• Tidak ada hasil yang ditemukan

Provinsi Sumatera Barat

1. Letak Geografis, Luas, Batas Wilayah, Iklim dan Topografi

Secara astronomi Provinsi Sumatera Barat terletak antara 0o54’ Lintang Utara dan 3o30’ Lintang Selatan dan antara 98o36’-101o53’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya Provinsi Sumatera Barat terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera dan mempunyai luas wilayah sekitar 42,2 ribu Km2 atau setara 2,21 persen dari luas Republik Indonesia. Sumatera barat berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Bengkulu dan Samudera Indonesia. Alam Sumatera Barat meliputi kawasan lindung yang mencapai sekitar 50,37 persen atau sebesar 21.304,62 Km2 dari luas keseluruhan. Sedangkan lahan yang sudah termanfaatkan untuk budidaya baru tercatat sebesar 20.992,68 Km2 atau sekitar 49,63% dari kawasan seluruhnya.

Sumatera Barat mempunyai iklim tropis dengan rata-rata suhu udara 25,130C dan rata-rata kelembapan yang tinggi yaitu 86,91% dengan tekanan udara rata-rata berkisar 996,57 mb. Ketinggian permukaan daratan beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat sangat bervariasi, sebagian daerahnya berada pada dataran tinggi kecuali Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman dan Kota Padang.

Tabel 16. Jumlah Kecamatan, Nagari, Desa dan Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013

No Kabupaten/Kota

Jumlah Luas

Wilayah (Km2) Kecamatan Nagari Desa/

Kelurahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kep. Mentawai 10 - 43 6.011,35 2 Pesisir Selatan 15 182 - 5.794,95 3 Solok 14 74 - 3.738,00 4 Sijunjung 8 61 - 3.130,80 5 Tanah Datar 14 75 - 1.336,00 6 Padang Pariaman 17 60 - 1.328,79 7 Agam 16 82 - 2.232,30

8 Lima Puluh Kota 13 79 - 3.354,30

9 Pasaman 12 37 - 3.947,63 10 Solok Selatan 7 39 - 3.346,20 11 Dharmasraya 11 52 - 2.961,13 12 Pasaman Barat 11 19 - 3.887,77 13 Kota Padang 11 - 104 694,96 14 Kota Solok 2 - 13 57,34 15 Kota Sawahlunto 4 - 37 273,45

16 Kota Padang Panjang 2 - 16 23,00

17 Kota Bukittinggi 3 - 24 25,24

18 Kota Payakumbuh 5 - 76 80,43

19 Kota Pariaman 4 - 71 73,36

Total 179 760 385 42.297,30

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Barat (2014)

Secara administratif Sumatera Barat mempunyai 12 Kabupaten dan 7 Kota yang terdiri dari 179 Kecamatan, 760 Nagari, 259 Kelurahan, dan 126 Desa. Nagari merupakan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia.Seluruh wilayah administrasi Nagari berada pada wilayah kabupaten keculai untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai yang memiliki wilayah administrasi terendah berupa desa. Sedangkan daerah administrasi terendah di wilayah kota adalah desa dan kelurahan.

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten yang memilikiwilayah terluas yaitu 6,01 ribu Km2 atau sekitar 14,21% dari luas Provinsi Sumatera Barat, sedangkan kota Padang Panjang memiliki luas daerah terkecil yakni 23,0 Km2 (0,05%). Luas wilayah dan jumlah kecamatan, nagari, desa dan kelurahan di provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 16.

2. PDRB dan PDRB per Kapita

PDRB provinsi Sumatera Barat tahun 2013 menurut harga berlaku adalah sebesar Rp 28,90 triliyun, mengalami peningkatan sebesar 15,36% dari tahun 2012. Hal yang sama juga berlaku terhadap PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000 dimana PDRB provinsi Sumatera Barat mengalami peningkatan sebesar 6,18% pada tahun 2013. Sampai tahun 2013 struktur perekonomian Sumatera Barat masih didominasi oleh tiga sektor utama yakni sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa.Kontribusi sektor-sektor tersebut secara total melebihi 58 persen.PDRB provinsi Sumatera Barat menurut lapangan usaha disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. PDRB Provinsi Sumatera Barat Menurut Harga Konstan 2000 Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2011 2012*) 2013**)

