• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM

II.1. Sejarah Koperasi Syari’ah di Indonesia

Membicarakan sejarah koperasi syari’ah di Indonesia tentunya tidak bisa kita lepaskan dari sejarah koperasi konvensioanal di Indonesia, dimana dikatakan bahwa lahirnya koperasi di Indonesia dilatarbelakangi oleh permasalahan yang sama yaitu menentang individualisme dan kapitalisme secara fundamental (Zulkarnain,2008;8). Pada Tahun 1908 Budi Utomo menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga, kemudian untuk menggiatkan pertumbuhan koperasi pada akhir tahun 1930 didirikan jawatan koperasi yang tugasnya mnerangkan serta menjelaskan seluk beluk mengenai perkoperasian (Zulkarnain,2008;10).

Setelah berdirinya jawatan koperasi tersebut maka angka pertumbuhan koperasi menunjukkan peningkatan, jika pada tahun 1930 jumlah koperasi hanya 39 buah dengan jumlah anggota sebanyak 7.848 orang maka pada tahun 1939 jumlahnya menjadi 574 buah dengan jumlah anggotanya mencapai 52.555 orang (Zulkarnain,2008;11). Tonggak sejarah koperasi berikutnya adalah kongres koperasi pertama yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 1947 di Tasikmalaya, dimana pada kongres terebut terbentuklah Sentra Organisasi Koperasi Rayat Indonesia (SOKRI). Momen ini juga membuat tanggal 12 Juli sebgai Hari Koperasi Nasional (Zulkarnain,2008;13).

Pada tanggal 15 sampai 17 Juli 1953 dilangsungkan kongres koperasi Indonesia ke-2 di Bandung. Kongres ini menghasilkan keputusan antara lain merubah SOKRI menjadi DKI (Dewan Koperasi Indonesia), dan mewajibkan DKI membentuk lembaga pendidikan koperasi dan sekolah menengah koperasi di daerah, serta kongres ini juga mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia (Zulkarnain,2008;13).

Selanjutnya pada tanggal 1 sampai 5 September 1956 diselenggarakan kongres koperasi yang ke-3 di Jakarta, keputusan kongres membahas mengenai hubungan Dewan Koperasi Indonesia dengan International Cooperative Alliance (ICA) dan sejak 9 Februari 1970, setelah beberapa kali berganti nama, Dewan Koperasi Indonesia yang disingkat Dekopin dinyatakan sebagai organisasi gerakan koperasi Indonesia yang berbadan hukum dan mempunyai tingkatan organisasi di tingkat nasional, wilayah, dan tingkat kabupaten /kota (Zulkarnain,2008;13-14).

Pada masa awal orde baru, pembangunan perkoperasian menitikberatkan pada investasi pengetahuan dan keterampilan, untuk itu pemerintah membangun Pusat-Pusat Pendidikan Koperasi (PUSDIKOP) di tingkat pusat dan juga tingkat propinsi, saat ini PUSDIKOP sudah berubah nama menjadi Pusat Latihan dan Penataran Perkoperasian (PUSLATPENKOP) di tingkat pusat dan Balai Latihan Perkoperasian (BALATKOP) di tingkat daerah (Zulkarnain,2008;16).

Memasuki orde reformasi peran koperasi sangat jelas terutama saat krisis ekonomi berlangsung. Wacana ekonomi kerakyatan kembali tampil ke permukaan, namun hal ini harus berhadapan dengan kenyataan bahwa pencitraan

koperasi berada di titik nadir. Bulan November 2001 jumlah koperasi di Indonesia mencapai 103.000 unit, dengan keanggotaan sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah koperasi aktif per November 2001 sebanyak 96.180 unit (Zulkarnain,2008;18).

Sedangkan untuk koperasi syari’ah tidak diketahui secara pasti, kapan mulai berkembang di Indonesia, namun secara historis model koperasi yang berbasis nilai Islam di Indonesia telah diprakarsai oleh paguyuban dagang yang dikenal dengan SDI (Sarikat Dagang Islam) oleh Haji Samanhudi di Solo Jawa Tengah yang menghimpun para anggotanya dari pedagang batik yang beragama Islam (Muhammad,2007;97). Keberadaan Sarikat dagang Islam tidak bertahan lama, karena pada perkembangan selanjutnya Sarikat Dagang Islam berubah menjadi Sarikat Islam yang haluan pergerakannya cendrung bernuansa politik (Sri Edi Swasono dalam Muhammad,2007;97).

