• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Fisik Kota Surakarta Tahun 1975 –

KOTA SURAKARTA DAN KAWASAN SOLOBARU

4.2.1 Gambaran Fisik Kota Surakarta Tahun 1975 –

A. Geografis

Kota Surakarta terletak diantara 110 45' 15"- 110 45'35" Bujur Timur dan 70 36' - 70 56' Lintang Selatan. Kota Surakarta terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang. Lokasi kota ini berada di dataran rendah yakni ±92m di atas permukaan laut yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur. Di sebelah selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo dan di bagian utara mengalir Kali Pepe yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo. Kota Surakarta dibagi menjadi lima kecamatan yaitu Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Jebres, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Pasar Kliwon, dan Kecamatan Serengan. Batas administrasi Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

 Sebelah utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.

 Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.

 Sebelah selatan : Kabupaten Sukoharjo.

 Sebelah barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Peta administrasi Kota Surakarta disajikan berikut ini :

58 Kota Surakarta mempunyai suhu udara maksimum 32,4 C dan suhu udara minimum 21,6 C. Sedangkan tekanan udara rata-rata adalah 1008,74 mbs dengan kelembaban udara 79 %. Kecepatan angin berkisar 4 knot dengan arah angin 188 serta beriklim panas. Tanah di Surakarta bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai akibat aktivitas vulkanik kedua gunung api yang telah disebutkan di atas. Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu. Namun demikian, sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk.

B. Kebijakan Tata Ruang Kota Surakarta

Dalam sistem penataan ruang dan perwilayahan Kota Surakarta sebagaimana dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota tahun 1993-2013, kebijakan tata ruang Kota Surakarta dibagi menjadi 10 SWP (Sub Wilayah Pembangunan) yang meliputi :

 Sub Wilayah Pembangunan I

Meliputi 6 wilayah kelurahan yaitu Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu, dan Semanggi dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Pucang Sawit. Adapun kegiatan yang mendominasi adalah sektor industri.

 Sub Wilayah Pembangunan II

Meliputi 12 wilayah kelurahan yaitu Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan dengan pusat pertumbuhan di Kampung Baru. Adapun potensi kegiatan yang mendominasi adalah sektor pariwisata, kebudayaan, perdagangan, perkantoran, dan bank.

 Sub Wilayah Pembangunan III

Meliputi 12 wilayah kelurahan yaitu Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, Pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu, dan Joyosuran dengan pusat pertumbuhan di kelurahan

59 Gajahan. Adapun potensi kegiatan yang mendominasi adalah sektor pariwisata, kebudayaan, dan perdagangan.

 Sub Wilayah Pembangunan IV

Meliputi 8 wilayah kelurahan yaitu Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Sriwedari. Adapun potensi kegiatan yang mendominasi adalah sektor pariwisata dan olahraga.

 Sub Wilayah Pembangunan V

Meliputi 3 wilayah kelurahan yaitu Pajang, Laweyan, dan Sondakan dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Sondakan. Adapun potensi kegiatan yang mendominasi adalah sektor industri.

 Sub Wilayah Pembangunan VI

Meliputi 3 wilayah kelurahan yaitu Karangasem, Jajar, dan Kerten dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Jajar. Adapun potensi kegiatan yang mendominasi adalah perkamtoran dan perumahan/permukiman.

 Sub Wilayah Pembangunan VII

Meliputi 2 wilayah kelurahan yaitu Sumber dan Banyuanyar dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Sumber. Adapun potensi kegiatan yang mendominasi adalah sektor perumahan/permukiman.

 Sub Wilayah Pembangunan VIII

Meliputi 2 wilayah kelurahan yaitu Jebres dan Tegalharjo dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Jebres. Adapun potensi kegiatan yang mendominasi adalah sektor pariwisata, pendidikan, dan perdagangan.

 Sub Wilayah Pembangunan IX

Meliputi 2 wilayah kelurahan yaitu Kadipiro dan Nusukan dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Kadipiro. Adapun potensi kegiatan yang mendominasi adalah sektor industri dan pendidikan.

 Sub Wilayah Pembangunan X

Meliputi 1 wilayah kelurahan yang sekaligus merupakan pusat pertumbuhan, yaitu kelurahan Mojosongo. Adapun potensi kegiatan yang mendominasi adalah sektor perumahan/permukiman.

