• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Majas Dalam Bahasa Melayu Pada Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

4.2 Fungsi Majas Dalam Bahasa Melayu Pada Masyarakat

4.2.1 Konkritisasi

Fungsi pengkonkritan gambaran yang diungkapkan merupakan hal yang abstrak atau asing, sehingga penutur bahasa mengambil pembanding yang lebih familiar, konkret atau nyata. untuk menggambarkan suatu keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imajinasi. Penutur seringkali berusaha mengkonkretkan kata-kata, maksudnya kata-kata tersebut diupayakan agar dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh.

Contoh :

1. Mocam bot lapuk di galangan. ‘Seperti perahu lapuk di galangan’.

Tuturan tersebut merupakan majas simile yang berfungsi untuk mengkonkretkan gambaran. maksud dari majas tersebut adalah mendeskripsikan seorang pemuda yang sudah berumur akan tetapi belum menikah. Pemuda yang dimaksud diungkapkan secara konkrit seolah-olah sebuah kapal yang sudah lapuk dimakan usia dan tak berfungsi lagi.

2. Gayo

‘Seperti orang mengantuk diberi bantal’. urang mangantuk disodorkan bantal.

Kalimat tersebut merupakan majas perumpamaan yang berfungsi untuk mengkonkritkan suatu ide yang tersirat dalam majas tersebut. Majas tersebut mendeskripsikan seseorang yang mendapatkan sesuatu yang diidamkannya dalam situasi yang tepat. Dan maksud tersebut dikonkritkan dengan kalimat gayo urang mangantuk disodorkan bantal.

4.2.2 Memperindah Bunyi Tuturan

Kehadiran majas dapat ditujukan untuk memperindah penuturan. memperindah bunyi atau ujaran dapat berupa persamaan bunyi atau purwakanthi. Dan persamaan bunyi atau purwakanthi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: purwakanthi guru swara (pengulangan bunyi), purwakanthi guru sastra (pengulangan aksara), dan purwakanthi lumaksita (pengulangan kata).

Contoh :

1. si anak sampan baya mamuat goni singgah sakojap baya di sunge palas bilo datang baya urang nan baek budi biso tak biso baya kami ba

Tuturan di atas merupakan majas aliterasi yang berfungsi untuk memperindah bunyi yaitu terdapat purwakanthi pada kata

las

bilo, biso, baya,dan balas.

4.2.3 Menjelaskan Gambaran

Majas merupakan alat atau sarana untuk memperjelas gambaran secara efektif dan untuk menyatakan sesuatu secara jelas. Menjelaskan gambaran, yang dilukiskan penutur merupakan sesuatu hal yang lazim atau mungkin terjadi dalam kehidupan nyata, sehingga gambaran yang dibandingkan menjadi jelas dan lebih nyata.

Contoh :

1. Kolo tongah malam nan banyaan la utak-utak ‘Kalau tengah malam, banyak

jahil bajalani. otak-otak

Tuturan di atas mengandung bahasa kias sinekdoke pars pro toto yang berfungsi untuk menjelaskan gambaran yaitu menyebut bagian untuk keseluruhan.

jahil berkeliran’.

Utak-utak merupakan salah satu organ tubuh manusia untuk menyebut seluruh anggota yaitu orang-orang yang berjalan-jalan. Majas di atas berfungsi untuk menjelaskan gambaran yaitu menjelaskan bahwa kalau sudah tengah malam banyak orang-orang jahil yang berkeliaran. Penggunakan kata ulang utak-utak adalah untuk menyebut seluruh anggota tubuh yaitu orang-orang yang jahil.

2. Dilakukannyo jualannyo tu

‘Dijajakannya dagangan itu dari pintu ke pintu’. pintu ka pintu.

Kalimat di atas menjelaskan suatu gambaran yaitu pintu. Kata pintu dimaksudkan untuk mendeskripsikan benda yang menjadi bagian dari benda tersebut (yang dimaksud adalah rumah). Majas di atas berfungsi untuk menjelaskan gambaran yaitu menjelaskan bahwa dagangan tersebut dijajakannya dari rumah ke rumah.

4.2.4 Memberikan Penekanan Penuturan dan Emosi

Fungsi bahasa kias dalam kajian teori ini untuk menekankan penuturan. Dalam hal ini terdapat pada majas hiperbola. secara teoritis hiperbola memang dapat difungsikan untuk mengintensifkan pernyataan atau emosi. Sesuatu yang melebih-lebihkan akan terkesan menekankan penuturan sehingga penyimak dapat beirmajinasi melalui kesan yang berlebihan tersebut walaupun pada kenyataannya itu tidak mungkin.