Setelah SDI (Sarikat Dagang Islam) mengkonsentrasikan perjuangannya di bidang politik, gaung koperasi syari’ah tidak terdengar lagi di Indonesia. Sekitar tahun 1990 barulah koperasi syari’ah mulai muncul lagi di Indonesia ekonomi syari’ah dan koperasi syari’ah muncul kembali di negeri ini. Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah saat ini ada 3020 koperasi syari’ah di Indonesia yang bergerak di berbagai macam kelembagaannya oleh keputusan menteri (Kepmen) Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Keputusan

Menteri ini memafasilitas berdirinya koperasi syariah menjadi koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) atau unit jasa keuangan syariah (UJKS), dengan adanya sistem ini membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki unit jasa keuangan syariah.

Dengan demikian dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan perkembangan koperasi syari’ah di Indonesia, ke depannya mutlak diperlukan adanya Undang-Undang Koperasi Syariah tersendiri yang mampu mengakomodir percepatan dari Koperasi Syariah itu sendiri

II.2. Sejarah Berdirinya Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri

Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri merupakan salah satu lembaga keuangan syari’ah yang berdiri pada tanggal 31 Maret 2006. Ide awal pendirian Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri muncul dari pengurus departemen ekonomi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Universitas Sumatera Utara periode kepengurusan 2005-2006.

Kegiatan operasional Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri ini dimulai pada bulan Mei 2006. Saat itu kegiatan yang dijalankan oleh koperasi baru sebatas pengumpulan simpanan pokok dan simpanan wajib anggota koperasi. Belum tersedianya kantor menyebabkan para pengurus koperasi harus bergerilya mengumpulkan simpanan para anggota. Mengatasi hal itu pihak pengurus memutuskan membuka posko pembayaran uang simpanan koperasi di Musholla Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Keputusan ini

tidak sia-sia dengan adanya posko tersebut tidak hanya mempermudah para pengurus tetapi juga mempermudah para anggota koperasi untuk mengumpulkan uang simpanan.

Legalitas koperasi ini Dikeluarkan oleh pihak dinas pada bulan Desember 2007, dengan nomor badan hukum : 518.503/110/BH/II/KUK/2007. Pasca legalitas tepatnya pada tanggal 17 Februari 2008 Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri mulai membuka kios di Pajak USU nomor 17. Berdirinya kios ini berdampak positif bagi perkembangan koperasi syari’ah, karena hal ini mempermudah kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana oleh koperasi. Secara tidak langsung kios inilah yang menjadi kantor sementara sekaligus tempat usaha dari koperasi Syari’ah Berkah Mandiri. Inilah sejarah awal terbentuknya Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri dari mulai terbentuknya sampai akhirnya mendapatkan izin (legalitas) dari pihak Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sumatera Utara.

II.3. Lokasi

Koperasi syariah Berkah Mandiri (KSBM) terletak di jln Setia No. 9, kelurahan tanjung rejo, kecamatan Medan Sunggal, Medan, dan tempat usaha koperasi yang berupa kios terletak di "Pajak USU" Nomor 17 Medan.

II.4. Visi dan Misi Serta Tujuan Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri

Untuk mendukung keberhasilan suatu usaha, biasanya sebuah perusahaan ataupun organisasi memiliki visi dan misi. Begitu juga dengan Koperasi Syari’ah

Berkah Mandiri, dalam menjaga keberlangsungan dan mendukung keberhasilan usahanya koperasi telah mempersiapkan visi, misi dan juga tujuan yang ingin dicapai.

II.4.1.Visi Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri

Menjadi salah satu wadah perekonomian bagi anggota khususnya dan Umat Islam umumnya yang secara profesional dan amanah dengan semangat Ukhuwah Islamiyah dan berlandaskan Syariat Islam.

