BAB II TINJAUAN TEORETIS
D. Metode Penyusunan Mu’jam (Kamus Arab)
1. Niẓām al-Ṣautī (sistem fonetik)
Kita ketahui dalam pembahasan terdahulu bahwa para pakar bahasa (linguis) pada masa al-Khalil mengumpulkan kata-kata yang berkaitan ke dalam
38H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 217.
39Imīl Ya’qūb, al-Ma’ājim al-Lugawiyyah al-‘Arabiyyah, h.31-32.
satu tema (kata-kata sebidang) dalam beberapa buku atau tulisan yang hingga saat ini dinamakannya dengan buku-buku tematik. Kata-kata yang ditulis disusun berdasarkan apa yang telah disepakati tanpa memperhatikan sistem (aturan) tertentu atau kaidah-kaidah tertentu dalam penyusunan. Tampaknya al-Khalīl memandang bahwa sekiranya dia menyusun seribu buku, sedangkan dia tidak menentukan asas perulangan dan tidak pula menetapkan semua materi yang dia sebutkan, maka itu akan menambah kesulitan dalam mencari arti kata yang terdapat di dalamnya. Maka dia berpikir untuk menggunakan satu sistem dalam menyusun sebuah buku yang mencakup semua materi (kata-kata) yang dia sebutkan dan menghindari perulangan kata serta mempermudah pembaca dalam mencari arti kata yang diinginkan.40
Faktor yang melatarbelakangi Khalīl bin Ahmad al-Farāhīdī menyusun kamus dengan metode (sistem) ini adalah menghindari pengulangan kata dalam kamus, mencakup semua materi (kata), memudahkan pembaca dalam mencari makna kata dan tidak ingin mengikuti (meniru) sistem urutan huruf al-Hijāi (alfabetis) dan obsesinya melahirkan kamus bahasa Arab yang berbeda dengan kamus bahasa yang lain.
Dia tidak mengikuti sistem urutan alfabetis (huruf hijaiyyah) yang diperkenalkan oleh Naṣr bin ‘Āṣim yang dikenal sampai sekarang di mana karyanya banyak tersebar pada masanya (al-Khalīl). Tidak diketahui dengan pasti faktor yang menjadikan kontinuitas model penyusunan ini tidak kekal (
uncontinue
). Apakah hal tersebut akan kembali pada keengganan untuk mengikuti Naṣr bin ‘Āṣim yang merupakan seorang ahli bahasa yang jenius atau ingin menyempurnakan deretan kreasi (penemuan) yang dia mulai dengan40Imīl Ya’qūb, al-Ma’ājim al-Lugawiyyah al-‘Arabiyyah, h.39.
menggunakan pola-pola syai’r, penyusunan kamus bahasa Arab pertama berdasarkan apa yang dia amati dari setiap kata atau mengutamakan susunan makhraj yang berada di antara suara-suara yang berbeda (terpisah). Al-Khalīl memberlakukan atau menerapkan tangga nada dan suara dalam membaca al-Qur’an dan pola-pola (
taf’
īlah
) ilmu‘Ar
ūḍ, atau mengetahui dan megutamakan susunan huruf abjad dalam bahasa India Sansekerta yang dimulai dengan hurufhalq
(tempat keluarnya dari kerongkongan) dan diakhiri dengan hurufal-syafah
(tempat keluarnya melalui bibir), dan mayoritas peneliti menyaksikan hal ini atau sebab berbagai faktor lain.41Bagaimanapun juga, pada substansinya dikatakan bahwa al-Khalīl dalam karyanya dia membuat metode khusus dalam menyusun huruf abjad sebagaimana yang dia kerjakan dalam menyusun materi kamusnya. Dia menyusun metode huruf abjad seperti berikut:
. ض . ش . ج . ك . ق . غ . خ . ه . ح . ع ظ . ت . د . ط . ز . س . ص
. ن . ل . ر . ذ . ث .
. ي . ا . و . م . ب . ف ةﺰﻤﳍا
.
42a. Asas-asas kamus
alf
āẓ sistem fonetik 1. AsasTart
īb al-Hur
ūf
(Urutan Huruf)Sistematika urutan huruf dalam kamus-kamus
alf
āẓyang memakai sistem fonetik adalah berpedoman pada urutan huruf yang keluar darimakh
ārij al-hur
ūf
sejak dari suara tenggorokan (halqiyyah
) hingga huruf-huruf yang keluar dari dua bibir (syafatain
) dan diakhiri dengan huruf-hurufmad
(vokal panjang).Karena itu kamus-kamus fonetik karya Khalīl dinamakan dengan kamus
al-‘Ain,
41Imīl Ya’qūb, al-Ma’ājim al-Lugawiyyah al-‘Arabiyyah, h. 40.
