BAB I PENDAHULUAN
1. Tugas dan Fungsi
BAB I PENDAHULUAN
Terwujudnya Good Governance dalam praktik penyelenggaraan sistem pemerintahan pada saat ini masih menjadi harapan semua pihak. Setiap tindakan dan pelaksanaan birokrasi pemerintahan akan selalu dikaitkan dengan penciptaan tata kepemerintahan yang baik (Good Govenance) yang memiliki pilar utama berupa partisipasi, tranparansi dan akuntabilitas. Akuntabilitas dalam penyelenggaraan tata pemerintahan dimaksudkan bahwa setiap instansi pemerintah diharapkan mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya.
Asas akuntabilitas menekankan pada pentingnya keselarasan antara proses perencanaan dengan realisasi. Proses penyelarasan tersebut kemudian dilaksanakan melalui penyusunan Perjanjian Kinerja sebagai komitmen Instansi Pemerintah selama 1 tahun dan penyusunan Laporan Kinerja sebagai bentuk evaluasi kinerja yang terukur, obyektif dan akuntabel. Maksud dan tujuan Laporan Kinerja ini adalah wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna. Dari hasil laporan ini, diharapkan dapat diperoleh simpulan mengenai pencapaian kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna dalam 1 tahun, sehingga dapat dijadikan sebagai tolak ukur, bahan analisis sekaligus pertimbangan untuk perbaikan kinerja di tahun berikutnya.
1. TUGAS DAN FUNGSI
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam bidang pertanahan yang berdasarkan pada arah kebijakan pembangunan nasional dengan visi menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar- besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan republik Indonesia.
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna mempunyai tugas dan fungsi dalam
memberikan pelayanan dibidang pertanahan di daerah sebagaimana yang
diamanahkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015
Tentang Badan Pertanahan Nasional. Pada Bab III peraturan tersebut, dinyatakan
bahwa penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di daerah adalah
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
2 oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Struktur organisasi Badan Pertanahan Nasional di daerah mengacu pada Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil BPN dan Kantor Pertanahan . Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
Kantor Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugas, Kantor Pertanahan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan;
b. pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan;
c. pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran tanah dan pemberdayaan masyarakat;
d. pelaksanaan penataan pertanahan;
e. pelaksanaan pengadaan tanah;
f. pelaksanaan pengendalian pertanahan dan penanganan sengketa dan perkara pertanahan; dan
g. pelaksanaan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor Pertanahan.
2. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Badan Pertanahan Nasional di daerah mengacu pada
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil BPN dan Kantor Pertanahan .
Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional. Kantor
Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan
Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang bersangkutan. Dalam melaksanakan
tugas dan fungsi, Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna memiliki struktur
organisasi sebagai berikut:
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
3
Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
Pada tahun 2021, jumlah Pegawai di lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna diuraikan pada Tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Di Lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna berdasarkan Golongan
No. Unit Kerja Golongan
Jumlah
I II III IV
1 Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna 1 4 13 1 19
Tabel 2. Jumlah Pegawai Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) Di Lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
No. Unit Kerja PPNPN Jumlah
1 Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna 20 20
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
4 3. PERAN STRATEGIS UNIT ORGANISASI
Kabupaten Natuna memiliki luas ± 26.419.837 Ha, terdiri dari 200.904 Ha (0.76%) luas daratan dan seluas 26.218.933 Ha (99.24%) luas lautan. Letak Geografis Kabupaten Natuna dengan batas fisik sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Vietnam dan Kamboja
b. Sebelah Timur : Malaysia Timur dan Kalimantan Barat c. Sebelah Selatan : Kabupaten Bintan
d. Sebelah Barat : Kabupaten Kepulauan Anambas
Secara administrasi, Kabupaten Natuna terdiri dari 15 (Lima belas) kecamatan, 7 kelurahan dan 70 wilayah desa.
Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Nstuna
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
5
Gambar 3. Persentase Tanah Terdaftar di Kabupaten Natuna
Jumlah Bidang Terdaftar
Tanah Terdaftar Belum Terdaftar
50,36%
49,63%
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
1. Rencana Strategis
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020-2024 telah ditetapkan. Di dalam Renstra Kementerian Pusat memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan dan strategi, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, serta target kinerja dan kerangka pendanaan Kementerian untuk tahun 2020 sampai dengan 2024. Terwujudnya penataan ruang dan pengelolaan pertanahan yang terpercaya dan berstandar dunia dalam melayani masyarakat untuk mendukung tercapainya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong merupakan visi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional sedangkan misinya adalah menyelenggarakan penataan ruang dan pengelolaan pertanahan yang produktif, berkelanjutan dan berkeadilan serta menyelenggarakan pelayanan pertanahan dan penataan ruang yang berstandar dunia. Renstra sebagaimana dimaksud di atas digunakan sebagai acuan bagi penyusunan Renstra dan Laporan Kinerja Satuan Kerja Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan.
Untuk mencapai visi dan misi pembangunan nasional yang telah ditetapkan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional memiliki tujuan utama yaitu memastikan bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Untuk memastikan peran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, dirumuskan sasaran strategis tahun 2020-2024 adalah: (1) meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan agraria yang adil da/n berkelanjutan;
(2) terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; (3) berkurangnya kasus tata ruang dan pertanahan (sengketa, konflik, dan perkara).
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa Rencana Strategis Kantor
Wilayah BPN Provinsi Kepulauan Riau harus mengacu pada Renstra Kementerian
ATR/BPN. Renstra Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna tercermin dalam
Perencanaan Program dan Anggaran yang disusun setiap tahun. Penyusunan Rencana
Program dan Anggaran Satuan kerja merupakan rencana jangka pendek satuan kerja
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
7 yang selaian berpedoman pada Renstra juga RPJM Kementerian Pusat yang dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L), dan Petikan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) serta Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) Satuan Kerja.
Untuk mendukung pencapaian tujuan yang tercantum dalam Renstra maupun RPJM agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, pada Tahun 2021 telah ditetapkan didalam Petikan DIPA, serta POK Satuan Kerja Kantor Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna Tahun 2021 memuat 2 Program dengan 15 Kegiatan/sasaran strategis yang merupakan kondisi riil yang diinginkan/dicapai oleh Kementerian Pusat pada akhir periode perencanaan (tahun 2021). Adapun Tujuan, Sasaran Strategis, Indikator, serta Target Kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna Tahun 2021 dapat dilihat pada Sub Bab Perjanjian Kinerja.
Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional, bahwa penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran. RKP merupakan dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 1 (satu) tahun, dan merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro, program Kementerian/Lembaga (K/L), lintas K/L, dan kewilayahan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RKP kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL). Untuk selanjutnya Renja-KL dijabarkan ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) berdasarkan Pagu Anggaran.
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (RKA-K/L) disusun oleh Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna
Anggaran (setelah terlebih dahulu mendapatkan alokasi dari Pengguna Anggaran)
menurut program dan kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional serta berdasarkan skala prioritas
selama setahun. Himpunan dari RKAKL digunakan untuk menyusun DIPA dan
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
8 selanjutnya disahkan. Pada tahun 2021 alokasi anggaran yang diperoleh oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna adalah sebesar Rp. 4.756.555.000,- (empat miliar tujuh ratus lima puluh enam juta lima ratus lima puluh lima ribu rupiah). Namun terjadi pengehematan anggaran pada triwulan kedua sehingga terjadi perubahan terhadap pagu anggaran Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna menjadi Rp.
4.613.387.000,- (empat miliar enam ratus tiga belas juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu rupiah) hingga menjadi Rp. 4.534.069.000,- (empat miliar lima ratus tiga puluh empat juta enam puluh sembilan ribu rupiah) berdasaarkan Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN nomor PR.02.01/1115-100/VII/2021 Tanggal 26 Juli 2021 tentang Refocusing dan Realokasi Belanja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun Anggaran 2021 Tahap IV.
