• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Perkembangan Kelompok Tani Darma Bakti

Kelompok Tani Darma Bakti merupakan salah satu kelompok tani yang mengusahakan dan mengembangkan beras hitam. Kelompok Tani Darma Bakti terletak di Kampung Nanggung, Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kelompok tani ini berdiri sejak tahun 1996 atas dasar kerjasama para petani di kampung nanggung dan diketuai oleh Bapak H. Sumari. Namun sepeninggalnya Bapak H. Sumari, pada tahun 2002 Bapak H. Sumari digantikan oleh Bapak Murjia yang ditunjuk langsung oleh pihak BP3K sebagai ketua Kelompok Tani Darma Bakti. Selain sebagai ketua kelompok tani, Bapak Murjia juga menjabat sebagai ketua Asosiasi Petani Beras Hitam Kabupaten Bogor. Namun sayangnya asosiasi tersebut belum aktif berjalan hingga kini. Saat ini, jumlah anggota Kelompok Tani Darma Bakti tercatat sebanyak 113 orang anggota namun anggota yang aktif kurang lebih hanya 30 orang anggota.

Efektivitas Kinerja Analisis Lingkungan Eksternal Tantangan Organisasi Matriks SWOT Rekomendasi Program Industry Foresight Analisis Lingkungan Internal Arsitektur Strategik Visi dan Misi Sasaran

Luas lahan yang dimiliki oleh Kelompok Tani Darma Bakti secara keseluruhan terhitung seluas 43.5 ha. Namun saat ini total luas lahan yang ada jika dilihat dari kepemilikan petani anggota yang aktif yaitu 18.5 ha. Kelompok Tani Darma Bakti tergabung dalam gabungan kelompok tani yang ada di Desa Bangunjaya bernama Gabungan Kelompok Tani Dina Lestari.

Terbentuknya Kelompok Tani Darma Bakti didasari oleh mata pencarian penduduk Desa Bangunjaya yang mayoritasnya adalah sebagai petani dan sebagian besar luas lahannya adalah lahan sawah. Selain itu, terbentuknya Kelompok Tani Darma Bakti juga didasari adanya kesulitan para petani untuk memperoleh informasi dan sarana prasarana produksi pertanian serta adanya keinginan dari para petani untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bersama. Berdirinya Kelompok Tani Darma Bakti merupakan saran dan binaan dari pihak terkait seperti Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, UPT dan BP3K setempat agar berbagai bantuan dan juga informasi dapat tersalurkan secara efektif dan efisien. Pada tanggal 28 September 2009, Kelompok Tani Darma Bakti menerima sertifikat pengukuhan No.520/19/IX/09 dari Bupati Bogor sebagai kelompok tani kelas madya dengan total nilai 527.

Pada awalnya, komoditi dari sektor tanaman pangan yang diusahakan oleh Kelompok Tani Darma Bakti adalah beras putih karena seluruh petani anggota sudah mengusahakan beras putih sejak sebelum menjadi anggota kelompok tani. Namun pada tahun 2000, pihak BP3K setempat melakukan percobaan penanaman beras hitam oleh untuk pertama kalinya pada Kelompok Tani Darma Bakti. Pada saat itu benih beras hitam diperoleh dari Kepala BP3K yang bernama Pak Agus. Benih diperoleh dari hasil persilangan secara alami antara varietas beras hitam yang ditemukannya pada tahun 1995 di Parung Panjang Kecamatan Tenjo dengan varietas IR 64. Dengan berbekalkan benih beras hitam yang diperoleh dari hasil percobaan penanaman yang dilakukan BP3K pada tahun 2000, Pak Murjia mulai mencoba membudidayakan beras hitam. Ternyata keuntungan yang diperoleh Pak Murjia dari mengusahakan beras hitam berkali lipat dibandingkan mengusahakan beras putih. Hal ini membuat para petani khususnya anggota Kelompok Tani Darma Bakti tertarik dan secara serempak mengusahakan beras hitam pada tahun 2006.

