmu, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

9. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Adminitrasi Negara khususnya Kak Mega dan Kak Dian yang telah banyak membantu segala urusan administratif sejak awal penulis memulai studi hingga saat ini.

(5)

10. Kepada Bapak Muhammad Amru selaku Sekertaris Desa Limau Manis beserta staf Pegawai yang bekerja di kantor Desa Limau Manis tak lupa juga Masyarkat Desa Limau Manis yang tak bisa penulis ucapkan satu persatu. 11. Keluarga tercinta, Ayahanda Salomon Ginting, Ibunda tercinta Herlina.

SE serta yang telah membesarkan dan mendidik penulis dalam kasih sayang yang tak hentinya memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis. 12. Sahabat-sahabat wanitaku Devi Nurinda Sari, Kristina Pasaribu, Lia

Meliana, Grace Lestari , Fransiska yang berbagi banyak doa serta motivasi sejak Internship sampai penyelesaian tugas akhir masing-masing, sukses untuk kita semua.

13. Tak lupa juga Eva Ulina, Fahriz Dhrmawan dan teman-teman AN Stambuk 2011 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penyusunan skripsi dan terima kasih untuk semuanya. Semoga sukses kepada kalian semua dalan kehidupan ke depan nanti.

14. Tak lupa juga Rita Ernila , Rihal Otahens , Santoso, Muhammad Anas sahabat-sahabat terbaik ku yang tidak pernah henti meberikan semangat , Semoga sukses untuk kalian semua dalam kehidupan ke depan nantinya.

(6)

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Semoga Allah memberikan Rahmat dan Keridhoan-Nya kepada kita semua. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan,3 Juni 2015 Penulis

110903075 Febi Dwiyana Ginting

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

ABSTRAK xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

E. Sistematika Penulisan 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori 9

1.Peranan Pemerintah Desa 9

1.1. Peranan 9

1.2. Pemerintah Desa 11 2. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan 14

2.1. Partisipasi Masyarkat 14

2.2. Pembangunan Infrastruktur 22

2.3. Pembangunan Infrastruktur Desa 25

B. Penelitian Terdahulu 27

C. Definisi Konsep 28

D. Definisi Operasional 29

(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian 33

B. Lokasi Penelitian 33

C. Informan Penelitian 33

D. Teknik Pengumpulan Data 34

E. Instrument Penelitian 35

F. Teknik Analisis Data 36

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Limau Manis 38

B. Struktur Organisasi 39

C. Pemerintahan Desa 40

D. Visi dan Misi 43

E. Lembaga Kemasyarakatan 45 F. Letak Geografis dan Orbitas Wilayah 47

G. Kondisi Demografi 48

H. Potensi Desa 51

I. Sarana dan Prasarana 52

BAB V PENYAJIAN DATA

A. Hasil Penelitian 58

B. Pelaksanaan Penelitian 60

1. Gambaran Pembangunan Infrastruktur 60

2. Gambaran Kondisi Infrastruktur 63

3. Gambaran Partisipasi Masyarakat 65

C. Deskripsi Hasil Wawancara 65

1.Peranan Pemerintah Desa untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalamTahapan Pembangunan Infrastruktur 65

(9)

1.1. Tahap Perencanaan 67

2.2. Tahap Pelaksanaan 70

1.3. Tahap Pengawasan 73

2.Peranan Pemerintah Desa Menjalankan Fungsi Kepemipinan

dalam Pembanguan Infrastruktur 76

3. Faktor-faktor Penghambat Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan

Partispasi Masyarkat. 86

3.1. Kemauan dan Kemampuan 88

3.2. Pekerjaan Masyarkat 88

3.3. Tingkat Pendidikan 90

3.4. Jenis Kelamin 92

3.5. Homogenitas Masyarakat 95

BAB VI ANALISIS DATA

A. Peranan Pemerintah untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

Dalam Tahapan Pembangunan Infrastruktur 96

1. Tahap Perencanaan 97

2. Tahap Pelaksanaan 100

3. Tahap Pengawasan 102

B. Peranan Pemerintah dalam Menjalankan Fungsi Kepemimpinan

dalam Pembanguan Infrastruktur 104

1. Fungsi Instruktif 105

2.Fungsi Konsultasi 107

(10)

3. Fungsi Partisipasi 109

4. Fungsi Delegasi 111

5. Fungsi Pengendalian 112

C. Faktor-faktor Penghambat Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan

Partispasi Masyarkat. 113

1. Kemauan dan Kemampuan 114

2. Pekerjaan Masyarkat 115

3. Tingkat Pendidikan 117

4. Jenis Kelamin 118

5. Homogenitas Masyarakat 120

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan 123

B. Saran 124

DAFTAR PUSTAKA 127

LAMPIRAN

(11)

DARTAR TABEL

Tabel 4.1. Data Kepemimpinan Desa Limau Manis 38 Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Desa Limau Manis 49 Tabel 4.3. Data Penduduk menurut pendidikan 49 Tabel 4.4. Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian 50 Tabel 4.5 Data Penduduk menurut Agama 50 Tabel 4.6. Data Usaha Industri Rumahan 51

Sarana Bangunan Rumah 52

Tabel 4.5. Sarana Pendidikan 53

Tabel 4.6. Sarana Ibadah 54

Tabel 4.7. Sarana Kesehatan 55

Tabel 5.1 Pembangunan Infrastruktur Desa Limau Manis Tahun

2009- 2014 62

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 2. Surat Permohonan Judul Skripsi Lampiran 3. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 4. Surat Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi Lampiran 5. Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skrisi

Lampiran 6. Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Rancangan Usulan Penelitian Skripsi

Lampiran 7. Surat Rekomendasi/Izin Penelitan dari FISIP USU Lampiran 8. Surat Izin Penelitian dari Desa Limau Manis

Lampiran 9. Surat Pemberitahuan Telah Melakukan Penelitian di Desa Limau Manis

Lampiran 10. Pedoman Wawancara Lampiran 11. Dokumentasi Foto

Lampiran 12. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Lampiran 13. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa

(13)

ABSTRAK

Judul :Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

Nama : Febi Dwiyana Ginting

NIM : 110903075

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing : Drs Hatta Ridho, S.Sos. M.Si

Terkait dengan pembangunan infrastruktur desa. Seperti yang tertera dalam Undang-undang No Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang pemerintahan daerah, dan mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa. Dimana pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada pemerintah desa untuk lebih menentukan nasib pembangunan desa itu sendiri. Peraturan Menteri dalam Negeri No 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa dalam pasal 1 ayat 11 dan 12 juga dijelaskan bahwa perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan badan permusyawaratan desa dan unsur masyarakat secara partisipatif karena dalam pembangunan infrastruktur desa yang ideal harus lebih didasarkan atau ditentukan oleh masyarakat itu sendiri sehingga infrastruktur yang dibangun juga dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat dalam mengelola dan memelihara setelah proyek tersebut berakhir.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarkat dalam pembangunan infrastruktur dan untuk mengetahui hambatan-hambatan apa yang di hadapi pemerintah desa dalam menginkatkan partisipasi masyarkat dalam pembangunan Infrasturktur di Desa Limau Manis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan teknik pengumpulan data ialah dengan pengumpulan data primer berupa observasi, wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan.

Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan penelitian adalah peranan pemerintah desa dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak sepenuhnya efisien. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat yang masih rendah di Desa Limau Manis yang disebabkan oleh kendala internal masyarakat sendiri dan kendala dimana pemerintah desa belum sepenuhnya menjalankan peranan nya untuk meningkatkan partisipasi masyarkat.

Kata-kata Kunci (Keywords) :Peranan Pemerintah Desa, Partisipasi Masyarkat, Pembangunan Infrastruktur Desa.

(14)

ABSTRAK

Judul :Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

Nama : Febi Dwiyana Ginting

NIM : 110903075

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing : Drs Hatta Ridho, S.Sos. M.Si

Terkait dengan pembangunan infrastruktur desa. Seperti yang tertera dalam Undang-undang No Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang pemerintahan daerah, dan mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa. Dimana pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada pemerintah desa untuk lebih menentukan nasib pembangunan desa itu sendiri. Peraturan Menteri dalam Negeri No 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa dalam pasal 1 ayat 11 dan 12 juga dijelaskan bahwa perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan badan permusyawaratan desa dan unsur masyarakat secara partisipatif karena dalam pembangunan infrastruktur desa yang ideal harus lebih didasarkan atau ditentukan oleh masyarakat itu sendiri sehingga infrastruktur yang dibangun juga dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat dalam mengelola dan memelihara setelah proyek tersebut berakhir.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarkat dalam pembangunan infrastruktur dan untuk mengetahui hambatan-hambatan apa yang di hadapi pemerintah desa dalam menginkatkan partisipasi masyarkat dalam pembangunan Infrasturktur di Desa Limau Manis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan teknik pengumpulan data ialah dengan pengumpulan data primer berupa observasi, wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan.

Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan penelitian adalah peranan pemerintah desa dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak sepenuhnya efisien. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat yang masih rendah di Desa Limau Manis yang disebabkan oleh kendala internal masyarakat sendiri dan kendala dimana pemerintah desa belum sepenuhnya menjalankan peranan nya untuk meningkatkan partisipasi masyarkat.

Kata-kata Kunci (Keywords) :Peranan Pemerintah Desa, Partisipasi Masyarkat, Pembangunan Infrastruktur Desa.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional yang multi dimensi secara pengelolaannya melibatkan segenap aparat pemerintahan, baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah bahkan sampai ditingkat desa. Pemerintahan desa merupakan basis pemerintahan terendah dalam struktur Pemerintahan Indonesia yang sangat menentukan bagi berhasilnya ikhtiar dalam pembangunan nasional yang menyeluruh, maka tepatlah kiranya jika wilayah desa menjadi sasaran penyelenggaraan aktifitas pemerintahan dan pembangunan. Hal tersebut terkait juga dengan begitu banyaknya program dan kegiatan yang dirancang oleh pemerintah untuk pembangunan desa.

(16)

tentang desa. Dimana pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada daerah desa untuk lebih menentukan nasib pembangunan desa itu sendiri. Maksud dan tujuan Undang-undang tersebut adalah menciptakan pemerataan pembangunan nasional dalam mengatasi kesenjangan antar daerah, karena dengan pembangunan daerah itulah yang akan dapat menjangkau pelosok negeri.

(17)

mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial. Jadi jelaslah bahwa pembangunan wilayah desa dituntut untuk melibatkan partisipasi masyarakat. Maka tepatlah jika aparatur pemerintah desa hendaknya memiliki kemampuan yang optimal dalam meningkatkan partisipasi masyarakat untuk pembangunan. Dalam pelaksanaan tugas dalam menyelenggarakan pembangunan, pemerintah desa juga dituntut untuk mengelolanya berdasarkan asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Proses tahap rencana pembangunan atau yang sering disebut dengan RPJM desa sampai tahap pelaksanaan hingga evaluasi pembangunan infrastruktur desa, juga harus melibatkan banyak pihak dalam setiap tahap nya. Semua tahapan dilakukan melalui serangkaian forum musyawarah dengan melibatkan seluruh unsur pelaku pembangunan di wilayah setempat. Unsur pelaku pembangunan infrastruktur desa meliputi banyak elemen-elemen antara lain seperti warga masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan desa, aparatur pemerintah desa dan institusi lain yang terkait khusus dalam pelaksanaan tugas dalam menyelenggarakan pembangunan.

(18)

sendiri melahirkan banyak dampak yang bersifat positif maupun bersifat negatif bagi Desa Limau Manis sendiri, salah satunya ialah banyak tenaga kerja yang mayoritas masyarakat desa bisa yang terserap sebagai mata pencaharian masyarkat, dampak positif lain pembangunan infrastruktur desa tidak hanya disokong oleh anggaran belanja desa melainkan ada pihak swasta yang bersedia menjadi mitra pemerintah desa sendiri dalam memajukan Desa Limau Manis Namun, dampak negatif juga tidak bisa di hindari seperti infrastruktur yang dibangun pemerintah desa kadang tidak bertahan lama, seperti jalan desa yang terus saja rusak karena penggunaan transportasi berat dari industri, dampak negatif lain nya ialah karateristik masyarkat yang terus bergeser, karateritik masyarakat desa yang biasanya homogenitas dan kental dengan rasa kebersamaan masyarkat desa seiring waktu berubah kearah heterogen. Sehubungan dengan letak geografis Desa Limau Manis yang strategis serta kandungan potensi desa yang kompleks tersebut maka kebutuhan pembangunan infrastruktur adalah kebutuhan yang sangat penting agar tercapai nya peningkatan produktifitas di berbagai bidang kehidupan masyarakat desa. Untuk itu pemerintah Desa Limau Manis terus menggalakan pembangunan Infrastruktur desa, demi menunjang kehidupan kehidupan masyarakat.

(19)

nembangunan infrastruktur. Diluar daripada itu cakupan wilayah desa yang terdiri dari 13 Dusun serta homogentias masyarakat yang semakin heterogen menjadikan tantangan tersendiri yang dihadapi pemerintah Desa Limau Manis.

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah “Bagaimanakah Peranan Pemerintah Desa untuk meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam

Pembangunan infratruktur di Desa Limau Manis?”

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang diajukan mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitan. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, menggambarkan dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan itu sendiri. Adapaun beberapa tujuan yangingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masuarakat pada pembangunan infrastruktur Desa Limau Manis.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat upaya pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur Desa Limau manis.

D. Manfaat Penelitian

(21)

1. Secara subjektif sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan metodologis penulis dalam menyusun berbagai kajian literature untuk menjadikan suatu wacana baru dalam memperkaya khazanah kepustakaan pendidikan.

2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini bisa memberikan data dan informasi yang berguna bagi semua kalangan, terutama bagi mereka yang ingin mengetahui Pembangunan infrastruktur desa.

3. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan memberikan kegunaan untuk pengembengan Ilmu Administrasi Negara, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam penelitian berikutnya yang sejenis.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil penelitian ini secara singkatdapat diketahui sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(22)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, penelitian data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum mengenai tempat dilakukannya penelitian yang meliputi lokasi penelitian, keadaan lokasi penelitian, sistem kepemimpian pada lokasi penelitian, dan lain sebagainya.

