• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENYAJIAN DATA

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Limau Manis, dilaksankan oleh peneliti guna mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian, adapun tahapan yang dilakukan peneliti yaitu :

1. Penelitian dilakukan melalui pengumpulan data atau berbagai dokumen tertulis mengenai kondisi umum Desa Limau Manis seperti sejarah umum, aparatur pemerintah Desa Limau Manis, sarana prasarana Desa Limau Manis sampai pada data-data lain yang berhubungan dengan Desa Limau Manis. 2. Peneliti melakukan observasi di Kantor Desa dan Desa Limau Manis sendiri,

terkait meneliti tentang bagaimana gambaran pembangunan, peranan pemerintah serta partisipasi masyarkat dalam pembangunan Infrastruktur. Peneliti melakukan wawancara dengan aparatur pemerintahan desa seperti Kepala Desa yang diwakili oleh Sekertaris Desa dan Kepala BPD, tak lupa juga peneliti melakukan wawancara kepada informan utama secara purposive yaitu masyarakat Desa Limau Manis dari dusun 1 sampai dusun 13. Disini peneliti mengambil salah satu masyarakat yang mewakili setiap dusun atas rekomendasi Kepala Dusun yang dianggap bisa memberikan gambaran dan informasi yang bersangkutan dengan peranan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi mereka dalam pembangunan infrastruktur.

1. Gambaran Pembangunan Infrastruktur di Desa Limau Manis

Pembangunan infrastruktur di Desa Limau Manis tidak terlepas dari keterlibatan pilar yaitu pemerintah, masyarakat serta swasta (dunia Industri) yang mampu bersinergi dalam memajukan Desa Limau Manis. Namun dengan begitu pun pembangunan infrastruktur dinilai masih banyak kekurangan dari segi pemenuhan

dan segi kualitas. Anggaran alokasi dana desa yang terbatas memang membuat pemerintah Desa Limau Manis harus memprioritaskan pembangunan dengan sebaik- baiknya. Berdasarkan klarifikasi Pemerintah Desa sendiri Bapak Amsru, selaku Sekertaris Desa dalam wawancara dijelaskan bahwa;

“ Dalam pemenuhan kebutuhan pembangunan infrastruktur yang ada di wilayah Desa Limau Manis persentase pemenuhan masih mencakup 70 % dari seluruh total kebutuhan Infrastruktur ideal yang dibutuhkan warga kita” Dari penjelasan itu memang peneliti menemukan ada beberapa kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur, seperti infrastruktur sistem irigasi masyarkat yang bertani tidak tersedia lagi, infrastruktur pasar desa yang kurang produktif serta pengaspalan jalan dengan kualitas optimal tidak terealisasi secara merata.

Kendatipun demikian, seiring berjalannya pembangunan-pembangunan yang ada di Desa Limau Manis pemerintah desa juga menerapkan sebuah Konsep program yang dihidupkan dalam pembangunan desa yaitu konsep Gerakan Deli Serdang Membangun atau disingkat dengan GDSM, yang merupakan sebuah konsep program yang turun dari Pemerintah Kabupaten. GDSM ialah konsep dengan cerminan dari Implementasi pembangunan partisipatif yaitu mewujudkan pembangunan dari semangat gotong-royong pada pelaksananya, konsep ini tidak sebatas pelaksanaan kebersihan tapi menyeluruh dalam semua sektor pembangunan yang dijalankan. Jadi jelas bahwa konsep GDSM yang dianut dalam pembangunan infrastruktur Desa

Limau Manis Merupakan sebuah program yang menggambarkan pembangunan partisipatif, dengan mengikut sertakan masyarakat dalam tahapan-tahapan pembangunan Desa Limau Manis yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2009. Pemerintah Desa membuka peluang sebesar-besar nya untuk masyarkat yang ingin partisipasi untuk membangun kemajuan Desa. Seperti yang telah diklarifikasi lagi dalam wawancara pemerintah desa Bapak Amru selaku Sekertaris Desa limau Manis

“Kami pemerintah desa mengharapkan agar masyarkat sadar bahwa partisipasi masyarkat adalah hal mutlak yang dibutuhkan untuk pembangunan Desa Limau Manis menjadi lebih baik lagi. Desa Limau Manis sudah menerapkan banyak pembangunan yang berkonsep GDSM”

Berikut adalah tabel pembangunan Infrastruktur Desa Limau Manis, Baik Infrastruktur yang sudah selesai maupun sedang berlangsung .

Tabel 5.1 Pembangunan Infrastruktur Desa Limau Manis Tahun 2009- 2014 No Tahun Pelaksanaan Proyek Penjelasan Proyek 1 2009 Pengaspalan Jalan (Gang dusun) Sepanjang Dusun I-VII

yang ada di Desa Limau Manis.

2 2009 Pembuatan Drainase (Parit) Menyeluruh pada 13 Dusun

3 2010 Pengaspalan Jalan (Gang) Sepanjang Dusun VI-IX 4 2010 Pembuatan Jembatan Pengubung dengan Desa

Tanjung Morawa A sepanjang 12 m. 5 2011 Renovasi Gedung SDN 101862

6 2011 Pembuatan Drainase Dusun X sampai XIII 7 2011 Pengecoran Drainase Dusun I dan Dusun XII 8 2011 Bedah Rumah Warga Dua Rumah warga

Dusun VII.

9 2011 Pengaspalan Jalan Desa Sepanjang Jalan Desa Limau Manis yang Menghubungkan antar Dusun.