42Imīl Ya’qūb, al-Ma’ājim al-Lugawiyyah al-‘Arabiyyah, h.41.
sebab susunan huruf di kamus tersebut dimulai huruf
‘ain
sebagai hurufhalqiyah
(huruf yang keluar dari tenggorokan tengah) sebagai makhraj pertama dalam sistem ilmu bunyi (ilmu fonetik).43Berdasarkan pengamatan bahwa metode ini berpedoman pada bagian suara berdasarkan tempat keluarnya (
output
suara) kemudian menyusunnya berdasarkan huruf tenggorokan (al-halqiyyah
)yang paling jauh sampai ke huruf-huruf yang keluar dari bibir (al-syafah
). Al-Khalil memulai metode ini dengan urutan huruf berikut:a) Huruf tenggorokan (
al-hur
ūf al-halqiyyah
) : أ -- غ خ -ه - ح ع -b) Huruf anak lidah (al-hur
ūf al-lahawiyyah
) : ك - قc) Huruf bagian tengah (
al-hur
ūf al-syajariyyah
) : ج -ش -ض d) Huruf lidah bagian depan (al-hur
ūf al- asaliyyah
): ز – س – ص e)Huruf kulit ujung langit-langit (al-hur
ūf al- na
ṭ’iyyah
): ت – د – ط f) Huruf Gusi (al-hur
ūf al- li
ṡawiyyah
): ذ – ث – ظg) Huruf ujung lidah (
al-hur
ūf al-
żalqiyyah
): م – ب – ف – ن – ل – ر h) Huruf-huruf dari jalur pernafasan (al-hur
ūf al-haw
āiyyah
) : ي – ا – وSusunan huruf hijaiyyah dalam
mu’jam
(kamus) yang bersistem fonetik seperti ini, oleh al-Khalīl tidak memulai dari hurufhamzah
sekalipunhamzah
berasal darimakhraj
huruf pertama (tenggorokan bawah). Khalīl berargumen, bahwa hurufhamzah
dianggap sebagai huruf yang tidak menetap. Hurufhamzah
terkadang bisa berkurang, berubah dan hilang.44 Misalnya,hamzah
dalam kata (ىأر) bisa berubah menjadialif
dalam bentukfi’il mu
ḍāri’
menjadi (ىﺮﻳ) atau bahkan hilang pada bentukfi’il amr
menjadi ( َر ).4543H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 220.
44H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 41.
45H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 222.
Jika dinisbahkan (dikaitkan) dengan sistem ini, sistem
taql
īb
āt
(dibolak-balik) yang diikuti oleh al-Khalīl, sesungguhnya al-Farāhīdī memandang bahwa semua kosakata tidak mungkin dibatasi kecuali dengan mengikuti aturan perhitungan (jumlah) yang sedikit. Maka dia berargumen bahwa kata-kata bahasa Arab dasarnya terdiri dari dua, tiga, empat atau lima huruf. Adapun kata yang dasarnya terdiri dari dua huruf (al-
ṡun
āiyyah
), bentuknya statis dengan perumpamaan huruf pertama “ ﺃ ” lalu huruf kedua kadang“ ب ” , “ ت ”
,atau
“ ث ”
dan seterusnya. Jika dikalikan 1 x 28 (bilangan huruf hijaiyyah) mungkin akan dibatasi kata-kata yang tergolongal-
ṡun
āiyyah
yang dimulai dengan hurufalif
lalu mengambil hurufb
ā dan mengalikan ke bilangan 26, huruf ṡa
ke bilangan 25 demikian seterusnya.46Menurut sistem ini (
taql
īb
āt
), kalau diambil contoh materi kata yang pecahan hurufnya :ب ك ع – ك ب ع – ب ع ك – ع ب ك - ك ع ب – ع ك ب
–terkumpul dalam satu pasal atau satu kitab (baca: bagian atau bab) yaitu “
بﺎﺘﻛ ﲔﻌﻟا
”. Hal tersebut menunjukkan bahwa huruf‘ain
adalah yang paling awal (mendahului) hurufba
dankaf
sesuai urutan huruf abjad yang disusun oleh al-Khalīl. Demikian pula didapati kumpulan pecahan huruf dari satu kata seperti:ك
ب ت – ت ب ك - ت ك ب – ك ت ب - ك ب ت – ب ك ت
– sebagaianterhimpun dalam
kit
āb al-k
āf
karena huruf ini lebih dulu dari hurufba
danta
berdasarkan sistem fonetik.47Dalam metode ini, ketika ingin mencari (memeriksa) arti kata
" ﺪﻏاو "
dan" ﻲﻗﺎﺴﻟا "
misalnya dalamkit
āb
‘ain
atau padamu’jam-mu’jam
yang menggunakan sistem yang sama dengan metode al-Khalīl, maka harus mengembalikan kedua kata ini ke (bentuk) asal yaitu kata" ﺪﻏو "
dan" ﻲﻘﺳ "
46Imīl Ya’qūb, al-Ma’ājim al-Lugawiyyah al-‘Arabiyyah, h.42
47Imīl Ya’qūb, al-Ma’ājim al-Lugawiyyah al-‘Arabiyyah, h. 43.
