• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Orang Orang Yang Mempangaruhi Pemikiran T.B. Simatupang

3. Fungsi Pancasila

a. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.

Pancasila dalam pengertian ini sering juga disebut way of life, pandangan hidup, pegangan hidup/pedoman hidup. Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari oleh warga negara Indonesia. Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang, ini berarti bawa semua tingkah laku dan tindakan/perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila karena Pancasila merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lainnya.

Keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis. Dengan demikian, jiwa keagamaan (sebagai manifestasi/perwujudan sila Ketuhanan Yang Maha Esa), jiwa yang berprikemanusiaan (sebagai manifestasi/perwujudan dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab), jiwa kabangsaan (sebagai

manifestasi/perwujudan sila Persatuan Indonesia), jiwa kerakyatan (sebagai manifestasi/perwujudan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan), dan jiwa yang menjunjung nilai keadilan sosial (sebagai manifestasi/perwujudan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia). Selalu terpancar dalam segala tingkah laku dan tindakan/perbuatan serta sikap hidup seluruh bangsa Indonesia.50

Dalam kehidupan suatu bangsa adanya pandangan hidup sangat diperlukan, sebab dengan pandangan hidup suatu bangsa akan:

1. Memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya, dan menentukan arah serta cara bagaimana bangsa ini memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, sehingga tidak terombang-ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar baik yang datang dari dalam masyarakat/bangsanya sendiri maupun dari luar.

2. Memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya.

3. Mempunyai pedoman bagaimana bangsa ini mambangun dirinya sendiri demi kesejahteraan rakyat.51

Di dalam negara yang Berbhineka Tunggal Ika, membuktikan bahwa Pancasila merupakan pilihan yang terbaik. Upaya untuk mengganti Pancasila dengan ideologi lain berulang kali terjadi baik melalui kekerasan maupun dengan cara halus.

50 Darji Darmodiharjo ( dkk.), op.cit., hlm. 16.

Hal semacam ini menunjukkan bahwa efektivitas Pancasila benar-benar nilai rakyat Indonesia secara emosional dan menggerakkan tindakan. Ini terbukti melalui kemampuannya untuk bertahan di tengah-tengah perubahan-perubahan konstitusional, dalam mengatsi tantangan-tantangan yang mengancam kesatuan dan mewujudkan negara Indonesia.52

Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara telah memiliki suatu pandangan hidup bersama yang bersumber pada akar budaya dan nilai-nilai religius. Dengan pandangan hidup yang mantap maka bangsa Indonesia akan mengetahui ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tersebut terkandung didalamnya konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakannya.

Demikianlah pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Dilihat dari kedudukannya, Pancasila mempunyai kedudukan yang tinggi yakni sebagai cita-cita dan pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia. Dapat dikatakan juga bahwa Pancasila ini dibuat dari materi atau bahan-bahan dalam negeri, bahan asli murni dan merupakan kebanggan bagi suatu bangsa tersendiri.

b. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila dalam pengertian ini sering disebut dasar falsafah negara,

Philosofische Grondslag dari negara. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai

dasar mengatur pemerintahan negara, atau dengan kata lain Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.53

52 C. S. T. Kansil, Pancasila dan UUD 45 Dasar Falsafah Negara ( Jakarta : Pradanya Pramita,1978 ), hlm. 68.

53 Darji Darmodiharjo, Pancasila Suatu Orientasi Singkat ( Malang : Lembaga Penerbit Universitas Brawijaya, 1979 ), hlm. 25.

Sebagai dasar negara Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar, maupun yang tidak tertulis. Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

- Pancasila sebagai dasar adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam pembukaan UUD 1945.

- Meliputi suasana kebatinan (Geistlickenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945.

- Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum

dasar tertulis maupun tidak tertulis).

- Mengandung norma-norma yang mengharuskan

Undang-Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk para penyelenggara partai dan golongan fungsional). Untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

- Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, hal ini dipahami sangat penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, karena masyarakat di negara Indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat.

Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentuk negara bahwa tujuan utama dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia. Oleh karena itu fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Ketetapan No. IX/MPRS/1966. LJO, Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan Ketetapan No. IX/MPR/1978). Dijelaskan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, yang merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita-cita-cita moral yang meliputi suasana serta watak dari bangsa Indonesia.54

Menurut Notonegoro, Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan istimewa dalam hukum kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia (merupakan pokok kaedah negara yang Fundamental). Pokok kaedah yang fundamental itu dalam hukum mempunyai kedudukan yang kuat tak berubah bagi negara yang dibentuk, sehingga dengan jalan hukum tidak dapat diubah. Sebagai pokok kaedah negara yang Fundamental, Pancasila menjadi sumber dari Undang-Undang Dasar dan harus dijadikan landasan dalam menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan kebijaksanaan pemerintah.55

Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui sidang istimewa tahun 1998, mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang tertuang dalam Tap. No.XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam

54 Kaelan , Pendidikan Pancasila ……….., op.cit., hlm. 62.

proses reformasi, yang meliputi berbagai bidang selain mendasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat (sila keempat), juga harus mendasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.56

c. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia

Dalam sejarah asal-usulnya ideologi Pancasila itu lahir dari perjuangan bangsa Indonesia yang mencita-citakan kemerdekaan, persatuan, solidaritas, kemajuan, kecerdasan, demokrasi dan kebudayaan. Bahkan ideologi Pancasila memandang bangsa Indonesia sebagai bagian dari cita-cita perjuangan kemanusiaan yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.57

Perlu diingat bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara adalah diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia, kemudian menjadi pandangan hidup bangsa dan pada gilirannya menjadi suatu dasar filsafat negara yang sekaligus sebagai suatu ideologi bangsa dan negara. Ideologi Pancasila tumbuh dan berkembang melalui dalam pandangan hidup manyarakat bangsa Indonesia sendiri, dengan suatu kesepakatan serta perjanjian yang luhur diangkat menjadi ideologi bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu ideologi Pancasila merupakan suatu kesatuan yang mutlak karena menyangkut kehidupan bangsa.

Pancasila sebagai ideologi bangsa, setiap warga negara Republik Indonesia terikat oleh ketentuan-ketentuan yang sangat mendasar, yang tertuang dalam sila yang kelima dalam Pancasila. Pandangan hidup dan sikap warga negara secara keseluruhan

56 Kaelan, loc.cit..

harus bertumpu pada Pancasila sebagai keutuhan, bukan hanya sekedar masing-masing sila. Sebagai falsafah negara, Pancasila berstatus sebagai kerangka berpikir yang harus diikuti dalam menyusun Undang-Undang dan hukum-hukum yang lain. Tata pikir seluruh bangsa ditentukan lingkupnya oleh sebuah falsafah yang harus terus menerus dijaga kebaradaannya dan konsisitennya oleh negara, agar pemikiran kenegaraan yang berkembang juga akan terjaga dengan baik.58

BAB IV

PENGARUH PEMIKIRAN T. B. SIMATUPANG

TERHADAP AGAMA KRISTEN PROTESTAN

DI INDONESIA