BAB V PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat analisis data-data yang diperoleh di lapangan. BAB VI ANALISIS DATA

Bab ini memuat analisis data-data yang diperoleh saat penelitian dilakukan dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diajukan.

BAB VII PENUTUP

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

Menurut Kerlinger (Rakhmat, 2004: 6), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara mengonstruksi hubungan antar konsep dan proposisi dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu. Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peranan Pemerintah Desa 1.1. Peranan

Peranan memiliki arti sebagai perilaku individu yang penting sebagai struktur sosial masyarakat. Peran adalah suatu perilaku seseorang yang diharapkan dapat membuat suatu perubahan serta harapan yang mengarah pada kemajuan.

(24)

Menurut Narwoko (2004: 160) fungsi peranan adalah sebagai Memberi arah pada proses sosialisasi, Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan, Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat, maupun dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat.

Berdasarkan pelaksanaannya peranan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Peranan yang diharapkan (expected roles) ialah cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-secermatnya dan peranan ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan. Peranan jenis ini antara lain peranan kepemimpinan. Sedangkan Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tersebut. Peranan yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangan yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat (Hendropuspio, dalam Narwoko, 2007: 160). Fungsi dari peranan ialah :

a. Memberi arah pada proses sosialisasi (instruksi dan konsultasi)

b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan (delgasi)

c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat (partisipasi)

(25)

1.2. Pemerintah Desa

Dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa disebutkan pemeritah desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, Sedangkan pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah desa merupakan bagian dari birokrasi pemerintah modern yang bertugas mengelola barang-barang publik . Sebagai institusi modern, pemerintah desa tidak hanya cukup memainkan legitimasi simbolik dan sosial tetapi harus membangun legitimasi yang di bangun dari dimensi kinerja politik dan ekonomi. Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa, landasan pemikiran dalam mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, patisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat. Penyelenggara pemerintah desa merupakan sub sistem dari sistem penyelenggara pemerintahan sehingga desa memilki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya.

(26)

Kepala Desa merupakan pemimpin yang berada di pemerintahan desa dimana, dipilih langsung oleh penduduk desa berwarga negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihan diatur oleh peraturan daerah yang berdominan pada peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah. dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pasal 26 disebutkan bahwa Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Urusan pemerintahan yang dimaksud adalah pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa seperti pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan badan usaha milik desa, dan kerjasama antar desa. Urusan pembangunan yang dimaksud adalah pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana fasilitas umum desa.

(27)

sebagaimana dimaksud. Kepala Desa dapat didampingi oleh tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat Desa, atau pihak ketiga.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati atau Walikota serta menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa pada akhir masa jabatan kepada Bupati atau Walikota; memberikan laporan keterangan penyelengaraan pemerintahan secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun anggaran dan memberikan atau menyebarkan informasi penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepadamasyarakat desa setiap akhir tahun anggaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kepala Desa memiliki peranan yang sangat besar dalam memajukan pembangunan untuk meningkatkan kehidupan rakyat desanya. Selaku pemimpin utama dan tertinggi kepadanya juga diberikan kuasa sebagai penanggung jawab utama seluruh kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan perangkat desa ialah terdiri dari Sekertaris Desa, pelaksana kewilayahan dan pelaksanaan teknis perangkat desa yang bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat desa diangkat oleh Kepala Desa setelah di konsultasikan dengan camat atas nama Bupati/Walikota. Dalam melaksanakan tugasnya perangkat desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

(28)

mitra dalam memberdayakan masyarakat desa. Sebagai perwujudan demokrasi sesuai dalam maka pemerintahan dalam tatanan pemerintah desa dibentuk badan pesmusyawaratan desa (BPD) atau sebutan lain yang disesuaikan dengan budaya yang berkembang di desa bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga pengatur dan pengontrol dalam penyelenggaraan pemerintah desa, seperti dalam pembutan dan pelaksanaan peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa, dan keputusan Kepala Desa. Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan yang berkedudukan sebagai mitra kerja pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa. untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.

2. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastuktur 2.1. Partisipasi

Keit Davis dan John W. Nestrom (1996:179) mengungkapkan partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi orang-orang dalam situasi kelompok atau masyarakat yang mendorong mereka untuk menyumbangkan pada tujuan-tujuan kelompok dan bersama-sama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

(29)

masyarakat bukan hanya kepada proses pelaksanaan kegiatan saja, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam hal perencanaan dan pengembangan dari pelaksanaan program tersebut, termasuk menikmati hasil dari pelaksanaan program tersebut.

Lebih lanjut secara sederhana partisipasi masyarakat adalah keterlibatan seseorang (individu) atau sekelompok masyarakat secara sukarela, dalam suatu kegiatan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai kepada proses pengembangan kegiatan atau program tersebut tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban . Jadi partisipasi diasumsikan mempunyai aspirasi, nilai budaya yang perlu diakomodasikan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan suatu program pembangunan , Fungsi dari partisipasi masyarakat adalah:

a. Partisipasi memperluas basis pengetahuan dan representasi. Dengan mengajak masyarakat dengan spektrum yang lebih luas dalam proses pembuatan keputusan maka partisipasi dapat: meningkatkan representasi dari kelompok-kelompok komunitas, membangun perspektif yang beragam yang berasal dari beragam stakeholders, mengakomodir pengetahuan lokal, pengalaman, dan kreatifitas, sehingga memperluas kisaran ketersediaan pilihan alternatif.

(30)

hal itu dapat menghindari ketidakpastian dan kesalahan interpretasi tentang suatu isu / masalah.

c. Partisipasi dapat meningkatkan pendekatan iteratif dan siklikal dan menjamin bahwa solusi didasarkan pada pemahaman dan pengetahuan lokal. Dengan membuka kesempatan dalam proses pengambilan keputusan, maka para pembuat keputusan dapat memperluas pengalaman masyarakat dan akan memperoleh umpan balik dari kalangan yang lebih luas. Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan akan lebih relevan dengan kepentingan masyarakat lokal dan akan lebih efektif.

d. Partisipasi akan mendorong kepemilikan lokal, komitmen dan akuntabilitas. Pelibatan masyarakat lokal dapat membantu terciptanya hasil (outcomes) yang berkelanjutan dengan menfasilitasi kepemilikan masyarakat terhadap proyek dan menjamin bahwa aktivitas-aktivitas yang mengarah pada keberlanjutan akan terus berlangsung. Hasil yang diperoleh dari usaha-usaha kolaboratif lebih mungkin untuk diterima oleh seluruh stakeholders.

Partisipasi dapat membangun kapasitas masyarakat dan modal sosial. Pendekatan partisipatif akan meningkatkan pengetahuan dari tiap stakeholders tentang kegiatan/aksi yang dilakukan oleh stakholders lain.