10 2012 Pengecoran Pembatas Jalan Sepanjang jalan Desa Limau Manis yang menghubungkan antar Dusun.

11 2012- 2013

Pembuatan taman (Penghijauan) Seluruh Sarana

Pendidikan Sekolah di Desa Limau Manis. 12 2013 Pengecoran Jalan dan Drainase di

Beberapa Dusun

Dusun VII , Dusun X, XI dan X

14 2014 Perbaikan Jalan Desa Sepanjang jalan Desa Limau Manis yang menghubungkan antar Dusun.

15 2014 Pengecoran Drainase Di Dusun XI –XIII 16. 2014-

2015

Rehabilitasi Kantor Desa Rehab Balai Desa, Pembuatan Teras Balai Desa, Rehab Kantor Desa dan Pembangunan Ruang kerja Kaur Kantor Desa.

2. Gambaran Kondisi Infrastruktur Desa.

Pembangunan Infrastruktur yang ada pada Desa Limau Manis kualitas serta pemeliharaannya masih kurang maksimal, seperti yang terlampir pada RPJM Desa Limau Manis sejak Tahun 2009 sampai 2014 ada beberapa perbaikan infrastruktur seperti jalan yang berlubang, serta fungsi drainase yang tidak optimal dalam menanggulangi banjir. Di sisi lain Infrastruktur seperti pasar tidak pernah mengalami renovasi. Pelebaran jalan belum pernah direalisasikan walaupun pengguna kendaraan industri sampai kendaraan masyarkat di desa dengan jumlah yang semakin pesat. Pemerintah Desa mengakui banyak kendala dalam pencapaian pembangunan infrastruktur dengan kualitas opimal seperti dalam wawancara klarifikasi dari pemerinah desa, Bapak Amru selaku Sekertaris Desa Limau Manis;

“kendala sebenarnya ada di alokasi dana desa, pembangunan infrasrukur desa kualitasnya pasti tidak seoptimal mirip infrastruktur di kota, pasti beda. Terlebih lagi kan tanjung morawa ini luas, cakupan untuk desa kita saja ada 13 dusun. RPMJD sama RKP Desa yang sudah diproposalkan tentu tidak bisa direalisasikan seluruhnya, termasuk pada pembangunan infrastruktur dengan kualitas yang diharapkan. Pemerintah kabupaten memang terus mengupayakan agar anggaran belanja desa bisa dipenuhi sesuai dengan agenda RPMJD dan RKP Desa yang sudah diproposalkan. Tapi kenyataannya anggran alokasi dana desa pada desa kita hanya bisa dipenuhi oleh kabupaten sekitar 40% dari yang dibutuhkan.”

Tapi peneliti menilai pemerintah desa sudah mulai sadar dan tetap optimis dengan skala prioritas pembangunan dan seiring waktu yang berjalan, pemerintah

desa sudah mulai bisa membangun/memperbaiki infrastruktur. Infrastruktur dengan kualitas yang diharapkan masyarkat sudah mulai direalisasikan pemerintah. Seperti pengecoran jalan, Pembangunan Jembatan, serta pengecoran drainase mulai diterapkan guna memperbaiki fungsi serta optimalisasi kualitas infrastruktur.

3. Partisipasi Masyarkat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa

Dari banyaknya jenis partisipasi yang bisa diberikan masyarkat, Masyarkat Desa Limau Manis cederung lebih banyak memberikan bentuk partisipasi dengna bentuk;

a. Partisipasi desakan (enforced) dengan inisiatif dari bawah yaitu, dimana masyarkat cenderung mau mengeluarkan inisiatif dalam bentuk ide setelah ada dampak yang ditimbulkan seperti yang diutarkan dalam wawancara Kepala Dusun, Bapak Junaidi yang menilai tentang partisipasi masyarkat Desa Limau Manis menyebutkan;

“Masyarakat itu kalau sudah terganggu dulu tentang kualitas infrastruktur baru mau lapor minta diperhatikan segala macam”

kebanjiran karena drainase yang tidak optimal, jalan yang berlubang, jadi disini masyarkat Desa Limau Manis cenderung mau mengeluarkan partisipasi dalam bentuk ide dalam musbangdus kepada Kepala Dusun karena desakan, desakan ditandai masyarkat yang mulai merasa ada gangguan dan hambatan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari karena infrastruktur yang tidak optimal.

b. Partispasi dengan imbalan (rewarded) dengan inisiatif dari atas, yaitu partisipasi dalam bentuk tenaga dengan imbalan insentif atas pelaksanaan pembangunan Infrastruktur. di sini ditandai para pelaksana pembangunan didominasi oleh pekerja pertukangan (tukang bangunan). Masyarkat yang memiliki pekerjaan pertukangan sebagai mata pencaharian utama, peran insentif sangat mempengaruhi agar para partisipan bisa termotivasi memenuhi kebutuhan hidupnya namun di sisi lain juga bisa membantu dalam memajukan desa.

Kendaitpun demikian, Dengan jumlah populasi masyarakat produktif Desa Limau Manis tidak sedikit yaitu sekitar 10.000 warga dengan 4125 KK dan wilayah yang cukup luas sekitar 811,27 Ha. Partisipasi masyarakat dengan insiatif dari atas masih dinilai cukup rendah, ini dinilai pada saat keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan yang sangat sederhana. Seperti gotong-royong desa yang diadakan satu bulan sekali, hanya 5-7 orang masyarkat yang ikut pada setiap dusun, selebihnya masyarkat di nilai kurang peduli pada kegiatan Gotong royong Desa dan enggan mengikutsertakan diri.

Dokumen terkait