• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geografis dan Administratif

Kota Batu merupakan salah satu kota yang menjadi bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur. Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Ditinjau dari astronomi, Kota Batu terletak diantara 122°17’ sampai dengan 122°57’ Bujur Timur dan 7°44’ sampai dengan 8°26’ Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah Kota Batu adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan 2. Sebelah Timur : Kabupaten Malang

3. Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar dan Malang 4. Sebelah Barat : Kabupaten Malang

Secara administratif Kota Batu terbagi atas 3 kecamatan, 24 Desa/kelurahan, 238 RW dan 1.127 RT. Dilihat komposisi jumlah Desa/kelurahan, Kecamatan Bumiaji memiliki jumlah desa/kelurahan terbanyak yaitu masing-masing 9 desa/kelurahan. Kecamatan Bumiaji merupakan kecamatan yang wilayahnya paling luas dibandingkan dua kecamatan lainnya.

Luas kawasan Kota Batu secara keseluruhan adalah sekitar 199,09 Km². Kota Batu terletak pada ketinggian rata-rata 862 m di atas permukaan laut. Dilihat dari ketinggian wilayahnya, sebagian besar daerah di Kota Batu terletak di daerah perbukitan/lereng. Kondisi topografi Kota Batu yang sebagian besar pegunungan dan perbukitan menjadikan Kota Batu terkenal sebagai daerah dingin. Rata-rata suhu udara selama tahun 2014 adalah 23,5 derajat celcius dengan suhu terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 17,5 derajat celcius.

Kependudukan dan Sumber Daya Manusia

Jumlah Penduduk Kota Batu mengalami penurunan jika dilihat sejak tahun 2011-2014 dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2010-2013 sebesar 1,17% dan tahun 2010-2014 sebesar 1.09%. Jumlah penduduk Kota Batu pada tahun 2011 tercatat sebesar 214.321 jiwa dengan tingkat kepadatan 1.077 orang/Km2, tahun 2012 tercatat sebesar 210.109 jiwa dengan tingkat kepadatan 1.055 orang/Km2, tahun 2013 tercatat sebesar 211.239 jiwa dengan tingkat kepadatan 989 orang/Km2, tahun 2014 tercatat sebesar 211.298 dengan tingkat kepadatan 998 orang/Km2.

Persebaran penduduk Kota Batu tidak merata. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Batu yaitu 2.030 jiwa/Km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di kecamatan Bumiaji yaitu 448 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk tersebut tidak berbanding lurus dengan luas kecamatan. Luas kecamatan Batu 45,46 Km2, sedangkan luas kecamatan Bumiaji sebesar 127,98 Km2.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yakni perbandingan antara penduduk usia kerja dengan jumlah angkatan kerja, mulai tahun 2011 sampai dengan 2014 mengalami pergeseran yang tidak begitu signifikan. Pada tahun 2011 angka TPAK sebesar 69,33 persen, tahun 2012 sebesar 70,09 persen, tahun 2013 sebesar 70,58 persen, tahun 2014 sebesar 70,38 persen. Hal tersebut menunjukkan

bahwa tingkat pengangguran di Kota Batu mengalami penurunan dari tahun 2011- 2013, sedangkan di tahun 2014 mengalami penaikan. Pada tahun 2011 tingkat pengangguran di Kota Batu sebesar 4,57 persen, tahun 2012 sebesar 3,41 persen, tahun 2013 sebesar 2,30 persen, dan tahun 2014 mengalami penaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,43 persen (BPS, 2015).

Masalah mendasar dalam bidang pendidikan di Kota Batu saat ini antara lain adalah angka putus sekolah yang masih cukup tinggi dan kualitas pendidikan yang belum memenuhi kebutuhan lapangan kerja yang semakin kompetitif. Berdasarkan hasil hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2012) menunjukkan hampir semua penduduk Kota Batu usia 7-15 tahun bersekolah. Namun untuk penduduk berumur 16-18 tahun yang bersekolah di tingkat SLTA hanya sekitar 57,66 persen. Hal ini menunjukkan penduduk yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi masih rendah.