(31)

secara jasmaniah dan Kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Hal ini berarti bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok karena seseorang menjadi anggota suatu kelompok karena nilainya. dan unsur terakhir ialah tanggung jawab, yaitu segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belonging”. Pada dasarnya terdapat beberapa prinsip-prinsip di dalam pengembangan model pembangunan yang berorientasi pada partisipasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :

a) Masyarakat harus sebagai subjek bukan objek. b) Menghargai pengetahuan dan ketrampilan lokal.

c) Mempengaruhi keputusan harus dijamin, bukan hanya ikut serta. Proses harus belajar sejalan dengan outcome.

Cohen dan Uphoff (1977: 47) mencatat bahwa ada 4 (empat) bentuk partisipasi, yaitu :

a) Participation in decision making merupakan partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan atau keputusan organisasi. Masyarakat diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan pendapat serta ikut menilai rencana yang sedang disusun.

(32)

c) Participation in benefits adalah partisipasi masyarakat dalam menikmati dan memanfaatkan hasil pembangunan yang telah diprogramkan. Masyarakat juga merasakan dampak dari keputusan dan kebijakan yang telah diambil.

d) Participation in evaluation adalah partisipasi masyarakat dalam bentuk keikutsertaan menilai serta mengawasi kegiatan-kegiatan pembangunan. Demikian juga halnya dalam mengawasi pelaksanaan keputusan dan kebijakan yang telah diambil.

Adapun menurut Conyers (1991:154) partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat berbentuk berbagai macam, yang secara umum dapat dijelaskan sebagi berikut : Partisipasi dalam menentukan arah strategi dan kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Hal ini bukan saja berlangsung dalam proses politik, tetapi juga dalam proses sosial; hubungannya antara kelompok kepentingan dalam masyarakat. Partisipasi dalam memikul beban dan tanggungjawab dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini dapat berupa sumbangan dalam hal mobilisasi sumber-sumber pembiayaan pembangunan, kegiatan yang produktif serasi, dan pengawasan sosial atas jalannya pembangunan dan Partisipasi dalam memetik hasil dan manfaat pembangunan secara berkeadilan. Bagian-bagian daerah maupun golongan masyarakat tertentu dapat ditingkatkan keterlibatannya di dalam kegiatan produktif melalui perluasan kesempatan dan pembinaan.

(33)

1. Partisipasi sukarela dengan inisiatif dari bawah.

2. Partisipasi dengan imbalan, yang inisiatifnya dari bawah.

3. Partisipasi desakan atau paksaan (enforced), dengan inisiatif dari bawah.

4. Partisipasi sukarela (volunteered), dengan inisiatif dari atas.

5. Partisipasi dengan imbalan (rewaerded), dengan inisiatif dari atas.

6. Partisipasi paksaan, dengan inisiatif dari atas.

7. Partisipasi sukarela dengan inisiatif bersama (through shared initiative).

8. Partisipasi imbalan, dengan inisiatif bersama.

9. Partisipasi paksaan dengan inisiatif bersama dari atas dan juga bawah.

(34)

Walaupun banyak jenis pasrtisipasi yang bisa di sumbangkan masyarkat dalam pembangunan, namun tetap saja ada pengaruh hambatan untuk ikut berpartisipasi, hambatan yang terjadi bisa bersifat eksternal maupun internal, dalam teori menurut plumer (dalam suryawan, 2004:27), menyatkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti proses partisipasi adalah:

1. Pengetahuan dan keahlian. dasar pengetahuan yang dimiliki akan mempengaruhi seluruh lingkungan dari masyarakat tersebut. hal ini membuat masyarakat memahami ataupun tidak terhadap tahap-tahap dan bentuk dari partisipasi yang ada;

2. Pekerjaan masyarakat. biasanya orang dengan tingkat pekerjaan tertentu akan dapat lebih meluangkan ataupun bahkan tidak meluangkan sedikitpun waktunya untuk berpartisipasi pada suatu proyek tertentu. seringkali alasan yang mendasar pada masyarakat adalah adanya pertentangan antara komitmen terhadap pekerjaan dengan keinginan untuk berpartisipasi.

3. Tingkat pendidikan dan buta huruf. faktor ini sangat berpengaruh bagi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk partisipasi yang ada. tingkat buta huruf pada masyarakat akan mempengaruhi dalam partisipasi; 4. Jenis kelamin. sudah sangat diketahui bahwa sebagian masyarakat masih

(35)

5. Kepercayaan terhadap budaya tertentu. masyarakat dengan tingkat heterogenitas yang tinggi, terutama dari segi agama dan budaya akan menentukan strategi partisipasi yang digunakan serta metodologi yang digunakan. seringkali kepercayaan yang dianut dapat bertentangan dengan konsep-konsep yang ada.

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa masyarakat dalam memberikan partisipasinya tidak hanya harus berbentuk uang atau tenaga, tetapi juga dapat berbentuk pikiran, keahlian, maupun barang. Teknik-teknik partisipasi bukan sekedar alat pendekatan. Namun partisipasi juga pernyataan pikiran dan sikap, sehingga penting menghargai nilai-nilai, ketrampilan dan kebutuhan orang lain khususnya kelompok yang tidak beruntung. Teknik-teknik partisipasi memang perlu dikuasai. Namun penguasaan saja tidak cukup, masih diperlukan pengalaman personal. Ketrampilan teknik juga diperlukan sesuai dengan konteksnya. Partisipasi memerlukan belajar sambil bekerja dan selalu menyesuaikan dengan tingkat perkembangan pengetahuan, ketrampilan dan penguatan kapasitas antar partisipan. Keseimbangan proses dan keluaran sangat penting.

2.2. Pembangunan Infrastruktur

(36)

Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.

(37)

Gambar 2.1 Infrastruktur Sebagai Penopang/Pendukung Sistem Ekonomi, Sosial-Budaya, Kesehatan, dan Kesejahteraan (Grigg dan Fontane, 2000)

Pembangunan infrastruktur dalam sebuah sistem menjadi penopang kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu ruang. Infrastruktur merupakan wadah sekaligus katalisator dalam sebuah pembangunan. Ketersediaan infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang menuju pada perkembangan ekonomi suatu kawasan atau wilayah. Oleh karenanya penting bagaimana sistem rekayasa dan manajemen infrastruktur dapat diarahkan untuk mendukung perkembangan ekonomi suatu kawasan wilayah. Sistem rekayasa dan manajemen infrastruktur berpengaruh terhadap sistem tata guna lahan yang pada akhirnya membangun suatu kegiatan. Hubungan pembangunan infrastruktur terhadap sistem tata guna lahan tersebut ditegaskan oleh Grigg dan Fontane (2000) seperti

Sistem tata guna Lahan Sistem Ekonomi; Sosial‐budaya;

(1) Transportasi; (2) Infrastruktur Keairan; (3) Limbah ; (4) Energi;

(5) Bangunan dan Struktur

(38)

pada gambar 2.1 diatas. Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur dalam memanfaatkan sumberdaya dalam rangka pemanfaatan untuk transportasi, infrastruktur sistem tata guna lahan: Sistem Ekonomi, Sosial‐budaya, Kesehatan, Kesejahteraan.