60

C. Permukiman

Luas permukiman dan jumlah rumah di Kota Surakarta meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Luas permukiman dan jumlah rumah di Kota Surakarta dari tahun 1975 sampai 2005 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Luas Permukiman di Kota Surakarta Tahun 1975-2005 Tahun Luas Permukiman

(ha) Jumlah Rumah

1975 2.868,16 67.314 1976 3.168,26 67.861 1977 3.168,26 68.379 1978 3.168,26 68.432 1979 3.254,56 83.578 1980 3.254,56 83.788 1981 3.018,5754 88.519 1982 3.137,3283 99.562 1983 3.137,3283 90.033 1984 3.242,1452 89.781 1985 3.052,6551 81.850 1986 3.252,6551 82.047 1987 3.266,1551 81.919 1988 3.302,3831 81.475 1989 3.351,6653 84.144 1990 3.369,4853 83.231 1991 3.370,4849 84.062 1992 3.372,4849 85.006 1993 3.372,4849 86.443 1994 3.372,4849 93.361 1995 3.372,4849 93.924 1996 3.372,4849 94.518 1997 2.665,16 95.364 1998 2.667,85 95.225 1999 2.674,24 96.134 2000 2.675,91 98.080 2001 2.681,11 106.364 2002 2.685,14 117.256 2003 2.672,21 124.176 2004 2.682,19 135.040 2005 2.707,27 144.640

61

Sumber : Surakarta dalam Angka tahun 1975-2005

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa luas permukiman di Kota Surakarta pada tahun 1975 adalah 2.868,16 ha. Jumlah tersebut meningkat menjadi 3.168,26 ha pada tahun 1980. Sedangkan pada tahun 1985, luas permukiman di Kota Surakarta berkurang menjadi 3.052,6551 ha dan pada tahun 1990 meningkat kembali menjadi 3.369,4853 ha. Pada tahun 1995 luas permukiman bertambah menjadi 3.372,4849 ha. Jumlah tersebut berkurang menjadi 2.675,91 ha pada tahun 2000 dan menjadi 2.707,27 ha pada tahun 2005. Luas permukiman di Kota Surakarta dari tahun 1975 sampai 2005 dapat digambarkan pada diagram batang berikut ini :

Gambar 4.2 Luas Permukiman di Kota Surakarta Tahun 1975-2005

Sedangkan jumlah rumah di Kota Surakarta tahun 1975 adalah 67.314 dan meningkat menjadi 83.788 pada tahun 1980. Dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 1980 samapi 1985, jumlah rumah di Kota Surakarta mengalami peningkatan tetapi menurun kembali hingga pada tahun 1985 jumlahnya menjadi 81.850. Jumlah tersebut meningkat pada tahun 1990 menjadi 83.231 rumah. Pada tahun 1995 jumlah rumah di Kota Surakarta sebanyak 93.924 dan meningkat menjadi 98.080 pada tahun 2000. Jumlah tersebut meningkat lagi hingga pada tahun 2005 jumlahnya menjadi 144.640. Jumlah rumah di Kota Surakarta dari tahun 1975 sampai 2005 dapat digambarkan pada diagram batang berikut ini :

62 Gambar 4.3 Jumlah Rumah di Kota Surakarta Tahun 1975-2005

D. Sarana dan Prasarana

Sarana perkotaan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari sarana kesehatan, perdagangan, dan pendidikan. Jumlah sarana di Kota Surakarta dari tahun 1975- 2005 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Jumlah Sarana Kota Surakarta Tahun 1975-2005

Tahun

Jumlah Sarana

Sarana Perdagangan Sarana Pendidikan Sarana Kesehatan

Pasar Tradisional Pertokoan (pasar modern, took, kios, warung) Jumlah TK SD SMP SMA Universitas, Lembaga Pendidikan, Kursus Jumlah Rumah Sakit Puskesmas Poliklinik, Balai Pengobatan Jumlah 1975 38 4.613 4.651 15 42 28 16 166 267 4 5 283 292 1976 38 4.330 4.368 15 42 28 16 84 185 4 5 305 314 1977 38 4.403 4.441 27 42 28 16 51 164 4 5 299 308 1978 38 4.439 4.477 32 44 28 16 383 503 4 5 146 155 1979 39 5.457 5.496 36 44 31 18 415 544 4 5 157 166 1980 39 5.741 5.780 45 48 34 18 449 594 5 5 169 179 1981 39 5.377 5.416 61 48 36 22 435 602 7 7 173 187 1982 39 5.466 5.505 61 52 36 26 446 621 7 7 187 201 1983 39 5.482 5.521 61 52 36 26 468 643 7 7 167 181 1984 40 5.507 5.547 63 52 36 28 498 677 7 7 141 155 1985 40 5.614 5.654 66 60 42 34 511 713 7 7 183 197 1986 40 5.766 5.806 68 60 42 36 528 734 7 9 181 197 1987 40 6.069 6.109 70 60 42 36 544 752 7 9 189 205 1988 40 6.128 6.168 72 62 42 36 567 779 7 9 192 208 1989 40 6.295 6.335 78 62 44 36 616 836 7 9 177 193 1990 40 6.457 6.497 78 64 48 42 615 847 7 14 158 179 1991 40 6.533 6.573 78 68 48 42 605 841 8 14 165 187 1992 40 6.544 6.584 78 68 48 42 603 839 8 14 168 190 1993 40 6.583 6.623 78 68 48 42 582 818 8 14 159 181 1994 40 6.642 6.682 78 68 48 42 518 754 8 18 161 187 1995 40 7.027 7.067 78 68 48 42 520 756 8 18 143 169 1996 40 7.717 7.757 72 68 44 42 296 522 9 18 145 172 1997 40 8.253 8.293 72 68 44 42 574 800 9 18 143 170 1998 40 8.272 8.312 72 68 44 42 521 747 9 18 155 182 1999 40 8.237 8.277 72 68 44 42 522 748 9 18 160 187