Angka kelahiran di Kota Batu di akhir tahun 2014 tercatat 2.631 kelahiran dengan kelahiran bayi laki-laki sebanyak 1.353 (51,43 persen). Sedangkan anka kematian di Kota Batu tahun 2014 menunjukkan angka yang lebih besar daripada angka kelahiran yaitu 1.736 kematian dengan 893 kematian laki-laki (51,44 persen) dan 843 kematian perempuan (48,56 persen).

Prasarana dan Sarana Daerah

Prasarana transportasi adalah salah satu prasarana yang sangat penting dan vital untuk mobilitas penduduk dan memperlancar arus lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Permasalahan yang dihadapi Kota Batu dalam pelayanan transportasi adalah belum terbentuknya sistem jaringan dan model transportasi yang efisien serta infrastruktur jalan yang masih belum baik. Sehingga Kota Batu akan mengalami kondisi macet ketika akhir pekan atau masa liburan panjang.

Prasarana transportasi khususnya ruas jalan yang ada di Kota Batu terdiri dari : a) jalan propinsi sepanjang 39,50 Km, 36.50 Km dari panjang jalan dalam kondisi sedang dan 3 Km rusak ringan; b) jalan kota dengan jenis permukaan beraspal sepanjang 350 Km, kerikil sepanjang 15 Km, tanah sepanjang 20 Km, dan tidak dirinci sepanjang 17,99 Km. Kondisi jalan yang baik mencapai 53,06 persen, kondisi jalan sedang mencapai 8,5 persen dan rusak mencapai 38,44 persen. Kondisi jalan tersebut menunjukkan bahwa sebagian wilayah di Kota Batu mobilitas penduduknya terhambat karena kondisi jalan yang baik hanya 53,06 persen, serta masih ada ruas jalan berupa kerikil dan tanah.

Perekonomian

Kondisi pertumbuhan ekonomi Kota Batu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan peningkatan yang fluktuatif. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 7,13 persen, tahun 2012 sebesar 7,26 persen, tahun 2013 sebesar 7,28 persen, tahun 2014 sebesar 6,93 persen. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada Grafik 5.

Gambar 5 Pertumbuhan Ekonomi Kota Batu Tahun 2011-2014 (persen)

Sumber: BPS, 2015

Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2014 adalah: Konstruksi sebesar 18,41 persen; Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 16,42 persen; Jasa-jasa sebesar 15,48 persen; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 11,24 persen; Pengadaan Air, Pengolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 10,83 persen; Informasi dan Asuransi sebesar 6,48 persen; Industri Pengolahan sebesar 4,56 persen. Perkembangan ekonomi Kota Batu secara makro tergambar pada besaran PDRB Kota Batu mencapai 5,284 Milyar atas dasar harga berlaku.

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Batu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2014 ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Produk Domestik Regional Bruto Kota Batu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2014 (Juta)

1 2 3 4 5 6 7

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.151.419,00 1.293.134,40 1.384.520,00 1.494.163,60 1.683.413,80

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 1.147.426,70 1.288.653,60 1.379.312,70 1.488.337,00 1.676.845,40 a. Tanaman Pangan 33.527,20 36.550,50 40.320,80 42.122,50 46.201,80 b. Tanaman Holtikultura Semusim 322.929,8 361.681,4 407.627,8 426.777,3 470.132,6 c. Perkebunan Semusim 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 d. Tanaman Holtikultura Tahunan dan Lainnya 610.217,00 688.213,50 713.458,40 774.347,20 884.045,30 e. Perkebunan Tahunan 329,9 365 422,9 471,5 543,6 f. Peternakan 165.254,60 185.085,20 198.722,50 223.556,40 251.545,30 g. Jasa Pertanian dan Perburuan 15.168,20 16.758,10 18.760,40 21.062,20 24.376,80 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 3.363,50 3.782,20 4.399,80 4.902,20 5.529,00 3 Perikanan 628,8 698,7 807,5 924,4 1.039,40

B Pertambangan dan Penggalian 13.508,50 14.994,50 15.837,10 17.263,60 20.013,30

1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 3 Pertambangan Bijih Logam 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 13.508,50 14.994,50 15.837,10 17.263,60 20.013,30