2.3. Pembangunan Infrastruktur Desa

(39)

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 144 tentang Pedoman Pembangunan Desa menyebutkan bahwa bidang pelaksanaan pembangunan desa terdiri dari dua macam Perencanaan pembangunan yang disusun secara berjangka meliputi: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Pemanfaatan dan pemeliharaan dalam lingkungan desa yang mungkin dibutuhkan antara lain ialah tambatan perahu, jalan pemukiman, jalan desa antar pemukiman ke wilayah pertanian, pembangkit listrik tenaga mikrohido, lingkungan pemukiman masyarakat desa dan infrastruktur desa lainnya yang sesuai dengan kondisi desa. Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwa pembangunan infrastruktur desa adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan secara terencana untuk membangun prasarana atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses pembangunan.

(40)

raya, bangunan-bangunan perkantoran dan sekolah, hingga telkomunikasi, rumah pribadahan dan jaringan layanan air bersih, kesemuanya itu memerlukan adanya dukungan infrastruktur yang handal (Biemo W. Soemardi, 46: 2009). Agar lebih jelas ruang lingkup pembangunan infrastruktur dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Pembangunan infrastruktur transportasi perdesaan guna mendukung peningkatan aksessibilitas masyarakat desa, yaitu: jalan, jembatan, tambatan perahu;

b) Pembangunan infrastruktur yang mendukung produksi desa , yaitu: irigasi perdesaan, Pasar desa.

c) Pembangunan infrastruktur yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, meliputi: penyediaan air minum, sanitasi perdesaan

Pembangunan nfrastruktur berstandart lingkungan akan emnciptakan kemakmuram masyarakat. Hal yang harus dipikirkan adalah pemerintah dan masyarkat harus mampu membangun sebuah infrastruktur yang saling terintegrasi satu sama lain. Karena ini merupakan sebuah kemampuan sebuah desa dalam melaksanakan pembangunan.

(41)

yang dilaksanakan di desa dan berwujud nyata. Hasil pembangunan tersebut dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. pemimpin dan bawahan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Peranan Pemerintah untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur dalam bidang Ilmu Administrasi Negara sudah diteliti sebelumnya. Penulis mengambil beberapa hasil penelitian sebagai acuan dalam penelitan ini

1. Peranan Pemerintah dalam meningkatakan Partisipasi masyarakat dalam pembangunan Infrastruktur Desa. Penelitian ini dilakukan oleh Efriadi pada tahun (2010) dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peranan pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa masyarakat desa belum merasakan peran pemerintah desa dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Hal ini disebabkan karena pembangunan yang dilakukan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat dan adanya pembangunan yang tidak tepat sasaran sehingga tidak dapat dinikmati oleh masyarakat.

(42)

masyarakat dalam tahap persiapan berupa kehadiran dan ide atau pemikiran. Pada tahap pelaksanaan bentuk partisipasi masyarakat berupa sumbangan tenaga, material dan dana. Sementara pada tahap pemeliharaan bentuk partisipasi hanya berupa sumbangan tenaga.

C. Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989: 34). dengan konsep peneliti melakukan abstraksi dan menyederhanakan pemikirannya melalui penggunaan satu istilah untuk kejadian (events) yang berkaitan dengan yang lain nya .maka untuk mendapatkan batasan yang jelas, defenisi konsep penulis adalah:

1. Peranan merupakan fungsi dan wewenang yang dimiliki orang karena kedudukannya. Peranan meliputi hak dan kewajiban yang muncul serta merta karena kedudukan dan tanggung jawabnya. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran seperti: Memberi arah pada proses sosialisasi.Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat.

(43)

3. Partisipasi masyarakat merupakan kesediaan masyarakat untuk ikut serta membantu berhasilnya program pembangunan baik berupa materi, tenaga, pikiran, keterampilan dan sebagainya.

4. Pembangunan infrastruktur desa adalah pembangunan yang dilaksanakan di desa bewujud nyata dan bertujuan untuk memudahkan masyarakat seperti Jalan Desa.

5. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur adalah sejauh mana masyarakat turut serta mengambil bagian dalam pelaksanaan pembangunan, dimana mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Dari defenisi konsep di atas dapat disimpulkan bahwa peranan pemerintah desa sangat penting dalam meningkatkan partisipasi masyarakat agar tercapai pembangunan yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat. Dimana, pemerintah desa bisa mengimplementasikan pembangunan partisipatif oleh masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan

D. Definisi Oprasional

(44)

Indikator Peranan Pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tahapan pembangunan antara lain;

1. Tahap perencanaan dimana masyarakat ikut dilibatkan untuk berfikir dalam musrenbang tentang. Keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan daerah. Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat diibatkan dalam proses penyusunan program-program pembangunan.

2. Tahap pelaksanaan dimana masyarakat diharapkan untuk ikut berpartisi pada saat pelaksanaan pembangunan, dimana ada Kerjasama antara pemerintah desa dengan masyarakat .

3. Tahap evaluasi dimana dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat terhadap program yang sedang berjalan.

Indikator peranan pemerintah desa dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan dalam pembangunan infrastruktur dapat dilihat dari.

1. Fungsi Instruktif. sebagai komunikator yang menentukan apa dan bagaimana agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah

2. Fungsi konsultatif, sebagai komunikasi dua arah bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

(45)

4. Fungsi Delegasi, memberikan pelimpahan wewenang kepada bawahan . 5. Fungsi Pengendalian. Mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,

pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

Indikator Faktor-faktor yang mungkin menghambat upaya pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat menurut Teori Plummer dapat dilihat dari;

1. Kemauan dan Keahlian Masyarakat 2. Pekerjaan Masyarakat

3. Jenis Kelamin Masyarkat 4. Pendidikan Masyarkat dan;

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan Kualitaitif dan Kuantitatif. Menurut Nawawi (2005: 64) bahwa bentuk deskriptif adalah bentuk penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat actual pada saat penelitian dilakukan dan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana diikuti dengan interupsi yang akurat. Dengan metode deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas fakta-fakta yang ada dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian dan mencoba menganalisis untuk member kebenaran berdasarkan daya yang ada.

B. Lokasi Penelitiaan

Adapaun lokasi penelitian dilakukan pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

C. Informan Penelitan

(47)

yaitu: Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian dan Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Tehnik penentuan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu penentuan informan sebagai sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2005: 53). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci dan informan utama yaitu sebagai berikut:

1. Informan kunci merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Desa namun Kepala Desa, Sekertaris Desa serta Kepala BPD

2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang diambil dari setiap Dusun di Desa Limau Manis .

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan dan data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

(48)

a) Observsi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupunn tidak langsung terhadap objek penelitian disini peneliti akan mengambil observasi dengan model non-participant dimana peneliti hanya sebagai instrument pengamat, yang mengamati peranan pemerintah, serta gambaran tentang bagaimana masyarakat Desa Limau Manis dalam pembangunan Infrastruktur kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

b) Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung dan terbuka pada Kepala Desa maupun Sekertaris Desa serta pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian seperti BPD dan tak luput juga serta perwakilan masyarakat yang di ambil dari setiap dusun Desa Limau manis secara purposive.

(49)

a) Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui literature yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti serta analisis peraturnan daerah.

