• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.3. Fungsi dan Tujuan Humas

Mengenai fungsi Humas menurut Edward L. bernary, dalam bukunya Public Relations, University of Oklahoma Press yang menjelaskan bahwa Humas tersebut memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

b. Melakukan presuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung.

c. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan atau lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat dan sebaliknya.(Ruslan, 2002:20)

Sementara itu fungsi Humas menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Ralations Principles And Problems mengungkapkan tiga fungsi purel yakni:

a. Mengabdi pada kepentingan umum (it should serve the public interest) b. Memelihara komunkasi yang baik (maintain good communication)

c. Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik (stress good morals and manners) (Effendy, 2009:137)

Fungsi Humas menurut Cutlip & Center dalam (Ruslan,2002:20):

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Membina hubungan harmonis antar organisasi dengan publik baik internal maupun eksternal.

c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebar informasi dari orgaisas kepada publik dengan menyalurkan opini publik kepada organisasi d. Melayani publik untuk menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.

Fungsi Humas rumah sakit tidak banyak berbeda dengan fungsi Humas pada perusahaan lainnya. Walaupun pada dasarnya kegiatan Humas rumah sakit lebih banyak ditujukan untuk membina hubungan baik dengan masyarakat atau pasien.

Selain itu pula hendaknya fungsi Humas juga dapat membina hubungan baik perusahaan dengan karyawan dan pemegang saham. Dengan demikian maka hubungan yang baik antar rumah sakit dengan publiknya dapat terjalin hubungan yang harmonis.

Dari uraian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa Humas tidak lain adalah suatu cara atau metode untuk membina hubungan baik (good relations) dengan publik internal (karyawan) dan publik eksternal (masyarakat luas, pasien) serta pemegang saham. Dengan harapan dapat tercapainya hubungan yang harmonis dan tidak menimbulkan gejolak ketidakpuasan yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan. Hubungan yang baik juga dapat diharapkan dari pihak rumah sakit supaya masyarakat semakin percaya dan puas dengan pelayanan yang telah diberikan.

2. 4. Peran Humas

Menurut Dozier & Broom dalam rosady ruslan 2002 bahwa peranan Public Relations dibagi empat kategori dalam suatu organisasi, yaitu sebagi berikut:

a. Expert presciber

Sebagi praktisi ahli public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencari solusi dalam menyelesaikan

masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi ahli PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dan pasiennya, sehingga pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari ahli PR (expert presciber) yang memilki pengalaman dan keterampilan tinggi dalam memecahkan serta mengatasi persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.

b. Communication fasilitator

Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut yang dilaksanakan oleh PR bersangkutan dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.

c. Problem solving process fasilitator

Peranan praktisi PR dalam hal proses pemecahan persoalan public relations ini, merupakan bagian tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.

d. Technician communication

Dalam peranan communication technician sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization dan sisitem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Begitu juga arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya (employee relations and communication media model).

2. 5. Ciri-Ciri Kerja Humas

Berfungsi tidaknya Humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang menunjukkan ciri-cirinya. Ciri-ciri Humas menurut Effendy (2006;24) adalah sebagai berikut:

a. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik.

b. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu oraganisasi.

c. Publik menjadi sasaran kegiatan Humas adalah publik ekstern maupun intern.

d. Operasionalisasi Humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik.

2. 6. Jenis program Humas

Suatu program Humas baik itu berjangka panjang atau pendek harus direncanakan secara cermat dan hati-hati dengan sedemikian rupa, sehingga akan diperoleh hasil yang nyata. Tanpa adanya suatu program yang terencana, praktisi Humas akan terpaksa beroperasi secara instingtif, sehinga mudah kehilangan arah.

Dapat berakibat munculnya godaan mengerjakan hal-hal baru, sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan.

Program Humas berdasarkan sasaran khalayak yang dimaksud oleh Frank Jefkins (1996;172) terbagi dua, yakni:

a. Program Humas internal: program ini ditujukan pada publik internal perusahaan yaitu para pemegang saham, pihak manajemen dan top executive, para karyawan dan keluarga.

Seorang praktisi Humas harus bisa menjalin komunikasi internal dengan baik.

Hal ini seperti diungkapkan Mike Beard (2004;18) dalam bukunya Manajemen Departemen Public Relations.