C Industri Pengolahan 293.458,00 334.868,50 365.278,80 408.168,50 467.352,50

1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2 Industri Makanan dan Minuman 192.653,40 225.741,80 250.834,90 281.366,40 325.067,90 3 Pengolahan Tembakau 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 8.409,70 9.160,00 10.022,90 11.261,30 12.519,00 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 897,7 978,2 1.068,50 1.237,20 1.440,60 6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 21.482,80 22.917,50 23.150,70 26.160,20 29.570,80 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 1.169,40 1.274,70 1.342,80 1.399,10 1.522,00 8 Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional 2.489,90 2.730,50 2.934,00 3.241,20 3.649,80 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 9.531,50 10.389,40 10.952,80 11.354,00 12.191,90 10 Industri Barang Galian bukan Logam 4.746,10 5.185,60 5.439,70 5.854,60 6.475,50 11 Industri Logam Dasar 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 7.974,10 8.517,00 9.561,20 10.814,50 12.147,90 13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 14 Industri Alat Angkutan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 15 Industri Furnitur 37.449,10 41.022,90 42.706,80 47.972,60 54.221,80 16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 6.654,40 6.951,00 7.264,50 7.507,40 8.545,30

D Pengadaan Listrik dan Gas 3.281,90 3.501,70 3.776,10 3.870,20 4.082,50

1 Ketenagalistrikan 3.281,90 3.501,70 3.776,10 3.870,20 4.082,50 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

E Pengadaan Air, Pengolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 13.275,70 14.404,20 15.485,20 17.153,10 18.805,60 F Konstruksi 593.437,50 674.711,50 792.292,70 924.801,10 1.110.295,50 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.192.541,20 1.369.305,30 1.524.348,90 1.740.610,20 1.887.192,50

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 223.569,20 254.987,40 275.034,00 322.860,20 349.084,40 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 968.972,00 1.114.317,80 1.249.314,80 1.417.750,00 1.538.108,20

H Transportasi dan Pergudangan 83.778,00 92.362,10 101.182,00 113.551,00 134.088,60

1 Angkutan Rel 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2 Angkutan Darat 51.767,50 55.186,50 60.360,80 68.140,10 81.866,10 3 Angkutan Laut 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5 Angkutan Udara 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 32.010,50 37.175,60 40.821,20 45.410,90 52.222,50

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 633.206,20 725.121,60 819.190,20 965234,5 1.151.800,80

1 Penyediaan Akomodasi 359.493,00 418.044,90 481.698,80 590.422,20 720.281,80 2 Penyediaan Makan Minum 273.713,20 307.076,60 337.491,40 374.812,30 431.519,10

J Informasi dan Asuransi 463.717,30 501.871,90 554.870,90 613.437,20 664.501,00 K Jasa Keuangan dan Asuransi 231.214,70 424.130,10 481.611,10 595.226,50 632254,8

1 Perantara Keuangan 90.354,60 100.702,60 116.914,80 138.657,20 158.380,20 2 Asuransi dan Dana Pensiun 68.727,10 79.048,70 90.895,90 106.103,00 123.408,40

L Real Estate 182.764,9 208.352,0 233.655,3 300.642,8 300.642,8 M, N Jasa Perusahaan 32.995,4 36.026,8 40.145,2 49.823,3 49.823,3 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 194.235,6 216.781,0 235.212,4 261.286,3 261.286,3 P Jasa Pendidikan 249.709,1 279.674,2 322.060,3 419.789,9 419.789,9 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 49.107,3 57.123,2 64.536,6 83.009,5 83.009,5 R, S, T, U Jasa Lainnya 1.122.737,1 1.231.283,9 1.304.982,2 1.587.115,1 1.587.115,1

Keterangan : * Angka diperbaiki disesuaikan PDRB DAU ** Angka sementara

2014**)

Produk Domestik Regional Bruto 3.243.465,68 3.772.726,77 4.157.446,20 4.989.116,27 5.284.312,36

Potensi Sektor Pertanian

Setiawan (2014) dalam Analisis Sektor Ekonomi Basis Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kota Batu menyatakan bahwa sektor basis yang ada di Kota Batu yaitu sektor pertanian, sektor listrik gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta keuangan persewaan dan jasa perusahaan. Karena ke empat sektor tersebut memiliki keunggulan komperatif dan kompetitif di Kota Batu. Pemerintah Kota Batu pada RPJMD 2012-2017 menjadikan pertanian sebagai prioritas pembangunan melalui pengembangan pertanian organik dan perdagangan hasil pertanian organik.

