• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan koefisien jalur pada model jalur perkembangan Kota Surakarta melalui jumlah penduduk, jumlah rumah, dan luas

Peta 5.8 Peta Perembetan Spasial Permukiman Kota Surakarta ke Kawasan Solobaru Tahun 1997-

4. Perhitungan koefisien jalur pada model jalur perkembangan Kota Surakarta melalui jumlah penduduk, jumlah rumah, dan luas

permukiman di Kawasan Solobaru terhadap jumlah sarana di Kawasan Solobaru.

Tabel 5.26 Model Summary Model Summaryd Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .961a .9242 .921 139.42921 2 .983b .9662 .964 94.31166 3 .992c .9824 .981 67.64475

a. Predictors: (Constant), Jumlah_Rumah_Solobaru b. Predictors: (Constant), Jumlah_Rumah_Solobaru, Peningkatan_PDRB

c. Predictors: (Constant), Jumlah_Rumah_Solobaru, Peningkatan_PDRB, Luas_Permukiman

d. Dependent Variable: Jumlah_Sarana_Solobaru

Sumber : Hasil SPSS

 Uji R Square

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa model ke-3 mempunyai R Square paling besar dan mempunyai standar error paling kecil yang berarti model regresi ke-3 merupakan model yang dapat digunakan untuk mengetahui variabel perkembangan Kota Surakarta yang mana saja yang melalui jumlah penduduk, jumlah rumah, dan luas permukiman di Kawasan Solobaru mempengaruhi jumlah sarana di Kawasan Solobaru. Dari kolom predictors (c), dapat disimpulkan bahwa peningkatan PDRB Kota Surakarta dan luas

i mempengaruhi jumlah sarana di Kawasan Solobaru dengan koefisien jalur (besaran pengaruh) sebesar 0,9824 atau 98,24% (uji R Square : berpengaruh kuat). Hal ini berarti sebesar 0,0176 atau 1,76% jumlah sarana di Kawasan Solobaru dipengaruhi oleh variabel jumlah penduduk Kota Surakarta (X1), jumlah rumah Kota Surakarta (X2), jumlah sarana Kota Surakarta (X4), prasarana Kota Surakarta (X5), jumlah penduduk di Kawasan Solobaru (X7), luas permukiman di Kawasan Solobaru (X9), dan variabel lain yang semula

tidak diduga (€).

Tabel 5.27 Anova ANOVAd

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6818947.345 1 6818947.345 350.760 .000a Residual 563774.655 29 19440.505 Total 7382722.000 30 2 Regression 7133670.695 2 3566835.347 401.007 .000b Residual 249051.305 28 8894.689 Total 7382722.000 30 3 Regression 7259175.061 3 2419725.020 528.808 .000c Residual 123546.939 27 4575.813 Total 7382722.000 30

a. Predictors: (Constant), Jumlah_Rumah_Solobaru

b. Predictors: (Constant), Jumlah_Rumah_Solobaru, Peningkatan_PDRB c. Predictors: (Constant), Jumlah_Rumah_Solobaru, Peningkatan_PDRB, Luas_Permukiman

d. Dependent Variable: Jumlah_Sarana_Solobaru

Sumber : Hasil SPSS

 Uji F

Dari tabel anova diatas, diperoleh nilai F dengan nilai sig = 0,000.

Karena nilai sig < α (0,05), maka besaran pengaruh variabel peningkatan PDRB Kota Surakarta dan luas permukiman Kota Surakarta melalui jumlah rumah di Kawasan Solobaru mempengaruhi jumlah sarana di Kawasan Solobaru dengan koefisien jalur (besaran pengaruh) sebesar 0,9824 atau 98,24% adalah signifikan berpengaruh yang berarti terdapat pengaruh antara peningkatan PDRB Kota Surakarta (X6) dan luas permukiman Kota Surakarta (X3) melalui jumlah rumah di Kawasan Solobaru (X8) terhadap jumlah sarana

i maka pengujian analisis jalur (uji t) secara individual dapat dilakukan.