“Komunikasi internal berkenaan dengan hubungan antara satu perusahaan atau organisasi dengan karyawannya. Manajemen serupa dapat diterapkan dalam komunikasi dengan para anggota sukarelawan yang didalam, katakanlah sebuah badan professional atau yayasan amal. Tujuan utamanya adalah memfasilitasi proses perekrutan dan memelihara pekerja berkualitas-tinggi yang mampu

memberikan kontribusu positif terhadap organisasi. Tujuan lainnya adalah untuk meyakinkan bahwa para pekerja tersebut akan selalu mendapatkan informasi dengan baik sehingga kinerja dan kepuasan kerja dapat dimaksimalkan. Rasa keterlibatan dan rasa kepemilikan di kalangan pekerja menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan dan menjunjung keberhasilan”.

b. Program Humas eksternal: program ini ditujukan pada publik eksternal perusahaan yaitu para konsumen, penyalur, pemasok, bank, pemerintah, pesaing, komunitas, pers, dan ain-lain.

Program-program yang dilakukan public relations di sebuah rumah sakit seperti perencanaan program The Lancaster, Pensylvania, General Hospital menurut Cutlip & Center adalah sebagai berikut (1985:478):

a. Employe Relationship

Humas memberikan pengarahan kepada karyawan baru pada hari pertama bekerja dengan mengenalkan situasi rumah sakit, memberikan brosur atau buku panduan. Menjalin hubungan dengan para karyawan memberikan informasi mengenai perkembangan perusahaan pada mereka melalui terbitan mingguan, papan pengumuman, diskusi panel, percakapan singkat dan sebagainya.

Memberikan dorongan dan pengertian kepada mereka melalui pemberian gaji yang sesuai, kebijakan liburan (cuti), program keamanan, adanya dewan pegawai yang semuanya itu sebagai saluran komunikasi antara pihak manajemen dengan para staff. Mengadakan waktu kunjungan bagi keluarga karyawan untuk mengenal lingkungan rumah sakit dan menempatkan karyawan sebagai pembicara.

b. Volunteer Groups

Humas menjalin hubungan dengan para pekerja sukarela dan para donator dengan menginformasikan dan mengilhaminya dengan suatu kesadaran mengenai keikutsertaan mereka dalam proyek atau kebijakan rumah sakit.

c. Medical Staff

Suatu pendapat dari para staff adalah penting untuk pelayanan terbaik dalam perkembangan rumah sakit akan nyata dan jelas terlihat suatau hubugan kerja antara para staff dengan dewan pengurus rumah sakit melalui sebuah organisasi staf. Staff rumah sakit dan publik internal lainnya telah sepenuhnya menyadari dan mempelajari pentingnya Humas bagi hasil pekerjaan mereka.

d. Patiens

Sebuah rumah sakit sosial merupakan kebutuhan publik. Oleh karena itu sangat perlu kiranya memberikan rasa aman bagi para pasien yang berobat, memahami dan menghargai keinginan para pasien, menjelaskan tentang rumah sakit kepada mereka, meyakinkan pasien bahwa tugas rumah sakit adalah melayani kepentingan publik tersebut. Semua itu dengan tujuan untuk meraih pengertian dan pengharagaan publik.

2. 7. Pelaksanaan Program Humas

Humas adalah suatu bentuk aktivitas dan sekaligus merupakan proses komunikasi. Oleh karena itu diperlukan tahap tahap yang memungkinkan proses dan aktivitas Humas dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan program Humas berhubungan erat dengan tahap-tahap dalam proses Humas.

Menrut Scott M Cutlip & Allen H. Canter terdapat empat proses acuan untuk pelaksanaan program kerja keHumasan, dalam (Ruslan, 2002;149) yaitu sebagai berikut:

a. Research and Listening (penalitian dan Mendengarkan)

Dalam tahap ini, penelitian yang berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu organisasi. Kemudian melakukan pengevaluasian dari fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan berikutnya. Pada tahap ini akan menetapkan suatau fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu What’s our problems ? (Apa yang menjadi Problem kita).

b. Planning Decision (perencanaan dan pengambilan keputusan)

Tahap ini memberikan sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta termasuk penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak yang berkepentingan:

Here’s we can do ? (Apa yang mesti kita kerjakan).

c. Communication Action (mengkomunikasikan dan pelaksanaan)

Tahap ini adalah menjelaskan sekaligus mendramatisirkan informasi mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan, sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif untuk dapat mempengaruhi bagi pihak-pihak yang

dianggap penting berpotensi dalam upaya memberikan dukungan sepenuhnya:

Here’s shat did and why ? (apa yang telah kita lakukan dan mengapa begitu).

d. Evaluation (mengevaluasi)

Pada tahap ini, pihak public relations/Humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas Humas lainnya yang telah dilaksanakan, serta keefektifan dari teknik-teknik manajemen, dan komunikasi yang telah dipergunakan: How did we do ? (bagaimana kita telah melaksanakannya).

2. 8. Humas dalam Organisasi

Terdapat dua jenis organisasi yaitu organisasi bertujuan mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya (profit oriented) dan organisasi yang bergerak di bidang sosial atau kesejahteraan masyarakat (non profit oriented) sedangkan pengertian dari organisasi itu sendiri ada dua, yakni:

a. Menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah atu perkumpulan olah raga.

b. Berkenan dengan proses organisasi sebagai suatu cara dimana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Pengorganisasian merupakan proses penyesuaian struktur organisasi yang sesuia dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. (Handoko, 1995;167)

Proses pengorganisasian rumah sakit dapat dilihat dan diketahui dari peran rumah sakit tersebut. Rumah sakit sebagai tempat penampungan orang (pasien) dengan gangguan kesehatan yang memerlukan asuhan rawat inap, merupakan konsentrasi segala jenis ahli kesehatan dan dokter yang penuh keahlian, tempat konsentrasi segala peralatandan perangkat kesehatan serta kedokteran modern.

Terdapat perbedaan Humas dalam sebuah organisasi yang mengutamakan keuntungan sebanyak-banyaknya (profit oriented) dan terdapat Humas dalam

organisasi yang bergerak di bidang sosial atau kesejahteraan masyarakat (non profit oriented).

2. 8. 1. Humas Organisasi Profit Oriented

Istilah perusahaan disini mengandung makna yang luas, berarti business, company, firma, agency dan lain-lain organisasi yang manajemennya berusaha memperoleh keuntungan financial. Dasar utama kegiatan organisai bisnis adalah meraih keuntungan yang besar. Oleh karena itu perusahaan memiliki kekhasan dalam sifat fungsi dan tujuannya, maka Humas perusahaan mempunyai kekhasan pula, meskipun dalam aspek-aspek tertentu terdapat persamaan dengan jenis-jenis hubungan masyarakat. Dasar utama kegiatan organisasi bisnis adalah meraih keuntungan yang besar.

Setiap perusahaan memiliki karyawan dan publik tersendiri yang berperan penting dalam kemajuan perusahaan tersebut. Rumah sakit dengan para pasien dan dokternya. Univeritas dengan para mahasisiwa dan alumninya. Perusahaan bisnis memiliki para investor, pelanggan dan calon pelanggan sebagai publik utama. Jika pemegang saham menarik modalnya bisnis akan berhenti dan jika para pelanggan tidak membeli produk atau jasa perusahaan tersebut dapat bangkrut.

Humas untuk bisnis harus melakukan usaha yang lebih dari sekedar memenuhi keinginan dan kebutuhan para karyawan dan relasinya. Ia harus dapat menciptakan lingkungan dimana para pemilik atau para investor merasa puas dan mau mengembalikan modal mereka. Ia harus mampu menarik pelanggan baru dan berusaha membuat pelanggan merasa puas akan produk atau jasa yang diberikan.

Humas pada organisasi profit oriented mengutamakan fungsi organisasi sebagai suat usaha dengan pembiayaan efektif dan mencapai kesuksesan dalam persaingan. Jadi sifat persaingan dan keuntungan meraih keuntungan pada bisnis membuat aktivitas Humas menghadapi permintaan yang luar biasa.