dan mencari arti kata yang pertama dalam
kit
āb al-gain
dan arti kata yang kedua padakit
āb al-q
āf
. 48Poin penting dalam metode ini yang perlu ditegaskan bahwa al-Khalīl dalam menyusun urutan huruf hijaiyyah berdasarkan makhrajnya (tempat keluarnya) dan menggunakan metode penyusunan kamus dengan sistem
taql
īb
āt
(dibolak-balik) yang menjadikannya sebagai metode yang berbeda (istimewa) dari periode-periode penyusunanmu’jam
yang lain (mar
āhil al-ta’l
īf al-mu’jam
ī), paling tidak sebagai madrasah (metode/bidang) yang banyak diikuti oleh murid-murid pada masa al-Khalīl, beberapa di antaranya adalah al-Azharī dengan mu’jamnya" ﺔﻐﻠﻟا ﺐﻳﺬw "
, al-Qālī denganmu’jamnya " عرﺎﺒﻟا "
, Ibn Sīdah"
" ﻢﻜﶈا
, al-Zubaidī" ﲔﻌﻟا ﺮﺼﺘﳐ "
.49Setiap kata di dalam kamus bersistem fonetik, diletakkan secara berkelompok di bagian huruf yang paling awal (bawah) dalam urutan
makh
ārij al-hur
ūf
, tanpa melihat letak huruf dalam sebuah kata. Misalnya:1. Kata (
ﺐﻌﻟ
) diletakkan pada bagian huruf‘ain
, sebab‘ain
adalah huruf paling awal (bawah) dibandinglam
atauba’
, sekalipun dalam kata tersebut‘ain
berada setelahlam
.2. Kata (
قزر
) berada pada kumpulan hurufqaf
, bukan pada hurufra’
atauza’
, sekalipun dalam kata (قزر
), hurufqaf
terletak di bagian akhir kata. Hal ini karena berdasarkan urutanmakh
ārij al-hur
ūf
, hurufqaf
terletak lebih bawah sebab ia keluar dari anak lidah (lahawiyyah
). Jadi, ia lebih dulu keluar daripada hurufra’
(ujung lidah/żalqiyyah
) atauza’
(lidah bagian depan/asaliyyah
).5048Imīl Ya’qūb, al-Ma’ājim al-Lugawiyyah al-‘Arabiyyah.
49Imīl Ya’qūb, al-Ma’ājim al-Lugawiyyah al-‘Arabiyyah, h.43-44.
50H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 222.
b. Asas
Taqs
īm al-Bin
āDalam kamus fonetik seperti
al-‘Ain
, kata-kata yang telah tersusun berdasarkan urutanmakh
ārij al-hur
ūf
, diklasifikasikan lagi berdasarkan struktur kata (bin
ā) yang dibedakan menjadi beberapa bab sebagai berikut:1) Bab Ṡ
un
āī Ṣah
īh
, yaitu kata yang terdiri dari dua huruf (dwiliterasi) asli yang ṣah
īh
(tidak ada huruf‘illat
). Misalnya, pada bab hurufkha’
danqaf
, maka di dalamnya meliputi:ﻖﺧ , قﻮﻘﺧﻷا ﺔﻘﺨﻘﺨﳋا
.512) Bab ṠulāsīṢahīh, yaitu kata yang terdiri dari tiga huruf (triliterasi) asli yang ṣahīh (tidak ada huruf ‘illat) dan tidak ada huruf zāidah (tambahan). Misalnya, Bab huruf ‘ain-ha’-qaf, maka di dalamnya meliput:
3) Bab Ṡulāṡī Mu’tal, yaitu kata yang terdiri dari tiga huruf yang mengandung huruf
‘illat (alif, waw, ya’). Misalnya, di dalam Bab kha’-ṭa’-huruf ‘illat, meliputi:
ﻮﻄﺧ , ﺄﻄﺧ , ﻮﻄﺧ , ﻂﺧو , ﻂﻴﺧ , ﺦﻴﻃ , ﻲﺨﻃ
.524) Bab Lafīf, yaitu kata yang di dalamnya terdapat dua huruf ‘illat (alif, waw, ya’).