Luas lahan sawah di Kota Batu tahun 2014 sebesar 2.480 Ha, yang terdiri dari 2.086 Ha lahan irigasi teknis, 295 Ha lahan irigasi setengah teknis, dan sisanya 99 Ha merupakan lahan irigasi sederhana. Berdasarkan sebaran wilayah di Kota Batu, luas lahan irigasi terbesar terdapat di wilayah Kecamatan Junrejo yaitu sebesar 1.098 Ha, urutan kedua adalah Kecamatan Bumiaji sebesar 714 Ha dan Kecamatan Batu sebesar 668 Ha.

Data luas lahan bukan sawah di Kota Batu mencapai 17.205,60 Ha. Lahan bukan sawah mempunyai berbagai penggunaan mulai dari yang produktif, non- produktif dan konservatif. Sebagian besar luas lahan bukan sawah adalah berupa hutan sebesar 11. 071,20 Ha, yang sebagian besar berada di wilayah kecamatan Bumiaji (8.644,20 Ha). Luas lahan bukan sawah yang terkecil adalah untuk kolam sebesar 2,16 Ha dengan persentase terbesar berada di wilayah kecamatan Junrejo.

Tahun 2014 luas lahan panen untuk Padi Sawah sebesar 846 Ha, jauh lebih besar dibandingkan luas panen padi ladang sebesar 17 Ha. Dari total luas panen sebesar 863 Ha tersebut menghasilkan produksi Padi sebesar 5.523,2 Ton atau rata-rata per Ha sekitar 6,4 Ton Padi Sawah/Ladang. Kota Batu juga memiliki potensi yang besar dalam hal produksi buah-buahan. Tanaman buah-buahan Apel dan Jeruk Siam/Keprok merupakan jenis tanaman buah-buahan terbesar yang ditanam dan dihasilkan pada tahun 2014. Jumlah produksi Apel dan Jeruk Siam/Keprok sebesar 173.847 Kw dan 27.600 Kw.

Potensi Sektor Pariwisata

Wilayah Kota Batu merupakan wilayah yang memiliki panorama yang indah dan sejuk serta mempunyai spesifikasi khusus yaitu dikelilingi Gunung Panderman, Gunung Banyak, Gunung Welirang, Gunung Bokong sehingga wilayah ini berpotensi sebagai daerah wisata.

Jenis wisata di Kota Batu meliputi wisata agro dan wisata bunga, wisata alam, wisata budaya, wisata rekreasi, wisata minat khusus, wisata sejarah, wisata religi, wisata ziarah, wisata husada dan wisata kuliner. Wisata Agro dan Wisata Bunga Kota Batu memiliki ciri khas dengan agro wisatanya berupa tanaman bunga, apel, stroberi dan sayur mayur. Berikut obyek wisata agro dan bunga di Kota Batu antara lain Kusuma Agrowisata, Wisata Agro Punten, Wisata Bunga Sidomulyo. Wisata Alam Kota Batu antara lain Pemandian Air Panas Cangar, Pemandian Air Panas Songgoriti, Camping Ground, TAHURA (Taman Hutan Raya) Junggo, Air Terjun Coban Talun, Air Terjun Coban Rais. Di Kota Batu, kebudayaan tradisional tumbuh dan berkembang dengan baik sebagai suatu tradisi budaya yang dipegang teguh masyarakatnya. Adapun keindahan tradisi budaya

Batu dapat dilihat pada atraksi wisata antara lain Sedekah Bumi, Grebeg Desa, Tari Sembrama, Maulud Nabi Muhammad SAW, Dokar Wisata.

Di wilayah Kota Batu telah dibangun tempat-tempat rekreasi wisata pendidikan dan keluarga untuk menambah daya tarik wisata di Kota Batu. Obyek wisata rekreasi di Kota Batu antara lain Jatim Park I, Jatim Park II, BNS, Kawasan Wisata Songgoriti, Wisata Selecta, Tirta Nirwana, Eco Green, Alun- Alun Kota Batu, Dan lain sebagainya. Wisata minat khusus merupakan wisata yang diselenggarakan dengan tema khusus seperti olahraga paralayang, arung jeram dan mountain bike.