Benih dan pupuk pengusahaan beras hitam diperoleh para petani dari Pak Murjia. Namun para petani mengalami kerugian karena kesulitan memasarkan beras hitam pada saat itu hingga hasil produksinya tidak mampu terjual. Sejak saat itu hingga tahun 2010 para petani enggan untuk kembali menanam beras hitam. Pada tahun 2010, berkat keaktifan ketua kelompok tani muncul kembali permintaan akan beras hitam pada Kelompok Tani Darma Bakti sehingga para petani mulai kembali mengusahakan beras hitam. Namun tidak seluruh petani anggota aktif yang ada kembali mengusahakan beras hitam. Hal ini dikarenakan petani yang memiliki lahan sempit lebih memilih untuk menanam beras putih yang menjadi konsumsi rumah tangga petani dan mudah untuk dijual. Selain itu, masih adanya ke khawatiran petani akan kondisi pasar dari beras hitam yang mungkin saja dapat kembali menimbulkan kerugian. Meskipun permintaan yang ada pada saat itu tidak menentu dan belum dalam jumlah yang besar serta konsumen yang membeli hanya konsumen akhir namun Kelompok Tani Darma Bakti tetap optimis. Hingga akhirnya pada tahun 2013, Kelompok Tani Darma Bakti dibantu dengan perantara atau yang disebut dengan cukang lantaran diminta

untuk memasok produk beras hitam kepada Carefour meskipun jumlah permintaannya belum mampu terpenuhi. Hingga saat ini, Kelompok Tani Darma Bakti pun masih tetap berusaha agar dapat menjalin kerjasama dengan pihak- pihak distributor lainnya. Kelompok Tani Darma Bakti juga aktif dalam mengikuti berbagai program yang diadakan pemerintah seperti adanya penyuluhan, pelatihan dan menerima berbagai bantuan sarana prasarana produksi pertanian.

Visi dan Misi Kelompok Tani Darma Bakti

Visi merupakan harapan dan cita – cita yang hendak dicapai suatu organisasi di masa mendatang. Visi akan dilengkapi dengan misi yang merupakan implementasi dari kehendak visi. Adanya visi dan misi pada suatu organisasi mencerminkan bahwa organisasi terlihat jelas tujuan yang hendak dicapainya. Sedangkan tujuan sendiri menggambarkan keadaan masa mendatang tentang kegiatan dari organisasi yang dapat direalisasikan. Kelompok Tani Darma Bakti memiliki visi dan misi tertulis. Visi yang dimiliki oleh Kelompok Tani Darma Bakti yaitu terwujudnya masyarakat petani yang adil dan sejahtera. Adapun misi yang dimiliki Kelompok Tani Darma Bakti yaitu pengembangan pertanian, menumbuhkan rasa kegotong-royongan dan keswadayaan, serta menumbuh- kembangkan regenerasi muda dalam pertanian. Visi dan misi yang dimiliki Kelompok Tani Darma Bakti merupakan sarana untuk memperoleh tujuan umum kelompok tani yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup bersama.

Lokasi dan Letak Geografis

Kelompok Tani Darma Bakti berada di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Desa Bangunjaya memiliki luas wilayah 1 590.50 hektar dengan ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut dan topografi dataran 100-150 m. Luas wilayah yang dimiliki Desa Bangunjaya sebesar 69.73 persen atau sebesar 1109 hektar diperuntukan untuk sawah dan ladang, selebihnya 0.79 persen atau seluas 12 500 km untuk jalan, 14.46 persen atau seluas 230 hektar untuk pemukiman dan perumahan, 10.88 persen atau seluas 173 hektar untuk jalur penghijauan, 2.20 persen atau 35 hektar untuk pemakaman untuk prasarana umum lainnya 31 hektar atau sebesar 1.95 persen.

Tabel 6 Luas wilayah Desa Bangunjaya menurut penggunaan tahun 2013

No. Penggunaan wilayah Luas Lahan (Ha) Persen (%)

1 Sawah dan ladang 1109 69.73

2 Jalan 12.5 0.79

3 Pemukiman 230 14.46

4 Jalur penghijauan 173 10.88

5 Pemakaman 35 2.20

6 Prasarana umum lain 31 1.95

Total 1590.5 100.00

Suhu udara rata-rata yang dimiliki Desa Bangunjaya sepanjang tahun berkisar antara 20º - 35º celsius dan dengan curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 40 mm. Batas wilayah Desa Bangunjaya yaitu:

- Sebelah utara : Berbatasan dengan Desa Ciomas - Sebelah timur : Berbatasan dengan Desa Rengasjajar - Sebelah selatan : Berbatasan dengan Desa Banyuwangi - Sebelah barat : Berbatasan dengan Desa Argapura

Total jumlah penduduk Desa Bangunjaya yaitu sebanyak 8852 orang yang terdiri dari 4621 orang laki-laki dan 4231 orang perempuan. Desa ini memiliki akses cukup sulit ke pusat kecamatan, kota atau kabupaten, ibu kota provinsi dan ibu kota negara. Jarak Desa Bangunjaya dari pusat kecamatan adalah 15 km dengan lama jarak tempuh dengan kendaraan bermotor selama 40 menit. Jarak Desa Bangunjaya dari pusat kota atau kabupaten adalah 80 km dengan lama jarak tempuh kendaraan bermotor selama 120 menit. Jarak Desa Bangunjaya dari pusat ibu kota provinsi adalah 175 km dengan lama jarak tempuh dengan kendaraan bermotor selama 5 jam. Jarak Desa Bangunjaya dari ibu kota negara adalah 120 km dengan lama jarak tempuh dengan kendaraan bermotor selama 3 jam.