Contoh :

1. Paku limo inci sajo patah digigitnyo, pinang ‘Paku lima inchi saja

ancur dipulasnyo. patah digigitnya, pinang hancur diremasnya

Tuturan di atas mengandung bahasa kias hiperbola yang berfungsi untuk menekankan penuturan. Secara nyata dan pada umumnya tidak mungkin paku berukuran lima inchi bisa digigit sampai patah, begitu juga dengan buah pinang yang keras akan tidak mungkin hancur diremas.

’.

2. Sojuk kuraso

‘Sejuk kurasa menusuk sampai ke tulang’ manyucuk sampe ka tulang.

Kalimat di atas merupakan majas hhiperbola yang berfungsi untuk menekankan penuturan. Dalam majas tersebut terdapat kalimat yang berlebih-lebihan karena tidak mungkin rasa dingin menusuk sampai ke tulang. Sehingga majas tersebut dapat kita katakana berfungsi untuk menekankan suatu tuturan.

4.2.5 Menghidupkan Gambaran

Fungsi menghidupkan gambaran pada kajian teori ini banyak digunakan dalam majas personifikasi. Penutur sengaja mengkiaskan apa yang ia lukiskan dengan ciri atau sifat insani (penginsanan), sehingga gambaran seolah-olah menjadi hidup dan lebih menarik. Menghidupkan gambaran dalam hal ini yaitu memberikan lukisan kepada sesuatu dengan penginsanan seperti manusia, jadi semua bisa melakukan seperti halnya yang dilakukan oleh manusia yang diciptakan sebagai makhluk paling sempurna. Sehingga benda mati seolah-olah menjadi hidup.

Contoh :

1. Aer tu manyoru ondak naek

ka tobing. Air itu berseru

Tuturan di atas mengandung bahasa kias personifikasi yang berfungsi untuk menghidupkan gambaran. Secara nyata tidak mungkin air dapat berseru atau berteriak hendak naik ke darat. Di sini terdapat kalimat yang maksudnya adalah air itu sebetulnya menghasilkan suara karena derasnya arus yang bergerak sehingga menimbulkan desahan yang disebut manyoru.

hendak naik ke darat’.

2. Manantang panas

‘Menantang panas hari ini kurasa’. ari ni kuraso.

Berdasarkan contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat tersebut berfungsi untuk menghidupkan pernyataan atau gambaran. Kata manantang (menantang) dimaksudkan untuk membuat pernyataan menjadi hidup layaknya manusia. Karena suatu hal yang mustahil bahwa sinar matahari bisa menantang.

4.2.6 Mempersingkat Penuturan

Bahasa kias memiliki fungsi untuk mempersingkat penuturan yaitu, mengatakan sesuatu maksud dengan bahasa yang lebih singkat. Selain itu majas juga dapat difungsikan untuk mengetengahkan sesuatu dengan berdimentasi banyak dalam bentuk yang sesingkat-singkatnya. Dengan demikian, penutur dapat menghemat penggunaan kata atau memperoleh efektifitas pemakaian kata.

Contoh :

1. Kito mudik naek ‘Kita mudik naik

Bintang Timur.

Tuturan di atas mengandung bahasa kias metonimia yang berfungsi untuk mempersingkat penuturan yaitu pada kata Bintang Timur. Penutur menggunakan kata Bintang Timur supaya terkesan mempersingkat kalimat yaitu untuk menggantikan Kapal yang bernama Bintang Timur.

Bintang Timur’.

2. Kusarayo ko dulu mamboli

‘Saya suruh kamu dulu membeli rinso’. rinso.

Contoh di atas merupakan majas metonimia yang berfungsi untuk mempersingkat suatu pernyataan atau tuturan. Kata rinso digunakan karena diyakini lebih singkat jika dibandingkan dengan detergen merk rinso.

4.2.7 Melukiskan perasaan

Bahasa kias atau pemajasan dapat pula difungsikan untuk melukiskan perasaan tokoh. Penutur atau pengarang memanfaatkan bentuk majas dalam menggambarkan keadaan batin tokoh seperti kebahagiaan, kesedihan atau kesusahan.

Contoh :

1. Rumah jaoh baya pancuran jaoh Pancuran jaoh baya tabek nandong. Tomulah-tomu di dalam puan tuan oi Tomulah tomu di dalam puan.

Tuan jaoh baya kami pun jaoh saudaro Kami pun jaoh tuan.. intan payong

.

Mato bartomu.. oh la bulan. Oi.

Tuturan di atas berfungsi untuk melukiskan perasaan yaitu tampak pada kalimat tuan jaoh baya kami pun jaoh. senandung tersebut mengungkapkan perasaaan tersentuh dan sedih karena terpisahkan oleh jarak dan waktu. Pada kalimat mato bartomu di dalam bulan turut melukiskan perasaan yang pesimis akan bertemu kembali.

Di dalam bulan saudaro.

4.3 Makna Majas dalam Bahasa Melayu pada Masyarakat Kualuh Hilir

Dokumen terkait