Dari jumlah pagu anggaran tahun 2021, untuk rincian alokasi anggaran pada Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna yang diklasifikasikan berdasarkan 15 (lima belas) kegiatan pada 2021 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Perbandingan Pagu Anggaran Menurut Program dan Kegiatan tahun 2021 PROGRAM/ KEGIATAN SEMESTER I SEMESTER II SELISIH [WA.5527] Penyelenggaraan Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di Daerah
Rp2.831.125.000 Rp2.831.125.000 Rp0 [CS.6412] Survei dan Pemetaan Tematik Rp134.416.000 Rp134.416.000 Rp0 [CS.6413] Pengukuran dan Pemetaan Kadastral Rp499.829.000 Rp435.365.000 Rp64.464.000 [CS.6414] Pengaturan Tanah Komunal , Hubungan
Kelembagaan dan PPAT
Rp22.414.000 Rp10.680.000 Rp11.734.000 [CS.6415] Penetapan Hak Tanah dan Ruang Rp21.632.000 Rp58.552.000 + Rp36.920.000 [CS.6416] Pendaftaran Tanah dan Ruang Rp416.050.000 Rp333.668.000 Rp82.382.000 [CS.6417] Penyelenggaraan Penatagunaan Tanah Rp9.475.000 Rp9.475.000 Rp0 [CS.6418] Pengaturan Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Rp555.654.000 Rp445.654.000 Rp110.000.000 [CS.6419] Penanganan Akses Reforma Agraria (Acces
Reform)
Rp78.854.000 Rp78.854.000 Rp0 [CS.6420] Pengadaan Tanah dan Pencadangan Tanah Rp8.654.000 Rp8.654.000 Rp0 [CS.6421] Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan Rp36.689.000 Rp19.271.000 Rp17.418.000 [CS.6422] Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah dan
Pengembangan Pertanahan
Rp1.854.000 Rp1.854.000 Rp0 [CS.6423] Pengendalian dan Pemantauan
Pertanahan
Rp3.421.000 Rp3.421.000 Rp0 [CS.6425] Pencegahan dan Penanganan Konflik
Pertanahan
Rp70.070.000 Rp29.350.000 Rp40.720.000
[CS.6427] Penanganan Perkara Pertanahan Rp27.448.000 Rp18.970.000 Rp8.478.000
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
9 Total Rp4.717.585.000 Rp 4.419.309.000 Rp298.276.000
2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain adalah untuk:
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparasi, dan kinerja Aparatur;
2. Mencipatakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi;
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah;
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Komitmen Kinerja Satuan Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN di wilayah kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna, serta Perjanjian Kinerja Kepala Kantor Pertanahan Kabupate Natuna berisikan Peta Strategi yang terdiri dari beberapa Sasaran Strategis. Sasaran strategis dirumuskan dari visi dan misi organisasi serta tugas dan fungsi utama unit kerja serta kondisi terkini organisasi. Perumusan Sasaran Kegiatan maupun Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pada tahun 2021 juga mengacu pada rencana kerja tahun 2021.
Pencapaian Sasaran Strategis diukur dengan suatu IKK sebagai ukuran kinerja secara formal. Penyusunan IKK disesuaikan dengan level organisasi atau kewenangan yang dimiliki oleh pejabat yang bersangkutan. Semakin tinggi level organisasi atau kewenangan yang dimiliki pejabat terkait, semakin bersifat outcome atau impact.
Kualitas IKK juga sangat tergantung kepada besarnya cakupan IKK terhadap pencapaian Sasaran Strategis. Semakin besar cakupan IKK terhadap pencapaian Sasaran Strategis, semakin bernilai sempurna. Sebaliknya, semakin kecil cakupan IKK terhadap pencapaian Sasaran Strategis, semakin bernilai menurun.