Tabel 5.28 Koefisien Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta Zero-order Partial Part 1 (Constant) -1489.148 131.679 -11.309 .000 Jumlah_Rumah_ Solobaru .085 .005 .961 18.729 .000 .961 .961 .961 2 (Constant) -886.271 134.927 -6.568 .000 Jumlah_Rumah_ Solobaru .058 .005 .654 10.522 .000 .961 .893 .365 Peningkatan_PD RB .000 .000 .370 5.948 .000 .913 .747 .206 3 (Constant) 182.489 225.857 .808 .426 Jumlah_Rumah_ Solobaru . 054795119 .004 .616 13.623 .000 .961 .934 .339 Peningkatan_PD RB .00057929 .000 .297 6.359 .000 .913 .774 .158 Luas_Permukim an -.312 .057 -.169 -5.237 .000 -.714 -.710 -.130

a. Dependent Variable: Jumlah_Sarana_Solobaru Sumber : Hasil SPSS

Dari tabel koefisien jalur diatas didapatkan koefisien jalur yang merupakan besaran pengaruh dari setiap variabel. Besaran koefisien tersebut harus diuji t terlebih dahulu untuk mengetahui apakah variabel tersebut signifikan berpengaruh atau tidak. Uji t yang dilakukan dalam model jalur ini menghasilkan kesimpulan bahwa semua variabel signifikan berpengaruh. Untuk proses uji t setiap variabel dapat dilihat pada lampiran. Dari tabel koefisien di atas diketahui :

B : 182.489

X8 (Jumlah Rumah di Kawasan Solobaru) : 0.054795119

X6 (Peningkatan PDRB) : 0.00057929

X3 (Luas Permukiman) : -0.312

Dan didapatkan persamaan jalur =

Y (Jumlah Sarana di Kawasan Solobaru) = B + pyX8 X8 + pyX6 X6 + pyX3 X3 + py€

Y (Jumlah Sarana di Kawasan Solobaru) = 182.489 + 0.054795119 X8 + 0.00057929 X6 - 0.312 X3 + py€

i 363 = 182.489 + 0.054795119 (19281) + 0.00057929 (32547.77) - 0.312 (2868.16) + py€ 363 = 362.9823671 + py€ py€ = 363 - 362.9823671 py€ = 1,76%

variabel lain mempengaruhi sebesar 1,76%, tanda positif berarti arah variabel bebas searah dengan variabel terikat.

Dari hasil perhitungan SPSS diatas dapat disimpulkan koefisien jalur dan kontribusi pengaruh peningkatan PDRB Kota Surakarta dan luas permukiman Kota Surakarta melalui jumlah rumah di Kawasan Solobaru terhadap variabel terikat (jumlah sarana di Kawasan Solobaru) sebagai berikut :

Tabel 5.29 Kontribusi Pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat (Jumlah Sarana Kawasan Solobaru)

Variabel Bebas (X) Statistik Uji Koefisien Jalur (P) Kontribusi Pengaruh (%) Arah Pengaruh

Uji R Uji F Uji t

Jumlah Rumah Kawasan Solobaru (X8) 98,24% Signifikan Signifikan Berpengaruh 0.054795119 14.65% Positif (searah) Peningkatan PDRB Kota Surakarta (X6) Signifikan Berpengaruh 0.00057929 0.15% Positif (searah) Luas Permukiman Kota Surakarta (X3) Signifikan Berpengaruh - 0.312 83.43% Negatif (berlawanan)

Sumber : Hasil Analisis

Kontribusi pengaruh variabel perkembangan Kota Surakarta yang dominan terhadap jumlah sarana di Kawasan Solobaru adalah variabel peningkatan PDRB Kota Surakarta yang kontribusi pengaruhnya sebesar 0.15% dan luas permukiman Kota Surakarta yang kontribusi pengaruhnya sebesar 83.43%. Namun selain kedua variabel perkembangan Kota Surakarta tersebut, jumlah rumah di Kawasan Solobaru juga berpengaruh terhadap jumlah sarana di Kawasan Solobaru yang kontribusi pengaruhnya sebesar 14.65%.

i yang dominan berpengaruh terhadap jumlah sarana di Kawasan Solobaru adalah luas permukiman dan peningkatan PDRB di Kota Surakarta. Yang artinya adalah : - Jumlah sarana Kawasan Solobaru akan bertambah ketika jumlah rumah di Kawasan Solobaru bertambah menjadi 0.054795119 X jumlah rumah Kawasan Solobaru + variabel lain.

- Jumlah sarana Kawasan Solobaru akan bertambah ketika luas permukiman di Kota Surakarta berkurang menjadi 0.312 X luas permukiman Kota Surakarta + variabel lain.

