• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Self-efficacy Total Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolKontrol

H (rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X dengan

4.1.3 Hasil Penelitian tentang Self-efficacy

4.1.3.1. Gambaran Self-efficacy Total Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolKontrol

Data tentang self-efficacy siswa diperoleh melalui angket yang diberikan pada akhir perlakuan pada kedua kelas siswa yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah data self-efficacy kedua kelas siswa terkumpul, dilakukan perhitungan dan pengelompokan data dengan menggunakan perhitungan kriteria ideal yang perhitungannya didasarkan atas rerata ideal dan simpangan baku ideal dan dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 53. Adapun kategori self-efficacy dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 4.13 Kategori self-efficacy

Rentang Kategori x>183,75 Sangat Tinggi (ST) 131,25 < 183,75 Tinggi (T) 78,75 < 131,25 Sedang (S) 26,25 < 78,75 Rendah ( R ) < 26,25 Sangat Rendah (SR)

Berdasarkan pengolahan data hasil angket skala self-efficacy siswa kedua kelas, diperoleh skor minimum ( ), skor maksimum ( ), dan skor rerata ( ), seperti pada Tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.14 Hasil angket skala self-efficacy kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Jumlah

Siswa

Skor Ideal

Self Efficacy

Kategori Kategori Kategori

Eksperimen 26 210 32 Sangat rendah 179 Tinggi 96,92 Sedang Kontrol 26 210 13 Sangat rendah 137 Tinggi 61,76 Rendah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa secara total self-efficacy siswa kelas eksperimen berkategori tinggi dan self-efficacy siswa kelas kontrol berkategori rendah.

Adapun presentase siswa pada setiap kategori self-efficacy, secara berturut-turut pada siswa pada kelas eksperimen sebagai berikut: 0% sangat rendah (SR), 26,93% rendah (R), 57,69% sedang (S), 15,38% tinggi (T), 0% sangat tinggi (ST). Sedangkan self-efficacy kelas kontrol secara berturut-turut sebagai berikut: 7,69% sangat rendah (SR), 73,07% rendah (R), 15,38% sedang (S), 3,84% tinggi (T), 0% sangat tinggi (ST). Presentase masing-masing kategori diperoleh dari hasil bagi frekuensi siswa masing-masing kategori dengan banyaknya seluruh siswa dikali 100%. Gambaran self-efficacy siswa kedua kelas adalah sebagai berikut.

Gambar 4.1 Gambaran self-efficacy siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan gambar terlihat bahwa self-efficacy kelas eksperimen lebih tinggi daripada self-efficacy kelas kontrol. Untuk memperkuat hal tersebut, perlu

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 SR R S T ST 0 26,93 57,69 15,38 0 7,69 73,07 15,38 3,84 0 P re se ntas e F re ku ensi Siw a (% ) Kategori Self-Efficacy Series 1 Series 2

dilakukan uji statistik untuk menentukan bahwa self-efficacy kedua kelas berbeda atau tidak secara signifikan. Karena skala data self-efficacy siswa dari kedua kelas tergolong ordinal, maka digunakan uji statistika nonparametrik. Salah satunya adalah uji Mann-Whitney.

Rumusan hipotesisnya yang digunakan adalah sebagai berikut.

0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs dan self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs dan self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney berbantuan SPSS 16.00 adalah sebagai berikut (lebih lengkapnya pada Lampiran 61).

Tabel 4.15 Hasil uji Mann-Whitney self-efficacy siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Test Statistic

Nilai

Mann-Whitney U 147.000

Wilcoxon W 498.000

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Grouping Variable: KELAS

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,000 kurang dari =0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ( 0) ditolak dan hipotesis alternanif ( 1) diterima. Berarti self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs berbeda secara signifikan dengan self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Untuk mengetahui lebih lanjut apakah self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik daripada self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dilakukan uji pihak kanan dengan rumusan hipotesis:

0: Self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional lebih baik daripada self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs.

