i
MANẒŪR AL-AFRĪQĪ
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Bahasa dan Sastra Arab
Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
Oleh
Mardiana Haris NIM: 80100211045
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2014
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Dengan penuh kesadaran, peneliti yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa tesis ini benar adalah hasil karya peneliti sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka tesis dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, 29 Desember 2013 Peneliti,
Mardiana Haris
NIM: 80100211045
iii
Tesis yang berjudul
“Analisis Leksikografi terhadap Lis
ān al-‘Arab Karya Ibnu Man
ẓūr al-Afr
īqī ” yang disusun oleh Mardiana Haris, NIM: 80100211045, mahasiswa konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab pada program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, memandang bahwa tesis tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk menempuh Ujian Seminar Hasil Tesis.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.
Promotor, Kopromotor,
Prof. Dr. H. M. Rusydi Khalid, M.A. Dr. Hj. Amrah Kasim, M.A.
Makassar, 29 Desember 2013
Diketahui oleh:
Direktur Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar,
. Prof. Dr. H. Moh. Natsir Mahmud, M.A.
NIP 19540816 198303 1 004
iv
ِﻢْﺴِﺑ ِﻦ ْﲪﱠﺮﻟا ِﷲ
ِﻢْﻴِﺣﱠﺮﻟا
ُﺪْﻤَﳊا ﻰَﻠَﻋ ِ ِإ َﺴْﺣ ِﻪِﻧﺎ ﱡﺸﻟاَو ُﺮْﻜ ُﻪَﻟ ﻰَﻠَﻋ ِﻪِﻘْﻴِﻓْﻮَـﺗ َو ِإ ِﻪِﻧﺎَﻨِﺘْﻣ ُﺪَﻬْﺷَأَو .
ْنَأ َﻪﻟِاَﻻ ﱠﻻِإ
ُﱠ/ا ُﻩَﺪْﺣَو َﻚْﻳِﺮَﺷَﻻ ُﻪَﻟ
ﺎًﻤْﻴِﻈْﻌَـﺗ ِﻪِﻧْﺄَﺸِﻟ
ُﺪَﻬْﺷَأَو ﱠنَأ َ7َﺪِّﻴَﺳ ًاﺪﱠﻤَُﳏ
ُﻩُﺪْﺒَﻋ ُﻪُﻟْﻮُﺳَرَو ﻰِﻋاﱠﺪﻟا
، ًاْﲑِﺜَﻛ ﺎًﻤْﻴِﻠْﺴَﺗ ْﻢِّﻠَﺳَو ِﻪِﺑﺎَﺤْﺻَأَو ِﻪِﻟآ ﻰَﻠَﻋَو ٍﺪﱠﻤَُﳏ َ7ِﺪِّﻴَﺳ ﻰَﻠَﻋ ِّﻞَﺻ ﱠﻢُﻬ ّﻠﻟَأ . ِﻪِﻧاَﻮْﺿِر ﱃَإ
. ُﺪْﻌَـﺑ ﺎﱠﻣَأ
Alhamdulillah berkat taufiq dan hidayah-Nya, penulisan tesis ini dapat terwujud dalam rangka memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi untuk memperoleh gelar Magister Humaniora pada Program Studi Dirasah Islamiyah Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Untuk penyelesaian tesis ini, tidaklah sedikit hambatan dan kendala yang dihadapi oleh penulis sejak masih aktif perkuliahan hingga selesai tesis ini.
melainkan banyak pihak yang membantu dan mendorong penulis untuk menyelesaikan dengan secepat mungkin. Serta tidak mengurangi rasa syukur penulis kepada Allah swt., Yang Maha Sempurna bila mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Abdul Qadir Gassing HT, M.S., Pembantu Rektor I, II dan III. Direktur Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Moh. Natsir Mahmud, M.A., beserta seluruh staf Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, yang telah banyak membantu mulai dari proses perkuliahan, pengurusan administrasi dan sebagainya sampai selesai penulisan tesis ini.
2. Prof. Dr. H. M. Rusydi Khalid, M.A. dan Dr. Hj. Amrah Kasim, M.A., selaku Promotor dan Kopromotor yang telah meluangkan waktunya dan tidak mengenal lelah untuk selalu memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian tesis ini.
3. Para Guru Besar dan Dosen Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang telah mendedikasikan dirinya untuk memberikan kontribusi pemikiran sehingga dapat membuka cakrawala berpikir penulis.
4. Kepala dan seluruh staf Perpustakaan UIN Alauddin Makassar yang dengan tulus ikhlas melayani serta memberi petunjuk kepada penulis dalam rangka pengumpulan data yang sesuai dengan obyek penelitian tesis ini.
5. Ayahanda H. Abdul Haris, ibunda Hj. Sitti Nafisah, kakak-adik yang tersayang, serta suami dan ananda yang tercinta atas ketulusannya memberikan bantuan, dorongan dan do’a kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan S2 pada program pascasarjana UIN Alauddin Makassar.
6. Teman-teman di Program Pascasarjana angkatan 2011 terutama BSA (Hasfikin dan Marwa Limpo) dan PBA yang tak dapat kami sebutkan di sini satu-persatu yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi agar cepat menyelesaikan penulisan tesis ini. Semoga Allah swt., memberi pahala yang berlipat ganda, amin.
Walaupun penulis berusaha maksimal memberikan karya yang terbaik dari apa yang penulis miliki demi terwujudnya tesis ini, namun pada akhirnya tetap terdapat kekurangan-kekurangan di dalamnya sebagai akibat keterbatasan penulis, terutama di dalam menghimpun dan menganalisis data. Oleh karena itu, penulis berharap kepada promotor, kopromotor, penguji dan teman-teman sekalin
sempurna dalam penulisan selanjutnya.
Semoga dengan kehadiran tesis ini menjadi langkah awal dalam kajian Leksikografi (Leksikologi) Arab di UIN Alauddin Makassar. Akhirnya, kepada Allah swt., penulis memohon berkah atas segala jerih payah serta ampunan terhadap segala kekeliruan maupun kekhilafan.
Makassar, Desember 2013 Penulis,
Mardiana Haris NIM. 80100211045
vii DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... ii
PERSETUJUAN PROMOTOR ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TRANSLITERASI DAN SINGKATAN ... ix
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 14
C. Pengertian Judul dan Ruang Lingkup Penelitian ... 14
D. Kajian Pustaka ... 16
E. Metode Penelitian ... 18
F. Kerangka Teoretis ... 22
G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 25
H. Garis-garis Besar Isi ... 26
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 28
A. Leksikografi ... 28
1. Definisi ... 28
2. Asal-usul
Mu’jam
dan Kamus ... 29B. Perkembangan Leksikografi Arab ... 44
C. Jenis dan Fungsi
Mu’jam
... 481. Jenis
Mu’jam
... 482. Fungsi
Mu’jam
... 55D. Metode Penyusunan
Mu’jam
(Kamus Arab) ... 611. Niẓām al-Ṣautī (sistem fonetik) ... 63
2. Niẓām al-Alfabā’ī al-Khāṣṣ (Sistem Alfabetis Khusus) ... 74
3. Niẓām al-Qāfiyah (Sistem Sajak/Sastrawi) ... 81
5. Niẓām al-Nuṭqi (Sistem Artikulasi) ... 94
BAB III IBN MANẒŪR AL-AFRĪQĪ ... 102
A. Nasab Ibn Manẓūr al-Afrīqī ... 102
B. Tempat Kelahiran Ibn Manẓūr al-Afrīqī ... 104
C. Keluarga Ibn Manẓūr al-Afrīqī ... 105
D. Pendidikan Ibn Manẓūr al-Afrīqī ... 110
E. Hasil Karya (Karangan) Ibn Manẓūr al-Afrīqī ... 111
BAB IV METODE PENYUSUNAN
MU’JAM LIS
ĀN AL-‘ARAB
... 113A. Metode Penyusunan
Mu’jam Lis
ān al-‘Arab
Karya Ibn Manẓūr... 113B. Metode Syarah Klasifikasi Mufradat yang digunakan oleh Ibn Manẓūr al-Afrīqī ... 131
C. Metode Syarah Analisis Makna dalam
Mu’jam Lis
ān al-‘Arab
... 136BAB V PENUTUP ... 151
A. Kesimpulan... 151
B. Implikasi ... 151
DAFTAR PUSTAKA ... 153 RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN A.
Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
alif tidak dilambangkan tidak dilambangkanب
ba b beت
ta t teث
s\a s\ es (dengan titik di atas)ج
jim j jeح
h}a h} ha (dengan titik di bawah)خ
kha kh ka dan haد
dal d deذ
z\al z\ zet (dengan titik di atas)ر
ra r erز
zai z zetس
sin s esش
syin sy es dan yeص
s}ad s} es (dengan titik di bawah)ض
d}ad d} de (dengan titik di bawah)ط
t}a t} te (dengan titik di bawah)ظ
z}a z} zet (dengan titik di bawah)ع
‘ain ‘ apostrof terbalikغ
gain g geف
fa f efق
qaf q qiك
kaf k kaل
lam l elم
mim m emن
nun n enو
wau w weـﻫ
ha h haء
hamzah ’ apostrofى
ya y yeHamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).
2.
Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Contoh:
َﻒـْﻴـَﻛ
:kaifa َل ْﻮـَﻫ
:haula
3.
Maddah
Maddah
atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:Nama Huruf Latin Nama
Tanda
fath}ah
a aَا kasrah
i iِا d}ammah
u uُا
Nama Huruf Latin Nama
Tanda
fath}ah dan ya>’
ai a dan iْﻰَـ
fath}ah
danwau
au a dan uْﻮَـ
Nama Harakat dan
Huruf
Huruf dan Tanda
Nama
fath}ah
danalif
atauya>’
ى َ ... | ا َ ...
d}ammah
danwau
ﻮــُـ
a>
u>
a dan garis di atas
kasrah
danya>’
i> i dan garis di atasu dan garis di atas
ﻰــــِـ
Contoh:
َتﺎَـﻣ
:ma>ta ﻰـَﻣَر
:rama
>َﻞـْﻴـِﻗ
:qi>la ْﻮُـﻤـَﻳ
ُت
:yamu>tu
4.
Ta>’ marbu>t}ah
Transliterasi untuk
ta>’ marbu>t}ah
ada dua, yaitu:ta>’ marbu>t}ah
yang hidup atau mendapat harakatfath}ah, kasrah,
dand}ammah
, transliterasinya adalah [t].Sedangkan
ta>’ marbu>t}ah
yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].Kalau pada kata yang berakhir dengan
ta>’ marbu>t}ah
diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandangal-
serta bacaan kedua kata itu terpisah, makata>’
marbu>t}ah
itu ditransliterasikan dengan ha (h).Contoh:
ُ ﺔـَﺿْوَر َﻷا
ِلﺎَﻔْﻃ
:raud}ah al-at}fa>l
َﻠــِﺿﺎَـﻔـْﻟَا ُ ﺔـَﻨـْﻳِﺪـَﻤـْﻟَا
ُﺔ
:al-madi>nah al-fa>d}ilah
ــَﻤـْﻜـِﺤْـﻟَا
ُﺔ
:al-h}ikmah
5.
Syaddah
(Tasydi>d
)Syaddah
atautasydi>d
yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tandatasydi>d
( ـّـ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tandasyaddah
.Contoh:
َﺎﻨـَـّﺑَر
:rabbana
>َﺎﻨــْﻴَـّﺠـَﻧ
:najjaina
>ّﻖـَﺤـْـﻟَا
ُ◌
:al-h}aqq َﻢـِـّﻌُـﻧ
:nu“ima ﱞوُﺪـَﻋ
:‘aduwwun
Jika huruf ى ber-
tasydid
di akhir sebuah kata dan didahului oleh hurufkasrah
( ّﻰـِــــ), maka ia ditransliterasi seperti hurufmaddah
menjadi i>.Contoh:
ﱞﻰـِﻠـَﻋ
: ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)ﱡﻰـِـﺑَﺮـَﻋ
: ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)6.
Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf
لا
(alif
lam ma‘arifah
).
Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh hurufsyamsiyah
maupun hurufqamariyah
. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis men- datar (-).Contoh:
ﱠﺸﻟَا
ُﺲـْﻤ ـ
:al-syamsu
(bukanasy-syamsu
)ـَـﻟَﺰـْـﻟﱠﺰﻟَا
ُﺔ
:al-zalzalah
(az
-zalzalah
)َﺴْﻠـَﻔـْـﻟَا
َﻔـ ُﺔ
:al-falsafah
ُدَﻼـِــﺒـْـﻟَا
:al-bila>du
7.Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
ْﺄَـﺗ
َنْوُﺮـُﻣ
:ta’muru>na
ـﱠﻨــﻟَا
ْﻮ ُع
:al-nau‘
ٌءْﻲـَﺷ
:syai’un ُتْﺮـِﻣ ُأ
:umirtu
8.
Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur’an (dari
al-Qur’a>n
), alhamdulillah, dan munaqasyah.
Namun, bila kata- kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransli- terasi secara utuh. Contoh:Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n
Al-Sunnah qabl al-tadwi>n
9.
Lafz} al-Jala>lah
(ﷲ
)Kata “Allah”yang didahului partikel seperti huruf
jarr
dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagaimud}a>f ilaih
(frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.Contoh:
ِﷲ ُﻦْـﻳِد di>nulla>h ِX ِW billa>h
Adapun
ta>’ marbu>t } ah
di akhir kata yang disandarkan kepadalafz} al-jala>lah,
ditransliterasi dengan huruf [t
].
Contoh:ِﷲ ِﺔَﻤـْــﺣَر ِْﰲ ْﻢ ُﻫـ hum fi> rah}matilla>h
10.Huruf Kapital
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (
All Caps
), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-).Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:
Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l
Inna awwala baitin wud}i‘a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-Qur’a>n
Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si>
Abu>> Nas}r al-Fara>bi>
Al-Gaza>li>
Al-Munqiz\ min al-D}ala>l
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu>
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:
B.
Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:
swt. =
subh}a>nahu> wa ta‘a>la>
saw. =
s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam
a.s. =‘alaihi al-sala>m
H = Hijrah
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)
w. = Wafat tahun
QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<li ‘Imra>n/3: 4
HR = Hadis Riwayat
Abu> al-Wali>d Muh}ammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibnu)
Nas}r H{a>mid Abu> Zai>d, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H{a>mid (bukan: Zai>d, Nas}r H{ami>d Abu>)
xv ABSTRAK Nama : Mardiana Haris
NIM : 80100211045
Konsentrasi : Bahasa dan Sastra Arab
Judul Tesis : Analisis Leksikografi terhadap
Lis
ān al-‘Arab
Karya Ibn Manẓūr al- Afrīqī.Penelitian tesis ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis metode penyusunan kamus
Lis
ān al-‘Arab
Karya Ibn Manẓūr al-Afrīqī. Metode penyusunan yang dikaji dalam tesis ini difokuskan padaMu’jam Lis
ān al-‘Arab
yang menggunakan model (sistem)q
āfiyah,
Jilid I terbitanD
ār
Ṣādir
cetakan III tahun 1994. Adapun sub masalah: (1) Bagaimana metode yang digunakan oleh Ibn Manẓūr dalam menyusunLis
ān al-‘Arab
? (2) Bagaimana metodesyarah
dan klasifikasi mufradat dalamMu’jam Lis
ān al-‘Arab
? (3) Bagaimana analisis makna mufradat yang digunakan oleh Ibn Manẓūr al-Afrīqī dalamMu’jam Lis
ān al-‘Arab
?Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (
library research
) dengan metode penelitian analisis isi (content-analysis
) atau kualitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Leksikografi. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah penelaahan dan pengkajian bahan-bahan pustaka (library research
) dengan langkah-langkahnya adalah menetapkan fokus dan tujuan penelitian mengenai metode penyusunanMu’jam Lis
ān al-‘Arab.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) metode yang digunakan oleh Ibn Manẓūr dalam menyusun
Mu’jam Lis
ān al-‘Arab
berdasar atas asas deskripsi (manhaj wa
ṣf
ī) dan analisis (manhaj tahl
īl
ī). Padamanhaj wa
ṣf
ī penulis menemukan dalamMu’jam Lis
ān al-‘Arab
menggunakan metodeabw
āb
(باﻮﺑأ
) danfu
ṣūl
(لﻮﺼﻓ
), sedangkan dalam
manhaj tahl
īlī dapat diumpamakan seperti bab “alif” faṣl “al- hamzah sampai faṣl al-yā’. 2) Adapun dalam lingkupsyarah mufrad
āt
, aspek pertama ditinjau dariisim
ataufi’il
kah yang didahulukan ataupun sebaliknya dalam hal penyajian makna kosakata. Aspek kedua, terkadangjazr
atau akar kata suatu kata adalah sama, baik jenis ataupun jumlah hurufnya, yang membedakan hanya baris huruf awalnya. Dalam keadaan seperti ini, Ibn Manẓūr mendahulukan leksem yang huruf awalnya berbarisfathah
, kemudian yang berbariskasrah
dan selanjutnya yang berbaris ḍammah
. 3) Sedangkan dalam hal analisis makna, ada 2 (dua) aspek yang dominan dalam hal analisis makna kosakataLis
ān al-‘Arab
. Kedua aspek ini adalah struktur leksikal (tark
īb mu’jam
ī) dan struktur morfologis (tark
īb
ṣarf
ī).Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti yang lain terutama orang-orang yang berkecimpung dalam bahasa dan sastra Arab agar senantiasa mengkaji berbagai sumber pengetahuan di bidang bahasa Arab kontemporer dengan pendekatan yang kontemporer. Selain itu, penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Leksikografi atau Leksikologi (
ﻲﻤﺠﻌﳌا ﻢﻠﻋ / تادﺮﻔﳌا ﻢﻠﻋ
).1 A.
Latar Belakang Masalah
Sebelum kebangkitan ilmu pengetahuan pada umumnya, linguistik seperti halnya dengan cabang-cabang ilmu lainnya, cenderung dipandang dan disimpulkan dengan intuisi dan spekulasi. Aspek bahasa yang paling banyak dipertentangkan hingga hasil studinya pun tidak memuaskan, karena para peneliti sulit mencapai kesepakatan tunggal (
conventional
) tentang asal muasal bahasa.Setiap peneliti secara intuisi dan spekulatif memperkenalkan rumusannya masing-masing tentang teknik penentuan asal muasal sebuah bahasa, sehingga dalam beberapa waktu kemudian bermunculan beberapa teori tentang itu.
Keseluruhan rumusan tentang asal bahasa tersebut ada yang lucu, ada yang aneh dan bahkan sudah ada yang berbau ilmiah.1
Adanya dua wujud tanggapan manusia terhadap realitas alamiah yaitu di samping ia mengamati alamnya sebagai sesuatu yang statis, ia juga mengamati alamnya sebagai sesuatu yang berubah dan berkembang atau sebagai sesuatu yang dinamis, merupakan salah satu penyebab munculnya persoalan yang mendorong manusia untuk selalu mencari jawabannya. Pencarian jawaban itu dilakukannya melalui penelitian terhadap realitas alamiah yang memunculkan persoalan tersebut. Dengan demikian, penelitian tidak lain adalah ikhtiar manusia yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi.2
1Basrah Gising, Linguistik Umum Pengantar Belajar Bahasa (Cet. I; Makassar:
Eramedia, 2006), h. 39.
2Mahsun, M.S. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya (Cet.V; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 1.
Keberadaan ilmu bahasa (linguistik) sesungguhnya tidak terlepas hubungannya dengan ilmu-ilmu lain yang ada. Etnologi umpamanya, mempunyai hubungan dengan ilmu bahasa sehingga dikenallah bidang kajian etnolinguistik.
Demikian pula Antropologi, Psykologi, Sosiologi dan seterusnya, sehingga adanya hubungan ilmu-ilmu tersebut dengan linguistik, maka dikenallah bidang- bidang kajian kebahasaan yang berkaitan dengan antropolinguistik, psikolinguistik dan sosiolinguistik.3
Linguistik merupakan ilmu yang berkaitan dengan bahasa atau dapat disebut sebagai induk ilmu bahasa, seperti fonologi, morfologi, sintaksis dan semantic. Sebagai ilmu bahasa umum, kata
linguistik
sering juga dipasangkan bersama kata “umum” sehingga menjadi “linguistik umum”, yaitu ilmu yang membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan bahasa secara umum.4Dewasa ini penyelidikan tentang bahasa dengan berbagai aspeknya dilakukan orang dengan intensif, sehingga linguistik berkembang dengan pesat, sangat luas dan sangat mendalam.5 Selain alat komunikasi, bahasa juga berfungsi sebagai alat berfikir atau media nalar bagi pemakai bahasa itu sendiri.
Perkembangan sebuah bahasa mengikuti perkembangan pemikiran para pengguna bahasa. Sedang manusia, ia tidak akan mampu menghafal dan mengembangkan seluruh kata dari bahasanya sekalipun ia memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Oleh sebab itu, terkadang seseorang tidak mampu mengingat sebuah kata atau kesulitan untuk menyebut kosa kata yang sesuai dengan yang ia inginkan.6
3M.As’ad Bua, Morfologi Arab Suatu Tinjauan Deskriptif ( Makassar: Fak.Ilmu Budaya UNHAS, 2009),h. 2.
4Suhardi, Pengantar Linguistik Umum (Cet. I; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),h.13.
5Abdul Chaer, Linguistik Umum (Edisi Baru, Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 5.
6H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab (Cet I; Malang: UIN Malang Press, 2008), h.184.
Problem di atas menunjukkan urgensi kamus sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan makna, menghimpun kata, melestarikan bahasa dan mewariskan peradaban yang bisa dikembangkan. Hal ini yang mendasari manusia melirik pentingya bahasa tulis untuk mengkodifikasi bahasa mereka.
Kajian linguistik (kebahasaan) mempunyai beberapa tataran, yaitu tataran fonologi
(‘ilm al-a
ṣw
āṭ), tataran morfologi(‘ilm al-
ṣarf
), tataran sintaksis (‘ilm al-nahw
), tataran semantik (‘ilm al-dal
ālah
) dan tataran leksikon.7Kosa kata dalam bahasa Arab merangkum semua bidang. Ia dapat diperhatikan berdasarkan kepada kata-kata yang dikodifikasi di dalam kamus- kamus Arab. Dalam bahasa Arab, pembentukan satu kata saja bisa menunjuk ke beberapa makna. Contohnya kata
‘ain
yang memberi makna kepadamata penglihatan, mata air, sebuah negeri, sebuah tempat, ketua kaum, pimpinan tentara, bermakna diri, bayaran sekaligus secara tunai, sejenis mata uang, pengintip dan huruf ‘ain
. Bahkan terdapat perkataan-perkataan yang digunakan lebih dari satu atau dua kata untuk menggambarkan kepada satu makna atau makna yang hampir sama. Istilah-istilah yang merujuk kepada makna unta, kuda, kurma, pedang, kambing, biri-biri, kibas dan lain-lain diungkapkan dengan beberapa perkataan yang memberi makna hampir sama.8Bahasa Arab termasuk rumpun bahasa Semit, sama dengan bahasa Ibrani, Aramaik (Aramea), Suryani, dan Babilonia. Kata-kata bahasa Arab pada umumnya mempunyai dasar tiga huruf mati yang dapat dibentuk dengan berbagai bentuk. Kata
لﺎﻗ
(q
āla
) misalnya, yang berarti “berkata” terambil dari hurufق
(
q
āf
),و
(wau
) danل
(lam
). Sedangkan kataمﻼﻛ
(kal
ām
) yang berarti7Sabaruddin Garancang, Kontekstualisasi Preposisi Bahasa Arab (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h.2.