Perjanjian kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna Tahun 2021 telah
disusun secara berjenjang sesuai dengan kedudukan tugas dan fungsi unit organisasi
yang ada. Perjanjian kinerja ini merupakan tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
10 pada akhir tahun 2021. Pada tahun 2021, dalam perjanjian kinerja Satuan Kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna telah ditetapkan Sasaran Startegis dengan Target Indikator Kinerja Kegiatan sebagai berikut:
Tabel 4. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021 KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN NATUNA
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target 1. Terkendalinya Hak Atas
Tanah/Dasar
Penguasaan Atas Tanah, Alih Fungsi Lahan, Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu
Rasio Peningkatan Produktifitas P4T Hasil Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah, Alih Fungsi Lahan, Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu
100%
a. Jumlah Data Pengendalian Hak Atas Tanah/ Dasar Penguasaan Atas Tanah
1 Bidang
2. Teredistribusikannya tanah objek Reforma Tanah Kategori II
1000 Bidang
b. Jumlah SK Redistribusi Tanah Kategori VI
750 Bidang
c. Jumlah Data GTRA 1 Satker
3. Terwujudnya pemberian
Akses Reforma Agraria Jumlah Kepala Keluarga penerima
akses RA 100 KK
a. Akses Reforma Agraria 100 KK 4. Terwujudnya
penggunaan dan
pemanfaatan tanah yang
optimal dan
berkelanjutan
Jumlah data dan informasi spasial yang berbasis wilayah dalam
rangka menunjang
penyelenggaraan reforma agraria
15 Layanan
a. Jumlah Layanan Penatagunaan
Tanah (PNBP) 15 Layanan
5. Terwujudnya pengaturan dan penetapan hak atas Perorangan dan Badan Hukum (Daerah)
72 SK
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
11 Jumlah bidang tanah instansi
pemerintah, BUMN dan BUMD yang ditetapkan
10 SK
a. Jumlah Surat Keputusan Penetapan Hak Atas Tanah Instansi Pemerintah, BUMN, dan BUMD
10 SK
6. Terlaksananya
pendaftaran tanah dan pendaftaran ruang bawah tanah dan ruang atas tanah yang berkepastian hukum dan berbasis elektronik
Jumlah bidang tanah dan ruang
yang terdaftar 2.848 Bidang
a. Jumlah Pembinaan/
Sosialisasi/ Evaluasi / Konsultasi (Daerah)
1 Satker
b. Jumlah SHAT PTSL ASN
Kategori II 1733 Bidang
c. SHAT Redistribusi Tanah
Kategori II 1.750 Bidang
d. Layanan Informasi Pertanahan 525 Bidang e. Layanan Pemeliharaan Data
Pertanahan 513 Bidang
f. Layanan Pendaftaran Pertama
Kali (PNBP) 77 Bidang
7. Terwujudnya pengaturan dan pendaftaran tanah komunal dan
penatausahaan tanah ulayat serta terwujudnya kerja sama kelembagaan yang terintegrasi
SK Pengangkatan PPAT Pertama Kali dan SK Pengangkatan PPAT Kembali serta SK Perpanjangan Masa Jabatan PPAT
2 Orang
a. Jumlah Majelis Pembina dan
Pengawas PPAT 1 Laporan
8. Terselesaikannya
sengketa Pertanahan Jumlah Penyelesaian Sengketa
pertanahan 1 Perkara
a. Jumlah Penyelesaian Sengketa
Pertanahan 1 Perkara
9. Terselesaikannya
penanganan perkara pertanahan
Jumlah penyelesaian penanganan
Perkara Pertanahan 1 Perkara
a. Jumlah Penanganan Perkara
Pertanahan 1 Perkara
10. Terciptanya pemahaman yang sama dalam
masyarakat mengenai pertanahan dan ruang
Penurunan pengaduan
masyarakat atas permasalahan sengketa, konflik dan perkara pertanahan (Persentase selisih pengaduan kasus pertanahan di
35%
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
12 tahun t0 dengan jumlah
pengaduan kasus pertanahan di tahun t-1 dibandingkan dengan jumlah pengaduan kasus pertanahan di tahun t-1 x 100%) a. Jumlah Pembinaan
Pencegahan Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan
1 Kegiatan