63 2000 40 8.250 8.290 72 64 41 42 516 735 12 22 154 188 2001 40 8.343 8.383 70 62 41 38 433 644 12 22 167 201 2002 40 8.386 8.426 70 60 41 38 533 742 12 22 178 212 2003 40 8.438 8.478 70 60 41 38 525 734 12 24 192 228 2004 40 8.491 8.531 68 60 41 38 517 724 12 24 159 195 2005 41 8.532 8.572 68 60 41 38 517 724 12 24 180 216

Sumber : Surakarta dalam Angka tahun 1975-2005

Sarana perdagangan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari pasar dan pertokoan (kios, warung). Jumlah sarana perdagangan yang ada di Kota Surakarta pada tahun 1975 sebesar 4.651. Jumlah tersebut terus bertambah hingga pada tahun 1980 jumlahnya menjadi 5.780. Namun dalam kurun waktu lima tahun jumlah tersebut terus berkurang hingga pada tahun 1985 jumlahnya menjadi 5.654. Pada tahun 1990, jumlah sarana perdagangan di Kota Surakarta sebesar 6.497 dan bertambah pada tahun 1995 menjadi 7.067. Dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 1995 sampai 2000, jumlah sarana perdagangan di Kota Surakarta mengalami penurunan dan peningkatan hingga pada tahun 2000 jumlahnya bertambah dari tahun 1995 menjadi 8.290 Jumlah tersebut terus bertambah hingga pada tahun 2005 menjadi 8.572. Jumlah sarana perdagangan di Kota Surakarta tahun 1975-2005 dapat digambarkan dalam diagram batang berikut ini :

Gambar 4.4 Jumlah Sarana Perdagangan di Kota Surakarta Tahun 1975-2005

Sarana pendidikan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari TK, SD, SMP, SMA, dan universitas maupun lembaga pendidikan serta kursus. Jumlah sarana pendidikan di Kota Surakarta tahun 1975 sebesar 267. Dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 1975-1980 terjadi penurunan dan peningkatan jumlah sarana pendidikan hingga pada tahun 1980 jumlahnya menjadi 594. Jumlah tersebut terus bertambah hingga pada tahun 1985 jumlahnya menjadi 713 dan pada tahun 1990 menjadi 847. Namun, jumlah tersebut terus berkurang hingga pada tahun 1995 menjadi 756. Pada tahun 2000 jumlah sarana pendidikan berkurang menjadi 735

64 dan berkurang kembali pada tahun 2005 menjadi 724. Jumlah sarana pendidikan di Kota Surakarta tahun 1975-2005 dapat digambarkan dalam diagram batang berikut ini :

Gambar 4.5 Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 1975-2005

Sarana kesehatan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan balai pengobatan. Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah sarana kesehatan di Kota Surakarta tahun 1975 sebesar 292. Namun jumlah tersebut berkurang pada tahun 1980 menjadi 179. Pada tahun 1985, jumlah sarana kesehatan di Kota Surakarta bertambah menjadi 197. Dalam kurun waktu lima tahun, jumlah sarana kesehatan di Kota Surakarta terus bertambah namun pada tahun 1990 berkurang hingga jumlahnya menjadi 179. Jumlah tersebut berkurang kembali pada tahun 1995 menjadi 169. Namun pada tahun 2000, jumlah sarana kesehatan di Kota Surakarta bertambah menjadi 188 dan jumlahnya terus bertambah hingga pada tahun 2005 menjadi 216. Jumlah sarana kesehatan di Kota Surakarta tahun 1975-2005 dapat digambarkan dalam diagram batang berikut ini :

65 Gambar 4.6 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Surakarta Tahun 1975-2005

Prasarana jalan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari beberapa kelas jalan yakni jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal atau lingkungan. Prasarana jalan di Kota Surakarta terletak pada jalur lintas selatan sistem transportasi regional pulau Jawa. Jalan arteri primer di Kota Surakarta menghubungkan bagian timur dan barat Kota Surakarta dengan jalan utama di pusat Kota Surakarta yaitu jalan Slamet Riyadi yang menghubungkan jalan menuju Semarang, Yogyakarta, Surabaya. Sedangkan jaringan jalan di dalam Kota Surakarta tampak berpola grid.

66

Jenis Data Tahun

2005 2004 2003 2002 2001 2000 1999 1998 1997 1996 1995 1994 1993 1992 1991 1990