Studi Dokumentasi adalah dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti. .

E. Instrument Penelitian

(50)

F. Teknik Analisa Data

(51)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Limau Manis 1. Sejarah Singkat Desa Limau Manis

Desa Limau Manis sebelumnya berstatus kampung, status tanah di desa ini adalah tanah hasil perjuangan masyarakat yang sebagian kecil dari wilayah kampong ini sekitar tahun 1949 dikuasai perkebunan tembakau senembah Mey (PTPN XI) yang sekarang demerger ke dalam PTPN 2 tanjung Morawa.

Pada tahun 1951, kampung ini bernama telaga Harum Kidul. Asal usulnya kerena sebelumnya Belanda membuat dua buah kolam (satu dibagian Utara dan satu di bagian Selatan) yang ditengah nya tumbuh bunga tanjung beraroma harum. Masyarakat jawa yang mayoritas mendiami kampung ini, menyebut ‘kolam’ sebagai ‘telaga’ kemudian kata harum diambil dari aroma bunga tanjung dan kata ‘kidul’, bahasa Jawa artinya Selatan.

(52)

Menyesuaikan dengan adminstrasi pemerintahan, Kampung Liamu Manis akhirnya menjadi Desa Limau Manis. Beberapa orang yang pernah menjadi Kepala Kampung Telaga Harum Kidul atau Kepala Desa Limau Manis adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Nama Kepala Kampung / Kepala Desa

No Nama Jabatan Masa Jabatan

1 Sastro Kepala Kampung 1951-1960 2 Mesir Kepala Kampung 1960-1968 3 Djemangi Kepala Kampung 1968-1984 4 Dullatif Kepala Desa 1984-2002 5 Ir. Edi Waluyo Kepala Desa 2002- 2015

Sumber : Kantor Kepala Desa Limau Manis

(53)

B. Struktur Organisai Desa Limau Manis

- - - - -

4.1.3 Pemerintahan Desa Limau Manis

(54)

C. Pemerintahan Desa

Pemerintahan Desa Limau Manis meliputi :

- Kepala desa : Ir. Edi Waluyo (digantikan oleh PLT Hj ibnu Hajar)

-. Sekretaris desa : M .Amru - Kepala-kepala urusan

1. Kepala urusan pemerintahan : M. Amru 2. Kepala urusan pembangunan : Harry M 3. Kepala urusan umum :Siti Madhyyah 4. Kepala Urusan keuangan : Fajar Ningrum -Kepala dusun yang terdiri dari 13 dusun

1. Dusun I : Junaidi

2. Dusun II : Kabul

3. Dusun III A :Sunardi

4. Dusun III B :Sumarlan

5. Dusun IV :M . Syarif

6. Dusun V : Suranata Sam

7. Dusun VII :Selamat

8. Dusun VIII : Suranto

9. Dusun IX :Drs Suliano

(55)

11.Dusun XI : Legiman

12.Dusun XII : Zulham

13. Dusun XIII : Herman Sofian

-Kepala BPD : Sherli

- Tugas Kepala Desa

Mengenai tugas Kepala Desa Limau Manis, tugas dan wewenang nya mencakup tugas seperti yang tertera dalam Undang- undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa, yang mana tugasnya mencakup: Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

1. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

2. Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa.

3. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa. 4. Menetapkan Peraturan Desa.

5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. 6. Membina kehidupan masyarakat Desa.

(56)

8. Membina, meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa.

9. Mengembangkan sumber pendapatan Desa.

10. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.

11. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa. 12. Memanfaatkan teknologi tepat guna.

13. Mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif.

14.Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

- Tugas Perangkat Desa

Sekretaris desa mempunyai tugas untuk membantu tugas Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. tugas dari Sekretaris Desa meliputi :

1. Memberikan saran dan pendapat kepada kepala desa.

2. memimpin, mengkoodinasikan dan mengendalikan serta mengawasi semua unsur sekretariat desa.

(57)

4. Menyusun Rencana dan Penerimaan dan Belanja Desa. 5. Melaksanakan Administrasi kepegawaian Aparat Desa. 6. Menyiapkan Produk hukum Desa.

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala desa sesuai dengan Peraturan perundang-undangan.

- Tugas BPD

1. Melaksanakan pemilihan Kepala Desa. Meminta pertanggung jawaban Kepala Desa atas nama rakyat pada setiap akhir tahun anggaran.

2. Menyalurkan aspirasi masyarakat kepada instansi yang berwenang. 3. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka pembinaan perekonomian

masyarakat desa. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka pembangunan desa.

4. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka ketertiban dan ketentraman desa.

5. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka penyelesaian perselisihan /permesalahan antara warga masyarakat desa.

6. Melaksanakan pengawasan kerja sama antar desa.

D. Visi Misi Desa Limau Manis VISI :

(58)

credible, disiplin dan berwibawa serta mengutamakan pelayanan public secara efektif berkualitas menuju kesejahteraan dan kemakmuran yang merata atas ridho Allah yang Maha Esa.

MISI :

1. Menciptakan dan menyelenggarakan sistem pemeritnatah desa dan birokrasi berwibawa dan credible menumbuhkan dan mengembangkan inovasi kreatifitas dan memberdayakan masyarakat desa dengan wawasan gender dalam berbagai aspek kehidupan seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan tehknologi.

2. Meningktakan budaya gotong royong dan optimalisasi kerja didalam berbagai sector pembangunan desa. Dengan memanfaatkan profesi sumber daya manusai (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang ada serta penerapan konsep daya guna dan hasil guna.

3. Membina jalinan kerja sama dan komunikasi akif dengan bebagai lapisan masyarakat baik didalam maupun diluar desa. Untuk mewujudkan suasana kehidupan yang kondusif dan harmonis.

(59)

5. Meningkatkan Pembinaan mental, spritiual dengan pengalaman ajaran sya`riat pancasila Undang-undang Dasar 1945 secara kongkrit dan de jural. 6. Mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan seluruh warga .Masyarakat

secara kongkrit dan berkesinambungan. Bersama-sama memanfaatkan seluruh potensi dalam berbagai aspek.

E. Lembaga Kemasyarakatan

Lembanga kemasyarakatan yang ada di Desa Limau Manis adalah

1. LPMD

Lembaga pemberdayaan msayarkat desa yang selanjutnya disebut LPMD, Pengurus LPMD Desa Limau Manis dalam masa jabatan saat kini (2009-2015), di sahkan berdasarkan SK Kepala DesaLimau Manis Nomor.411.2. LPMD dibentuk yang fungsinya untuk membantu lancarnya roda pemeritnahan desa. Sebagai berikut:

a. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan;Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

(60)

d. Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat; dan Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup.

2. PKK

Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga selanjutnya di singkat PKK, adalah gerakan naisonal dalam pembangunan masyakrat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan kertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

Susunan pengutun Tugas pokok PKK Desa Limau Manis saat ini yakini sesuai denga SK Kepala Desa Limau Manis Nomor 476/05/XII/2009. Kepenguruasan ini berkahir pada akhir 2015 mendatang , secara garis besar Tugas pokok PKK Desa Limau Manis terbagi dalam 4 kelompok kerja (Pokja) keempat Pokja terdiri dari

-Pokja I Membidangi penghayatan dan pengalamaN Pancasila; serta gotong royong.