Misalnya, Bab lafīf dari huruf qaf meliputi :
يﻮﻗ , ﻰﻗﻮﻗ , ﻰﻗو , قاو , ﺎﻗأ , ءﺎﻗ , قوأ
.535) Bab Rubā’ī, yaitu kata yang terdiri dari empat huruf asli dan di dalamnya tidak ada huruf ‘illat. Misalnya, bab rubā’ī dari huruf jim meliputi :
ﻖﺒﻨﺟ , ﺞﻔﻨﻗ , ﻖﻣﺮﺟ , ﻖﻨﳎ , ﻖﻠﺒﺟ , ﻖﺳﻮﺟ , ﻖﻬﻠﺟ .
5451H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 223. Lihat juga Khalīl bin Ahmad al-Farāhīdī, Mu’jam al-‘Ain (CD Program Maktabah Syāmilah Versi II, http:// www.al-waraq.net) juz I h. 291.
52H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab.
53H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab.
54H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab.
6) Bab Khumāsī, yaitu kata yang terdiri dari lima huruf asli dan di dalamnya tidak ada huruf ‘illat. Misalnya, Bab khumāsī dari huruf jim meliputi :
ﺶﻔﻧﺮﺟ
danﻞﺟﺮﻔﺳ
.55c.
AsasTaql
īb al-Kalimah
Dalam kamus fonetik seperti
al-‘Ain,
kata-kata yang telah tersusun berdasarkan urutanmakh
ārij al-hur
ūf
dan telah diklasifikasikan berdasarkan struktur kata (bin
ā’)
, kemudian dibolak-balik (taql
īb
) hingga menjadi beberapa bentuk kata yang berbeda. Adanya asastaql
īb al-kalimah
bertujuan untuk menghindari pengulangan kata pada bab yang lain. Semua aneka bentuk kata yang dihasilkan dan prosestaql
īb
(bolak balik) diletakkan dalam satu bab.Contoh Asas
taql
īb al-kalimah
adalah kata-kata:ﺐﻌﻟ – ﻊﺒﻟ – ﻊﻠﺑ - ﺑ ﻞﻌ – ﺐﻠﻋ – ﻞﺒﻋ
. Semua kata hasiltaql
īb
itu dimasukkan ke dalam bab huruf‘ain
, sebabmakhraj
dari huruf‘ain
lebih bawah atau lebih dulu daripada dua huruf lainnya, yaitu huruflam
danba’
. Keenam kata hasiltaql
īb
ini, lalu ditempatkan pada Bab Ṡul
āṡīṠ
ah
īh
di bagian materi (ﺐﻠﻋ
) sesuai dengan asastaqs
īm al-bin
ā’
(struktur kata). Jadi, asastaql
īb al-kalimat
ini berfungsi sebagai teknik manual yang digunakan Khalīl untuk mengevaluasi perubahan posisi huruf dalam kata untuk menyaring sejumlah kata yang memiliki keterkaitanbin
ā’
(struktur kata).Sungguh hal ini merupakan sebuah proses yang melelahkan bagi Khalīl demi menghindari terjadinya pengulangan kata pada bab atau materi yang lain.56
Sekalipun semua huruf dalam kata-kata bahasa Arab bisa dibolak balik (
taql
īb
), namun yang perlu diingat bahwa tidak semua kata hasiltaql
īb
memiliki makna yang dipakai masyarakat sehingga kata yang tidak dipakai atau tidak55H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab.