1 Pertanian 9.483.414,43 9.918.252,77 10.273.538,83 2 Pertambangan/Penggalian 1.248.914,44 1.300.827,70 1.329.338,67 3 Industri Pengolahan 5.010.656,26 5.212.944,52 5.466.098,18 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 458.428,05 480.982,54 501.318,46 5 Bangunan 2.256.960,78 2.439.193,37 2.644.992,02 6 Perdagangan, Hotel &

Restauran

7.422.216,65 8.000.210,81 8.604.161,40

7 Pengangkutan dan

Komunikasi

6.271.627,48 6.794.258,99 7.353.516,23 8 Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan

2.102.910,38 2.228.548,36 2.369.668,76 9 Jasa-jasa 7.038.153,84 7.550.621,61 8.097.603,02

PDRB 41.293.349,29 43.925.820,66 46.640.235,57

Sumber: BPS Sumatera Barat Ket: *) = Angka Sementara **)

= Angka Sangat Sementara

Selama tiga tahun terakhir, PDRB per kapita Sumatera Barat memperlihatkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.Hal ini disebabkan oleh cukup tingginya peningkatan nilai nominal PDRB dan relatif rendahnya pertumbuhan penduduk Sumatera Barat.

Tabel 18. PDRB dan PDRB per kapita Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011-2013 Uraian 2011 2012*) 2013**) A PDRB (Juta Rupiah) 90.716.792,49 100.619.411,51 116.354.307,26 B Jumlah Penduduk (Ribu Orang) 4.993,10 5.000,20 5.066,50 C PDRB per Kapita (Rp) 18.389.408,79 20.123.077,38 22.965.421,35

Sumber: BPS Sumatera Barat Ket: *) = Angka Sementara **)

3. Demografi/Sumberdaya Manusia

Penduduk Sumatera Barat tahun 2013 berdasarkan hasil proyeksi penduduk sebanyak 5,07 juta orang yang terdiri dari 2,52 juta laki-laki, dan 2,55 juta perempuan. Dibandingkan tahun 2012, jumlah penduduk provinsi Sumatera Barat meningkat 1,33% atau 66,29 ribu orang. Struktur umur penduduk Sumatera Barat

termasuk kategori kelompok umur “muda” dimana persentase penduduk usia

mudanya (dibawah 15 tahun) tergolong tinggi yaitu 30,61%, sedangkan komposisi penduduk usia tua (diatas 65 tahun) hanya 5,41%.

Tingkat rata-rata kepadatan penduduk Sumatera Barat pada tahun 2013 adalah 119 orang/km2. Kepadatan penduduk tertinggi di Kota Bukittinggi yang hampir mencapai 4.685 orang per km2, sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu sekitra 13 orang/km2.Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk provinsi Sumatera Barat berdasarkan kabupaten/kota disajikan pada Tabel 18.

Tingkat rata-rata kepadatan penduduk Sumatera Barat pada tahun 2013 adalah 119 orang/km2. Kepadatan penduduk tertinggi di Kota Bukittinggi yang hampir mencapai 4.685 orang per km2, sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu sekitra 13 orang/km2.Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk provinsi Sumatera Barat berdasarkan kabupaten/kota disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19.Jumlah dan Kepadatan Penduduk Provinsi Sumatera Barat Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013.

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Kepadatan

Penduduk Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kep. Mentawai 42.503 39.337 81.840 13,61 2 Pesisir Selatan 219.125 223.556 442.681 76,39 3 Solok 176.862 181.521 358.383 95,88 4 Sijunjung 107.186 107.374 214.560 68,53 5 Tanah Datar 167.051 175.813 342.864 256,63 6 Padang Pariaman 196.873 204.017 400.890 301,70 7 Agam 230.180 238.790 468.970 210,08

8 Lima Puluh Kota 179.233 182.412 361.645 107,82

9 Pasaman 130.508 133.330 263.836 66,83 10 Solok Selatan 77.525 76.418 153.943 46,01 11 Dharmasraya 108.914 101.772 210.686 71,15 12 Pasaman Barat 198.167 197.740 392.907 101,06 13 Kota Padang 437.200 439.470 876.670 1.261,47 14 Kota Solok 31.433 32.108 63.541 1.102,38 15 Kota Sawahlunto 29.205 29.767 59.017 215,66 16 Kota Padang Panjang 24.616 24.920 49.536 2.153,74 17 Kota Bukittinggi 57.261 60.999 118.260 4.685, 42 18 Kota Payakumbuh 61.379 62.275 123.654 1.537,41 19 Kota Pariaman 40.721 41.915 82.636 1.126,44

