• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara verifikasi dari kajian pustaka. Adapun variabel yang digunakan adalah variabel independent, variabel dependent dan variabel lain.

a. Variabel Independent

Variabel independent merupakan variabel bebas. Yang dimaksud variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor perkembangan Kota Surakarta yang didapat dari verifikasi kajian teori, peneliti mengambil 6 variabel

62 perkembangan Kota Surakarta yang dianggap dominan berpengaruh terhadap perkembangan hinterlandnya, yakni sebagai berikut :

Tabel 3.1 Variabel Independent dalam Penelitian

Faktor Perkembangan

Kota Surakarta

Verifikasi variabel penelitian dengan landasan pustaka

Deskripsi Tokoh

Pertambahan Jumlah Penduduk

Salah satu faktor perkembangan kota adalah faktor penduduk, yaitu adanya pertambahan penduduk, baik disebabkan karena pertambahan alami maupum karena migrasi.

Hendarto (1997)

Pertambahan Rumah

Perkembangan suatu kota salah satunya ditandai oleh meningkatnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk dalam suatu wilayah perkotaan selalu diikuti oleh peningkatan kebutuhan ruang.

Yunus (1987)

Luas

Permukiman

Perkembangan suatu kota salah satunya ditandai oleh meningkatnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk dalam suatu wilayah perkotaan selalu diikuti oleh peningkatan kebutuhan ruang. Yunus (1987) Jumlah Sarana (Perdagangan, Kesehatan, Pendidikan)

Perkembangan suatu kota salah satunya ditandai oleh meningkatnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk dalam suatu wilayah perkotaan selalu diikuti oleh peningkatan kebutuhan ruang.

Yunus (1987)

Prasarana Jalan Perkembangan suatu kota salah satunya ditandai oleh meningkatnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk dalam suatu wilayah perkotaan selalu diikuti oleh peningkatan kebutuhan ruang.

Yunus (1987)

Peningkatan PDRB

Salah satu faktor perkembangan kota adalah faktor sosial ekonomi, yaitu peningkatan PDRB kota dan perkembangan kegiatan usaha masyarakat.

Hendarto (1997)

Interaksi Sosial Salah satu faktor perkembangan kota adalah faktor sosial budaya, yaitu adanya perubahan pola kehidupan dan tata cara masyarakat akibat pengaruh luar/interaksi sosial, komunikasi, dan sistem informasi.

Hendarto (1997)

Sumber : Hasil Identifikasi, 2010

Jumlah sarana yang dimaksud dalam penelitian ialah jumlah sarana perdagangan, kesehatan, dan pendidikan. Sedangkan sarana industri dan rekreasi menjadi variabel lain, karena industri besar di Kota Surakarta sudah semakin berkurang meskipun terdapat industri kreatif yang semakin bermunculan, dan Kota Surakarta bukanlah kota untuk tujuan rekreasi tetapi hanyalah kota rekreatif. Berikut adalah penurunan jumlah industri besar di Kota Surakarta tahun 1975-2005 (Surakarta dalam Angka Tahun 1975-2005) :

63

Gambar 3.1 Penurunan Jumlah Industri Besar di Kota Surakarta

b. Variabel Dependent

Variabel dependent merupakan variabel terikat. Yang dimaksud variabel terikat dalam penelitian ini yaitu :

 Jumlah Penduduk Kawasan Solobaru

 Jumlah Rumah Kawasan Solobaru

 Luas Permukiman Kawasan Solobaru

 Jumlah Sarana Kawasan Solobaru c. Variabel Lain

Variabel lain adalah faktor yang mempengaruhi variabel dependent tetapi tidak dijadikan variabel independent, seperti :

 Bertambahnya pedagang kaki lima atau sektor informal lain yang berkembang di Kota Surakarta.

 Bertambahnya industri kreatif yang semakin banyak di Kota Surakarta.

 Meningkatnya prasarana jalan di Kawasan Solobaru.

 Bertambahnya tempat rekreasi di Kota Surakarta.

 Perkembangan komunikasi dan sistem informasi.

 Dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi variabel dependent.

3.4 Populasi dan Sampel

Menurut Singarimbun (1995), populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi yang akan dijadikan dasar pengambilan sample dalam penelitian ini adalah penduduk yang ada di Kota Surakarta dan Kawasan Solobaru.

64 Menurut Suharsimi (1996), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Perhitungan sample menurut Gay dan Diehl, 1992 (dalam artikel

“Teknik Sampling” oleh Hasan Mustafa, 2000) dalam penelitian perbandingan kausal, sample yang digunakan adalah minimal 30. Karena penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kausalitas, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 30.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer ini diperoleh dari hasil pengamatan lapangan pada waktu studi dilakukan, angket (kuesioner) dan wawancara dengan informan yang terkait. Instrument yang digunakan adalah pedoman wawancara, angket (kuesioner) bagi sejumlah responden.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung. Data ini diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini.

Berikut ini adalah tabel kebutuhan data primer dan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini :

Tabel 3.2 Data yang Digunakan dalam Penelitian

Aspek Data Sifat Jenis Data Sumber

Fisik

a. Literatur mengenai sejarah perkembangan Kota Surakarta dan Solobaru.

Kualitatif Sekunder

BAPEDA, BPN, BPS, Developer Perumahan di

65 b. Kebijakan penggunaan lahan di

Kota Surakarta dan Solobaru

(RTRW Surakarta, RTRW

kabupaten Sukoharjo, dan RUTR Kawasan Solobaru).

Kualitatif Sekunder

Solobaru

c. RTRW provinsi Jawa Tengah Kualitatif Sekunder

d. Data dan peta penggunaan lahan di Kota Surakarta dan Solobaru.

Kuantitatif dan Kualitatif

Sekunder e. Data jumlah rumah dan luas

permukiman di Kota Surakarta dan Kawasan Solobaru.

Kuantitatif Sekunder f. Data jumlah sarana perkotaan

(pendidikan, kesehatan,

perdagangan) dan prasarana jalan di Kota Surakarta dan Solobaru.

Kuantitatif Sekunder

Ekonomi a. PDRB Kota Surakarta Kuantitatif Sekunder BPS

Sosial

a. Jumlah penduduk tahun 1975-

2005 Kuantitatif Sekunder BPS, Kecamatan, Penduduk (wawancara, kuesioner), observasi.

b. Interaksi Sosial Budaya Kualitatif Primer

Sumber : Identifikasi Peneliti

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik mendekati sumber informasi dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan penelitian. Wawancara merupakan percakapan dengan tujuan tertentu dan dilakukan oleh pewawancara dan informan (Moleong, 1993).

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara yaitu pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara kepada informan yang bertindak sebagai responden yang terdiri dari sejumlah penduduk yang tinggal di Kawasan Solobaru serta instansi pemerintah. Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara terbuka yaitu wawancara yang dilakukan secara terbuka, akrab dan penuh kekeluargaan. Wawancara terbuka ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban dari informan yang tidak terbatas dalam jawaban-jawabannya kepada

66

beberapa kata atau hanya pada jawaban “ya” atau “tidak” saja, tetapi dapat

memberikan keterangan dan cerita yang panjang. Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang sifatnya mendalam terhadap masalah- masalah yang diajukan.

b. Observasi Langsung

Menurut Sutrisno Hadi (Metode Research, 1981), observasi adalah suatu proses pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan kemudian melakukan pencataan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang apa yang dilihat dan diperhatikan pada saat dilapangan. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan sekali melainkan berulang-ulang. Sebab dengan pengulangan diharapkan data yang diperoleh akan lebih valid dan akan diperoleh hasil yang nyata dan mendalam.

Dalam penelitian ini, data hasil observasi digunakan untuk mengetahui interaksi penduduk Kawasan Solobaru dengan Kota Surakarta sehingga dapat digunakan untuk mendukung data yang lain.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data guna mendukung penelitian. Teknik dokumentasi bertujuan untuk memperoleh data berdasarkan sumber-sumber yang berasal dari buku-buku, literatur, laporan serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penulisan. Dokumen ini dapat diperoleh dari lembaga pemerintah dan arsip serta dokumen pribadi. Hal ini sesuai dengan pendapat H.B Sutopo (Metode Penelitian Kualitatif, 1990), yaitu bahwa dokumen dan arsip adalah sumber informasi tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau kegiatan.

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang dibutuhkan sebagai bukti dan keterangan dalam bentuk tulisan maupun yang tampak. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa arsip yang berkaitan dengan perkembangan Kota Surakarta dan Kawasan Solobaru.