b. Jumlah Rekomendasi Upaya Pencegahan Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan
1 Rekomendasi Kebijakan 11. Terwujudnya
Ketersediaan Tanah Bagi Pembangunan
Realisasi Luas Tanah yang disediakan bagi pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Kepentingan Lainnya
0 Hektar
a. Data Lokasi Indikatif
Pengadaan Tanah IKK 1 1 Data Set b. Jumlah Pembinaan/
Konsultasi Kegiatan Pengadaan Tanah dan Pencadangan Tanah (Satker)
1 Satker
12. Tersedianya informasi nilai tanah, ekonomi pertanahan dan Lisensi Penilai Pertanahan
Peningkatan cakupan informasi nilai tanah dan ekonomi
pertanahan (Persentase data total luasan peta nilai tanah
dibandingkan dengan luas Area Penggunaan Lain)
52,55%
a. Jumlah Pembinaan/
Konsultasi Kegiatan Penilaian Tanah dan Ekonomi
Pertanahan
1 Satker
b. Jumlah Pembaruan Peta Nilai Tanah IKK 1
400 Bidang
13. Terwujudnya bidang-bidang tanah yang tertata pada lokasi konsolidasi tanah dan peningkatan nilai tanah pada lokasi konsolidasi tanah dan
pengembangan pertanahan
Peningkatan nilai tanah pada lokasi konsolidasi tanah dan pengembangan pertanahan (Persentase selisih Nilai Tanah sesudah pelaksanaan KT dengan Nilai Tanah sebelum pelaksanaan KT dibandingkan dengan Nilai Tanah sebelum pelaksanaan KT)
0
Realisasi Bidang Tanah yang
ditata di lokasi Konsolidasi Tanah 0
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
13 Tingkat keikutsertaan jumlah
peserta Konsolidasi tanah
0
Persentase luas sumbangan tanah konsolidasi tanah dalam penyediaan tanah untuk pembangunan
0
a. Jumlah Pembinaan/
Konsultasi Kegiatan
Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah dan Ekonomi
Pertanahan (Satker)
1 Satker
14. Terwujudnya Sistem Informasi Geospasial Tematik Pertanahan dan Ruang
Cakupan Luas Peta Tematik Pertanahan dan Ruang (Persentase luas Peta Tematik Kawasan dibandingkan dengan target luas Peta Tematik Pertanahan dan Ruang s.d. Tahun 2024)
25%
a. Peta Tematik Pertanahan dan Ruang
2.000 Hektar
15. Tersedianya Informasi Bidang Tanah dan Ruang
Cakupan luas bidang tanah terpetakan tervalidasi
52,55%
Jumlah Desa/ Kelurahan Lengkap dan Informasi Untuk Menunjang Penanganan Sengketa, Permasalahan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Persentase desa/ kelurahan lengkap
dibandingkan dengan
desa/kelurahan di kawasan APL)
6,4%
a. Layanan Pengukuran Bidang Tanah Luas Kurang dari 10 ha (Kantah)
200 Bidang
b. Layanan Pengembalian Batas Bidang Tanah Luas Kurang dari 10 ha (Kantah)
20 Bidang
c. Peta Bidang Tanah PTSL Kategori 2
1.733 Bidang
d. Peta Bidang Tanah K4 385 Bidang e. Berita Acara Penyuluhan
Kategori 2
2 Paket
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
14 f. PBT Redistribusi Tanah
Kategori 2
1.750 Bidang
g. Laporan Pembinaan, Monev Supervisi Daerah
1 Laporan
16. Terlaksananya
Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis lainnya di Daerah
1. Indeks Akuntabilitas Kinerja
(SAKIP) 76
2. Indeks Kinerja Pelaksana Anggaran (IKPA)
95
3. Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil Negara
71
4. Indeks Maturitas SPIP 1
5. Persentase Terpenuhinya Layanan Perkantoran
100%
6. Persentase Pengelolaan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat
100%
7. Persentase Layanan Permohonan Informasi Publik
100%
8. Persentase Pelaksanaan (empat) Metode Strategi Komunikasi Publik
65%
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
15 3. Metode Pengukuran Kinerja
Dalam hal pengukuran kinerja, hal tersebut dilakukan berdasarkan Kepmen No.1166/2021 tentang IKU Kementerian ATR/BPN Tahun 2020-2024 yang sesuai dengan Indikator Kinerja Kegiatan Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna tahun 2021, seperti yang tampil pada tabel dibawah ini.