Total 2.515.942 2.550.534 5.066.476 119,78

Jumlah penduduk usia kerja Sumatera Barat tahun 2013 mencapai 3,52 juta orang atau 64,43% dari total jumlah penduduk. Jumlah angkatan kerja mencapai 2,16 juta orang yang terdiri dari bekerja 2,01 juta orang dan pengangguran 150,8 ribu orang. Jumlah angkatan kerja terbanyak terdapat di Kota Padang yang mencapai 361,1 ribu orang, sedangkan jumlah terendah terdapat di Kota Padang Panjang yang hanya mencapai sekitar 22 ribu orang.

Tabel 20. Jumlah dan Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013

No Lapangan Usaha Penduduk %

(1) (2) (3) (4) 1 Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan 788.940 39,34 2 Pertambangan 35.030 1,75 3 Industri Pengolahan 129.539 6,46

4 Listrik, Gas & Air 4.801 0,24

5 Bangunan 98.396 4,91

6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan & Hotel

461.023 22,99

7 Angkutan, Pergudangan, Komunikasi

96.958 4,83

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah & Jasa Perusahaan

42.492 2,12

9 Jasa Kemasyarakatan 348.446 17,37

Total 2.005.625 100,00

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Barat

Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa pekerja di Sumatera Barat sebagian besar atau sekitar 39,34% bekerja di sektor Pertanian, selanjutnya 22,49% berkerja di sektor perdangangan. Sektor listrik, gas&air merupakan sektor yang memiliki jumlah pekerja terkecil di Sumatera Barat yaitu 0,24% dari total pekerja.

4. Potensi Peternakan

Jumlah Rumah Tangga Peternak di Sumatera Barat pada tahun 2013 sebesar 313.415 rumah tangga.Rumah tangga peternak terbesar terletak di kabupaten Lima Puluh Kota, Pesisir Selatan, Tanah Datar, dan Solok.Jumlah rumah tangga peternakan yang mengusahakan sapi potong berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 adalah 139.828 rumah tangga.Rumah tangga peternakan sapi potong di Sumatera Barat didominasi oleh rumah tangga dengan kepemilikan ternak 1-2 ekor.

Populasi ternak besar di Sumatera Barat didominasi oleh Sapi Potong.Sedangkan untuk ternak unggas didominasi oleh ayam ras pedaging. Tabel 22 menjelaskan bahwa populasi ternak sapi di Sumatera Barat dalam lima tahun terakhir berfluktuasi. Pada tahun 2010 mengalami peningkatan, tetapi tahun 2011 populasi ternak sapi potong Sumatera Barat menurun drastis sebesar 34,37%. Tahun 2012 populasi sapi potong meningkat lagi

sebesar 7,33%, namun kembali turun pada tahun 2013 dengan penurunan sebesar 9,63%.

Tabel 21. Populasi Ternak Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009-2013

(ribu ekor)

Sumber: BPS Sumatera Barat (2014)

Produksi daging unggas tahun 2013 provinsi Sumatera Barat tercatat sebesar 29,64 ribu ton, turun sebesar 6,13 persen dibanding tahun sebelumnya. Produksi daging sapi tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 2,04 persen dibanding tahun 2012. Sementara itu produksi daging kerbau dan kambing/domba tahun 2013 meningkat dibandingkan produksi tahun 2012 dengan peningkatan masing- masing sebesar 5,61% dan 43,53%.

Konsumsi daging di Sumatera Barat tahun 2013 sebesar 38.141 ton, turun sebesar 14,72 ton bila dibandingkan dengan angka konsumsi daging tahun 2012 sebesar 38.156 ton. Untuk konsumsi perkapita, tahun 2013 tercatat sebesar 7,67 kg/tahun. Sementara itu untuk konsumsi telur di Sumatera Barat tahun 2013 tercatat sebesar 45.424 ton, meningkat sebesar 2.812 ton dibandingkan konsumsi tahun 2012. Untuk konsumsi telur perkapita, tahun 2013 tercatat sebesar 9,14 kg/tahun. Konsumsi susu provinsi Sumatera Barat tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 375 ton disbanding tahun 2012. Konsumsi susu perkapita di Sumatera Barat tahun 2013 adalah sebesar 7,38 kg/tahun.