67 d. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu untuk dijawab oleh responden. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik kuesioner untuk mengetahui sikap responden terhadap pengaruh perkembangan Kota Surakarta terhadap permukiman di Kawasan Solobaru.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner terbuka, yaitu kuesioner yang memberi kesempatan penuh memberi jawaban menurut apa yang dirasa perlu oleh responden.

Dalam penelitian ini diusahakan memperoleh validitas data yang dapat dipertanggung jawabkan. Validitas merupakan keakuratan data yang telah dikumpulkan yang nantinya akan dianalisa dan ditarik kesimpulannya pada akhir penelitian. Usaha meningkatkan validitas data dilakukan dengan :

 Trianggulasi

Menurut Moleong (1993), trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan sesuatu yang lain selain data tersebut untuk memeriksa atau untuk membandingkan data yang telah ada tersebut.

Untuk menjamin kesahan data yang diperoleh dalam penelitian ini maka dilakukan dengan trianggulasi data. Trianggulasi dilakukan dengan trianggulasi data sumber. Trianggulasi data sumber dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengumpulkan beberapa data dari berbagai sumber yang berbeda baik dari hasil wawancara, observasi, kuesioner maupun dokumentasi yang telah diperoleh untuk mendapatkan data yang sama jenis, memperoleh kepercayaan terhadap suatu data dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber yang berbeda sehingga data yang satu akan dikontrol dengan data yang lain.

 Review Informan

Selain teknik pemeriksaan data dengan trianggulasi data, digunakan pula review informan. Review informan merupakan pencocokan data atau

68 informasi yang sama kepada informan yang berbeda. Menurut H.B Sutopo (Metode Peneltian Kualitataif, 1990), review informan adalah laporan yang diperiksa kembali key informan untuk mengetahui apakah yang ditulis merupakan sesuatu yang disetujui oleh mereka.

3.6 Metode Analisis

Analisis data yang dipergunakan dalam mengolah data atau informasi yang diperoleh baik data yang berupa hasil wawancara, kuesioner maupun data hasil observasi disinkronkan dengan teori yang mendasari dan kemudian dilakukan analisis. Sedang yang dimaksud dengan analisis sendiri adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan yaitu dengan menggolongkan, mengurutkan, menstrukturisasikan sampai dengan mengumpulkan data sehingga mempunyai arti.

Analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Analisis perkembangan kota

Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui perkembangan Kota Surakarta dan perkembangan Kawasan Solobaru dengan kurun waktu 30 tahun yakni dari tahun 1975 sampai 2005. Analisis ini dilakukan dengan dasar data (tahun 1975-2005) mengenai perkembangan Kota Surakarta dan perkembangan Kawasan Solobaru serta peta perkembangan permukiman yang dioverlay dari tahun ke tahun. Perkembangan kota yang dianalisis secara deskriptif ini meliputi perkembangan fisik, ekonomi, dan sosial kedua kota.

b. Analisis pengaruh perkembangan Kota Surakarta terhadap permukiman di Kawasan Solobaru

Analisis yang dilakukan menggunakan metode deskriptif eksplanatori dimana data yang ada mengenai perkembangan Kota Surakarta dan Kawasan Solobaru kemudian dikaji dengan teori untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya. Sedangkan untuk besaran pengaruhnya akan dijelaskan dengan teknik analisis jalur.

69 c. Analisis Jalur (Path Analysis)

Menurut Robert D. Retherford (dalam Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman, 2009), analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Analisis jalur (path analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright, 1934 (dalam Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman, 2009). Analisis jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh secara serempak atau mandiri beberapa variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat. Analisis jalur merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Lebih lanjut, analisis jalur mempunyai kedekatan dengan regresi berganda, atau dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur. Teknik ini juga dikenal sebagai model sebab-akibat (causing modeling). Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur memungkinkan pengguna dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan sebab dan akibat tanpa memanipulasi variabel-variabel.

