• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partai Politik dan Fungsinya

2. Fungsi Partai Politik

Dari beberapa defenisi partai politik yang telah dikemukakan di atas, dapat digambarkan bahwa partai politik, sesungguhnya adalah kumpulan dari beberapa orang yang mempunyai kesamaan orientasi yang terbentuk dalam suatu wadah lembaga formal berdasar kepada ketentuan konstitusi kelembagaan dan mengikuti sistem politik dan sistem pemilihan yang ada. Dengan demikian, secara hakiki partai politik memiliki fungsi utama yaitu mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Selain fungsi di atas, partai politik juga memiliki fungsi lain, sebagaimana dijelaskan Ramlan Surbakti, yaitu.22

a. Fungsi sosialisasi

Salah satu fungsi partai politik adalah sosialisasi. Sebagaimana dipahami bahwa sosialisasi bertujuan untuk membentuk sikap dan orientasi politik para anggota. Melalui proses sosialisasi, para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Fungsi sosialisai partai politik partai juga dipahami sebagai upaya menciptakan citra (image) bahwa partai politik memperjuangkan kepentingan umum. Bahkan lebih luas lagi, bahwa fungsinya adalah memberikan pendidikan kepada anggotanya menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga negara.

Partai politik bertugas untuk memberikan informasi politik yang penting bagi warga negara. Selain itu, partai politik juga harus mendidik warga negara mengapa mereka harus mengambil posisi kebijakan tertentu. Melalui proses sosialisasi politik tersebutlah masyarakat, atau anggota partai memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Proses tersebut berlangsung seumur hidup, baik yang diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. Melalui proses sosialisasi, masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya.

b. Fungsi rekrutmen.

Rekrutmen politik merupakan seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya. Dalam kaitan ini, partai politik berfungsi untuk merekrut kader-kader dan kepemimpinan yang berkualitas. Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan kelestarian partai, sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaring dan melatih kader partai.

c. Fungsi partisipasi politik.

Hampir di seluruh negara yang menganut kepartaian atau negara demokrasi, partai memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong

partisipasi politik masyarakatnya. Peran itu dimainkan partai secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung misalnya, melibatkan seluruh elemen atau mesin partai untuk mendorong masyarakat untuk memilih. Secara tidak langsung, partai berusaha membuat lebih disukai, atau lebih bersahabat dengan cara menurunkan biaya pemilihan, dan aktivitas partai memberikan hasil kepada partisan.

Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam memengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan. Kegiatan yang dimaksud, antara lain, mengajukan tuntutan, membayar pajak, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan suatu kebijakan umum, dan mendukung atau menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin, dan memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal ini, partai politik mempunyai fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak para anggota dan anggota masyarakat yang lain untuk menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan memengaruhi proses politik. Jadi, partai politik merupakan wadah partisipasi politik.

Untuk menjamin kemampuan partai dalam mendorong, memobilisasi dan menyalurkan aspirasi konstituen, struktur partai politik yang bersangkutan haruslah disusun sedemikian rupa, sehingga ragam kepentingan dalam masyarakat dapat ditampung dan diakomodasi seluas mungkin. Karena itu, struktur internal partai politik penting untuk disusun secara tepat. Di satu pihak ia harus sesuai dengan kebutuhan untuk mobilisasi dukungan dan penyaluran aspirasi konstituen. Di pihak lain, struktur organisasi partai politik juga harus disesuaikan dengan format organisasi pemerintahan yang diidealkan menurut visi partai politik yang dimintakan kepada konstituen untuk memberikan dukungan mereka. Semakin cocok struktur internal organisasi partai itu dengan kebutuhan, makin tinggi pula derajat pelembagaan organisasi yang bersangkutan.

d. Pemandu kepentingan.

Fungsi ini merupakan salah satu fungsi utama partai politik sebelum mencari dan mempertahankan kekuasaan. Fungsi ini sangat menonjol dalam sistem politik demokrasi. Karena dalam sistem

politik totaliter, kepentingan dianggap seragam, partai politik dalam sistem ini kurang melaksanakan fungsi pemaduan kepentingan. Alternatif kebijakan umum yang diperjuangkan oleh partai tunggal dalam sistem politik totaliter lebih banyak merupakan tafsiran atas ideologi doktriner. Dalam sistem politik demokrasi, ideologi digunakan sebagai cara memandang permasalahan dan perumusan penyelesaian masalah.

e. Komunikasi politik.

Komunikasi politik merupakan proses pemyampaian informasi mengenai politik dari pemerintahan kepada masyarakat dari masyarakat kepada pemerintah. Dalam hal ini, partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat sebagaimana diperankan oleh partai politik di negara totaliter, tetapi juga menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah. Keduanya dilaksanakan oleh partai-partai politik dalam sistem politik demokrasi.

f. Pengendalian konflik

Partai politik berfungsi sebagai lembaga pengendalian konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawa permasalahan kedalam musyawarah badan perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik.

g. Fungsi kontrol politik

Fungsi ini menjalankan kegiatan untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan dan penyimpangan dalam isi suatu kebijakan atau dalam pelaksanaan kegiatan yang dibuat untuk dilaksanakan oleh pemerintah. Tolak ukur suatu kontrol politik berupa nilai-nilai politik yang dianggap ideal dan baik yang dijabarkan kedalam berbagai kebijakan atau peraturan perundang-undangan. Tujuannya untuk meluruskan kebijakan atau pelaksanaannya sejalan dengan tolak ukur tersebut.