1: Self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik daripada self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kriteria uji yang digunakan adalah tolak 0 jika . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai = 3,67. Sedangkan = 2,009. Sehingga kita menolak 0 dan menerima 1 yang artinya bahwa self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs secara statistik lebih baik daripada self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

4.1.3.2. Gambaran Self-efficacy Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dilihat dari Dimensi Magntude/Level, Strength, dan Generally

Data hasil self-efficacy setiap kelas siswa setelah dianalisis secara total kemudian dianalisis berdasarkan dimensi yang diukur. Tahapan pengolahan data self-efficacy setiap dimensi sama dengan tahapan pengolahan data self-efficacy total yaitu setelah data self-efficacy kedua kelas siswa terkumpul, dilakukan perhitungan dan pengelompokan data dengan menggunakan perhitungan kriteria. Berikut ini diuraikan hasil pengolahan data self-efficacy setiap dimensi.

1. Self-efficacy dimensi Magnitude/level siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan pengolahan data hasil angket skala self-efficacy dimensi magnitude/level siswa kedua kelas, diperoleh skor minimum ( ), skor maksimum ( ), dan skor rerata ( ), seperti pada Tabel berikut.

Tabel 4.16 Hasil skala self-efficacy dimensi Magnitude/level siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kelas Jumlah Siswa

Skor Ideal

Self Efficacy

Kategori Kategori Kategori

Eksperimen 26 90 10 Sangat rendah 79 Sangat Tinggi 39,88 Sedang Kontrol 26 90 6 Sangat rendah 61 Tinggi 25,42 Rendah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa secara total self-efficacy dimensi magnitude/level siswa kelas eksperimen berkategori sedang dan self-efficacy siswa kelas kontrol berkategori rendah.

Adapun presentase siswa pada setiap kategori self-efficacy, secara berturut-turut self-efficacy dimensi magnitude/level pada siswa pada kelas eksperimen sebagai berikut: 3,84% sangat rendah (SR), 38,64% rendah (R), 42,30% sedang (S), 11,53%, tinggi (T), dan 3,84% sangat tinggi (ST). Sedangkan self-efficacy kelas kontrol secara berturut-turut sebagai berikut: 11,53% sangat rendah (SR), 73,07% rendah (R), 11,53 % sedang (S), 3,84% tinggi (T), 0% sangat tinggi (ST).

Presentase masing-masing kategori diperoleh dari hasil bagi frekuensi siswa masing-masing kategori dengan banyaknya seluruh siswa dikali 100%. Gambaran self-efficacy siswa kedua kelas adalah sebagai berikut.

Gambar 4.2 Gambaran Self-Efficacy Dimensi Magnitude/Level Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar terlihat bahwa self-efficacy dimensi magnitude kelas eksperimen lebih tinggi daripada self-efficacy kelas kontrol. Untuk memperkuat hal tersebut, perlu dilakukan uji statistik untuk menentukan bahwa self-efficacy dimensi magnitude kedua kelas berbeda atau tidak secara signifikan. Karena skala data self-efficacy siswa dari kedua kelas tergolong ordinal, maka digunakan uji statistika nonparametrik. Salah satunya adalah uji Mann-Whitney.

Rumusan hipotesisnya yang digunakan adalah sebagai berikut.

0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara self-efficacy dimensi magnitude siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs dan self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 SR R S T ST 3,84 38,64 42,3 11,53 3,84 11,53 73,07 11,53 3,84 0 P re se ntas e F re ku ensi Siw a (% )

Kategori Self-Efficacy dimensi Magnitude

Eksperimen Kontrol

1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara self-efficacy dimensi magnitude siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs dan self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney berbantuan SPSS 16.00 adalah sebagai berikut (lebih lengkapnya pada Lampiran 61).

Tabel 4.17 Hasil uji Mann-Whitney self-efficacy dimensi magnitude/level siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Test Statistic

Nilai

Mann-Whitney U 160.500

Wilcoxon W 511.500

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 Grouping Variable: KELAS

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,001 kurang dari =0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ( 0) ditolak dan hipotesis alternanif ( 1) diterima. Berarti self-efficacy dimensi siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs berbeda secara signifikan dengan self-efficacy dimensi magnitude/level siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.

