BAB VI ANALISIS DATA
3. Tahap Evaluasi (pengawasan)
Tahap evaluasi atau proses pengawasan, dimana Pemerintah Desa harus bisa melangsungkan tanggung jawabnya kepada isntansi terkait, baik dari masyarakat maupun BPD dan Kabupaten, partisipasi masyarakat dalam tahap pengawasan ialah dimana masyarakat ikut menilai serta mengawasi kegiatan-kegiatan pembangunan. Demikian juga halnya dalam mengawasi pelaksanaan keputusan dan kebijakan yang telah di tetapkan. dengan adanya pengawasan dari masyarakat terhadap program yang sedang berjalan maka rasa kepemilikan serta tanggungjawab besar akan lahir.
Pentingnya pengawasan masyarakat dapat dilihat dari cara pandang kenegaraan, jelas sekali bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk melakukan pengawasan. Ini merupakan ciri dari negara demokrasi. Pada pemerintahan modern saat ini banyak menganjurkan untuk selalu memperhatikan aspirasi masyarkat. Hal ini sangat masuk akal karena nasib dan masa depan pemberi layanan sepenuhnya tergantung pada masyarkat. Dalam konteks politik, masyarakat adalah pelanggan yang menentukan nasib pemberi layanan secara langsung pada pembangunan dan secara terus menerus pada komitmennya membayar pajak dan bahkan pada
komitmennya menjaga stabilitas kawasan. Dengan cara menyertakan masyarakat sebagai pengawas maka akan mengurangi potensi kegagalan proyek pembangunan, seperti yang banyak terjadi selama ini. Efektivitas pengawasan masyarakat ditentukan oleh dua hal, yaitu: terbukanya pintu pengawasan serta kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam melakukan pengawasan.
Pengawasan pembangunan di Desa Limau Manis, melibatkan aparat terkait seperti BPD yang mewakili masyarkat serta Kabupaten. Berdasarkan penjelasan informan wawancara oleh aparatur pemerintahan desa dan Masyarakat Limau Manis ialah terdapat argumentasi yang cukup bertolak belakang, walaupun Bapak Sherli selaku Kepala BPD mengetahui bahwasanya konsep pengawasan dari masyarkat adalah konteks yang penting dalam keberlangsungan pembangunan itu sendiri. Akan tetapi Bapak Amru selaku Kepala desa menjelaskan bahwasanya pengawasan dari masyakrakat adalah nihil, masyarkat tidak pernah mengawasi program pembangunan yang berlangsung maupun sudah berlangsung. Masyarkat cenderung menerima setiap pembangunan infrastruktur yang direalisasikan dan cenderung percaya bahwa pemerintahan desa sudah melaksanakan pembangunan dengan pelaksanaan yang tepat. Namun Kepala BPD mengungkapkan bahwa BPD adalah wadah yang tepat jika masyarkat ingin mengawasi pebangunan.
Sehubungan juga bahwasanya partisipasi masyarkat dalam tahap pengawasan untuk pembangunan infrastruktur memang tidak ada, serta di atas dasari juga bahwa masyarkat yang kurang mengerti bagaimana konsep pengawasan, masyarkat menilai
pengawasan hanya mencakup sehubungan dengan dana saja, padahal pengawasan masyarkat bisa mencakup pada keputusan dan kebijakan yang ditetapkan dalam program pembangunan.
Berdasarkan pemaparan tersebut kriteria pengawasan yang efektif tidak ditemukan pada Pemerintahan desa limau manis, ini dibuktikan bahwa walaupun terbukanya pintu pengawasan yang ada di BPD namun masyarkat sendiri tidak memiliki kesadaran serta kemampuan untuk melakukan tahapan pengawasan, dan didukung lagi pada penelitian dilapangan bahwasanya aparatur pemerintahan juga desa tidak melakukan usaha apapun untuk mengajak masyarkat dalam mengawasi pebangunan yang berlangsung maupun yang sudah berlangsung. Maka, peneliti menilai peranan pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarkat dalam konteks pengawasan pembangunan tidak berlangsung dengan tepat. .