- Jumlah sarana Kawasan Solobaru akan bertambah ketika PDRB Kota Surakarta bertambah menjadi 0.00057929 X tingkat PDRB Kota Surakarta + variabel lain.

Interaksi antara Kota Surakarta dengan Kawasan Solobaru adalah interaksi yang bersifat region complementary (wilayah yang saling melengkapi). Sebagian penghuni Kawasan Solobaru bekerja di salah satu sektor lapangan kerja di Kota Surakarta. Peningkatan PDRB Kota Surakarta berarti peningkatan ekonomi kota yang dapat menjadi tarikan bagi penduduk kota lain untuk berurbanisasi ke Kota Surakarta namun semakin berkurangnya lahan untuk permukiman maka akan menambah jumlah rumah di Kawasan Solobaru yang pada akhirnya menambah sarana di Kawasan Solobaru.

BAB 6 PENUTUP

5.5 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh perkembangan Kota Surakarta terhadap permukiman di Kawasan Solobaru, maka dapat disimpulkan beberapa hal yakni sebagai berikut :

1) Perkembangan spasial dan penduduk Kota Surakarta berpengaruh terhadap kondisi fisik, ekonomi dan sosial budaya Kawasan Solobaru.

2) Perkembangan permukiman Kota Surakarta cenderung disebabkan oleh proses sosial ekonomi yang mendahului proses spasial.

3) Perkembangan ekonomi yang terjadi tahun 1970an di Kota Surakarta merupakan kekuatan sentripetal yang menjadi faktor penarik penduduk luar kota untuk melakukan urbanisasi ke Kota Surakarta. Tingkat

i 3,32%.

4) Ketersediaan lahan permukiman di Kota Surakarta yang semakin terbatas membuat terjadinya gerakan sentrifugal yakni penduduk asli Kota Surakarta bergerak ke luar Kota Surakarta seperti ke Kawasan Solobaru. Sehingga hal ini mengakibatkan jumlah penduduk di Kawasan Solobaru bertambah yang diikuti dengan pertambahan jumlah rumah dan sarana di Kawasan Solobaru.

5) Interaksi antara Kota Surakarta dengan Kawasan Solobaru adalah interaksi yang bersifat region complementary (wilayah yang saling melengkapi), yakni Kota Surakarta mempunyai potensi teknologi, sarana komplit, dan lapangan kerja, sedangkan Kawasan Solobaru mempunyai potensi ketersediaan lahan permukiman. Kawasan Solobaru dengan jarak yang relative lebih dekat dibanding hinterland Kota Surakarta lainnya menjadikan lahan permukiman di Kawasan Solobaru.

6) Interaksi sosial yang kuat antara penduduk Kota Surakarta dengan Kawasan Solobaru membuat adanya proses invasi sosial budaya antara penduduk Kota Surakarta dengan Kawasan Solobaru yang akhirnya terjadi suksesi budaya modern pada penduduk Kawasan Solobaru.

7) Pengaruh variabel dominan perkembangan Kota Surakarta terhadap jumlah penduduk Kawasan Solobaru adalah sebagai berikut :

Jumlah penduduk Kawasan Solobaru akan bertambah ketika jumlah penduduk Kota Surakarta bertambah menjadi 0.136 X jumlah penduduk Kota Surakarta + variabel lain.

Jumlah penduduk Kawasan Solobaru akan bertambah ketika jumlah rumah di Kota Surakarta bertambah menjadi 0.357 X jumlah rumah Kota Surakarta + variabel lain.

Jumlah penduduk Kawasan Solobaru akan bertambah ketika jumlah sarana Kota Surakarta bertambah menjadi 3.35872271 X jumlah sarana Kota Surakarta + variabel lain.

Jumlah penduduk Kawasan Solobaru akan bertambah ketika jumlah luas permukiman berkurang menjadi 8.316 X luas permukiman Kota Surakarta + variabel lain.

i jumlah rumah di Kawasan Solobaru adalah sebagai berikut :

Jumlah rumah Kawasan Solobaru akan bertambah ketika jumlah penduduk Kawasan Solobaru bertambah menjadi 0.24828 X jumlah penduduk Kawasan Solobaru + variabel lain.

Jumlah rumah Kawasan Solobaru akan bertambah ketika luas permukiman di Kota Surakarta berkurang menjadi 0.392317 X luas permukiman Kota Surakarta + variabel lain.