8H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 185-186.
“pembicaraan”, walaupun terdiri dari empat huruf , yaitu (
ك kaf
), ﻝ (lam
),أ
(alif
),dan
م
(mim
), sebenarnya asalnya hanya terdiri dari tiga huruf, yakni kecualiأ
(
alif
) pada huruf-huruf tersebut.9Usman bin Jinni (932-1002) seorang pakar bahasa Arab, menekankan bahwa pemilihan huruf-huruf kosakata oleh bahasa Arab bukan suatu kebetulan, melainkan mengandung falsafah bahasa tersendiri. Misalnya dari ketiga huruf yang membentuk kata
لﺎﻗ
(q
āla
) yakniق
(qaf
),و
(wau), danل
(lam), dapat dibentuk enam bentuk kata yang kesemuanya mempunyai makna. Namaun, kesemua makna yang berbeda itu—betapapun ada huruf yang didahulukan atau dibelakangkan-kesemuanya mengandung makna dasar yang menghimpungnya.Misalnya dalam contoh kata tersebut adalah “gerakan”.10
Dari uraian tentang cr-ciri tersebut, terbukti bahwa bahasa Arab mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk melahirkan makna-makna baru dari akar-akar kata yang dimilikinya. Misalnya “kontraktor yang membangun bangunan” dinamai
ٌلِوﺎِﻘُﻣ
(muq
āwil
). Bukankah yang membangun harus selalu bergerak? Tanpa gerak--dengan kata lain, begitu Anda diam--pembangunan tidak dapat terlaksana.11Tata bahasa Arab pun sangat rasional dan seksama, apalagi kalau dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Pakar-pakar bahasa Arab tidak sekedar menerima mengapa kata yang menunjukkan kepada pelaku selalu
marf
ū’
dalam arti dibunyikanu/un,
sementara itu objek penderitanya selalumans
ūb,
yakni9M.Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an (Cet.I;Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013),h.94.
10M.Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an.
11M.Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an, h. 98.
antara dibunyikan
a.
Ibnu Jinni berpendapat bahwa hal tersebut karena bunyiu
lebih berat di lidah daripadaa.
12Demikianlah contoh sederhana tentang kekayaan kosa kata bahasa Arab, serta betapa telitinya bahasa tersebut memberikan gambaran tentang sesuatu. Ini berarti bahwa dalam memilih kata untuk menjelaskan atau menjawab sesuatu pun harus dengan kehati-hatian, karena jika tidak tepat dalam memilih kata, boleh jadi Anda membenarkan sesuatu yang sebenarnya maksud Anda adalah menolaknya.13
Menurut Abdul Hamid bin Yahya dalam Azhar Arsyad berkata: Aku mendengar Syu’bah berkata: “Pelajarilah bahasa Arab karena bahasa Arab itu akan menambah (ketajaman) daya nalar,” atau dalam bahasa Arabnya dikatakan:
َـﺗ َﻌ ﱠﻠ ُﻤ ْﻮ ْﻟا ا َﻌ َﺮ ِﺑ ﱠﻴ َﺔ َﻓ ِﺈ َﱠ"
ُﺗ ﺎ ِﺰ ْﻳ ِْﰲ ُﺪ ْﻟا َﻌ ْﻘ ِﻞ
14
.
Kedudukan istimewa yang dimiliki oleh bahasa Arab di antara bahasa- bahasa lain di dunia karena ia berfungsi sebagai bahasa al-Qur’an dan hadis serta kitab-kitab lainnya.
Bahasa Arab akan selalu berkembang selaras dengan kemajuan peradaban dan perkembangan masyarakat pendukungnya. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa keberadaan agama Islam dalam masyarakat merupakan salah satu faktor pendukung eksistensi bahasa Arab. Bagi kalangan masyarakat muslim, wajib untuk memahami bahasa Arab dalam menelaah dan mengembangkan ajaran- ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Sehubungan dengan ini, Allah swt berfirman dalam QS Yu>suf/12: 2.
12M.Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an, h. 99.
13M.Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an, h.101.
14Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 7.
َنْﻮُﻠِﻘْﻌَـﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌﱠﻟ ﺎﱠﻴِﺑَﺮَﻋ ً0آْﺮُـﻗ ُﻩﺎَﻨْﻟَﺰْـﻧَأﱠ0ِإ"
Terjemahnya:
Sesungguhnya Kami menurunkan berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.15
Demikian pula pada ayat lain Allah swt. menegaskan mengenai eksistensi bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an sebagaimana dalam QS Fuṣṣilat/41:44 berikut:
ö
θs9uρ çµ≈oΨù=yèy_
$ ºΡ#uöè%
$ |‹Ïϑygõƒr&
(#θä9$s)©9 Ÿωöθs9
ôMn=Å_Áèù ÿ…çµçG≈tƒ#u
(
@‘Ïϑygõƒ−#u
@’Î1ttãuρ 3
ö≅è%
uθèδ šÏ%©#Ï9 (#θãΖtΒ#u
”W‰èδ Ö!$x Ï©uρ
( šÏ%©!$#uρ Ÿω
šχθãΨÏΒ÷σムþ’Îû
# u Œ s#ΡÏ γÎ ρu Νö
%ø
Ö ρu
δè θu æ t=nŠø γÎ Ο ó ã tϑ¸
4 ‘
&
éρ'9 s≈¯×Í
š ƒã
$ Ζu Š yρ÷
χ š ΒÏ
Β¨
% 3s β ¥ /t è Ï‹
7 ‰
16: ﺖﻠّﺼﻓ ) 44
(
Terjemahnya:
Dan jikalau Kami jadikan al-Qur’an itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat- ayatnya?" Apakah (patut al-Qur’an) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".
Bahasa Arab diartikan sebagai bahasa yang mula-mula tumbuh dan berkembang di lingkungan bangsa Arab dipergunakan untuk menyatakan maksud dan tujuannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh ahli bahasa bahwa “bahasa Arab adalah ungkapan yang dipergunakan oleh bangsa Arab untuk menyatakan maksud dan tujuan mereka.17
15Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1-30 (Surabaya:al-Hidayah, 1998), h. 348.
16Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 779.
17Muṣṭafā al-Galāyainī, Jāmi’al-Durūs al-‘Arabiyyah (Beirut: al-Maktabah al-‘Aṣriyyah, 1987), h.13.
Dalam bahasa Arab, linguistik disebut ‘
ilm al-lugah
. Pada mulanya kata‘
ilm al-lugah
tidak digunakan dengan makna linguistik atau kajian bahasa. Kata‘
ilm al-lugah
pertama kali digunakan oleh Ibn Khaldun dalam karyanyaMuqaddimah
dan dimaksudkan sebagaiilm al-ma’
ājim
danlexicology
. Berikutnya kata ‘ilm al-lugah
digunakan oleh al-Suyūtīdalam bukunya al-Muzhir f
ī‘Ul
ūm al-Lugah wa Anw
ā’uh
ādengan maknalexicology
.18Upaya awal penyusunan kamus semata-mata untuk keperluan praktis, terutama berupa daftar kata bilingual atau multilingual untuk membantu para misionaris atau para petualang. Produksi kamus multilingual sangat tinggi sekitar abad ke-17 seiring dengan maraknya perdagangan dan aktivitas misionaris di seluruh dunia.19
Dalam istilah linguistik modern, ada perbedaan antara ilmu kosa kata atau ilmu tentang lafaz-lafaz (
lexicology
) dan teknik membuat kamus (lexicography
). Adapun istilah yang pertama merujuk kepada studi kosa kata dan makna-maknanya dalam satu bahasa atau beberapa bahasa.20Kata kamus dalam bahasa Arab, disebut dengan istilah
al-mu’jam
ataual- q
ām
ūs.