II.4.2. Misi Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri

1. Meningkatkan taraf hidup anggota KSBM pada khususnya dan Umat Islam pada umumnya, baik dibidang ekonomi, pendidikan dan keagamaan.

2. Menjalin rasa persaudaraan dan persahabatan antar anggota KSBM dengan semangat Ukhuwah Islamiyah.

3. Senantiasa memperbaruhi diri, selaras dengan aspirasi Umat Islam, teknologi serta administrasi dibidang perekonomian sesuai Syariat Islam.

II.5. Keanggotaan Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri

Keanggotaan di Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri menurut anggaran dasar koperasi dibagi menjadi tiga status keanggotaan, yang pertama adalah anggota biasa yang kedua adalah calon anggota, dan yang terakhir adalah anggota luar

biasa. Anggota biasa merupakan orang-orang yang sudah melunasi simpanan pokok dan telah terdaftar di koperasi, calon anggota adalah mereka-mereka yang belum melunasi simpanan pokok di koperasi namun sudah mendaftar atau mengajukan diri menjadi anggota koperasi. Sedangkan anggota luar biasa adalah mereka yang berstatus sebagai Warga Negara Asing (WNA) atau Warga Negara Indonesia (WNI) bermaksud menjadi anggota dan memiliki kepentingan kebutuhan dan kegiatan ekonomi yang diusahakan oleh koperasi namun tidak memenuhi semua persyaratan sebagai anggota.

Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi untuk diterima menjadi anggota koperasi adalah sebagai berikut:

1. Persyaratan Administrasi

- Mengisi Formulir, Foto Copy KTP dan Pas Photo 2. Persyaratan Material

- Telah melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib - Simpanan pokok Rp. 200.000,-

- Simpanan Wajib Rp. 20.000 / bulan 3. Persyaratan Kegiatan

- Telah mengikuti pendidikan koperasi minimal 3 (tiga) kali,yang diadakan oleh Pengurus KSBM.

II.5.1. Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi Setiap anggota berhak:

1. Memperoleh pelayanan dari koperasi;

2. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota; 3. Memiliki hak suara yang sama;

4. Mengajukan usul, saran dan pendapat untuk kebaikan dan kemajuan koperasi;

5. memperoleh bagian sisa hasil usaha (SHU). Setiap anggota mempunyai kewajiban:

1. membayar simpanan wajib sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam anggaran rumah tangga atau keputusan dalam rapat anggota;

2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha koperasi;

3. Mentaati ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, keputusan rapat anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam koperasi;

4. Memelihara serta menjaga nama baik dan kebersamaan dalam koperasi.

Untuk calon anggota hak dan kewajibannya hampir sama dengan anggota koperasi, namun ada beberapa hal yang berbeda. Hak dari calon anggota adalah:

1. Memperoleh pelayan dari koperasi

2. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota;

3. Mengajukan usul, saran dan pendapat untuk kebaikan dan kemajuan koperasi;

Kewajiban calon anggota adalah:

1. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan sukarela sesuai ketentuan yang diputuskan dalam rapat anggota;

2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha koperasi;

3. Mentaati ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, keputusan rapat anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam koperasi;

4. Memelihara serta menjaga nama baik dan kebersamaan dalam koperasi.

Sedangkan bagi anggota luar biasa, hak dan kewajibannya adalah sebagai berikut:

Hak anggota luar biasa adalah:

1. Memperoleh pelayanan koperasi;

2. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota;

3. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan koperasi.

Kewajiban anggota luar biasa:

1. Membayar simpanan pokok sesuai ketentuan di dalam anggaran dasar dan membayar simpanan wajib sesuai dengan keputusan rapat anggota;

3. Mentaati ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah tangga. Keputusan rapat anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam koperasi;

4. Memilihara dan menjaga nama baik dan kebersamaan dalam koperasi.

II.5.2. Berakhirnya masa keanggotaan

Keanggotaan seseorang berakhir di koperasi apabila: 1. Anggota tersebut meninggal dunia;

2. Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan oleh pemerintah; 3. Berhenti atas permintaan sendiri

4. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak lagi memenuhi persyaratan keanggotaan dan atau melanggar ketentuan anggaran dasar/anggran rumah tangga dan ketentuan lain yang berlaku dalam koperasi.

II.5.3. Karakteristik Anggota Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri

Saat ini jumlah anggota dan calon anggota Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri adalah 182 orang, yang terdiri dari pengurus sebanyak 4 orang, pengawas sebanyak 4 orang , pengelola sebanyak 12 orang, anggota sebanyak 162 orang . untuk lebih jelasnya mari kita lihat tabel berikut ini:

No Posisi/Jabatan Frekuensi Persentase 1. Pengurus 4 2,2 2. Pengawas 4 2,2 3. Pengelola 12 6,6 4. Anggota 162 89 Jumlah total 182 100 %

Tabel 1. Jumlah Anggota Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri

Sumber : Buku Anggota KSBM, 2009

Tabel di atas menggambarkan jumlah anggota KSBM, yang berjumlah 182 orang dengan jumlah pengurus sebanyak 4 orang, pengawas 4 orang, pengelola 12 orang dan anggota sebanyak 162 orang. Dari tabel tersebut terlihat bahwa anggota yang bergabung dengan koperasi sebagai anggota biasa (tidak turut dalam struktur kepengurusan) lebih banyak dengan persentase 89 % dari pada anggota yang turut dalam struktur kepengurusan (pengurus,pengawas,pengelola) yakni 11 %.

Kemudian kita akan melihat jumlah anggota Koperasi berdasarkan jenis kelamin, adapun datanya adalah sebagai berikut:

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1. Laji – Laki 85 46,7

2. Perempuan 97 53,3

Jumlah Total 182 100 %

Tabel 2. Jumlah Anggota Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Buku Anggota KSBM, 2009

Dari tabel 2 di atas menggambarkan jumlah anggota KSBM berdasarkan jenis kelamin, yakni jumlah anggota laki – laki 85 orang (46,7 %) sedangkan yang perempuan berjumlah 97 orang (53,3 %).

Setelah itu kita akan kita lihat klasifikasi anggota Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri berdasarkan usia. Adapun pembagianya adalah sebagai berikut:

No Usia Frekuensi Persentase

1 15 – 20 tahun 3 1,6

2 21 – 25 tahun 115 63,2

3 26 - 31 tahun 47 25,8

4 ≥ 32 tahun 17 9,3

Total 182 100 %

Tabel 3. Jumlah Anggota Berdasarkan Usia

Sumber : Buku Anggota KSBM, 2009

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa anggota KSBM mayoritas adalah kaum muda yang tergolong dalam usia produktif (antara 21-25 tahun).

Sumber : Buku Anggota KSBM, 2009

Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan pembagiannya adalah sebagai berikut:

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

1. SLTA 3 1,6

2. Mahasiswa 105 57,7

3. Perguruan Tinggi 74 40,7

Jumlah Total 182 100 %

Tabel 4. Jumlah Anggota Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : Buku Anggota KSBM, 2009

Anggota Koperasi berdasarkan tingkat pendidikannya terlihat pada tabel 4 yaitu, dari 182 orang yang telah tamat dari perguruan tinggi adalah sebanyak 74 orang, SLTA sebanyak 3 orang dan yang sedang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi (mahasiswa) adalah sebanyak 105 orang.

Untuk pembagian jumlah anggota koperasi berdasarkan jenis pekerjaan dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:

No Pekerjaan Jumlah (orang ) Persentase 1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 11 6

2 Pegawai Swasta 35 19,2

3 Wiraswasta 80 44

4 Tidak / Belum Bekerja 56 30,8

Jumlah Anggota 182 100 %

Adapun karakteristik anggota KSBM berdasarkan jenis pekerjaan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta, wiraswasta, dan ada yang belum bekerja. Anggota yang berwiraswasta merupakan anggota yang jumlahnya paling banyak yaitu 80 orang (44 %). Diikuti oleh anggota yang belum / tidak bekerja yaitu sebanyak 56 orang (30,8 %). Hal ini menunjukkan mata pencaharian yang paling banyak dijalani anggota KSBM adalah wiraswasta.