Untuk mengetahui lebih lanjut apakah self-efficacy dimensi magnitude siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik daripada self-efficacy dimensi magnitude siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dilakukan uji pihak kanan dengan rumusan hipotesis:

0: Self-efficacy dimensi magnitude siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional lebih baik daripada self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs.

1: Self-efficacy dimensi siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik daripada self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Kriteria uji yang digunakan adalah tolak 0 jika . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai = 3,36. Sedangkan =

2,009. Sehingga kita menolak 0 dan menerima 1 yang artinya bahwa self-efficacy dimensi magnitude/level siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs secara statistik lebih baik daripada self-efficacy dimensi magnitude/level siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Self-efficacy dimensi strength atau kekuatan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan pengolahan data hasil angket skala self-efficacy dimensi strength siswa kedua kelas, diperoleh skor minimum ( ), skor maksimum ( ), dan skor rerata ( ), seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.18 Hasil angket skala self-efficacy dimensi strength kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Jumlah Siswa Skor Ideal Self Efficacy

Kategori Kategori Kategori Eksperimen 26 60 13 Rendah 47 Tinggi 28,38 Sedang

Kontrol 26 60 6 Sangat

Rendah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa secara total self-efficacy dimensi strength siswa kelas eksperimen berkategori sedang dan self-efficacy dimensi strength siswa kelas kontrol berkategori rendah.

Adapun presentase siswa pada setiap kategori self-efficacy, secara berturut-turut self-efficacy dimensi strength pada siswa pada kelas eksperimen sebagai berikut: 0% sangat rendah (SR), 30,76% rendah (R), 50% sedang (S), 19,23%, tinggi (T), dan 0% sangat tinggi (ST). Sedangkan self-efficacy kelas kontrol secara berturut-turut sebagai berikut:7,69% sangat rendah (SR), 65,38% rendah (R), 26,92 % sedang (S), 0% tinggi (T), 0% sangat tinggi (ST). Presentase masing-masing kategori diperoleh dari hasil bagi frekuensi siswa masing-masing kategori dengan banyaknya seluruh siswa dikali 100%. Gambaran self-efficacy siswa kedua kelas adalah sebagai berikut.

Gambar 4.3 Gambaran self-efficacy dimensi strength siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan gambar terlihat bahwa self-efficacy dimensi strength kelas eksperimen lebih tinggi daripada self-efficacy kelas kontrol. Untuk memperkuat

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 SR R S T ST 0 30,76 50 19,23 0 7,69 65,38 26,92 0 0 P re se ntas e F re ku ensi Siw a (% )

Kategori Self-Efficacy dimensi strength

Eksperimen Kontrol

hal tersebut, perlu dilakukan uji statistik untuk menentukan bahwa self-efficacy dimensi strength kedua kelas berbeda atau tidak secara signifikan. Karena skala data self-efficacy siswa dari kedua kelas tergolong ordinal, maka digunakan uji statistika nonparametrik. Salah satunya adalah uji Mann-Whitney.

Rumusan hipotesisnya yang digunakan adalah sebagai berikut.

0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara self-efficacy dimensi strength siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs dan self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara self-efficacy dimensi strength siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs dan self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney berbantuan SPSS 16.00 adalah sebagai berikut (lebih lengkapnya pada Lampiran 61).

Tabel 4.19 Hasil uji Mann-Whitney self-efficacy dimensi strength siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Test Statistic

Nilai

Mann-Whitney U 160.500

Wilcoxon W 511.500

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 Grouping Variable: KELAS

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,001 kurang dari =0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ( 0) ditolak dan hipotesis alternanif ( 1) diterima. Berarti self-efficacy dimensi siswa yang

memperoleh pembelajaran MEAs berbeda secara signifikan dengan self-efficacy dimensi strength siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Untuk mengetahui lebih lanjut apakah self-efficacy dimensi strength siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik daripada self-efficacy dimensi strength siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dilakukan uji pihak kanan dengan rumusan hipotesis:

0: Self-efficacy dimensi strength siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional lebih baik daripada self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs.

1: Self-efficacy dimensi strength siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik daripada self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Kriteria uji yang digunakan adalah tolak 0 jika . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai = 3,84. Sedangkan =

2,009. Sehingga kita menolak 0 dan menerima 1 yang artinya bahwa self-efficacy dimensi strength siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs secara statistik lebih baik daripada self-efficacy dimensi strength siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model ekspositori.