Sedangkan pengertian kamus, menurut Ahmad Abdul Ghafur Aṭṭār21, adalah:18Sitti Aisyah Chalik, Analisis Linguistik dalam Bahasa Arab al-Qur’an (Cet.I; Makassar:
Alauddin University Press, 2011), h.9.
19Kushartanti, dkk, Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.223.
20‘Alī al-Qāsimī, ‘Ilm al-Lugah wa Ṣinā’ah al-Mu’jam (Cet. II; Riyāḍ : Jāmi’ah Malik Sa’ūd, 1991), h.3.
21Ahmad Abdul Ghafur Atthar, Muqaddimah al-Ṣihāh (Beirut; Dār Al-‘Ilm lī al-Malāyīn, 1979), h.38.
ُﻜَﺗ ْنَأ ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻬْـﻴِﻧﺎَﻌَﻣ ِْﲑِﺴْﻔَـﺗَو ﺎَﻬِﺣْﺮَﺸِﺑ ًﺔَﻧْوُﺮْﻘَﻣ ِﺔَﻐﱡﻠﻟا ِتاَدَﺮْﻔُﻣ ْﻦِﻣ ٍدَﺪَﻋ ََﱪْﻛَأ ﱡﻢُﻀَﻳ ٌبﺎَﺘِﻛ ْﻟا َنْﻮ
ﱡداَﻮَﻤ
ِعْﻮُﺿْﻮَﻤْﻟا ْوَأ ِءﺎَﺠِْﳍا ِفْوُﺮُﺣ ﻰَﻠَﻋ ﺎﱠﻣِإ ، ﺎVﺻﺎَﺧ ﺎًﺒْـﻴِﺗْﺮَـﺗ ًﺔَﺒﱠـﺗَﺮُﻣ ْﻟاو ،
ُﻤ ْﻌ ُﻢ َﺠ ْﻟا َﻜ ُﻞ ِﻣﺎ ُﻫ َﻮ ﱠﻟا ْي ِﺬ َﻳ ُﻀ ﱡﻢ ﱠﻞ ُﻛ
َﻛ ِﻠ َﻤ ٍﺔ ِْﰲ َﻐﻠ ﱡﻟا ِﺔ َﻣ ُﺤ ْ ْﺼ ﻮ َﺑ ًﺔ ِﺑ َﺸ ْﺮ َﻣ ِح ْﻌ َﻨ َو ﺎ َﻫﺎ ْﺷا ِﺘ َﻘ َﻬ ِﻗﺎ َو ﺎ ْـﻳ َﻘ ِﺮﻃ ِﺔ ُﻧ ْﻄ ِﻘ َﻬ َو ﺎ َﺷ َﻮ َﺪ ِﻫا ُـﺗ َﺒ ُِّﲔ َﻣ َ ﻮ َﻊ ِا ِﺿا ْﺳ ِﺘ ْﻌ َﻤ َِﳍﺎﺎ
22
.
Artinya:
Kamus adalah sebuah buku yang memuat sejumlah besar kosa kata bahasa yang disertai penjelasannya dan interpretasi atau penafsiran makna dari kosa kata tersebut yang semua isinya disusun dengan sistematika tertentu, baik berdasarkan urutan huruf hijaiyyah (lafal) atau tema (makna).
Sedangkan kamus yang lengkap adalah yang memuat semua kata dalam suatu bahasa yang disertai dengan penjelasan makna-makna kosa kata tersebut , derivasi, cara pengucapan serta contoh-contoh yang menjelaskan letak penggunaan kosa kata tersebut.
Sedangkan menurut C.L. Barnhart, definisi kamus adalah:
ِﺗْﺮَـﺗ ًةَدﺎَﻋ ُﺐﱠﺗَﺮُـﺗ ، ٍةﺎَﻘَـﺘْـﻨُﻣ ٍتﺎَﻤِﻠَﻛ ﻰَﻠَﻋ ْيِﻮَﺘَْﳛ ٌبﺎَﺘِﻛ ْﺮَﺷ َﻊَﻣ ، ﺎVﻴِﺋﺎَﺠِﻫ ﺎًﺒْـﻴ
ٍح ىَﺮْﺧُأ ٍتﺎَﻣْﻮُﻠْﻌَﻣَو ﺎَﻬْـﻴِﻧﺎَﻌَﻤِﻟ
َﻐُﻠِﺑ ْمَأ ﺎِkاَذ ِﺔَﻐﱡﻠﻟِm ُتﺎَﻣْﻮُﻠْﻌَﻤْﻟاَو ُحْوُﺮﱡﺸﻟا َﻚْﻠِﺗ ْﺖَﻴِﻄْﻋُأ ٌءاَﻮَﺳ ، ﺎَِo ٍﺔَﻗَﻼَﻋ ِتاَذ . ىَﺮْﺧُأ ٍﺔ
23 Artinya:
Kamus adalah sebuah buku yang memuat kosa kata pilihan yang umumnya disusun berdasarkan urutan hijaiyah dengan disertai penjelasan maknanya dan dilengkapi informasi lain yang berhubungan dengan kosa kata, baik penjelasan tersebut menggunakan bahasa yang sama dengan kosa kata yang ada maupun dengan bahasa yang lain.
Ada beberapa istilah dalam bahasa Arab yang dipakai untuk menyebut kamus, yaitu:
mu’jam, q
ām
ūs, fihris
,maus
ū’ah
(ensiklopedi) danmusrid
(indeks, glosarium). Semua istilah tersebut mengarah kepada satu pengertian, bahwasanya kamus, ensiklopedi, indeks, glosarium adalah kumpulan kosa kata yang dilengkapi makna atau artinya dan keterangan lain yang bertujuan untuk menjelaskan informasi yang berhubungan dengan kata-kata yang termuat di dalam daftar tersebut. Kesemua kosa kata beserta maknanya disususn secara22Imīl Ya’qūb, al-Ma’ājim al-Lugawiyyah al-‘Arabiyyah Badāatuhā wa Taṭawwaruhā (Cet.II; Beirut : Dār al-‘Ilm lī al-Malāyīn, 1985), h. 9.
23‘Alī al-Qāsimī, ‘Ilm al-Lugah wa Ṣinā’ah al-Mu’jam, h.3
teratur, berurutan berdasarkan sistematika tertentu yang dipilih oleh penyusun kamus untuk mempermudah pengguna (
user
) atau pembaca dalam memahami makna dan informasi tentang kata yang dicari.24Bila dilihat dari aspek
morfologis
, katamu’jam
berakar pada kata kerja yang berwazanaf-a-la
(ﻞﻌﻓأ
). Wazan empat huruf dengan huruf tambahan berupa hamzah pada awal kata, berarti memiliki fungsi ganda. Terkadang, ia berfungsi menetapkan (I
ṡb
āt
/Ij
āb
), tetapi terkadang wazanaf-a-la
juga berfungsi meniadakan (naf
ī). Contohnya, kalimatْﻲِﻤِّﻠَﻌُﻣ ُﺖْﻣَﺮْﻛَأ
berarti “Aku memuliakan guruku”. Pada contoh ini, kataakrama
(مﺮﻛأ
) berwazanaf-a-la
(ﻞﻌﻓأ
) danberfungsi
menetapkan kemuliaan
daridiriku
kepadaguruku
. Contoh lain, kalimatْﻲِّﻣُأ ُﺖْﺒَـﺒْﺣَأ
berarti “aku mencintai ibuku”. Pada contoh ini, kata kerja berwazanaf- a-la
juga berfungsi menetapkan (I
ṡb
āt
atauIj
āb
), yaitumenetapkan kecintaanku
kepadaibuku
.25Penggunaan kata
mu’jam
dalam arti kamus, hingga kini belum diketahui secara pasti sejak kapan istilahmu’jam
dipahami untuk menyebut kamus. Juga, tidak diketahui siapa orang pertama yang berhasil mempopulerkan istilahmu’jam
. Ketidakjelasan informasi ini diakibatkan hilangnya beberapa karya tulis dari khazanah peradaban Arab kuno akibat rusak, hilang, atau peperangan sehingga sulit untuk dilacak.Informasi yang kini bisa dipahami adalah bahwa pada awalnya, istilah
mu’jam
dipopulerkan oleh para ulama hadis, bukan para ulama bahasa. Pendapat ini dapat dibuktikan dengan adanya karya-karya ulama hadis yang mencantumkan katamu’jam
atau memberi judul buku mereka dengan menggunakan katamu’jam
. Misalnya, Imam Bukhari (810-870 H) yang dalam24H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 132-133.