2. 8. 2. Humas Organisasi Non Profit Oriented

Organisasi non profit menggunakan pendekatan pemrograman Humas beragam taktik, namun yang paling dominan adalah mempromosikan pelayanan publik. Organisasi kesehatan, yayasan kesejahteraan sosial, institusi pendidikan sangat tergantung dengan dukungan publik. Sering kali mereka harus berhadapan dengan faktor ekonomi, aspek sosial, politik dan budaya yang membutuhkan upaya Humas. Menurut Cutlip tujuan Humas organisasi non profit meliputi (2006:507):

a. Mendefinisikan/memberikan “brand organisasi”, mendapat penerimaan misinya dan melindungi reputasinya.

b. Mengembangkan saluran komunikasi dengan pihak-pihak yang dilayani organisasi.

c. Menciptakan dan memelihara iklim yang baik untuk mengumpulkan dana.

d. Mendukung pengembangan dan kebijakan publik yang cocok untuk misi organisasi.

e. Memberi informasi dan motivasi konstituen organisasional utama (seperti karyawan, sukarelawan, komisaris) untuk mengabdikan diri mereka dan bekerja secara produktif dalam mendukung misi, tujuan dan sasaran organisasi.

Rumah sakit sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial atau kesejahteraan masyarakat sering juga disebut sebagai organisasi non profit oriented karena tujuan utamanya tidak mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tetapi

memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat luas atau publiknya. Dengan bidang usaha di sektor jasa bagi penyembuhan anggota masyarakat yang sakit, maka rumah sakit lebih banyak berfungsi sebagai organisasi yang berorientasi sosial dari pada bisnis.

Sama halnya dengan organisai lain, rumah sakit juga memerlukan seorang petugas Humas. Organisasi seperti rumah sakit telah meningkatkan Humas dalam tingkat manajemennya. Salah satu alasan mendasar adalah para karyawan rumah sakit di bagian medis ataupun admistrasi cenderung mendapat sorotan dari masyarakat adalah sebagai orang-orang yang kaku, dingin, tidak ramah, angkuh, dan kurang profesional. Oleh karena itu para profesional di bidang kesehatan dan kedokteran merasa perlu menerima keberadaan Humas sebagai bagian penting dalam praktek kesehatan.

Fungsi Humas adalah menjaga keselarasan hubungan antara organisasi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengannya. sebagi organisasi sosial, rumah sakit menekankan pembinaan hubungan baiknya dengan publik eksternal, yaitu dengan para pasiennya. Karena pada organisasi yang bergerak dibidang jasa, maka persoalan di sekitar pelayanan merupakan hal yang paling utama. Itu semua menunjukan unsur manusia berperan sebagai penggerak mekanisme pelayanan. Maka persoalan internal juga berperan penting dan juga berpengaruh pada publik eksternal. Terjalinnya hubungan yang positif antara pihak organisasi dengan karyawan yang ada di dalamnya merupakan potensi bagi terbentuknya citra positif.

2. 9. Humas Dalam Rumah Sakit

Humas dibuat dan dibentuk oleh perusahaan berfungsi untuk mempermudah pelaksanan dan memperlancar kegiatan-kegiatan dan pelaksanaan fungsi kinerja yang ada dalam perusahaan tersebut. Adapun kegiatan Humas adalah mengembangkan atau merangsang hubungan baik antara publik intern perusahaan dengan publik ekstern perusahaan yang berhubungan baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan perusahaan atau sering disebut stakeholder. Dalam Cutlip And Canter menyatakan bahwa kebutuhan dan keberadaan Humas di rumah sakit disebabkan oleh bebrapa hal (1985:5):

a. Semakin banyak nya tuntutan publik terhadap kepuasan pelanggan rumah sakit.

b. Protes pasien terhadap harga atau biaya rumah sakit yang membumbung tinggi.

c. Adanya praktisi Public Relations yang memberikan layanan jasa bagi asuransi kesehatan.

d. Kebutuhan rumah sakit untuk menjaga hubungan dengan publik rumah sakit.

2. 10. Penelitian Sebelumnya

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan beberapa refrensi dan berbagai sumber. Salah satu refrensi yang digunakan oleh peneliti adalah dengan membaca dan mempelajari penelitian sebelumnya yang hampir sama. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mempunyai kemiripan dengan beberapa peneliti sebelumnya yang pernah dilakukan, atas dasar sebagai pijakan dari penelitian yang dilakukan penulis maka perlu sedikit diuraikan tentang penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebagai pembanding. Penelitian dahulu yang pernah dilakukan yang sejenis dengan penelitian ini adalah:

a. Cyber Public Repations Dalam Meningkatkan Citra (Studi Kualitatif kegiatan Cyber PR melalui website Rumah Sakit Islam Klaten Tahun 2011) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Puji Lindarwati