Jumlah rumah Kawasan Solobaru akan bertambah ketika luas permukiman di Kota Surakarta berkurang menjadi 0.008000001 X jumlah rumah Kota Surakarta + variabel lain.

9) Pengaruh variabel dominan perkembangan Kota Surakarta terhadap jumlah luas permukiman di Kawasan Solobaru adalah sebagai berikut :

Luas pemukiman di Kawasan Solobaru akan bertambah ketika jumlah penduduk Kawasan Solobaru bertambah menjadi 0.03806791 X jumlah penduduk Kawasan Solobaru + variabel lain.

Luas permukiman di Kawasan Solobaru akan bertambah ketika jumlah rumah di Kota Surakarta berkurang menjadi 0.047 X jumlah rumah Kota Surakarta + variabel lain.

10) Pengaruh variabel dominan perkembangan Kota Surakarta terhadap jumlah sarana di Kawasan Solobaru adalah sebagai berikut :

Jumlah sarana Kawasan Solobaru akan bertambah ketika jumlah rumah di Kawasan Solobaru bertambah menjadi 0.054795119 X jumlah rumah Kawasan Solobaru + variabel lain.

Jumlah sarana Kawasan Solobaru akan bertambah ketika luas permukiman di Kota Surakarta berkurang menjadi 0.312 X luas permukiman Kota Surakarta + variabel lain.

Jumlah sarana Kawasan Solobaru akan bertambah ketika PDRB Kota Surakarta bertambah menjadi 0.00057929 X tingkat PDRB Kota Surakarta + variabel lain.

i perkembangan Kota Surakarta terhadap permukiman di Kawasan Solobaru, maka dapat disusun rekomendasi sebagai berikut :

1) Rekomendasi bagi pemerintah

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh perkembangan Kota Surakarta terhadap permukiman di Kawasan Solobaru, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antar Kota Surakarta ke Kawasan Solobaru oleh karena itu direkomendasikan kepada pihak pemerintah bahwa perlu adanya kerjasama antara pemerintah Kota Surakarta dengan pemerintah kabupaten Sukoharjo dalam mengantisipasi perkembangan Kawasan Solobaru yang dipengaruhi oleh perkembangan Kota Surakarta agar lebih berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Kerjasama tersebut dapat diwujudkan dalam koordinasi antar instansi terkait dalam penyusunan rencana tata ruang.

a. Bapeda Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo

Kedua instansi perlu melakukan peninjauan kembali terhadap kebijakan pembangunan yang mempengaruhi Kawasan Solobaru. Hal ini perlu dilakukan mengingat adanya kecenderungan konversi lahan tak terbangun menjadi terbangun yang kurang terkendali karena adanya pengaruh perkembangan Kota Surakarta yang lokasinya berbatasan langsung dengan Kawasan Solobaru.

b. DPU Kota Surakarta dan DPU Kawasan Solobaru

Perlunya peningkatan aksesbilitas agar dapat menunjang mekanisme kegiatan ke pusat Kawasan Solobaru, terutama pada pusatlingkungan permukiman penduduk. Selain itu juga dikembangkan berbagai fasilitas pelayanan sesuai dengan fungsi lahan yang diberikan, seperti penyediaan fasilitas dan utilitas yang lebih memadai.

c. Dinas Tata Kota Surakarta dan Bapeda Kabupaten Sukoharjo

Perlunya diterbitkan aspek peraturan yang berkaitan dengan kepastian hukum dalam pelaksanaan rencana penataan ruang, terutama masalah pertanahandan prosedur perijinan. Hal ini ditujukan untuk mengantisipasi kecenderungan perubahan penggunaan lahan yang kurang terkendali.

i kekurangan sehingga direkomendasikan untuk studi lanjutan bila ingin mengkaji lebih dalam lagi mengenai pengaruh perkembangan Kota Surakarta terhadap permukiman di Kawasan Solobaru, maka sebaiknya variabel penelitian yang digunakan diharapkan untuk lebih spesifik pada variabel yang pengaruhnya berkontribusi besar pada perkembangan Kawasan Solobaru. Variabel yang digunakan untuk penelitian selanjutnya lebih baik dispesifikan pada jangkauan sarana prasarana di Kota Surakarta yang dapat membentuk interaksi dengan Kawasan Solobaru.