Wisata sejarah yang ada di Kota Batu berupa situs peninggalan bangunan candi, rumah peristirahatan dan goa jaman Jepang. Wisata religi merupakan salah satu obyek daya tarik wisata mengenai seni arsitektur bangunan tempat peribadatan agama di Kota Batu. Keberadaan bangunan dan tempat beribadah di Kota Batu begitu terawat dan terjaga sehingga menarik sebagai tempat wisata.

Potensi pariwisata Kota Batu dapat ditunjukkan oleh Jumlah Pengunjung pada Obyek Wisata Kota Batu kurun waktu 2010 – 2014 pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Pengunjung Daya Tarik Wisata di Kota Batu Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 1 Januari 225.579 170.233 132.219 168.580 190.109 January 2 Februari 105.193 115.768 66.196 154.888 85.811 February 3 Maret 87.652 125.487 78.288 121.166 120.393 March 4 April 101.692 127.271 103.619 124.853 129.998 April 5 Mei 190.308 236.107 162.513 200.484 232.712 May 6 Juni 218.545 262.346 167.112 202.293 218.457 June 7 Juli 200.981 161.957 109.877 77.610 142.273 July 8 Agustus 110.758 57.152 202.842 257.242 181.325 August 9 September 224.844 221.499 128.148 115.361 136.101 September 10 Oktober 177.864 132.122 112.059 123.510 142.030 October 11 November 171.440 130.691 126.174 123.407 150.104 November 12 Desember 326.010 220.926 214.394 212.052 359.709 December 2.140.866 1.961.559 1.603.441 1.881.446 2.089.022 Kota Batu

Bulan/Month Tahun/Year

Review Implementasi City Branding Shining Batu” di Kota Batu

Kota Batu merupakan kota yang terus berupaya melakukan percepatan pembangunan dan peningkatan perekonomian. Kota Batu memiliki visi mewujudkan Kota Batu sebagai sentra pertanian organik berbasis kepariwisataan internasional, ditunjang oleh pendidikan yang tepat guna dan berdaya saing, ditopang oleh sumberdaya (alam, manusia, dan budaya) yang tangguh, diselenggarakan oleh pemerintah yang baik, kreatif dan inovatif, dijiwai oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa.

Visi Kota Batu dirangkum sebagai “Tri Asa” yang mencerminkan identitas Kota Batu sebagai kota wisata internasional, kota pertanian organik, dan kota pendidikan. Nilai kompetitif dasar (core value) yang dimiliki oleh Kota Batu yakni potensi alamnya dapat membuat Kota Batu tidak hanya berfokus sebagai kota wisata saja namun juga dapat mengeksplorasi potensi lain seperti aspek pertaniannya. Sehingga Kota Batu mulai membangun identitasnya sebagai kota yang tetap mengandalkan pariwisatanya dengan menjadikannya kota wisata berskala internasional agar dapat bersaing di persaingan global, juga mengangkat potensi lain yang dimiliki oleh Kota Batu yakni pertanian. Sektor pertanian yang diangkat oleh Kota Batu khususnya pertanian organik masih jarang ditemui di tempat lain sehingga dinilai dapat memberikan value lebih yang dapat membedakan Kota Batu dengan kota wisata maupun kota pertanian lainnya.Kedua potensi tersebut baik pariwisata dan pertanian kemudian harus ditopang oleh sumber daya yang baik, untuk itu diperlukan pula sistem pendidikan yang baik sehingga sektor pendidikan juga mulai digali potensinya.

Salah satu langkah yang ditempuh oleh pemerintah Kota Batu dalam melakukan pembangunan adalah dengan membangun merek dan mengimplementasikan program – program city/city branding.