Tabel 5. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN NATUNA INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN NATUNA
BERDASARKAN IKU KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL TAHUN 2020-2024
No. Tujuan/
Indikator
Nomenklatur Sasaran Nomenklatur Indikator
Formula
Nomenklatur Rumus
1 2 3 4 5 6
01.00 Tujuan: Pengelolaan Pertanahan untuk Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat
1.1.1.2 Tanah, Alih Fungsi Lahan, Wilayah Bidang Tanah yang telah dilakukan Pengendalian HAT/DPAT dengan Target Jumlah Bidang Tanah yang akan dilakukan
Pengendalian HAT/DPAT dan perbandingan Luas Lahan Sawah Beralih Fungsi yang telah dilakukan pegendalian dengan Target Jumlah Luas Lahan Sawah yang akan dilakukan pegendalian serta perbandingan Luas wilayah Penguasaan dan Pemilikan Tanah di Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan
(A/A1)+(B/B1)+(C+C1)/3
A= Jumlah Bidang Tanah yang telah dilakukan Pengendalian HAT/DPAT A1= Target Jumlah Bidang Tanah yang akan dilakukan Pengendalian HAT/DPAT
B= Jumlah Luas Lahan Sawah Beralih Fungsi yang telah dilakukan pengendalian
B1= Target Jumlah Luas Lahan Sawah
yang akan dilakukan pegendalian
C= Jumlah Luas wilayah Penguasaan
dan Pemilikan Tanah di Wilayah
Pesisir, Pulau-Pulau Kecil,
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
16 dan Wilayah Tertentu yang
dilakukan pengendalian dengan Target Jumlah Luas wilayah Penguasaan dan Pemilikan Tanah di Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu yang akan dilakukan
pengendalian
Perbatasan
dan Wilayah Tertentu yang dilakukan pengendalian
C1= Target Jumlah Luas wilayah
Penguasaan dan Pemilikan Tanah di Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil,
Perbatasan dan Wilayah Tertentu yang akan dilakukan pengendalian
1.1.2.1
Indikator Kinerja Kegiatan
Teredistribusikannya tanah objek Reforma Agraria
Jumlah bidang tanah yang diredistribusi
Jumlah bidang tanah yang diredistribusi
∑A
A= Jumlah bidang TORA yang diredistribusi
1.1.2.2 Indikator Kinerja Kegiatan
Terwujudnya penggunaan dan pemanfaatan tanah yang optimal dan berkelanjutan
Jumlah data dan informasi spasial reforma agraria
Jumlah realisasi yang tersedia data potensi aset
∑A
A= Jumlah realisasi yang tersedia data
potensi aset reform
1.2.1.1 Indikator Kinerja
Jumlah realisasi Kepala Keluarga penerima akses reform
∑A
A= Jumlah realisasi Kepala Keluarga penerima akses reform
1.3.1.1 Indikator Kinerja atas tanah ruang atas dan ruang bawah untuk atas tanah dan ruang badan
Rancangan NSPK
penetapan hak atas tanah dan ruang badan hukum dan perorangan
A+B
A= Jumlah rancangan NSPK penetapan hak atas tanah dan ruang badan hukum
B= Jumlah rancangan NSPK penetapan
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna