• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi dan Peranan Pemimpin dalam Birokrasi Pelayanan Pemimpin berdasarkan konsep teoritis sebagaimana yang telah

Dalam dokumen ADMINISTRASI DAN PELAYANAN PUBLIK Antara (Halaman 134-139)

e Fungsi Pengendalian

H. Fungsi dan Peranan Pemimpin dalam Birokrasi Pelayanan Pemimpin berdasarkan konsep teoritis sebagaimana yang telah

dikemukakan memiliki tanggung jawab yang besar baik dalam suatu organisasi pemerintahan maupun swasta. Dengan demikian peranan pemimpin sangat penting dalam usaha mencapai tujuan suatu organisasi, sehingga dapat diketahui keberhasilan atau kegagalan yang dialami, pemimpin menurut Sinambela (2006) dalam Komang Ardana, dkk (2009) , terdiri atas tiga tingkatan :

1. Pemimpin tingkat atas (top management)

2. Pemimpin tingkat menengah (middle management) 3. Pemimpin tingkat bawah (lower management)

Jika diklasifikasi tingkat ini pada lembaga non departemen dan dapertament pemerintahan, yang disebut pemimpin tingkat atas adalah pejabat eselon I, sedangkat pemimpin tingkat menengah pejabat eselon II dan III, selanjutnya pemimpin tingkat bawah adalah pejabat eselon IV dan V.

Menurut Sinambela (2006) menyatakan bahwa apapun tingkatan pemimpin birokrasi yang dimiliki, pada dasarnya tidak mengurangi tanggung jawabnya sebagai pemimpin yang mempunyai peranan untuk memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, karena denagan peranan pemimpin berusaha memberikan pelayanan publik terbaik, itulah salah satu faktor pemimpin ungtuk mencapai tujuan denagn sebaik-baiknya. Salah satu

peranan pemimpin dalam meningkatkan pelayanan publik, adalah melalui

pemotivasian bawahan. Tinggi rendahnya motivasi kerja seseorang pegawai dapat dipengaruhi beberapa faktor dianataranya lingkungan tempat kerja. Oleh sebab itu seorang pemimpin dapat menciptakan suasan yang harmonis yang dapat mendorong atau menimbulkan motivasi kerja yang tinggi.

Sartono (2004), menyebut lima peran kepemimpinan birokrasi,

1 Peran mempengaruhi,

2 Peran memotivasi, 3 Peran antar pribadi, 4 Peran informasional, dan 5. Peran pengambilan keputusan

I. Sifat Pemimpin Yang Baik dan Unggul

G.R. Terry dalam Kartini Kartono (2011), mengemukakan 10 (sepuluh) sifat pemimpin yang unggul;

1. Kekuatan

Kekuatan badaniah dan rohania merupakan syarat pokok bagi pemimpin yang harus bekerja lama dan berat pada waktu waktu yang lama serta tidak teratur, dan di tengah tengah situasi situasi yang sering tidak

menentu. Oleh karna itu ausdauer atau daya tahan untuk mengatasi berbagai rintangan adalah syarat yang harus ada pada pemimpin. 2. Stabilitas emosi.

Pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil. Artinya dia tidak mudah marah, tersinggung perasaan, dan tidak meledak-ledak secara emosional . ia menghormati martabak orang lain, toleran terhadap kelemahan orang lain dan bisa memaafkan kesalahan-kesalahan yang tidak terlalu prinsipil. Semua itu di arahkan untuk mencapai untuk mencapai lingkungan sosial yang rukun damai, harmonis, dan

menyenangkan.

3. Pengatahuan tentang relasi insani

Salah satu tugas pokok pemimpin ialah memajukan dan mengembangkan semua bakat serta potensi anak buah, untuk bisa bersama-sama maju dan mengecap kesejahteraan. Karena itu pemimpin di harapkan memiliki memiliki pengatahuan tentang sifat, watak dan perilaku anggota kelompoknya, agar ia bisa menilai kelebihan dan kelemahan/ keterbatasan pengikutnya, yang di sesuaikan dengan tugas-tugas atau pekerjaan yang akan di berikan pada masing-masing individu.

4. Kejujuran

Pemimpin yang baik itu harus memiliki kejujuran yang tinggi yaitu jujur pada diri sendiri dan pada orang lain(terutama bawahannya). Dia selalu menepati janji, tidak “selingkuh” atau munafik, dapat di percaya, dan berlaku adil terhadap semua orang.

5. Objektif

Pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang bersih, supaya objektif(tidak subjektif berdasar prasangka sendiri). Dia akan mencari bukti-bukti nyata dan sebab musabab setiap kejadian dan memberikan alasan yang rasional atas penolakannya.

6. Dorongan pribadi

Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari dalam hati sanubari sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasrat sendiri untuk memberikan pelayanan dan pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak.

7. Keterampilan berkomunikasi

Pemimpin di harapkan mahir menulis dan berbicara; mudah menangkap maksud orang lain, cepat menangkap esensi pernyataan orang luar dan mudah memahami maksud para anggotanya. Juga pandai mengkoordinasikan macam-macam sumber tenaga manusia, dan mahir mengintegrasikan pelbagai opini serta aliran yang berbeda- beda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan.

8. Kemampuan mengajar

Pemimpin yang baik itu di harapkan juga menjadi guru yang baik. Mengajar itu adalah membawa siswa(orang yang belajar) secara sistematis dan intensional pada sasaran-sasaran tertentu, guna mengembangkan pengetahuan, keterampilan/kemahiran tekhnis tertentu, dan menambah pengalaman mereka. Yang di tuju ialah agar para pengikutnya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.

9. Keterampilan sosial

Pemimpin juga di harapkan memiliki kemampuan untuk “mengelola” manusia, agar mereka dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Pemimpin dapat mengenali segi-segi kelemahan dan kekuatan setiap anggotanya, agar bisa ditempatkan pada tugas-tugas yang cocok dengan pembawaan masing-masing. Pemimpin juga mampu mendorong setiap orang yang dibawahinya untuk berusaha dan mengembangkan diri dengan cara-caranya sendiri yang di anggap paling cocok.

Dia bersikap ramah, terbuka, dan mudah menjalin persahabatan berdasarkan rasa saling percaya-mempercayai. Dia menghargai pendapat orang lain, untuk bisa mempupuk kerja sama yang baik dalam suasana rukun dan damai.

10. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial

tertentu. Juga memiliki kemahiran manajerial untuk membuat rencana, mengelola, menganalisis keadaan, membuat keputusan, mengarahkan, mengontrol, dan memperbaiki situasi yang tidak mapan. Tujuan semua ini ialah tercapainya efektivitas kerja, keuntungan maksimal, dan kebahagiaan-kesejahteraan anggota sebanyak-banyaknya.

Sedangkan menurut P. Siagian (2003) mengemukakan bahwa tugas terpenting dan terutama dari seorang pemimpin ialah untuk memimpin orang, memimpin pelaksanaan pekerjaan, dan memanfaatkan sumber- sumber materil secara maksimal. Untuk melaksanakan tugas itu dengan baik, seorang pemimpin harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Memiliki kondisi fisik yang sehat dengan tugasnya .tugas kepemimipinan tertentu menuntut sifat kesehatan tertentu pula. Misalnya, seorang yang menurut ukyran biasa sehat, akan tetapi berkecemata, menjadi tidak sehat untuk suatu tugas tertentu.

2. Berpengetahuan luas, berpengetahuan luas tidak selalu dapat diidentikkan dengan berpendidikan tinggi. Ada sekolompok orang yang meskipun pendidikan tinggi, pandangannya masih sempit, yaitu terbatas kepada bidang keahlian saja. Sebaliknya banyak orang yang tidak berpendidikan tinggi, akan tetapi karena pengalamannya dan kemauan kerasnya untuk self devefloment memiliki pengetahuan yang

luas tentang banyak hal.

3. Mempunyai kenyakinan bahwa organisasi akan berhasil mencapai tujuan yang telah di tentukan melalui dan berkat kepemimpinannya. Kepercayaan pada diri sendiri merupakan modal yang besar dan penting artinya bagi seorang pemimpin. Tanpa kenyakinan itu dalam tindakannya ia kelihatan sering ragu-ragu.

4. Mengetaui dengan jelas sifat hakiki dan komleksitas dari tujuan yang hendak di capai. Pada umumnya, semakin besar suatu organisasi semakin rumit pula sifat dan ruang lingkup tujuan yang hendak di capai dan semakin kompleks pula kegiatan-kegiatan yang harus di laksanakan untuk mencapai tujuan itu.

5. Memiliki stamina (daya kerja) dan antusiasme yang besar. Pekerjaan memimpin pada dasarnya adalah pekerjaan mental yang tidak di mulai pada waktu ia tiba di kamar kerjanya di pagi hari, dan dapat di hentikan pada waktu pemimpin itu mau pulang ke rumahnya pada siang atau sore hari. Di samping itu stamina bekerja sangat di perlukan karena tekanan yang dihadapi oleh seseorang yang menjadi pelaksana

biasa pada umunya lebih kecil jika dibandingkan dengan tekanan yang dihadapi oleh seorng yang menduduki jabatan pimpinan. Tambahan pula, semakin tinggi kedudukan seseorang, dia semakin “kesepian” dalam melaksanakan tugasnya.

6. Gemar dan cepat mengambil keputusan. Karena tugas terpenting dari seorang pemimpin adalah untuk mengambil keputusan yang harus dilaksanakan oleh orang lain, maka ia harus mempunyai keberanian mengambil keputusan dengan cepat, terutama dalam keadaan darurat yang tidak dapat menunggu. Penundaan pengambilan keputusan pada hakikatnya merupakan suatu kelemahan yang tidak boleh dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik.

7. Objektif dalam arti dapat dikuasai emosi dan lebih banyak mempergunakan rasio. Seorang pemimpin yang emosional akan kehilangan objektivitasnya karena tindakannya tidak didasarkan lagi pada akal sehat, akan tetapi lebih didasarkan atas pertimbangan

personal likes and dislikes,baik terhadp seseorang, maupun terhadap penggunaan alat-alat yang dierlukan.

8. Adil dalam memperlakukan bawaan. Juga keadilan yang dimaksud dengan ”keadilan” di sini ialah kemampuan memperlakukan bawahan atas dasar kapasitas kerja bawahan itu, terlepas dari pandangan- pandangan kedaerahan, kesukuan, kepartaian, ikatan kelarga, dan lain sebagainya. Juga keadilan di sini berarti kesanggupan untuk mengenal dan mengkompensasikan pelaksanaan tugas yang baik oleh bawahan dan kemampuan memberikan koreksi dan bimbingan kepada bawahan yang kurang cakap. Seorang pemimpin yang dalam menggerakkan bawahannya selalu atau sering bersifat puntif tidak dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin yang baik.

9. Menguasai prinsip-prinsip human relations. karena human relations

adalah inti kepemimpinan, maka seorang pemimpin yang baik harus dapat merumuskan perhatian, tindakan dan kebijaksanaannya,

kepada pembinaan teamwork yang intim dan harmonis. Hal ini pula

berarti kemampuan untuk membedakan manusia dengan alat-alat produksi lainnya.

10. Menguasai teknik-teknik berkomunikasi. Dengan pihak lain bawahan, sesama atasan dan pihak luar-baik tertulis maupun secara lisan sangat penting karena memalui saluran-saluran komunikasilah instruksi, nasehat, saran, ide, berita, informasi, dan bimbingan disampaikan. Menguasai teknik-teknik berkomunikasi sekaligus bertipula penguasaan

terhadap bahasa yang biasa dipergunakan dimalam organisasi. Seseorang yang gugup merupakan manifestasi ketidak mampuan berkomunikasi dengan orang atau pihak lain.

11. Dapat dan mampu bertindak sebagai penasehat, guru, dan kepal terhadap bawahannya tegantung atas situasi dan masalah yang dihadapi. Dalam hubungan ini harus diperhatikan pula sifat-sifat

bawahan yang dihadapi itu,

12. Mempunyai gambaran yang mengeluruh tentang semua aspek kegiatan organisasi. Seorang pemimpin yang baik tidak boleh menganakemaskan sesuatu bagian di dalam organisasi dan menganaktirikan orang lain. Dalam arti inilah seorang pemimpin menjadi seorang generalist. Harus ditambahkan bahwa tidak ada seorang manusiapun yang serta- merta memiliki semua ciri-ciri tersebut di atas. Karena itu sangat penting bagi seorang pemimpin untuk menganalisis diri sendiri untuk meihat ciri-ciri kepemimpinan apa yang telah dimilikinya dan ciri-ciri apa yang masih perlu dikembangkannya melalui pendidikan, baik pendidikan yang bersifat formal maupun- dan terutama-yang bersifat informal.

Dalam dokumen ADMINISTRASI DAN PELAYANAN PUBLIK Antara (Halaman 134-139)