Shining Batu dipilih sebagai tema Kota Batu karena dianggap mampu mengakomodir gambaran Kota Batu yang tengah mengembangkan kotanya sebagai kota wisata, kota pertanian dan kota pendidikan. Shining Batu yang diluncurkan pada tanggal 20 Mei 2013 dipilih karena dapat diartikan sebagai pesona Kota Batu sebagai kota yang tiga potensinya tersebut paling menonjol dibandingkan kota – kota yang lainnya. Kualitas produk dan layanan jasa di dalam ketiga bidang ini adalah yang terbaik. “Shining” yang berarti “Bersinar” dalam Bahasa Indonesia menggambarkan kualitas yang prima dan masa depan yang cerah (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batu, 2013).

Makna City Branding Shining Batu” di Kota Batu

Berdasarkan hasil penelusuran dokumen dihasilkan makna yang terkandung dalam logo shining Batu (Kajian City Branding Kota Batu, 2013) yaitu:

1. Menggambarkan bahwa Kota Batu adalah daerah yang nyaman, aman, tentram, dan makmur.

2. Kota Batu adalah daerah yang gemah ripah loh jinawi secara ekonomi dan memiliki jiwa kebersamaan yang tinggi antar warga Kota Batu.

3. Kota Batu memiliki hubungan yang harmonis antara warga dan pemerintahnya. Serta memiliki relationship yang kuat antar seluruh stakeholder.

4. Merupakan gabungan dari 3 (tiga) citra Kota Batu, yaitu pariwisata (merah), pertanian (hijau), dan pendidikan (biru).

5. Garis lengkung berwarna biru merupakan representasi hubungan vertikal manusia kepada Tuhan.

6. Garis merah-oranye menggambarkan hubungan horizontal antar sesama manusia.

7. Garis lengkung hijau menggambarkan hubungan manusia kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan (alam)

8. Ketiga garis tersebut saling bersinergi membentuk bintang tiga sisi yang merupakan penggamabaran bahwa Kota Batu merupakan Kota Impian/Bersinar.

Review Strategi Membangun dan Promosi City Branding Kota Batu

Berdasarkan data dokumentasi pada Kajian City Branding Kota Batu (2013), dalam pembentukan brand Shining Batu terdapat beberapa tahapan yang dilalui, yaitu:

1. Mengidentifikasi keunggulan atau potensi yang dimiliki. Terdpat dua jenis keunggulan yang yang berhasil diidentifikasi oleh Pemerintah Kota Batu, yaitu tangible asset dan intangible asset. Yang dimaksud dengan tangible asset adalah seluruh potensi-potensi yang dimiliki oleh Kota Batu, baik berupa potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya alam. Sedangkan intangible asset adalah persepsi yang terbentuk di dalam benak target audience terhadap Kota Batu.

2. Menjabarkan visi Kota Batu yang disebutkan dalam Tri Asa – mewujudkan Kota Batu sebagai sentra pertanian, sentra pariwisata, dan sentra pendidikan di bidang pariwisata – untuk menciptakan parameter tertentu yang harus dicapai sehingga brand Kota Batu akan lebih terarah. Dari hasil riset ini dibentuklah positioning Kota Batu “Kota Wisata Moderen Berbasis Alam”.

3. Memperkenalkan brand Kota Batu, yaitu shining Batu yang dilakukan pada tahun 2013. Pada awal-awal tahun pelaksanaannya, tujuan utama program city branding Kota Batu adalah meletakkan pondasi yang kokoh untuk penerapan program di tahun berikutnya.

4. Melakukan kerjasama yang bersinergi antar elemen Kota. Posisi pemerintah Kota adalah sebagai inisiator program, sedangkan yang kemudian bergerak secara aktif untuk mewujudkan program ini adalah seluruh lapisan masyarakat.

5. Melakukan evaluasi dan monitor melalui ketua berbagai kelompok masyarakat yang menjadi perantara antara pemerintah dengan masyarakat Kota Batu.