25H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h.134.
kitabnya Ṣahīh Bukhārī, mencantumkan sebuah bab yang ia beri judul (
ِﺔ ِﻤ َﻴ ْﺴ َﺗ ُب َm ِﻣ ﻰّﲰ ﻦﻣ
ْﻦ َأ ْﻫ َﺑ ِﻞ ْﺪ ٍر ِْﰲ َْﳉا ِﻊ ِﻣﺎ ﱠﻟا ْي ِﺬ َو َﻌ ُﻪ َﺿ َأ ُـﺑ ْﻮ َﻋ ْﺒ ِﺪ َﻋ ِﷲ َﻰﻠ ُﺣ ُﺮ ْو ْﻟا ِف ُﻤ ْﻌ َﺠ
ِﻢ
) yang berarti ‘bab tentang nama-nama sahabat perang Badar sebagaimana termuat di dalam kitab al-J
āmi’ yang ditulis oleh Abu Abdillah dengan menggunakan huruf mu’jam
.26Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu, disertakan pula informasi mengenai ejaan, pelafalan, kelas kata, makna kata, kadang kala sejarah kata dan contoh pemakaian kata dalam kalimat.27
Namun di sisi lain, perlu ditegaskan bahwa dewasa ini telah banyak varian kamus yang digunakan dalam berbagai disiplin ilmu. Sistematika penyusunannya pun tidak hanya menggunakan satu sistem saja, seperti yang telah disebutkan di atas yaitu dengan sistem alfabetis. Akan tetapi, di antara kamus yang banyak digunakan saat ini tidak hanya menggunakan sistem alfabetis melainkan ada pula kamus yang disusun berdasarkan sistem fonem, sistem
q
āfiyah
, berdasarkan letak artikulasi, sistem alfabetis umum, alfabetis khusus, dan berbagai sistem atau model penyusunan lainnya.Kamus
Lis
ān al-‘Arab
karangan Ibnu Manẓūr al-Afrīqī ini disusun berdasarkan sistemal-q
āfiyah
.28 Adapun peletak batu pertama atau penggagas‘ilm al-qaw
āfy
adalah al-Khalīl bin Ahmad al-Farāhīdī al-Azdī al-Bashrī, Syekh Sībaweh. Ia dilahirkan di kota Basrah pada tahun 100 H dan meninggal di Basrah26H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h.136-137.
27Kushartanti, dkk, Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik, h.223.
28Kata Qāfiyah (lafadz bentuk mufrad dari “Qawāfī”) adalah istilah yang biasa digunakan dalam ilmu al-‘Arūḍ. ‘Ilm al-Qawāfy adalah ilmu yang membahas ujung kata di dalam bait syair yang terdiri dari huruf akhir yang mati di ujung bait sampai dengan huruf hidup sebelum huruf mati ”.
pada tahun 170 H.29 Ibnu Manẓūr adalah seorang pakar di bidang bahasa Arab, sejarah dan fiqih. Kehebatan Ibnu Manẓūr tampak pada karya tulisnya bernama kamus
Lis
ān al-‘Arab
, sebuah kamus paling besar dan lengkap di zamannya yang sanggup menampung semua kandungan dari kamus-kamus sebelumnya seperti kamusal-Muhkam
,al-
Ṣih
āh
,Tah
żīb al-Lugah, al-Jamhara, al-Nih
āyah, H
āsyiyah al-
Ṣih
āh
. Para ulama mengakui, bahwa membaca kamus karya Ibnu Manẓūr ini, laksana telah membaca semua kamus-kamus sebelumnya. Tak berlebihan, jika kamusLis
ān al-‘Arab
tergolong kamus paling lengkap, sebab ia memuat lebih dari 80.000 kata. Itupun belum termasuk kata-kata derivasinya. Sayangnya, menurut Abed al-Jabiri, kamusLis
ān al-‘Arab
yang terdiri dari banyak volume ini, tidak memuat nama-nama segala sesuatu yang berkenaan dengan alam dan industri, juga konsep-konsep teoritis dan berbagai istilah yang telah dikenal pada saat itu, abad 7 dan 8 H., dan yang ada di Kairo salah satu pusat peradaban utama dalam sejarah Islam.30Dalam khazanah kamus berbahasa Arab, ada berbagai macam model cara penyusunan dan penggunaannya, dalam kamus modern cara penggunaannya biasanya dilakukan dengan pencarian huruf dasar atau akar kata lalu diurutkan dari depan yaitu huruf awal, kedua dan ketiga sesuai abjad alfabet, tetapi dalam kamus
Lis
ān al-‘Arab
cara penggunaannya berbeda dengan kamus modern, yaitu dengan melakukan pencarian huruf dasar atau akar kata lalu diurutkan dari belakang yaitu melihat huruf akhir dalam akar kata tersebut (masuk di bab) kemudian kembali ke huruf awal (masuk di pasal). Model penyusunan seperti kamusLis
ān al-‘Arab
ini bisa kita temukan juga di kamusal-
Ṣih
āh
karangan al-29Mamat Zainuddin, Karakteristik Syi’ir Arab (Bandung: Zein Al-Bayan, 2007), h.2.
30H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 304-305.
Jauhary, kamus
T
āj al-‘Ar
ūs
karangan al-Zubaidī dan kamusBugiyyah al-Wu’
āh
karangan al-Suyūṭī.Berdasarkan realitas yang ada dalam pengamatan peneliti saat ini, ada kecenderungan baru dalam karya leksikografi Arab masa kini. Senada dengan hal tersebut, Syamsul Hadi memberikan persepsi bahwa para pelajar bahasa Arab tingkat
advance
biasanya mengenal sebuah ensiklopedia bahasa Arab yang sangat terkenal yakniLis
ān al-‘Arab
(20 jilid). Ensiklopedia karangan Ibnu Manẓūr ini dicetak olehal-Ma
ṭba’ah al-Am
īriyyah bi B
ūl
āq Mi
ṣr
. Penyusunan entri pada ensiklopedia ini berdasarkan huruf akhir dari sebuah kata. Pada perkembangannya kemudian cara tersebut tidak dipergunakan lagi dan berubah dengan pengurutan alfabetis berdasarkan huruf awal kata (dasar). Sebagai contoh ringkasan sadur dari ensiklopediaLis
ān al-‘Arab,
berjudulLis
ān al-‘Arab al- Muh
īṭ (3 jilid) yang disusun oleh al-Allamah Syaikh Abdullah al-Alaiyl.Penyusunan dengan cara ini kemudian dipakai sampai sekarang. Hal ini dapat dilihat pada penyusunan kamus umum seperti
al-Munjid
, kamus ensiklopedis sepertial-Maus
ū’ah al-‘Arabiyyah al-Muyassarah
,al-Mawrid
, indeks al-Qur’an baikFath al-Rahm
ān
maupunmu’jam al-Mufahras l
īAlf
āẓal-Qur’an al-Kar
īm
dan indeks hadisMift
āh Kun
ūz al-Sunnah
(dikarang oleh Muhammad Fu’ād Abdu al-Bāqī).31Gejala tersebut juga menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi peneliti untuk menganalisis aspek-aspek yang menjadi kekurangan dalam
mu’jam Lis
ān al-‘Arab
, sehingga banyak dari kalangan pelajar yang cenderung menggunakan kamus-kamus berdasarkan sistematika umum yang berlaku dengan metode penyusunan secara abjad (alfabet). Padahal substansi dari penyusunan kamus31Zuhriah, Buku Materi Kuliah Leksikologi dan Leksikografi Arab (Universitas Hasanuddin, Makassar, 2006), h. 136.