No Komoditi Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Sapi Perah 0,83 0,86 0,55 0,65 1,10 2 Sapi Potong 492,27 513,26 336,81 361,49 326,67 3 Kerbau 203,00 207,65 105,95 113,37 86,33 4 Kambing 254,45 259,03 248,08 257,36 256,70 5 Domba 4,52 5,74 4,66 3,58 5,54 6 Ayam Buras 5.873,48 5.130,66 5.023,67 4.872,19 4.919,28 7 Ayam Ras Pedaging 13.495.318 14.946.984 15.117.321 17.439.623 15.357.013 8 Ayam Ras Petelur 7.203.319 7.801.317 7.816.396 8.130.585 8.519.893 9 Itik 1.106.046 1.147.848 1.123.264 1.201.265 1.167.620

Daging sapi merupakan jenis daging yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Sumatera Barat. Konsumsi daging sapi adalah 34,49% dari total konsumsi daging di Sumatera Barat. Konsumsi daging provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Konsumsi Daging Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013

Jenis Daging Konsumsi

Sapi 13.154 Kerbau 1.384 Kambing 333 Domba 3 Babi 294 Kuda 13 Ayam Buras 2.960 Ayam Ras 11.445 Itik 339

Jeroan Semua Jenis 8.216

Total 38.141

Sumber: BPS Sumatera Barat (2014)

Jumlah pemotongan ternak sapi di provinsi Sumatera Barat dalam lima tahun terakhir rata-rata mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2011 jumlah pemontongan ternak sapi di provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan sebesar 11,2% dari tahun 2010. Selengkapnya jumlah pemotongan ternak sapi potong di provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Jumlah Pemotongan Ternak Sapi Potong Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009-2013

(ekor)

Tahun Jumlah Pemotongan

2009 86.028

2010 93.687

2011 83.187

2012 93.492

2013 95.452

Sumber: BPS Sumatera Barat (2014)

Kabupaten/kota yang paling banyak melakukan pemotongan ternak sapi pada tahun 2013 adalah Kota Padang diikuti Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan kabupaten/kota yang paling sedikit melakukan pemotongan ternak sapi adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Pada Tabel 24 dapat dilihat bahwa Kota Padang juga merupakan kabupaten/kota dengan produksi daging sapi terbesar, diikuti Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Dalam lima tahun terakhir, produksi daging sapi di provinsi Sumatera Barat selalu meningkat dengan rata-rata peningkatan 6,13%. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 12,49%.

Tabel 24. Jumlah Pemotongan dan Produksi Ternak Sapi Potong Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 Menurut Kabupaten/Kota

No Kabupaten/Kota Jumlah Pemotongan (Ekor) Produksi (Kg) 1 Kepulauan Mentawai 92 22.220 2 Pesisir Selatan 6.014 1.455.300 3 Solok 4.280 1.035.760 4 Sijunjung 2.668 645.700 5 Tanah Datar 9.314 2.253.900 6 Padang Pariaman 3.514 850.300 7 Agam 10.186 2.465.100

8 Lima Puluh Kota 4.170 1.009.140

9 Pasaman 4.460 1.079.320 10 Solok Selatan 1.604 388.080 11 Dharmasraya 3.135 758.780 12 Pasaman Barat 3.396 821.920 13 Kota Padang 16.523 3.998.500 14 Kota Solok 3.058 740.080 15 Kota Sawahlunto 2.683 649.220

16 Kota Padang Panjang 3.558 861.080

17 Kota Bukittinggi 8.970 2.170.740

18 Kota Payakumbuh 4.758 1.151.480

19 Kota Pariaman 3.069 742.720

Sumber: BPS Sumatera Barat (2014)

Tabel 25. Jumlah Produksi Daging Sapi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009-2013 (Kg) Tahun Produksi 2009 18.322.309 2010 20.611.200 2011 20.287.056 2012 22.637.971 2013 23.099.340

Sumber: BPS Sumatera Barat (2014)

Kesejahteraan petani peternak dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani Peternak (NTPP). Secara konsep NTPP menyatakan tingkat kemampuan tukar atas barang- barang (produk) yang dihasilkan peternak di pedesaan terhadap barang/jasa yang dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam proses produksi peternakan.