II.6. Struktur Organisasi Koperasi

Adapun struktur organisasi Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri adalah sebagai berikut:

1. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. dalam rapat anggota biasanya yang dilakukan adalah menetapkan PENGAWAS SYARI’AH PENGURUS PENGAWAS PENGELOLA usaha simpan pinjan PENGELOLA usaha perdagangan PENGELOLA usaha privat less PENGELOLA usaha cattering ADMINISTRASI DAN KEUANGAN RAPAT ANGGOTA

anggaran dasar dan rumah tangga, memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas, menentukan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemenusaha serta permodalan koperasi. Selain itu rapat anggota juga berfungsi untuk menetapkan rencana kerja, rencana anggaran dan pendapata belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan. Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus, pembagian sisa hasil usaha, dan penggabungan, peleburan, ataupun pembubaran koperasi.

2. Pengurus

Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota, dan masa jabatannya adalah tiga tahun. Pengurus koperasi biasanya berjumlah ganjil, hal ini untuk mempermudah pengambilan keputusan pada saat musyawarah. Pada Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri pengurus berjumlah tiga orang yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Tugas para pengurus secara umum adalah mengendalikan dan menyelenggarakan usaha koperasi.

3. Pengawas

Pada Koperasi syari’ah pengawas dibagi menjadi dua yaitu pengawas syari’ah dan pengawas biasa. Tugas kedua badan ini sebenarnya sama, yaitu sama-sama mengawasi kebijaksanaan yang dilakukan pengurus dalam hal pengelolaan koperasi, namun pengawas syari’ah lebih fokus pengawasannya pada tataran syari’ahnya apakah kebijakan koperasi ada

yang bertentangan dengan aturan agama Islam atau tidak. Sedangkan pengawas biasa mengawasi kebijakan pada permasalahan yang umum. 4. Pengelola Koperasi

Pengelola koperasi merupakan bagian penting di koperasi, karena pengelola koperasi membantu para pengurus dalam hal menjalankan usaha yang ada di koperasi. Pengelola koperasi diangkat dan diberhentkan oleh pengurus koperasi oleh karenanya pertanggungjawabannya juga kepada pengurus koperasi bukan kepada rapat anggota. Pada Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri pengelola dibagi kepada lima bidang, diantaranya bidang simpan pinjam, perdagangan, private les, cattering service.

II.7. Susunan kepengurusan Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (2008-2010) Pengurus

Ketua : Suyadi

Sekretaris : Desel Vianti, S.E. Bendahara : Liza Rickiyani, A.Md. Administrasi dan Keuangan

Dina Fitri Junightifa, S.Km. Dewan Pengawas

Ketua : Achmad Syahputra, S.T.

Sekretaris : Triana Lily Rahayu Tanjung, S.S. Anggota : Rajab Polpoke, S.Sos

Pengawas Syari’ah Junaidi Parapat, S.E.

Pengelola

Marketing : - Aqmalia Santika - Yelmis Fetri Levi - Zahrina, A.Md - Dwi Karina Ariadni - Ivana Widya Sari

Perdagangan : - Dina Fitri Junightifa, S.Km. Privat Les : - Diki Altrika

- Mukhtata, A.Md

Catering : - Anggi Anggriani, S.E. Rental Mobil : - Ismail, A.Md

II.8. Bidang Usaha Yang Dijalankan Koperasi

Sampai saat ini Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri sudah melakukan berbagai macam kegiatan usaha. Namun secara umum dibagi menjadi dua kategori, kategori yang pertama adalah bidang jasa keuangan syari’ah dan yang kedua adalah bidang perdagangan. untuk bidang jasa keuangan syari’ah kegiatan usahanya adalah sebagai berikut:

A. Produk penghimpunan dana:

•Investasi mudharabah umum / tabungan

•Investasi SPP mahasiswa dan pelajar

•Investasi berjangka mudharabah

B. Produk penyaluran dana/usaha

•Mudharabah

•Musyarakah

•Murabahah (jual beli)

•Ijarah (sewa)

•Qardh (pinjaman)

•Usaha perdagangan (Penjualan Pulsa, Buku, Majalah, dan parfum)

Dokumen terkait