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan menjelaskan kegiatan-kegiatan cyber PR melalui website yang dilakukan oleh Humas Rumah Skit Islam Klaten sebagai gerbang layanan publik secara online, dalam melihat ketertarikan publik terhadap Rumah Sakit Islam Klaten sebagai tempat pemeriksaan kesehatan. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah internet dapat digunakan sebagai alat yang efektif, interaktif dan efisien dalam menunjang aktivitas Humas Rumah Sakit Islama Klaten dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung dari web Rumah Sakit Islam Klaten, media yang digunakan untuk menunjang aktivitas Cyber PR dengan mengkombinasikan antara media cetak dengan teknologi internet sehingga isi dari situs website hanya didominasi kegiatan internal rumah sakit sehingga pelanggan yang akan mengakses web Rumah Sakit Islama Klaten kurang begitu berminat.

b. Peran Humas POLDA DIY Dalam Upaya Meningkatkan Citra Positif Kepolisian Di Benak Publik

Ernia Putri Pratiwi

Tujuan dari penelitian yang dilakukan Ernia Putri Pratiwi adalah ingin mengetahui peran dan mengetahui efektifitas program-program yang telah dilakukan oleh Humas polda DIY dalam usaha untuk meningkatkan citra positif kepolisian. Penelitian ini lebih berkonsentrasi pada peran dan fungsi yang dimiliki intitusi Polri agar menjadi lebih baik, karena saat ini citra kepolisian di benak masyarakat dirasa semakin menurun. Peran yang dilakukan Humas polda DIY cukup baik terutama dalam meningkatkan komunikasi internal dan eksternal guna membangun citra positif terhadap Polri. Dengan adanya peran dari Humas Polda yang efektif dengan selalu berupaya mernyampaikan informasi secara tepat kepada public, penyampaian informasi yang baik dapat mempengaruhi persepsi public terhadap Polri.

c. Peran Public Relations Rumah Sakit Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan (Study Deskriptif Tentang Peran Public Relations dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta)

Puji Slamet Haryanto

Penelitian yang dilakukan Puji Slamet Haryanto memiliki tujuan untuk mengetahui peran Public Relations, mengtahui tugas-tugas yang dijalankan public relations, dan mengetahui aktivitas yang dijalankan baik internal maupun public relations dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit Dr.

Moewardi Surakarta. Penelitian ini lebih mengedepankan pada bagaimana cara public relations rumah sakit Dr. Moewardi dalam meningkatkan Kualitas pelayanan rumah sakit. Peran public relations yang dilakukan di rumah sakit Dr.

Moewardi Surakarta dalam meningkatkan kualitas pelayanan, merupakan peran menjaga mutu pelayanan dalam mendapatkan image positif dari masyarakat.

Peran ini berupa peran internal dan peran eksternal public relation.

Penelitian yang ingin dilakuakan penulis adalah ingin mengetahui lebih dalam tentang peran dari Humas Rumah Sakit Islam Klaten dalam meningkatkan citra sebagai rumah sakit bagi semua kalangan. Menggunakan penelitian Puji Slamet Haryanto sebagai dasar bagaimana peranan dari public relation rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai peran apa saja dari Humas Rumah Sakit Islam Klaten dalam meningkatkan citra sebagai rumah sakit bagi semua kalangan, meski penelitian yang dilakukan penulis di perusahaan yang berbeda. Penulis ingin mendapatkan hasil penelitian yang lebih terarah tentang peran Humas dalam meningkatkan citra rumah sakit agar dapat diterima oleh masyarakat dari berbagai kalangan terutama bagi kalangan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian oleh Puji Slamet Haryanto yang melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa praktisi public relations dalam meningkatkan kualitas pelayanan, merupakan peran menjaga mutu pelayanan dalam mendapatkan image positif dari masyarakat

35

METODELOGI PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang akan dipakai adalah metode deskiptif kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melului keadaan subyek/obyek pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Oleh karena itu penelitian ini dapat diwujudkan juga sebagai usaha memecahkan masalah dengan membandingkan persamaan dan perbedaan gejala yang ditemukan, mengukur dimensi suatu gejala, mengadakan klasifikasi gejala, menilai gejala, menetapkan standar, menetapkan hubungan antar gejala-gejala yang ditemukan dan lain-lain (Nawawi, 2003:63). Penelitian ini akan menyusun, menganalisis, dan mengintepretasi data yang diperoleh dari lapangan dalam menyusun penelitian.

Dokumen terkait