dengan sistem
al-q
āfiyah
tentu memiliki tendensi dan urgensi secara spesifik untuk keperluan dalam bidang sastra. Sesuai dengan kondisi historisnya, hal ini dapat dilihat bagaimana peranLis
ān al-‘Arab
di kalangan para sastrawan dan kritikus sastra pada masa-masa penyusunannya sampai pada tahap pengkodifikasian dengan perubahan-perubahan yang ada dalam penyusunan kamusLis
ān al-‘Arab
.Oleh sebab itu, melalui penelitian ini peneliti patut menjelaskan fase-fase perkembangan dan tahap-tahap pengkodifikasian dalam penyusunan
mu’jam Lis
ān al-‘Arab
serta bagaimana proses penyusunan dan cara penggunaannya untuk mencari arti kosa kata. Upaya ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pelajar agar mudah dan konsistensi tujuan dari suatu sistem yang dimiliki oleh kamus seperti ini tetap eksis meskipun dalam berbagai perkembangan terakhir banyak kamus yang mengalami perubahan sistem yang disebabkan oleh berbagai faktor yang terjadi di lapangan.Mengenai tujuan dari penelitian ringkas kami ini pada Kitab Lisān al-
‘Arab adalah agar kita mengetahui apakah Ibnu Manẓūr adalah seorang terpercaya dalam menyusun dan mengarang bahan-bahan kitabnya. Atau dengan kata lain, apakah beliau hanya seorang pengumpul bahan-bahan kitab bahasa yang mengikut kepada orang? Apakah ia menambahkan sesuatu atau mengurangi yang lain? Untuk menjawabnya, seyogyanya kita mesti menyusuri turāṡ-turāṡ bahasa yang dinukil oleh Ibnu Manẓūr dari 5 (lima) referensi yang diperpeganginya.
Pada dasarnya di antara kelebihan yang dimiliki oleh setiap kamus modern dan mayoritas digunakan, masih terdapat banyak kekurangan yang perlu dieksplor secara lebih rinci dan dengan analisis deskriptif sebagai bahan analisis konstruktif bagi pengembangan penyusunan berbagai kamus selanjutnya. Melalui
penelitian ini, peneliti mencoba untuk menganalisis secara deskriptif mengenai metode penyusunan, metode
syarah
dan klasifikasi mufradat serta analisis makna yang digunakan oleh Ibnu Manẓūr al-Afrīqī dalam kamusLis
ān al-‘Arab
.Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan leksikografi sebagai salah satu cabang linguistik terapan yang berkaitan dengan teori tentang penyusunan kamus atau dalam bahasa Arab diistilahkan “ ṣ
in
ā’ah al-mu’jam
”.B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok masalah yang peneliti akan kaji dalam penelitian ini adalah “Analisis Leksikografi terhadap
Lis
ān al-
‘Arab
Karya Ibn Manẓūr al-Afrīqī.” Dari pokok masalah ini kemudian diuraikan ke dalam beberapa rumusan masalah penelitian sebagai berikut:1. Bagaimana metode penyusunan kamus
Lis
ān al-‘Arab
Karya Ibn Manẓūr al-Afrīqī ?2. Bagaimana metode
syarah
dan klasifikasi mufradat dalam kamusLis
ān al-
‘Arab
?3. Bagaimana analisis makna mufradat yang digunakan oleh Ibn Manẓūr al- Afrīqī dalam kamus
Lis
ān al-‘Arab
?C.
Pengertian Judul dan Ruang Lingkup Penelitian
Sebuah penelitian yang baik memerlukan ketepatan interpretasi untuk menghindari adanya ambiguitas atau berbagai kesalahan interpretasi pembaca terhadap variable-variabel yang menjadi istilah-istilah teknis dalam judul suatu penelitian. Untuk menghindari hal tersebut, peneliti akan menginterpretasikan beberapa kata yang dianggap penting untuk diberikan pengertian.
Kamus yang bernama
Lis
ān al-‘Arab
adalah sebuah kamus paling besar dan lengkap di zamannya yang memuat semua kandungan dari kamus-kamus sebelumnya, seperti kamusal-Muhkam
,al-
Ṣih
āh
,Tah
żīb al-Lugah
,al-Jamharah
,al-Nih
āyah
,H
āsyiyah al-
Ṣih
āh
. Para ulama mengakui, bahwa membaca kamus karya Ibnu Manẓūr ini, laksana telah membaca semua kamus pendahulunya.32Dinamakan dengan nama tersebut karena Ibn Manẓūr ingin menyampaikan secara langsung (lisan) kosakata Arab kepada pengguna kamus.
Oleh karena itu
Lis
ān al-‘Arab
dalam penyajianm
āddah
nya selalu disertai dengan syaw
āhid
, baik berupa ayat al-Qur’an, hadis, sya’ir atau prosa.Ibn Manẓūr al-Afrīqī bernama lengkap Muhammad bin Mukarram bin Ahmad bin Habqah al-Anṣāri al-Afrīqī (630-711 H/1232-1311 M). Nasabnya bersambung kepada Ruwaifi’ bin Ṡābit al-Anṣāri, salah satu sahabat Rasulullah saw. Ibn Manẓūr lahir di kota Kairo. Pendapat lain menyebutkan ia lahir di kota Tharablis (Tripoli-Libya). Akan tetapi, pendapat paling kuat menyebutkan bahwa tempat lahir Ibn Manẓūr adalah di Kairo, sedangkan Tharablis adalah tempat di mana ia berkarir sebagai seorang
q
āḍī dan tempat ia bekerja sebagaiD
ār al-Insya’
, sebuah penerbitan buku-buku ilmiah.33Analisis Leksikografi merupakan salah satu jenis pendekatan terhadap penelitian yang berorientasi pada kamus atau
mu’jam
. Pendekatan ini digunakan oleh peneliti sehubungan dengan objek yang akan dikaji adalahMu’jam Lis
ān al-
‘Arab
, sehingga perlu menggunakan analisis yang berdasarkan disiplin ilmu linguistik terapan, leksikografi salah satunya. Leksikografi sebagai ilmu yang mengantar untuk memahami seluk beluk, metode dan teknik penyususnan kamus32H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 304-305.
33H.R. Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab, h. 304.
dianggap sebagai mediator yang akan mengarahkan peneliti agar dapat melakukan penelitian yang terarah dan sistematis sesuai dengan objek kajian.
Adapun ruang lingkup penelitian yang akan dibahas oleh peneliti menitik beratkan pada metode penyusunan
mu’jam Lis
ān al-‘Arab
karya Ibnu Manẓūr al- Afrīqī, sistematikasyarah
dan klasifikasi mufradat serta metode analisis makna yang digunakan dalammu’jam
ini, penelitian ini difokuskan padaM’jam Lis
ān al-‘Arab
jilid I terbitanD
ār
Ṣādir
cetakan III tahun 1994.D.