Pada Tabel 26 dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 nilai NTPP provinsi Sumatera Barat sebesar 99,58 yang berarti berada di bawah angka 100. Nilai NTPP yang berada di bawah seratus berarti peternak provinsi Sumatera Barat mengalami defisit, dimana kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pada tahun 2011 dan 2012 nilai NTPP provinsi Sumatera Barat mengalami peningkatan dan berada di atas angka 100. Hal ini berarti peternak di provinsi Sumatera Barat tahun 2011 dan 2012 mengalami surplus, dimana pendapatan peternak naik lebih besar dari pada pengeluarannya.

Tabel 26 Nilai Tukar Petani Peternak Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010- 2012 Tahun NTPP 2010 99,58 2011 100,39 2012 100,29 Sumber: Ditjen PKH (2013)

Provinsi Jawa Barat

1. Letak Geografis, Luas, Batas Wilayah, Iklim dan Topografi

Secara geografis Provinsi Jawa Barat terletak diantara 5o50’- 7o50’ Lintang Selatan, dan 104o48’- 108o48’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah:

 Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta

 Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah

 Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia

 Sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten

Provinsi Jawa Barat terdiri dari 27 kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten dan 9 kota, dengan jumlah kecamatan 626, daerah perkotaan 2.761 dan perdesaan 3.291. Luas wilayah provinsi Jawa Barat meliputi daratan seluas 3.170.061,32 Ha, dengan garis pantai sepanjang 755,83 km. Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Kawasan utara merupakan dataran rendah.Dibagian tengah merupakan pegunungan yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa.

Tabel 27 Jumlah Kecamatan, Desa, Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

No Kabupaten/Kota Jumlah Luas Wilayah

(Km2) Kecamatan Desa (1) (2) (3) (4) (5) 1 Bogor 40 434 2.997,13 2 Sukabumi 47 386 4160,75 3 Cianjur 32 360 3.594,65 4 Bandung 31 280 1.756,65 5 Garut 42 442 3.094,40 6 Tasikmalaya 39 351 2.702,85 7 Ciamis 26 265 2.740,76 8 Kuningan 32 376 1.189,60 9 Cirebon 40 424 1.071,05 10 Majalengka 26 343 1.343,93 11 Sumedang 26 283 1.560,49 12 Indramayu 31 317 2.092,10 13 Subang 30 253 2.164,48 14 Purwakarta 17 192 989,89 15 Karawang 30 309 1.914,16 16 Bekasi 23 187 1.269,51 17 Bandung Barat 16 165 1.335,60 18 Pangandaran 10 93 - 19 Kota Bogor 6 68 111,73 20 Kota Sukabumi 7 33 48,96 21 Kota Bandung 30 151 168,23 22 Kota Cirebon 5 22 40,16 23 Kota Bekasi 12 56 213,58 24 Kota Depok 11 63 199,44 25 Kota Cimahi 3 15 41,20 26 Kota Tasikmalaya 10 69 184,38 27 Kota Banjar 4 25 130,86 Total 626 5.962 37.173,97

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat (2014) 2. PDRB dan PDRB per Kapita

Selama tahun 2011-2013 PDRB provinsi Jawa Barat selalu mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 adalah sebesar 6,06%. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Barat adalah sektor Listrik, Gas, & air bersih; Bangunan; Perdagangan, hotel & restaurant; Pengangkutan & komunikasi; serta Keuangan, persewaan & jasa perusahaan.Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan di bawah rata-rata pertumbuhan provinsi Jawa Barat adalah Pertanian; Industri pengolahan; dan Jasa-jasa.Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan negatif adalah pertambangan dan penggalian.Struktur perekonomian Jawa Barat didominasi oleh sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restaurant, serta sektor pertanian.

Tabel 28. PDRB Provinsi Jawa Barat Barat Menurut Harga Konstan 2000 Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2011 2012*) 2013**)

1 Pertanian 42.101.054,52 41.801.728,23 43.292.316,15 2 Pertambangan/Penggalian 7.084.736,97 6.578.423,58 6.534.819,20 3 Industri Pengolahan 144.910.048,28 149.677.170,07 157.643.082,51 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 7.426.137,89 8.113.889,59 8.685.680,03 5 Bangunan 13.482.715,70 15.317.834,64 16.599.508,32 6 Perdagangan, Hotel &

Restauran

75.852.551,87 84.762.948,06 91.181.322,58 7 Pengangkutan dan

Komunikasi

17.645.144,54 19.763.392,11 21.673.174,93 8 Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan

11.985.429,06 13.209.861,51 14.313.207,03 9 Jasa-jasa 23.605.739,96 25.527.155,38 26.915.728,94 PDRB 343.193.558,83 364.752.403,17 386.838.839,69 Sumber: BPS Jawa Barat

Ket: *) = Angka Sementara **)

= Angka Sangat Sementara

Selama tiga tahun terakhir, PDRB per kapita Jawa Barat memperlihatkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.Hal ini disebabkan oleh cukup tingginya peningkatan nilai nominal PDRB dan relatif rendahnya pertumbuhan penduduk Jawa Barat.

Tabel 29. PDRB dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat Tahun 2011- 2013 Uraian 2011 2012*) 2013**) A PDRB (Juta Rupiah) 343.193.558,83 364.752.403,17 386.838.839,69 B Jumlah Penduduk (Ribu Orang) 43.938,8 44.643,55 45.340,8 C PDRB per Kapita (Juta Rp) 19,62 21,27 23,60

Sumber: BPS Jawa Barat (2014) Ket: *) = Angka Sementara **)

= Angka Sangat Sementara

3 Demografi/Sumberdaya Manusia

Pada tahun 2013 jumlah penduduk Jawa Barat terbanyak terdapat di Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 5,2 juta jiwa dan diikuti oleh Kabupaten Bandung sebanyak 3,4 juta jiwa. Hal ini tidak berbeda dengan kondisi pada tahun sebelumnya. Sedangkan penduduk terkecil berada di Kabupaten Banjar yaitu 0,18 juta jiwa. Jumlah penduduk di provinsi Jawa Barat didominasi oleh laki-laki dengan sex rasio 102,99.

Kepadatan penduduk provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 37.173,97 km2. Kepadatan penduduk tertinggi adalah di Kota Bandung sebesar 14.613 orang/km2, disusul kota Cimahi 13.859 orang/km2 dan terendah di Kabupaten Ciamis 421,59 orang/km2. Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk provinsi Jawa Barat berdasarkan kabupaten/kota disajikan pada Tabel 30.

Tabel 30 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Barat Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013.

No Kabupaten/Kota

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk (Orang/Km2) Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Bogor 2.663.423 2.538.674 5.202.097 1.735,69 2 Sukabumi 1.222.814 1.185.603 2.408.417 578,84 3 Cianjur 1.146.669 1.078.644 2.225.313 619,06 4 Bandung 1.729.395 1.676.080 3.405.475 1.938,62 5 Garut 1.262.697 1.239.713 2.502.410 808,69 6 Tasikmalaya 853.811 866.312 1.720.123 636,41 7 Ciamis 763.505 778.095 1.541.600 421,59 8 Kuningan 524.319 518.470 1.042.789 876,59 9 Cirebon 1.072.866 1.020.209 2.093.075 1.954,32 10 Majalengka 585.011 585.494 1.170.505 870,96 11 Sumedang 561.402 563.723 1.125.125 721,01 12 Indramayu 861.417 811.266 1.672.683 799,52 13 Subang 756.078 740.808 1.496.886 691,57 14 Purwakarta 457.578 440.423 898.001 907,17 15 Karawang 1.142.884 1.082.499 2.225.383 1.162,59 16 Bekasi 1.531.814 1.470.298 3.002.112 2.364,78 17 Bandung Barat 807.694 781.087 1.588.781 1.189,56 18 Kota Bogor 514.787 498.222 1.013.019 9.006,57 19 Kota Sukabumi 158.175 153.647 311.822 6.368,91 20 Kota Bandung 1.242.885 1.215.618 2.458.503 14.613,94 21 Kota Cirebon 151.286 150.442 301.728 7.513,15 22 Kota Bekasi 1.297.988 1.272.409 2.570.397 12.034,82 23 Kota Depok 990.281 971.901 1.962.182 9.838,46 24 Kota Cimahi 288.081 282.910 570.991 13.859,00 25 Kota Tasikmalaya 328.394 323.282 651.676 3.534,42 26 Kota Banjar 88.894 90.812 179.706 1.373,27 Total 23.004.158 22.336.641 45.340.799 1.219,16 Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat (2014)

Pada tahun 2013, jumlah angkatan kerja di seluruh provinsi Jawa Barat sebanyak 20.620.610 orang, yang aktif bekerja sebanyak 18.731.943 orang atau sebesar 90,84%, dan yang menganggur sebanyak 1.888.667 orang atau 9,16%. Sebagian besar penduduk Jawa Barat yang bekerja pada tahun 2013, memiliki pekerjaan utama di sektor perdagangan sebanyak 25,62%, diikuti sektor industri 21,01%, dan sektor pertanian 20,31%.