Shining Batu yang digulirkan oleh pemerintah Kota Batu kemudian dipromosikan ke seluruh lapisan masyarakat melalui beberapa paket program. Shining Batu kemudian dikemas dalam program paket wisata dan promosi melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu yang diantaranya adalah paket wisata petik apel, paket wisata petik sayur, paket wisata petik stroberi, paket wisata edukasi pertanian, paket wisata edukasi peternakan, paket wisata outbond, dan lain sebagainya. Kemudian promosi shining Batu juga dilakukan oleh pemerintah Kota Batu melalui website, majalah, koran, televisi lokal, radio, aneka macam merchandise, baliho dan billboard di jalanan Kota Batu, serta melalui bandara Abdurrahman Saleh di Malang dan Juanda di Surabaya. Selain itu, promosi juga dilakukan melalui kegiatan yang bersifat insidental dan tahunan. Kegiatan tersebut antara lain Batu Travel Mart, Batu Night Criterium, Batu Flora Festival, Majapahit Travel Fair, dan berbagai kegiatan lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota Batu maupun oleh event organizer lainnya. Untuk melihat efisiensi dan efektivitas seluruh strategi city branding shining Batu yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Kota Batu sejak tahun 2013, maka terdapat beberapa hal yang bisa dipelajari yaitu terkait jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu, rata-rata tamu menginap dan jumlah tamu yang menginap di hotel Kota Batu

Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumen Badan Pusat Statistika Kota Batu Dalam Angka (2015) didapatkan bahwa jumlah pengunjung obyek wisata di Kota Batu pada kurun waktu tahun 2010 – 2014 tidak memiliki peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan yang drastis. Pada tahun 2010 jumlah pengunjung sekitar 2.140.866 orang, sedangkan pada tahun 2012 berkisar sebesar 1.603.441. Kemudian pada tahun 2012 – 2014 mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Pada tahun 2014 jumlah wisatawan di Kota Batu berkisar sebesar 2.089.022. City branding shining Batu diluncurkan pada tahun 2013. Jika diperhatikan, jumlah wisatawan pada tahun 2013 – 2014 mengalami kenaikan jumlah pengunjung yang cukup baik. Hal ini bisa dikatakan sebagai salah satu keberhasilan dari program city branding dari pemerintah Kota Batu. Namun jika dilihat secara keseluruhan selama kurun waktu 5 tahun (2010 – 2014), jumlah pengunjung wisatawan di Kota Batu tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut di tunjukkan pada Gambar 7.

Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika Kota Batu dalam Angka (2014 dan 2015) didapatkan bahwa perbandingan jumlah wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara pada tahun 2013 sebesar 1.879.884 orang dan 1.562 orang. Sedangkan pada tahun 2014 diketahui bahwa jumlah wisatawan domestik sebesar 2.084.352 orang dan wisatawan mancanegara sebesar 4.670 orang. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa obyek wisata di Kota Batu masih didominasi oleh wisatawan domestik. Sedangkan proporsi wisatawan mancanegara masih belum banyak.

Gambar 7 Grafik Jumlah Pengunjung Daya Tarik Wisata di Kota Batu 2010-2014 Sumber: Hasil analisis, 2016

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistika dalam Kota Batu Dalam Angka (2014) dilaporkan bahwa Jumlah hotel di Kota Batu mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 tercatat sebanyak 473 usaha , pada tahun 2013 menjadi 476 usaha . Hal ini diikuti juga dengan meningkatnya jumlah tamu yang datang ke hotel. Pada tahun 2013 ini jumlah tamu sebanyak 1.165.104 orang, Terjadi kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 1.143.023 orang. Kenaikan jumlah tamu tersebut menyebabkan bergesernya indikator indikator lain yang berkaitan dengan kunjungan wisatawan ke kota Batu.

Rata-rata tamu menginap dapat mengambarkan lamanya tamu menginap di setiap jenis hotel dalam kurun waktu tertentu. Rata-rata lama tamu menginap diperoleh dari banyaknya malam tempat tidur yang dipakai (malam tamu) dibagi dengan banyaknya tamu yang menginap. Rata-rata lama menginap tamu pada semua jenis hotel di Kota Batu pada tahun 2013 sebesar 1,51 hari, dengan rincian rata-rata lama tamu menginap pada hotel bintang sebesar 1,81 hari dan hotel non bintang sebesar 1.28 hari untuk tamu domestik. Dan rata-rata lama tamu menginap pada hotel bintang sebesar 1,70 hari dan hotel non bintang sebesar 1.25 hari untuk tamu asing.

Dengan rata-rata lama tamu menginap sebesar 1,51 hari pada tahun 2013, sudah meningkat dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 1,48 hari. Peningkatan

Dokumen terkait