• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

Dalam dokumen ADMINISTRASI DAN PELAYANAN PUBLIK Antara (Halaman 191-196)

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Teknik Simple Random Sampling

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah; mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah (Sugiyono, 2013:147). Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari responden atau sumber data lain terkumpul. Data yang telah terkumpul dilakukan analisis regresi berganda dengan bantuan program

SPSS 21.0 for windows. Hasil analisis berupa statistik deskriptif, uji kualitas

data, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis. Data hasil penelitian dianalisis dengan alat statistik yang terdiri dari.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif yaitu digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2009:169).

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik responden meliputi; tingkat pendidikan, usia, dan jenis kelamin. Selain itu, analisis statistik deskrpitif juga digunakan untuk menjelaskan tanggapan responden terhadap variabel penelitian meliputi pengaruh penerapan prinsip- prinsip pelayanan publik dan kinerja terhadap kualitas pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik. Perhitungan dalam analisis statistik inferensial dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS versi 21.

2. Uji Kualitas Data (Uji Validitas dan Uji Reliabilitas)

Untuk menguji kualitas data dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu item dalam kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Model pengujian menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation) untuk menguji validitas internal setiap item pernyataan kuesioner yang disusun dalam bentuk skala. Untuk menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak, maka para ahli menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah ítem. Artinya, sama atau lebih besar dari 0,25 atau 0,30 mengindikasikan item tersebut memiliki validitas yang memadai

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur konsistensi suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥ 0.60.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian menggunakan uji regresi berganda, terlebih dahulu data penelitian harus memenuhi syarat asumsi klasik, yakni uji normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a. jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regrasi tidak memenuhi asumsi normalitas

4. Model Regresi dan Pengujian Hipotesis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yaitu melihat penerapan prinsip-prinsip pelayanan publik

bersama dengan kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sidenreng Rappang. Model regresi yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Model Penelitian

Prinsip-Prinsip Pelayanan X1 X1,X2

Kualitas

Y

Kinerja X2

Berdasarkan model penelitian di atas, maka dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut:

Y = α + βX + ε Keterangan:

Y = Kualitas layanan α = Bilangan konstanta β = Koefisien arah regresi X = Prinsip-prinsip pelayanan

ε = Kesalahan pengganggu (error term)

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel dependen diasumsikan random atau stokastik, yang berarti mempunyai distribusi probabilistik. Variabel independen diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang).

Presesi (ketepatan) fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual

dapat diukur dari nilai goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya

ini dapat diukur dari nilai statistik f, nilai statistik t, dan nilai koefisien determinasi. Uji Statistik f digunakan menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai satistik F disebut signifikan

apabila f-hitung < 0.05, atau apabila nilai F-hitung > f-tabel.

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen. Perhitungan nilai statistik t disebut signifikan secara

statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak), dan disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana H0 diterima. Atau dengan membandingkan

tingkat signifikansi t dengan 0.05 (α = 5%) atau membandingkan antara

f-hitung dengan t-tabel. Apabila tingkat signifikansi f-hitung < 0.05, atau

apabila nilai f-hitung > t-tabel, maka hipotesis diterima.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai r2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Namun, besar kecilnya r2 tidak dapat dijadikan alasan bahwa model tersebut “baik”, sebab besar kecilnya nilai r2 tergantung pada jumlah variabel bebas yang digunakan. Semakin banyak variabel bebas, maka r2 semakin besar.

Langkah terakhir adalah mendiskripsikan hasil analisis data sehingga pada akhirnya dapat ditarik sebuah kesimpulan. Data yang diperoleh melalui kuesioner dianalisis dengan menggunakan model Skala Likert yang telah dimodifikasi oleh penulis.

Menurut Sugiyono menyatakan bahwa, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan model skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan.

Berpedoman pada pengertian diatas, dalam penentuan kualitas jawaban, penulis akan menggunakan standar nilai yaitu :

1. Untuk jawaban (a) bobot nilai 5 2. Untuk jawaban (b) bobot nilai 4 3. Untuk jawaban (c) bobot nilai 3 4. Untuk jawaban (d) bobot nilai 2 5. Untuk jawaban (e) bobot nilai 1 Maka :

Item instrument (Variabel Bebas) yang digunakan dalam model skala Likert yang telah dimodifikasi oleh penulis, adalah :

1. Sangat tidak sesuai, diberi skor = 1 2. Tidak sesuai, diberi skor = 2 3. Kurang sesuai, diberi skor = 3 4. Sesuai, diberi skor = 4 5. Sangat sesuai, diberi skor = 5

Item instrument (Variabel Terikat) yang digunakan dalam model skala Likert adalah.

1. Sangat tidak sesuai, diberi skor = 1 2. Tidak sesuai, diberi skor = 2 3. Kurang sesuai, diberi skor = 3 4. Sesuai, diberi skor = 4 5. Sangat sesuai, diberi skor = 5

Dalam penentuan kriteria hasil skor (x), perlu adanya penentuan skala interval dalam menentukan kriteria jawaban responden, menurut Nazir (2005) bahwa untuk mencari jumlah interval menggunakan rumus sebagai berikut :

Maka:

5 1

I

0,8

5

=

=

Jadi jumlah Intervalnya (I) adalah 0,8, jarak dari terendah 1,00 hingga tertinggi 5,00. Dengan demikian dapat diketahui kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval, yaitu :

1. Rata-rata skor (x) 4,21 - 5,00 kriteria sangat sesuai / sangat baik 2. Rata-rata skor (x) 3,41 - 4,20 kriteria sesuai / baik

3. Rata-rata skor (x) 2,61 - 3,40 kriteria kurang sesuai / kurang baik 4. Rata-rata skor (x) 1,81 - 2,60 kriteria tidak sesuai / tidak baik 5. Rata-rata skor (x) 1,00 - 1,80 kriteria sangat tidak sesuai / sangat

tidak baik

Dalam penentuan kriteria rata-rata persentase (x), perlu adanya penentuan skala interval dalam menentukan rata-rata persentase, menurut Nasir bahwa rumus untuk mencari interval adalah sebagai berikut :

Maka:

( )

1005

20

5

Interval I

=

=

Jadi Intervalnya (I) adalah 20, jarak dari terendah 0% hingga tertinggi 100%. Dengan demikian dapat diketahui kriteria rata-rata persentase berdasarkan interval :

1. Rata-rata persentase 81% - 100% kriteria Sangat Sesuai / sangat baik 2. Rata-rata persentase 61% - 80% kriteria Sesuai / baik

3. Rata-rata persentase 41% - 60% kriteria Kurang Sesuai / kurang baik 4. Rata-rata persentase 21% - 40% kriteria Tidak Sesuai / tidak baik 5. Rata-rata persentase 0% - 20% kriteria Sangat Tidak Sesuai / sangat tidak baik

Setelah itu, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dan interprensi dengan tujuan untuk mengetahui dan menggambarkan gejala- gejala yang timbul atau terjadi pada obyek penelitian

I. Hasil Penelitian (Analisis Data)

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dengan menginterprestasikan nilai rata-rata dari masing-masing indikator pada variabel penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai indikator apa saja yang membangun konsep model penelitian secara keseluruhan.

Dasar interpretasi nilai rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu pada interpretasi skor yang digunakan oleh Stevens. J (2001) dalam Lahibu Tuwu (2012:179) sebagaimana digambarkan pada tabel berikut ini :

Dalam dokumen ADMINISTRASI DAN PELAYANAN PUBLIK Antara (Halaman 191-196)