56H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 224-225.
memiliki makna, tidak dimasukkan ke dalam kamus. Karena itu, ada kata yang
musta’mal
danmuhmal
.Kata
musta’mal
adalah kata yang memiliki makna dan dipakai oleh Bangsa Arab untuk menyebut sesuatu. Kata yangmusta’mal
layak dimasukkan ke dalam kamus. Sebaliknya, katamuhmal
adalah kata yang tidak memiliki makna atau siginifikan dalam penunjukkan sesuatu. Katamuhmal
tidak dipakai oleh orang Arab, sekalipun struktur katanya ada karena terbentuk dari prosestaql
īb
. Misalnya, pada babsin-ta’-nun
, hanya terdiri dari 2 (dua) katamusta’mal
, yaitu:ﱳﺳ
(lari) danﺖﻨﺳ
(menimpa). Sedangkan keempat kata lainnya dianggap katamuhmal
yang tidak bermakna, yaitu :ﻦﺴﺗ – ﺲﻨﺗ – ﺖﺴﻧ – ﺲﺘﻧ
. Secara matematis, jumlah bentuk kata yang dihasilkan dari prosestaql
īb
(pembalikan kata), baik katamusta’mal
maupun katamuhmal
, adalah sebagai berikut:1) Kata Ṡ
un
āī(2 huruf) menjadi dua bentuk kata 2) Kata Ṡul
āṡī(3 huruf) menjadi enam bentuk kata3) Kata
Rub
ā’
ī(4 huruf) menjadi dua puluh empat bentuk kata4) Kata
Khum
ās
ī(5 huruf) menjadi seratus dua puluh empat bentuk kata.57d. Teknik pencarian makna kata
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mencari makna kata di kamus-kamus fonetik seperti
Mu’jam al-‘Ain
, adalah sebagai berikut:1) Tentukan huruf asli (akar kata) dari kata yang hendak dicari maknanya.
Misalnya, kata
" رﺎﻔﻐﺘﺳا "
(minta ampunan), kata ini berasal dari akar kata"
" ﺮﻔﻏ
(mengampuni).57H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, 225- 226.
2)
Tentukan huruf yang memilikimakhraj
paling bawah dari ketiga huruf (ghain, fa’, ra’
) dalam kata" ﺮﻔﻏ "
. Di antara ketiganya, diketahui bahwa hurufgain
keluar dari tenggorokan atas (halqiyyah
) sehinggagain
berada lebih bawah / lebih dulu daripadafa’
danra’.
Disusul hurufra’
, lalu huruffa’
(ujung lidah). Jadi kata" ﺮﻔﻏ "
dapat ditemukan pada bagian hurufgain
, babgain-ra’-fa’.
3) Tentukan bentuk/struktur kata, apakah ia termasuk kata ṡ
un
āī (2 huruf), ṡul
ās
īṣah
īh
(3 huruf tanpa huruf‘illat
dan hurufz
āidah
), ṡul
āṡi mu’tal
(3 huruf, tetapi‘illat
nya),laf
īf
(terdiri 2 huruf‘illat
),rub
āī (4 huruf) ataukhum
ās
ī (5 huruf) ? Sedangkan kata" ﺮﻔﻏ "
termasuk kata berstruktur tiga huruf ṣah
īh
(ṡul
āṡī ṣah
īh
). Jadi, dalam kamus fonetik semisalMu’jam
al-‘Ain
, kata" ﺮﻔﻏ "
bisa ditemukan pada bagiangain
, babgain
-ra-fa’
, bab ṡul
āṡīṣah
īh min al-gain
. Pada bagian ini, bisa ditemukan hasiltaql
īb
yang terdiri dari beberapa kata, yaitu :ﻒﻏر – فﺮﻏ – ﺮﻔﻏ – ﺮﻐﻓ – ﻎﻓر – غﺮﻓ
.58e. Kamus-kamus sistem fonetik
Setelah kamus
al-‘Ain
dirilis oleh Khalīl bin Ahmad al-Farāhīdī, perkembangan kamus-kamus berbahasa Arab mulai tumbuh seiring dengan munculnya sistem fonetik ala Khalīl. Berikut ini beberapa kamus bersistem fonetik.1) Kamus
al-B
āri’
Kamus
al-Bari’
disusun oleh Abū ‘Alī al-Qālī (280-356 H). Ada dua asas yang digunakan al-Qālī dalam kamusnya ini, yaitu:58H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, 226- 227.
a)
Taqs
īm al-kalimah
; yaitu bagian kamus diklasifikasikan menurut sistematikamakhraj al-hur
ūf
seperti kamusal-‘Ain
. Akan tetapi, ada sedikit perbedaan dalam hal urutan huruf.b)
Taqs
īm al-hur
ūf
; yaitu klasifikasibin
ā’
atau struktur kata yang ada di dalam kamusal-Bari’
juga sedikit berbeda dengan kamusal-‘Ain.