Kajian Pustaka
Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka (
library research
).Dalam proses pengumpulan data, peneliti mencoba menelusuri berbagai arsip kepustakaan, hasil-hasil penelitian baik berupa skripsi, tesis dan disertasi melalui arsip dokumen atau melalui
repository
berbagai universitas melalui media online, serta mencari sumber-sumber lain berupa jurnal atau makalah. Dengan kesimpulan sementara bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan Leksikografi Arab ataupun yang menggunakanMu’jam Lis
ān al-‘Arab
karya Ibn Manẓūr al-Afrīqī sebagai objek penelitian, secara kuantitas masih terbilang kurang.Meskipun demikian, wajib bagi peneliti untuk menjelaskan beberapa kajian yang telah ada sebelumnya. Adapun penelitian yang berhubungan dengan objek atau metode pendekatan yang sama dengan penelitian ini di antaranya:
1. Disertasi Doktoral yang membahas
Mu’jam Lis
ān al-‘Arab
oleh Dr. Hj.Amrah Kasim, M.A. dengan judul
بﺮﻌﻟا نﺎﺴﻟ بﺎﺘﻛ ﰲ ﺔﻴﻓﺮﺼﻟاو ﺔﻳﻮﺤﻨﻟا ﻞﺋﺎﺴﳌا
“
Al-Mas
ā’il al-Nahwiyyah wa al-
Ṣarfiyyah f
īKit
āb Lis
ān al-‘Arab”.
3434Amrah Kasim, al-Masā’il al-Nahwiyyah wa al-Ṣarfiyyah fī Kitāb Lisān al-‘Arab (risālah ‘ilmiyyah li al-Duktūrah) . (Kairo, 1999).
2. Penelitian skripsi yang membahas tentang Penyususnan Kamus Arab- Indonesia Karya Prof. Dr. Mahmoed Junus (Suatu Analisis Leksikografi), oleh Nurhayatunnufus (2007) mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Arab Universitas Hasanuddin.35
3. Penelitian skripsi yang membahas tentang Penerapan Teori Leksikografi Hausmann dan Schaeder dalam Kamus Ekabahasa Jerman Wahrig dan Duden Suatu Tinjauan Komparatif oleh Ni Luh Made Riasni (1995) mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jerman Universitas Indonesia.36
Sedangkan Jurnal atau Makalah yang terkait dengan Leksikografi Arab di antaranya:
1. “Leksikologi dan Leksikografi Arab (Peranannya dalam Perkembangan Bahasa Arab Masa Kini” oleh Syamsul Hadi37 (2005), Makalah.
2. “Prinsip-prinsip Leksikologi dan Leksikografi Arab", Makalah disampaikan pada Seminar Ilmiah Nasional Leksikologi dan Leksikografi Arab, oleh Syamsul Hadi, FIB UGM, Yogyakarta, 14 Mei 2005.
3. “Pengaruh perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi Terhadap leksikografi Arab” oleh Syamsul Hadi (1999), Jurnal Humaniora.
Sebagai pertimbangan bahwa letak persamaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengkaji permasalahan tentang
Lis
ān al-‘Arab
namun pokok permasalahan yang dikaji oleh peneliti sebelumnya berbeda dengan yang akan peneliti kaji dalam penelitian ini. Begitu pula dengan35Nurhayatunnufus, Skripsi Penyusunan Kamus Arab-Indonesia Karya Prof.
DR.Mahmoed Yunus (Suatu Analisis Leksikografi) (Makassar:Unhas, 2007).
36Ni Luh Made Riasni, Penerapan Teori Leksikografi Hausmann dan Schaeder dalam Kamus Ekabahasa Jerman Wahrig dan Duden (Jakarta: FSUI, 1995).
37Syamsul Hadi bernama lengkap Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U., M.A. merupakan lulusan (sarjana) Sastra Arab UGM, 1977 yang banyak bergelut dalam studi linguistik Arab dan berkeahlian khusus dalam bidang Leksikologi dan Leksikografi Arab.
penelitian kedua yang peneliti sebutkan di atas, menggunakan pendekatan yang sama namun objek dan permasalahan yang dikaji berbeda dengan penelitian ini.
Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis bagaimana metode penyusunan atau sistematika yang digunakan oleh Ibnu Manẓūr al-Afrīqī dalam menyusun
mu’jam Lis
ān al-‘Arab
, metodesyarah
dan klasifikasi mufradat serta analisis makna yang digunakan dalammu’jam
ini, karena permasalahan dan bentuk analisis seperti ini belum pernah ada yang mengkaji pada penelitian-penelitian sebelumnya dalam objek ini.E.
Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data
dengantujuan
dankegunaan
tertentu.38 Karya ilmiah sebagai salah satu hasil penelitian membutuhkan suatu metode atau desain yang dijadikan sarana utama untuk mengulas atau mengkaji dalam menghasilkan penelitian yang baik. Hal ini dimaksudkan agar peneliti mudah menyusun rencana kerja yang akan dilakukan dan memudahkan kerangka pikir untuk berkembang secara sistematis.Metode adalah suatu teknik yang dipergunakan dalam proses penelitian.
Penelitian adalah suatu proses mencari atau menganalisa sesuatu secara sistematis dengan menggunakan metode penelitian serta aturan-aturan yang berlaku, untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian maka diperlukan suatu desain yang sesuai dengan kondisi yang seimbang dengan kadar penelitian.
38Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Cet. VI; Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 2.
Desain penelitian berupa penelitian kualitatif dan metode tinjauan pustaka. Penelitian mengenai
Lis
ān al-‘Arab
karangan Ibnu Manẓūr al-Afrīqī (suatu analisis leksikografi) ditelaah secara seksama pada objek yang dikaji.Perolehan data terutama data primer diambil secara langsung dari sumber aslinya, yaitu
mu’jam Lis
ān al-‘Arab
yang menjadi objek penelitian, sedangkan data sekunder dijadikan sebagai bahan rujukan yang menunjang analisis masalah.Sehubungan dengan metode penelitian, tentunya harus mencakup empat hal yang menjadi penunjang metode tersebut. Sebagaimana yang tercantum dalam buku pedoman penulisan karya ilmiah, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan oleh Alauddin Press Makassar, bahwa keempat hal tersebut meliputi jenis penelitian, metode pendekatan (
approach
), metode pengumpulan data dan metode pengolahan atau analisis data.391. Jenis Penelitian
Penelitian ini diarahkan pada penelitian deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong memberikan pengertian bahwa penelitian kualitatif diartikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).40 Berdasarkan hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan
39Tim Penyusun Karya Ilmiah UIN Alauddin, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah;
Makalah, Tesis dan Disertasi, Edisi Revisi (Cet. I; Makassar: Alauddin Press, 2008), h . 11-12.
40Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XXV; Bandung: Rosdakarya, 2008), h. 4.
analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan dan membuat laporan penelitian secara mendetail.41
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berupa
Mu’jam Lis
ān al-‘Arab
karya Ibn Manẓūr al-Afrīqī yang berkaitan dengan sistematika penyusunan kosa kata berdasarkan huruf akhir sebuah kata yang dalam ilmu‘Ar
ūḍ diistilahkan denganq
āfiyah
. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan leksikografi karena objek yang akan dikaji adalah kamus (mu’jam
) dengan sistematika atau metode penyusunannya.Secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan
triangulasi
(gabungan). Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri atas:a. Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber utama berupa
mu’jam Lis
ān al-
‘Arab
karya Ibn Manẓūr al-Afrīqī jilid I terbitanD
ār
Ṣādir
cetakan III tahun 1994.b. Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diambil dari buku- buku, hasil-hasil penelitian, jurnal, majalah dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini dan diperoleh dengan cara membaca data-data relevan dari berbagai sumber serta penelusuran arsip dari berbagai perpustakaan.
Dalam hal pengumpulan sumber data, perlu ditegaskan pula bahwa penentuan objek dan pengumpulan data menggunakan metode
purposive sampling
.Sampling
yangpurposive
adalah sampel yang dipilih dengan cermat41Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Cet. IV; Bandung: Alfabeta, 2008), h. 10.