Dalam penelitian ini, analisis jalur (path analysis) menggunakan SPSS yang digunakan untuk mengetahui besaran pengaruh variabel perkembangan Kota Surakarta terhadap variabel perkembangan permukiman di Kawasan Solobaru baik secara bersama-sama maupun secara parsial.

d. Model Analisis Jalur

Model merupakan representasi dari suatu sistem yang sedang diamati. Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model skematis dan matematis. Model skematis dibuat dalam suatu diagram jalur yang digunakan untuk menggambarkan kerangka hubungan kausal antar jalur (satu variabel terhadap variabel lainnya). Sedangkan model matematisnya merupakan model persamaan regresi yang juga menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam analisis jalur terdapat banyak model jalur yaitu model satu persamaan jalur, model dua persamaan jalur, model tiga persamaan jalur, model empat persamaan jalur, dan seterusnya. Semakin kompleks

70 hubungan struktural maka semakin kompleks diagram jalurnya, dan makin banyak pula substruktur yang membangun. Dalam penelitian ini menggunakan model empat persamaan jalur dengan empat persamaan substruktur.

Adapun variabel penelitian yang akan diuji yaitu :

1) Variabel bebas (eksogen atau penyebab) yaitu faktor perkembangan Kota Surakarta yang meliputi :

1) Jumlah Penduduk (X1) 2) Luas Permukiman (X2) 3) Jumlah Rumah (X3) 4) Jumlah Sarana (X4)

5) Jumlah Prasarana Jalan Kota Surakarta (X5) 6) Peningkatan PDRB Kota Surakarta (X6)

2) Variabel terikat (endogen atau akibat) yaitu beberapa elemen dari permukiman Kawasan Solobaru yang meliputi :

1) Jumlah Penduduk (X7) 2) Jumlah Rumah (X8) 3) Luas Permukiman (X9) 4) Jumlah Sarana (Y)

Karena dalam penelitian ini menggunakan model empat persamaan jalur, maka model persamaan jalurnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2 Model Empat Persamaan Jalur dalam Analisis

Dimana :

X1 = Jumlah Penduduk Kota Surakarta X2 = Jumlah Rumah Kota Surakarta

71 X3 = Luas Permukiman Kota Surakarta

X4 = Jumlah Sarana Kota Surakarta

X5 = Jumlah Prasarana Jalan Kota Surakarta X6 = Peningkatan PDRB Kota Surakarta X7 = Jumlah Penduduk Kawasan Solobaru X8 = Jumlah Rumah Kawasan Solobaru X9 = Luas Permukiman Kawasan Solobaru Y = Jumlah Sarana Kawasan Solobaru

r

XnXk = Besaran Koefisien Pengaruh

Adapun persamaan regresi yang digunakan untuk menunjukkan hubungan kausal di atas adalah :

1) Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan Kota Surakarta terhadap jumlah penduduk di Kawasan Solobaru.

X7 = B + pyX1 X1 + … + pyXk Xk + py€

2) Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan Kota Surakarta melalui jumlah penduduk Kawasan Solobaru terhadap jumlah rumah di Kawasan Solobaru.

X8 = B + pyX1 X1 + … + pyXk Xk + py€

3) Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan Kota Surakarta melalui jumlah penduduk Kawasan Solobaru dan jumlah rumah di Kawasan Solobaru terhadap luas permukiman di Kawasan Solobaru.

X9 = B + pyX1X1+ … + pyXk Xk+ py€

4) Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan Kota Surakarta melalui jumlah penduduk Kawasan Solobaru, jumlah rumah di Kawasan Solobaru, dan luas permukiman di Kawasan Solobaru terhadap jumlah sarana di Kawasan Solobaru.

Y = B + pyX1 X1+ … + pyXk Xk+ py€ e. Uji Statistik

72 Setelah didapatkan koefisien pengaruh dari hasil analisis jalur, maka perlu dilakukan pengujian hasil tersebut. Adapun uji statistik yang digunakan adalah uji F, uji R2, dan uji t (uji hipotesis).

 Uji Fisher (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel permukiman di Kawasan Solobaru (variabel terikat). Uji F akan menjelaskan apakah semua variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependent. Uji F pada dasarnya diturunkan dari tabel ANOVA (analysis of variance).

 Uji Koefisien Determinasi (Uji Statistik R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1 (0-100 %).

Kd = rs2 . 100% Keterangan :

Kd = 0, berarti pengaruh variabel X terhadap variabel Y lemah. Kd = 1, berarti pengaruh variabel X terhadap Y kuat.

Pada analisis menggunakan SPSS, uji R2 diturunkan dari tabel model summary.