Tabel 31Jumlah dan Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

No Lapangan Usaha Penduduk %

(1) (2) (3) (4) 1 Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan 3.804.324 20,31 2 Industri 3.935.610 21,01 3 Perdagangan 4.799.189 25,62 4 Jasa-Jasa 3.124.606 16,68 5 Lainnya 3.068.214 16,38 Total 18.731.943 100,00

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 3. Keadaan Peternakan

Jenis ternak yang diusahakan di Jawa Barat berupa ternak besar, kecil, dan unggas.Ternak besar terbanyak yang dipelihara di Jawa Barat adalah sapi potong, ternak kecil didominasi oleh domba, sedangkan untuk unggas yang paling banyak diusahakan adalah ayam ras pedaging.

Tabel 32. Populasi Ternak Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2012

(ribu ekor) No Komoditi Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Sapi Perah 117,34 120,48 139,97 136,05 143,38 2 Sapi Potong 309,61 327,75 422,99 429,63 444,16 3 Kerbau 142,47 139,73 130,16 121,85 124,21 4 Kambing 1.600,42 1.801,32 2.016,87 2.303,26 2.324,83 5 Domba 5.770,66 6.275,30 7.041.44 8.249,84 9.214,23 6 Ayam Buras 28.028,03 27.394,52 27.396,42 27.224,22 29.112,11 7 Ayam Ras Pedaging 455.258,90 497.814,15 583.263,44 610.436,30 680.452,81 8 Ayam Ras Petelur 10.403,80 11.252,39 11.930,52 12.271,94 13.073,67 9 Itik 8.191.71 9.871,09 9.310,72 8.773,04 8.943,19 Sumber: BPS Jawa Barat (2014)

Jawa Barat merupakan provinsi kedua terbanyak melakukan pemotongan sapi di bawah provinsi Jawa Timur.Pada tahun 2013 pemotongan ternak di provinsi Jawa Barat sebanyak 303.506 ekor. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 terdapat penambahan pemotongan ternak sebanyak 43.698 ekor atau 16,82%. Pemotongan ternak sapi di provinsi Jawa Barat tahun 2009-2013 disajikan pada Gambar9

Grafik 9 Jumlah Pemotongan Ternak Sapi Provinsi Jawa Barat Tahun 2009- 2013

Sumber: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013)

Nilai Tukar Petani Peternak Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2012 masih berada di bawah angka 100.Hal ini berarti peternak di provinsi Jawa Barat mengalami defisit, dimana kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya.Pendapatn petani di provinsi Jawa Barat cenderung turun dan lebih kecil dari pengeluarannya.NTPP provinsi Jawa Barat disajika pada Tabel 33.

Tabel 33 Nilai Tukar Petani Peternak Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2012

Tahun NTPP

2010 99,37

2011 97,74

2012 98,26

Sumber: Ditjen PKH, 2013

Provinsi Nusa Tenggara Barat

1. Letak Geografis, Luas, Batas Wilayah, Iklim dan Topografi

Provinsi NTB terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat 32 pulau yang berpenghuni.Luas wilayah provinsi NTB mencapai 20.153,20 km2.Terletak antara 115o46’-119o5’ Bujur Timur dan 8o10’-9o5’ Lintang Selatan. Luas Pulau Sumbawa mencapai 15.414,5 km2 (76,49%) atau 2/3 dari luas provinsi NTB, dan luas pulau Lombok hanya mencapai 1/3 saja. Pusat pemerintahan provinsi NTB adalah di kota Mataram yang terletak di Pulau Lombok. Selong merupakan kota yang mempunyai ketinggian paling tinggi yaitu 166 mdpl sementara Taliwang yang terendah yaitu 11 mdpl.