(61)

- Pokja III membidangi pangan, sandang, serta perumahan

-Pokja IV membidangi Kesehatan, kelestarian lingkunagn hidup dan pernecanaans sehat

3. BPD

BPD di Desa Limau Manis dibentuk pada awal 2002, fungsi bpd sebagai mitra Kepala Desa dan menampung aspirasi masyarkat yang mengadakan musyawarah untuk mengambil suatu peraturan dan keputusan yang akan ditetapkan dalam suatu peraturan desa (Perdes). BPD Limau Manis masa berjalan (2009-2015) ditetapkan berdasarkan SK Camat Tanjung Morawa Nomor 141/011/2012.

F. Geografis dan Orbitas Wilayah

a. Luas wilaya Desa Limau Manis adalah 811,27 Ha

b. Desa Limau Manis berada pada 30 meter diatas permukaan air laut (dpl) c. Desa Limau Manis berbatas wilayah dengan:

- Sebelah utara dengan :Desa Buntu Bedimbar

-Sebelah Selatan dengan :Desa Medan Sinembah

-Sebelah Timur dengan : Desa Tanjung Morawa A

- Sebelah Barat dengan :Desa Ujung serdang

(62)

d. Orbitasi Wilayah

-Jarak ke Pusat Kecamatan :2,5 km

-Jarak ke Pusat Pemerintahan Kabupaten :14 km

-Jarak ke Pusat Pemerintaha Provinsi :16 km

G. Kondisi Demografi

Data Penduduk

- Jumlah Penduduk : 17.699 Jiwa

-Laki-Laki :8.429 Jiwa

(63)

Selengkapnya Data penduduk Desa Limau Manis adalah terteta dalam tabel berikut

Tabel 4.2. Data Jumlah Penduduk

No Dusun Jumlah KK Laki-laki Perempuan Jumlah

Sumber: katalog BPS Kecamatan Tanjung Morawa 2014

Tabel 4.3. Data Penduduk Menurut Pendidikan.

(64)

Tabel 4.4. Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian No Mata Pencahariam Jiwa

1 Karyawan Swasta 1.675

Tabel 4.5 Data penduduk Menurut Agama

(65)

Dalam menignkatkan taraf hidup masyarakat, Pemerintah Desa Limau

Manis mendukung semua roda perekonomian yang dijalankan masyarakat khususnya dalam menanggulangi tingkat pengangguran. Dalam tabel berikut ini peneliti menyediakan mengenai data jumlah data usaha rumah tangga yang menjadi potensi unggulan dari Desa Limau Manis.

Tabel 4.6. Data Usaha Industri Rumahan

Sumber : RPJMDes Limau Manis Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan selain sebagai pengembang sektor jasa dan perdagangan, Masyarakat Desa Limau Manis juga mengembangkan berbagai peternakan seperti ternak sapi, ternak kambing dan ternak ayam. Ada juga yang membudidayakan jamur tiram, mengembangkan komoditas produsi masyarakat ini, menjadi potensi unggulan dari Desa Limau Mansi. Seperti produksi sapu ijuk dan sapu lidi yang tidak hanya di jual untuk pasar local, tapi

No Jenis Usaha Alamat

1 Perajin Tenun Dusun XIII

2 Perajin Bordir Dusun XIII 3 Perajin Sapu Ijuk Dusun X 4 Perajin Sapu Lidi Dusun X

5 Perajin Keripik Dusun V

6 Peternak Sapi Dusun VIII

7 Perternak Kambing Dusun V- Dusun VII - Dusun XII

8 Peternak Ayam Dusun IX

(66)

juga menembus pasar kesejumlah kabupaten ke Sumatera Utara seperti Riau, Aceh dan sejumlah provinsi lainnya.

I. Sarana dan Prasarana

1. Rumah

Dalam tabel berikut ini peneliti menyajikan mengenai data jumlah bangunan rumah milik masyarakat di desa Limau Manis. Berikut adalah penyajian datanya:

Tabel 4.7. Jenis Bangunan Rumah

No Jenis Rumah Jumlah

1 Permanen 1800 Unit

2 Semi Permanen 15 Unit

3 Darurat 0 Unit

Jumlah 1815 Unit

Sumber : RPJMDes Limau Manis 2014

Berdasarkan tabel diatas rumah yang ada di Desa Limau Manis adalah sebanyak 1815 unit dengan pembagian, 1800 bangunan permanen serta 15 unit seni permanen.

2. Pendidikan

(67)

usia sekolah yang tidak mengennyam pendidikan dasar 9 tahun. Apalagi, di Limau Manis terdapat sejumlah lembaga pendidikan. Baik dari PAUD/TK hingga SMA.

Bahkan dengan semakin meningkanya kesadaran masyarkat akan kebutuhan pendidikan, kini di Limau Manis sudah ada lebaga pendidikan di setiap jenjang. Kesadaran masyarakat dibuktikan pula dengan semakin banyaknya anggota keluarga masyarkat yang berhasil menamatkan pendidikan di tingkat SLTA Sederajat, bahkan hingga ke perguruan tinggi (sarjana). Pemerintah Desa Limau Manis menyikapi program CERDAS (Percepatan Rehabilitasi dan apresiasi terhadap sekolah), keberpihakan pemerintah desa yang di dukung oleh partisipasi masyarkat dna pihak swasta telah menghasilkan karya nyata berupa tidak ada lagi gedung sekolah di Limau Mnais yang tidak layak pakai.

Tabel berikut menunjuk jumlah sekolah yang terdapat di wilayah desa Limau Manis. Berikut adalah penyajian datanya;

Tabel 4.8. Jenis Sekolah

No Jenis Jenjang Sekolah Julmah Unit Jumlah Siswa

1 PAUD / Play Group 4 120

2 TK 3 120

3 SD 8 3.180

4 SMP 1 315

5 SMA 1 297

Jumlah 17 4032

(68)

Berdasarkan table di atas dijelaskan bahwa ada 17 jumlah sekolah di desa Limau Manis , dimana terdapat 4 jenjang sekolah PAUD/ Play Group. 3 jenjang TK serta 8 Jenjang sekolah SD dan masing-masing 1 sekolah untuk jenjang SMP dan SMA.

3.Tempat Ibadah

Tempat ibadah menjadi hal yang cukup penting dalam keberlangsungan kehidupan masyarkat Desa Limau Manis, ini terbukti dimana sarana ibadah seperti masjd dan gereja sudah tersebar di berbagai dusun Limau Manis. Masyarkat terus berupaya dalam merenovasi serta menggalakan pembangunan sarana ibadah di Limau Manis .

Tabel berikut menunjuk jumlah tempat Ibadah yang terdapat di wilayah desa Limau Manis. Berikut adalah penyajian datanya:

Tabel 4.9. Jenis Fasilitas Ibadah

No Fasilitas Ibadah Jumlah

1 Masjid 14

2 Gereja 6

3 Wihara 1

Jumlah 21

Sumber : RPJMDes Limau Manis Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah Masjid di desa Limau Manis bejumlah 14 unit dan jumlah Gereja sebanyak 7 unit.