Struktur Organisasi Kelompok Tani Darma Bakti

Susunan struktur organisasi yang dimiliki Kelompok Tani Darma Bakti terdiri atas ketua kelompok yang dibantu oleh bendahara dan juga sekretaris serta membawahi beberapa seksi yaitu seksi humas, seksi sarana prasarana, seksi POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) dan seksi usaha. Kelompok Tani Darma Bakti juga memiliki pelindung penasehat yaitu Kepala Desa Bangunjaya. Ketua kelompok, sekertaris, bendahara dan seksi-seksi pada struktur organisasi memiliki tugas pokoknya masing-masing sesuai dengan jabatan dan amanah yang dijalankannya. Anggota yang dimiliki Kelompok Tani Darma Bakti tercatat sebanyak 113 orang anggota namun anggota yang aktif saat ini kurang lebih hanya 30 orang anggota. Pembentukan struktur organisasi pada Kelompok Tani Darma Bakti dilakukan secara terbuka dan dengan persetujuan para anggota.

Gambar 6 Struktur organisasi Kelompok Tani Darma Bakti

Pelindung Penasehat Kepala Desa Bangunjaya

Ketua Kelompok A. Murji Bendahara Mulyadi A.M Sekretaris Abdurrahman Seksi Humas Ust. Rohmad Sapras Jumri POPT Uci Sanusi Usaha Ust. Saepulloh

Gambaran Umum Karakteristik Petani Responden

Responden dalam menganalisis efektivitas kinerja pada penelitian ini adalah 30 petani anggota aktif Kelompok Tani Darma Bakti. Karakteristik petani responden yang akan dibahas dalam penelitian meliputi tingkat usia, tingkat pendidikan, luas lahan, status kepemilikan lahan, status usahatani dan pengalaman usahatani.

Tingkat Usia

Berdasarkan hasil wawancara, umur petani anggota termuda adalah 30 tahun dan yang tertua 89 tahun. Petani anggota Kelompok Tani Darma Bakti mayoritas memiliki umur yang berada pada selang umur antara 40 sampai 49 tahun sebesar 26.67 persen, 50 sampai 59 tahun sebesar 26.67 persen dan 60 sampai 69 tahun sebesar 26.67 persen. Umur petani anggota lainnya sebesar 10 persen berada pada selang 30 hingga 39 tahun, 6.67 persen berada pada selang 70 hingga 79 tahun, dan 3.33 persen memiliki umur diatas 80 tahun. Semakin tua umur dari pertani maka kemampuan dan tenaga yang dimiliki untuk melakukan produksi semakin rendah. Karakteristik petani anggota berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Karakteristik petani anggota berdasarkan tingkat usia

Tingkat Usia (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)

30-39 3 10.00 40-49 8 26.67 50-59 8 26.67 60-69 8 26.67 70-79 2 6.67 >80 1 3.33 Jumlah 30 100.00 Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dimiliki oleh setiap petani untuk mendukung usahanya. Tingkat pendidikan petani anggota Kelompok Tani Darma Bakti mayoritas atau sebesar 66.67 persen adalah lulusan dari sekolah dasar. Petani anggota lainnya sebesar 6.67 persen merupakan lulusan dari sekolah menengah pertama dan juga sebesar 6.67 persen merupakan lulusan dari sekolah menengah atas. Terlepas dari pendidikan yang dimiliki oleh sebagian besar petani, terdapat pula pertani anggota yang tidak bersekolah yaitu sebesar 20 persen. Kondisi petani anggota kelompok yang mayoritasnya memiliki pendidikan hanya hingga sekolah dasar dan tidak bersekolah berimplikasi pada rendahnya kualitas sumberdaya manusia kelompok tani. Hal ini dikarenakan rendahnya kemampuan petani dalam melakukan kegiatan manajemen dan administrasi, menerima pengetahuan serta teknologi baru untuk menunjang usahanya. Semakin tinggi tingkat pendidikan dari petani maka semakin luas pengetahuan yang dimilikinya untuk mendukung usaha yang dijalankan.