0 100000 200000 300000 400000 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Pemotongan Ternak Sapi Provinsi Jawa Barat

Jumlah Pemotongan

Provinsi NTB sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok/Provinsi Bali, dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Sape/Provinsi NTT. Jumlah penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013 berdasarkan angka proyeksi adalah sebanyak 4.710,8 ribu jiwa, diantaranya 70,28 persen tinggal di Pulau Lombok (3.310,9 ribu jiwa). Sementara sisanya yakni 29,72 persen tinggal di Pulau Sumbawa (1.399,9 ribu jiwa). Dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2012, penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 1,38 persen.

Provinsi NTB terdiri dari 10 kabupaten/kota, meliputi 8 kabupaten dan 2 kota. Jumlah kecamatan di provinsi NTB adalah 116 kecamatan, sedangkan jumlah desa/kelurahannya adalah 1.146 desa/kelurahan. Kabupatan Sumbawa memiliki kecamatan terbanyak, yaitu 24 kecamatan.Sedangkan Kabupaten Lombok Timur memiliki wilayah administrasi desa/kelurahan terbanyak dengan 254 desa/kelurahan dengan jumlah kecamatan sebesar 20 kecamatan.

Tabel 34Jumlah Kecamatan, Desa, Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013

No Kabupaten/Kota Jumlah Luas Wilayah

(Ha) Kecamatan Desa (1) (2) (3) (4) (5) 1 Lombok Barat 10 122 105.387 2 Lombok Tengah 12 139 120.840 3 Lombok Timur 20 254 160.555 4 Sumbawa 24 166 664.398 5 Dompu 8 81 232.460 6 Bima 18 198 438.940 7 Sumbawa Barat 8 65 184.902 8 Lombok Utara 5 33 80.953 9 Kota Mataram 6 50 6.130 10 Kota Bima 5 38 20.750 Total 116 1.146 2.015.315

Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat (2014) 2. PDRB dan PDRB per Kapita

PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012, baik adh berlaku (current price), maupun adh konstan (constant price) tahun 2000. Nilai PDRB Provinsi NTB adh berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp. 56,28 trilyun mengalami peningkatan sebesar 13,28 persen dibandingkan dengan PDRB tahun 2012 dengan nilai sebesar Rp. 49,68 trilyun. Sementara itu PDRB adh konstan 2000 pada tahun 2013 mengalami peningkatan hingga 5,69 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari Rp. 19,31 trilyun pada tahun 2012 menjadi Rp. 20,42 trilyun.

Secara sektoral, pada tahun 2013 aktivitas sektor pertanian mampu menghasilkan nilai tambah adh berlaku sebesar Rp. 14,72 trilyun. Dari nilai tambah tersebut sebagian besar dihasilkan oleh sub sektor tanaman bahan makanan yaitu sebesar Rp. 9,77 trilyun atau kontribusi terhadap sektor pertanian sekitar 66,38 persen, kemudian sub sektor peternakan 13,58 persen, sub sektor perkebunan 10,40 persen dan sub sektor perikanan sebesar 9,40 persen. Sedangkan sub sektor kehutanan hanya menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 34,51 milyar atau sekitar 0,23 persen dari nilai tambah sektor pertanian.

Tabel 35. PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Barat Menurut Harga Konstan 2000 Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2011 2012*) 2013**)

1 Pertanian 4.821.612,21 5.026.054,00 5.182.586,65 2 Pertambangan/Penggalian 4.050.673,43 2.957.714,32 3.156.748,39 3 Industri Pengolahan 973.767,67 1.018.253,26 1.059.131,30 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 77.624,22 83.379,77 91.659,09 5 Bangunan 1.621.994,30 1.709.683,42 1.796.567,97 6 Perdagangan, Hotel &

Restauran

3.151.923,44 3.444.865,40 3.718.249,39 7 Pengangkutan dan

Komunikasi

1.626.933,76 1.730.957,30 1.843.388,73 8 Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan

1.120.020,26 1.216.821,24 1.316.370,58 9 Jasa-jasa 2.088.706,79 2.130.786,27 2.252.519,22

PDRB 19.533.256,08 19.318.514,97 20.417.221,33

Sumber: BPS Nusa Tenggara Barat Ket: *) = Angka Sementara

**)

= Angka Sangat Sementara

Selama tiga tahun terakhir, PDRB per kapita Nusa Tenggara Barat memperlihatkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.Hal ini disebabkan oleh cukup tingginya peningkatan nilai nominal PDRB dan relatif rendahnya pertumbuhan penduduk Nusa Tenggara Barat.

Dokumen terkait