Ada lima bina’, yaitu:
(1) Bab Ṡ
un
ā’
ī (2) Bab Ṡul
āṡīṢah
īh
(3) Bab Ṡul
āṡīMu’tal
(4) Bab
Haw
āsyi dan Awsyab,
termasukLaf
īf
(5) BabRub
ā’
ī(6) Bab
Khum
ās
ī.59 2) KamusTah
ẓīb al-Lugah
Kamus ini disusun oleh Abū Mansyur al-Azhari (282-370 H). Ada dua yang mmotivasi al-Azhari menyusun kamus yang diberinya judul
Tah
ẓīb al-Lugah
, yaitu:a) Obsesi al-Azhari untuk mengkodifikasi semua bahasa Arab yang berkembang di kalangan masyarakat Arab dusun (
a’rab
ī)
.b) Mengikuti jejak Khalīl bin Ahmad al-Farāhīdī yang telah berhasil menyusun kamus
al-‘Ain.
Sistematika yang dianut dalam kamus
Tah
ẓīb al-Lugah
sama dengan kamusal-‘Ain
, baik dalam hal urutan huruf, pembagian struktur kata (bina’
) dan teknik pembalikan kata(taql
īb
).603) Kamus
al-Muh
īṭ59H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, 232.
60H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab.
Kamus
al-Muh
īṭ disusun oleh al-Ṣāhib bin’Ubbah (324-385 H). Kamus ini sama dengan kamus al-‘Ain dalam hal sistematika urutan huruf(makhraj al-hur
ūf
),taqs
īm al-bin
ā’
(klasifikasi struktur kata) dantaql
ībat
(pembalikan kata).Akan tetapi, kamus
al-Muh
īṭ lebih memprioritaskan kata dengan memperbanyak jumlah kata dan meringkas makna kata, sehingga kamusal-Muh
īṭ banyak memberi kontribusi dalam hal sinonim kata, tetapi dalam hal sistematika penyusunan kamus, dalam karya Ibn Ubbād ini tidak ada yang inovasi baru.613) Kamus
Mukhta
ṣar al-‘Ain
Kamus ini disusun oleh Abū Bakar al-Zubaidī (w. 379 H). Sistematika penyusunan huruf dan teknik
taql
īb
dalam kamus ini sama dengan sistem kamus al-‘Ain. Al-Zubaidī hanya sedikit berbeda dalam haltaqs
īm al-bin
ā’
dengan menambahkab Bab Ṡun
āīMu
ḍā’af Mu’tal
(Kata yang terdiri dari 2 huruf dobel dan ber’illat
), sehingga ada tujuh struktur kata yang diperkenalkan kamus Mukhtaṣar al-‘Ain, yaitu:a) Bab
Mu
ḍā’af
Ṣah
īh
b) Bab Ṡul
āṡi
Ṣah
īh
c) Bab Ṡ
ul
āṡi Mu
ḍā’af Mu’tal
d)
Bab Ṡul
āṡi Mu’tal
e) Bab Ṡ
ul
āṡi Laf
īf
f) BabRub
ā’
ī g) BabKhum
ās
ī.624) Al-Muhkam
61H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 234.
62H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 234-235.
Kamus
al-Muhkam
disusun oleh Ibn Sīdah (398-458 H). Sistematika dan metode pencarian kata dalam kamus al-Muhkam sama dengan kamus al-‘Ain.Hanya saja kamus ini berbeda dalam dua hal, yaitu:
a) Dalam hal struktur kata (
bin
ā’
) Kamusal-Muhkam
mengikuti susunanbin
ā’
dari kamusMukhta
ṣar al-‘Ain
karya al-Zubaidī yang menggunakan tujuh macam struktur (bin
ā’
). Hal ini bisa dimaklumi karena al-Zubaidī adalah guru dari Ismā’īl, ayah Ibn Sīdah, sedangkan Ibn Sīdah banyak mengambil riwayat makna kata dari ayahnya itu.b) Dalam kamus
al-Muhkam
ini, Ibn Sīdah menambah banyak kata melebihi jumlah kata dalam kamus Mukhtaṣar al-‘Ain yang menjadi panduan penyusunan kamusnya ini.632.