4. Sarana Kesehatan

(69)

batin. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan budaya hidup sehat dan bersih dengan dukunan peningkatan kualitas hidup lingkungan tempat tinggal.

Tingkat kesehatan masyarakt juga ditentukan dengan kecukupan asupan pangan, mengantisipasi terjadinya rawan pangan, pemerintah Desa Limau Manis telah menyiasati pemberian bantuan raskin bagi keluarga miskin. Selama tiga tahun terakhir, penerima raskin di Desa Limau Manis kian mengalami penurunan, hal ini menjadi indikator semakin menurunnya angka kemiskinan masyarakat atau dari keluarga prasejahtera meningkat kepada keluarga sejahtera.

Pada triwulan 1 tahun 2009, penrima Raskim di Desa Limau Manis mencapai 836 KK. Jumlah ini menurun untuk penerimaan triwulan II (APRIL – Juni 2009) sebanyak 819 KK. Jumlah yang sama untuk juli- November 2009. Memasuki tahun 2010 hingga 2013. Jumlaj penerima Raskin kian berbuah menjadi 789 KK.

Dan untuk mewujudkan kesehatan masyarkat , di Desa lImau Manis terdapat beberpa sarana kesehatan. Tabel berikut menunjuk jumlah tempat Ibadah yang terdapat di wilayah desa Limau Manis. Berikut adalah penyajian datanya:

Tabel 4.10. Jenis Sarana Kesehatan

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit 2

2 Balai Pengobatan 2

3 Posyandu 13

Jumlah 17

(70)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah rumah sakit di desa Limau Manis milik swasta bejrumlah 2 unit, dan jumlah balai pengobatan berjumlah 2 orang . Posyandu 13 unit yang disebar di setiap dusun.

5. Sarana Perhubungan

Di desa ini telah terhubung dengan desa lain melalui sarana jalan desa. Keadaan jalan desa mencakup seluruh wilayah penghubung antar desa maupun antar dusun. Sarna perhubungan lain ialah. Jembatan Sungai yang menghubungkan Desa Limau Manis dengan Desa Tanjung Morawa A.

6. Fasilitas Penerangan Listrik

Fasilitas penerangan yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat dalam kesehariannya bersumber dari jaringan listrik PLN, jumlah penduduk yang menggunakan fasilitas penerangan dari jaringan listrik PLN adalah sebanyak 4.125 KK.

7. Fasilitas Air Minum

Untuk memenuhi kebutuhan air untuk mencuci dan kakus masyarakat Desa Limau Manis mengandalkan dari berbagai sumber, mulai dari air Sumur Traditional sampai pada layanan minum dari PDAM. Fasilitas sarana prasarana air wilayah desa ini dalam pemenuhan air bersih sangat tergolong tinggi. Hal ini dapat terlihat dengan jelas pada sungai di desa Limau Manis dibuat sebagai sumber PDAM Tirta Nadi cabang Tanjung Morawa.

(71)
(72)

BAB V

PENYAJIAN DATA

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh peneliti melalui rangkaian penelitian di lapangan guna dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data tersebut seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh berdasarkan wawancara, observasi dengan informan utama dan informan kunci. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang diperkuat dengan data primer. Adapun permasalahan utama yang hendak disajikan dalam bab ini yaitu peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang.

B. Pelaksanaan Penelitian

(73)

1. Penelitian dilakukan melalui pengumpulan data atau berbagai dokumen tertulis mengenai kondisi umum Desa Limau Manis seperti sejarah umum, aparatur pemerintah Desa Limau Manis, sarana prasarana Desa Limau Manis sampai pada data-data lain yang berhubungan dengan Desa Limau Manis. 2. Peneliti melakukan observasi di Kantor Desa dan Desa Limau Manis sendiri,

terkait meneliti tentang bagaimana gambaran pembangunan, peranan pemerintah serta partisipasi masyarkat dalam pembangunan Infrastruktur. Peneliti melakukan wawancara dengan aparatur pemerintahan desa seperti Kepala Desa yang diwakili oleh Sekertaris Desa dan Kepala BPD, tak lupa juga peneliti melakukan wawancara kepada informan utama secara purposive yaitu masyarakat Desa Limau Manis dari dusun 1 sampai dusun 13. Disini peneliti mengambil salah satu masyarakat yang mewakili setiap dusun atas rekomendasi Kepala Dusun yang dianggap bisa memberikan gambaran dan informasi yang bersangkutan dengan peranan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi mereka dalam pembangunan infrastruktur.

1. Gambaran Pembangunan Infrastruktur di Desa Limau Manis

(74)

dan segi kualitas. Anggaran alokasi dana desa yang terbatas memang membuat pemerintah Desa Limau Manis harus memprioritaskan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan klarifikasi Pemerintah Desa sendiri Bapak Amsru, selaku Sekertaris Desa dalam wawancara dijelaskan bahwa;

“ Dalam pemenuhan kebutuhan pembangunan infrastruktur yang ada di wilayah Desa Limau Manis persentase pemenuhan masih mencakup 70 % dari seluruh total kebutuhan Infrastruktur ideal yang dibutuhkan warga kita”

Dari penjelasan itu memang peneliti menemukan ada beberapa kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur, seperti infrastruktur sistem irigasi masyarkat yang bertani tidak tersedia lagi, infrastruktur pasar desa yang kurang produktif serta pengaspalan jalan dengan kualitas optimal tidak terealisasi secara merata.

Gambar

Tabel 5.1 Pembangunan Infrastruktur Desa Limau Manis Tahun
Gambar 2.1 Infrastruktur Sebagai Penopang/Pendukung Sistem Ekonomi,
Tabel 4.1. Nama Kepala Kampung / Kepala Desa
Tabel 4.3.  Data Penduduk Menurut Pendidikan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis diharapkan dari keempat faktor yang dianalisis (partisipasi masyarakat, pembangunan infrastruktur, koordinasi kelembagaan, dan kelembagaan ekonomi)

Dari hasil wawancara dengan bapak Kepala Desa Ujung Serdang dapat disimpulkan bahwasannya peranan pemerintah desa sebagai fasilitator pemberdayaan petani ialah melalui

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui peranan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa Dulamayo Utara Kecamatan

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JEMBATAN MENUJU LAHAN PERTANIAN (Studi Kasus: Desa Parimburan Dusun Pintu Padang Kecamatan Sei Kanan Labuhan..

Berdasarkan dengan data tabel di atas maka diketahui bahwa peranan partisipasi masyarakat (X) dalam pembangunan infrastruktur (Y) di Desa Timoreng Panua Kecamatan Panca

Skripsi ini mengkaji tentang partisipasi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur Desa Laccori Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone. Tujuan penelitian ini yaitu

Apa bentuk partisipasi Bapak/Ibu pada tahap pelaksanaan pembangunan jalan rabat beton melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) di Dusun Kepuh Desa

Dalam partisipasi masyarakat desa perdamaian kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang dalam Pemilu, dahulu banyak masyarakat yang masih bersifat acuh terhadap proses pemilu,