3. Self-efficacy dimensi generally atau kekuatan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan pengolahan data hasil angket skala self-efficacy dimensi generally siswa kedua kelas, diperoleh skor minimum ( ), skor maksimum ( ), dan skor rerata ( ), seperti pada Tabel berikut.

Tabel 4.20 Hasil angket skala self-efficacy dimensi generally kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kelas Jumlah Siswa

Skor Ideal

self-efficacy

Kategori Kategori Kategori

Eksperimen 26 60 4 Sangat Rendah 54 Sangat Tinggi 28,65 Sedang Kontrol 26 60 6 Sangat Rendah 35 Sedang 18,5 Rendah

Berdasarkan tabel diketahui bahwa secara total self-efficacy dimensi generally siswa kelas eksperimen berkategori sedang dan self-efficacy dimensi generally siswa kelas kontrol berkategori rendah.

Adapun presentase siswa pada setiap kategori self-efficacy, secara berturut-turut self-efficacy dimensi generally pada siswa pada kelas eksperimen sebagai berikut: 3,84% sangat rendah (SR), 23,07% rendah (R), 46,15% sedang (S), 23,07%, tinggi (T), dan 3,84% sangat tinggi (ST). Sedangkan self-efficacy kelas kontrol secara berturut-turut sebagai berikut:7,69% sangat rendah (SR), 65,38% rendah (R), 26,92 % sedang (S), 0% tinggi (T), 0% sangat tinggi (ST). Presentase masing-masing kategori diperoleh dari hasil bagi frekuensi siswa masing-masing kategori dengan banyaknya seluruh siswa dikali 100%. Gambaran self-efficacy siswa kedua kelas adalah sebagai berikut.

Gambar 4.4 Gambaran self-efficacy dimensi generally siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan gambar terlihat bahwa self-efficacy dimensi generally kelas eksperimen lebih tinggi daripada self-efficacy kelas kontrol. Untuk memperkuat hal tersebut, perlu dilakukan uji statistik untuk menentukan bahwa self-efficacy dimensi generally kedua kelas berbeda atau tidak secara signifikan. Karena skala data self-efficacy siswa dari kedua kelas tergolong ordinal, maka digunakan uji statistika nonparametrik. Salah satunya adalah uji Mann-Whitney.

Rumusan hipotesisnya yang digunakan adalah sebagai berikut.

0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara self-efficacy dimensi generally siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs dan self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 SR R S T ST 3,84 23,07 46,15 23,07 3,84 7,69 65,38 26,92 0 0 P re se ntas e F re ku ensi Siw a (% )

Kategori Self-Efficacy dimensi generally

Eksperimen Kontrol

1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara self-efficacy dimensi generally siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs dan self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney berbantuan SPSS 16.00 adalah sebagai berikut (lebih lengkapnya pada 61).

Tabel 4.21 Hasil uji Mann-Whitney self-efficacy dimensi generally siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Test Statistic

Nilai

Mann-Whitney U 172.000

Wilcoxon W 523.000

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Grouping Variable: KELAS

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi (sig.) sebesar 0,002 kurang dari =0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ( 0) ditolak dan hipotesis alternanif ( 1) diterima. Berarti self-efficacy dimensi generally siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs berbeda secara signifikan dengan self-efficacy dimensi generally siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Untuk mengetahui lebih lanjut apakah self-efficacy dimensi generally siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik daripada self-efficacy dimensi generally siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dilakukan uji pihak kanan dengan rumusan hipotesis:

0: Self-efficacy dimensi generally siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional lebih baik daripada self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs.

1: Self-efficacy dimensi generally siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs lebih baik daripada self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Kriteria uji yang digunakan adalah tolak 0 jika . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai = 3,69. Sedangkan =

2,009. Sehingga kita menolak 0 dan menerima 1 yang artinya bahwa self-efficacy dimensi generally siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs secara statistik lebih baik daripada self-efficacy dimensi generally siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

4.2 Pembahasan