Tabel 8 Karakteristik petani anggota berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

Tidak sekolah 6 20.00 SD 20 66.67 SMP 2 6.67 SMA 2 6.67 Jumlah 30 100.00 Luas Lahan

Luas lahan yang terluas dimiliki petani anggota Kelompok Tani Darma Bakti adalah seluas 2 hektar dan luas lahan tersempit yaitu 0.1 hektar. Sebagian besar luas lahan yang diusahakan petani anggota berada pada selang luas lahan antara 0.5 hingga 0.9 hektar. Hal tersebut terlihat pada Tabel 9 bahwa sebesar 43.33 persen petani anggota memiliki luas lahan antara 0.5 hingga 0.9 hektar. Petani anggota lainnya sebesar 33.33 persen memiliki luas lahan kurang dari 0.5 hektar, 16.67 persen memiliki luas lahan antara 1 hingga 1.4 hektar dan sebesar 6.67 persen memiliki luas lahan lebih dari sama dengan 1.5 hektar. Lahan merupakan sumberdaya utama yang dibutuhkan oleh petani. Semakin luas lahan yang diusahakan maka akan semakin tinggi jumlah produksi yang mampu dihasilkan dan semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh.

Tabel 9 Karakteristik petani anggota berdasarkan luas lahan yang diusahakan

Luas Lahan (Ha) Jumlah Responden Persentase (%)

< 0.5 10 33.33

0.5 - 0.9 13 43.33

1.0 - 1.4 5 16.67

≥1.5 2 6.67

Jumlah 30 100.00

Status Kepemilikan Lahan

Petani anggota Kelompok Tani Darma Bakti sebagian besar mengusahakan lahan milik pribadi. Hal tersebut terlihat pada Tabel 10, sebesar 50 persen status kepemilikan lahan petani anggota adalah milik pribadi, 26.67 persen merupakan lahan sewa dan sebesar 23.33 persen lahan yang diusahakan merupakan lahan milik pribadi dan juga lahan sewa. Status kepemilikan lahan petani anggota yang mayoritas merupakan lahan milik pribadi merupakan sumberdaya dan kelebihan bagi petani. Hal ini dikarenakan lahan yang dimiliki dapat dimanfaatkan oleh petani tanpa perlu mengeluarkan biaya sewa lahan yang akan mengurangi pendapatannya.

Tabel 10 Karakteristik petani anggota berdasarkan status kepemilikan lahan

Status Kepemilikan Lahan Jumlah Responden Persentase (%)

Milik pribadi 15 50.00

Sewa 8 26.67

Milik pribadi dan sewa 7 23.33

Status Usahatani

Petani anggota Kelompok Tani Darma Bakti sebagian besar menjadikan bertani sebagai pekerjaan pokok. Hal tersebut terlihat pada Tabel 11, sebesar 86.76 persen pertani anggota menjadikan bertani sebagai mata pencaharian utama dan 13.33 persen lainnya menjadikan bertani sebagai mata pencaharian sampingan. Petani anggota yang menjadikan bertani sebagai pekerjaan sampingan pada umumnya memiliki mata pencaharian utama sebagai wirausaha, satpam, buruh dan pekerjaan swasta lainnya. Meskipun demikian disela waktu yang ada petani anggota tetap bercocok tanam pada lahan yang dimilikinya. Banyaknya petani anggota yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani mengindikasikan bahwa pekerjaan sebagai petani dapat memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga petani.

Tabel 11 Karakteristik petani anggota berdasarkan status usaha

Status Usaha (Bertani) Jumlah Responden Persentase (%)

Utama 26 86.67

Sampingan 4 13.33

Jumlah 30 100.00

Pengalaman Usahatani

Pengalaman merupakan hal utama yang dapat mendukung keberhasilan usaha yang dilakukan oleh petani. Mayoritas petani anggota Kelompok Tani Darma Bakti telah bertani selama 6 hingga 15 tahun. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 12, sebesar 80 persen petani anggota telah memiliki pengalaman bertani selama 6 hingga 15 tahun, 15.67 persen selama kurang dari sama dengan 5 tahun dan sebesar 3.33 persen selama lebih dari sama dengan 16 tahun. Pada umumnya semakin lama petani melakukan usahatani, maka ia akan memiliki tingkat keberhasilan semakin tinggi dalam bertani. Hal ini dikarenakan pengalaman memberikan pengetahuan mengenai tindakan–tindakan yang dapat dilakukan petani dalam menghadapi berbagai kondisi.

Tabel 12 Karakteristik petani anggota berdasarkan lamanya bertani

Lama Bertani (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)

≤ 5 5 15.67

6--15 24 80.00

16 ≤ 1 3.33

Jumlah 30 100.00

Dokumen terkait