A. Peranan Pemerintah dalam menjalankan Fungsi Kepemimpinan untuk Pembangunan Infrastruktur
Dalam Pembangunan Infratruktur Desa Limau Manis, Pemerintah Desa memiliki tanggung jawab besar untuk meningkatkan partsipasi masyarakat dalam pembangunan Infrastruktur, dengan cara mengajak, memotivasi serta menuntun masyarakat, kelompok pemegang kepentingan (stakeholder) maupun orang-orang yang terlibat langsung dalam kemajuan Desa Limau Manis. Untuk itu, demi
kesuksesan pembangunan infrastruktur itu sendiri fungsi pemerintah Desa Limau Manis sendiri tidak bisa lepas dari fungsinya sebagai pemimpin antara lain;
1. Fungsi Instruktif
Fungsi Instruktif diartikan bahwa setiap pemerintah desa perlu memiliki kemampuan dalam memberikan perintah yang bersifat komunikatif, agar perintah bisa dilaksanakan menjadi kegiatan oleh orang yang menerima perintahnya. Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah, namun harus komunikatif karena sekurang- kurangnya harus dimengerti oleh para bawahan yang menerima perintah (instruksi).
Instruksi yang ideal ialah dimana, Pemerintah desa harus menetapkan apa, bagaimana, bilamana dan dimana suatu perintah pembangunan Infrastruktur dilaksanakan. Sedangkan yang melaksanakan perintah adalah kunci dari keberhasilan fungsi ini, Para pelaksana harus mendengar dan memahami isi instruksi (Rivai; 2005:53)
Sehubungan dengan fungsi instruktif yang dijelaskan pemerintahan Desa limau Manis memiliki pemahaman maupun penjelasan yang cukup senada dengan instruktif yang ideal tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa pembangunan yang dilaksanakan merupakan hasil dari instruksi dari Pemerintah Desa seperti Kepala Desa sendiri baik dalam proses pelaksanaan maupun yang akan di rencanakan. Pemerintah desa, Bapak Amru selaku Sekertaris Desa mengutarkan bahwa pemerintah desa Limau Manis merasa bahwa peran masyarakat sangat penting dalam fungsinya menjalankan maupun menetapkan instruksi terkait pembangunan
infrasturktur. maka dari itu pemerintah desa menggalakan Kepala Dusun untuk terus mengajak masyarakat untuk aktif dalam memajukan Desa Limau Manis.
Pengutaraan pendapat tersebut juga didukung dalam Hasil wawancara Bapak Heru selaku tokoh masyarakat yang sudah lama berkecimupung dalam pembangunan di Desa Limau Manis yang mendukung penuh bahwasnaya fungsi instruktif memang dijalankan dengan baik di Pemertinahan Desa. Mereka sering mendapat instruksi dari Kepala Desa maupun Sekertaris Desa baik secara formal (surat resmi) maupun instruksi langsung. Jadi gambaran fungsi instruktif yang dihasilkan dari informan wawancara dinyatkan bahwa walaupun sudah ada instruksi, tapi hanya segelintir masyakat yang antusias, sehingga pemerintah desa mengambil insiatif bahwa penerapan instruksi, diakui Pemerintah desa lahir dari inspirasi maupun aspirasi masyarakat sendiri. Agar masyarkat tahu apa degan jelas apa fungsi perintah tersebut, dan apa manfaat dan bagaimana kegiatannya.
Berdasarkan hasil penelitian Peneliti menilai bahwa fungsi instruktif sudah berjalan dengan benar di Desa Limau Manis. Pendapat ini didukung peneliti yang melihat secara langsung Pemerintah Desa atau tepatnya Sekertaris Desa menginstruksikan tugas kepada Kepala Dusun untuk mengajak masyarkat di setiap dusunnya dalam kegiatan Gotong-royong yang disepakati dilaksanakan pada awal minggu pertama pada bulan Mei 2015 dengan tujuan untuk membersihkan drainase (parit) yang ada di setiap dusun. Dengan tujuan tentu saja untuk membuat fungsi drainase berfungsi dengan optimal karena sudah mulai dipenuhi oleh sampah masyarkat.