 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Yang perlu diperhatikan dalam interpretasi uji t adalah berapa harga t yang diperoleh, kemudian lihat berapa derajad kebebasannya (db = n-k-1, dimana k adalah jumlah variabel X), langkah selanjutnya adalah melihat berapa harga p-nya jika harga p-nya signifikan (taraf signifikansi yang biasa digunakan adalah p=1% dan p=5%) maka kesimpulannya terdapat perbedaan antara kelompok yang diteliti.

73 Tahapan penelitian disajikan dalam kerangka penelitian sebagai berikut :

74

1. Mengetahui variabel perkembangan Kota Surakarta yang mana saja yang dominan berpengaruh terhadap perkembangan permukiman di Kawasan Solobaru. 2. Mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan Kota Surakarta terhadap fisik, ekonomi, dan sosial permukiman di Kawasan Solobaru.

3. Mengetahui perkembangan luas permukiman di Kota Surakarta dan Kawasan Solobaru (tahun 1975-2005). 4. Mengetahui perkembangan jumlah rumah di Kota Surakarta dan Kawasan Solobaru (tahun 1975-2005).

5. Mengetahui perkembangan jumlah sarana perkotaan (pendidikan, kesehatan, perdagangan) di Kota Surakarta dan Kawasan Solobaru (tahun 1975-2005). 6. Mengetahui perkembangan prasarana jalan di Kota Surakarta dan Kawasan Solobaru (tahun 1975-2005).

7. Mengetahui perkembangan tingkat ekonomi (PDRB) Kota Surakarta dan Kawasan Solobaru (tahun 1975-2005). 8. Mengetahui perkembangan jumlah penduduk Kota Surakarta dan Kawasan Solobaru (tahun 1975-2005). 9. Mengetahui perkembangan interaksi sosial budaya masyarakat di Kawasan Solobaru.

10. Mengetahui besaran pengaruh variabel perkembangan Kota Surakarta secara bersama-sama terhadap perkembangan permukiman di Kawasan Solobaru. 11. Mengetahui besaran pengaruh setiap variabel perkembangan Kota Surakarta terhadap perkembangan permukiman di Kawasan Solobaru.

Judul : Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta Terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru

Kebutuhan Data

Data Sekunder (studi literature) Data Primer (observasi)

 Literatur tentang perkembangan Kota Surakarta dan Solobaru (tahun 1975-2005).

 Kebijakan penggunaan lahan di Kota Surakarta dan Solobaru (RTRW Solo, RTRW Kabupaten Sukoharjo, dan RUTR Kawasan Solobaru).

 Data dan peta penggunaan lahan di Kota Surakarta dan Solobaru (tahun 1975-2005).

 Data jumlah rumah di Kota Surakarta dan Solobaru.  Data kependudukan, ekonomi, sosial

 Kuesioner

Menyebarkan kuesioner ke penduduk Kota Solobaru

 Wawancara

Wawancara dengan pihak terkait mengenai perilaku dan aktivitas sosial, budaya, ekonomi masyarakat Solobaru

Output : Pengaruh Perkembangan Kota Solo Terhadap Permukiman di

Kawasan Solobaru Kompilasi data dan analisis

Rumusan Masalah : Bagaimana pengaruh perkembangan Kota Surakarta terhadap permukiman yang ada di Kawasan Solobaru.

.

pemekaran kota seluas ±12000 ha yang terjadi pada hinterlandnya yakni seluas ±7000 ha pada Kabupaten Sukoharjo (Baki, Grogol, dan Kartasura) dan seluas ±5000 ha pada Kabupaten Karanganyar (Ngringo dan Colomadu). Hal ini menunjukkan bahwa pemekaran Kota Surakarta lebih banyak berkembang mengarah ke bagian selatan yakni Kabupaten Sukoharjo.

3. Solobaru merupakan hinterland Kota Surakarta yang mempunyai topografi sama dengan Kota Surakarta. Oleh karena itu, Solobaru menjadi limpahan pertambahan kebutuhan lahan permukiman Kota Surakarta.

4. Pada tahun 1987 mulai tumbuh perumahan di daerah Solobaru

Teori :

1. Teori perkembangan kota 2. Teori pertambahan penduduk 3. Teori pemekrana kota

4. Teori kebutuhan manusia terhadap hunian 5. Teori perumahan dan permukiman 6. Teori bermukim

7. Teori interaksi desa-kota

49 BAB 4