• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Letak, Luas, dan Status Kawasan

Taman Wisata Alam (TWA) Grojogan Sewu terletak di wilayah Desa Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis kawasan TWA Grojogan Sewu ini terletak di antara 70γ9’17’’ sampai 70γ9’49’’ Lintang Selatan dan 114018’γγ’’ sampai 1140β0’16’’ Bujur Timur dengan memiliki batas-batas sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Bagian atas air terjun sampai pintu masuk sebelah barat.

 Sebelah Selatan: Mulai pintu gerbang sampai Pal Batas B.30

 Sebelah Barat : Mulai pintu masuk utama sampai Kali Samin

 Sebelah Timur : Bagian atas air terjun

Pengelolaan TWA Grojogan Sewu ini berada di bawah Resort Konservasi Sumberdaya Alam (KSDA) Lawu Utara, Subseksi KSDA Surakarta, Balai KSDA Jawa Tengah, Ditjen Pelestarian Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Kementerian Kehutanan. Luas kawasan TWA Grojogan Sewu adalah 60,30 ha, namun yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata hanya 20,30 ha. Pengelolaan kegiatan wisata dilaksanakan oleh PT. Duta Indonesia Djaya.

TWA Grojogan Sewu ditetapkan sebagai kawasan Taman Wisata Alam pada tanggal 12 Oktober 1968 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 264/KPTS/UM/10/1968. Kemudian pada tanggal 22 Agustus 1969 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 305/KPTS/UM/8/1969, PT. Duta Indonesia Djaya mendapatkan hak pengusahaan obyek wisata dengan luas 20,3 ha untuk jangka waktu 20 tahun. Setelah masa waktu 20 tahun habis kemudian diperpanjang melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan

Pelestarian Alam (PHPA) No. 51/Kpts/DJ-IV/1988 pada tanggal 15 Agustus 1988 dengan masa waktu 20 tahun yang terhitung sejak tanggal 22 Agustus 1989 hingga 22 Agustus 2009, dan sekarang diperpanjang kembali hingga tahun 2029.

5.2 Keadaan Biologi

Taman Wisata Alam Grojogan Sewu memiliki koleksi flora dan fauna yang begitu banyak dan sangat berpotensi bagi pengembangan wisata yang bersifat edukasi di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu. Adapun jenis flora yang terdapat di dalam kawasan diantaranya didominasi oleh pinus (Pinus merkusii), yang lainnya yaitu seperti puspa (Schima wallichii), suren (Tooma sureni), beringin (Ficus benjamina), kantil (Michelia campaea), mahoni (Swietenia mahagoni), flamboyan (Delonix regia), dan beberapa jenis rumput. Fauna yang ada di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu antara lain seperti monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang telah beradaptasi dengan pengunjung yang merupakan salah satu daya tarik wisata, tetapi sekarang tidak bersifat alami. Hal ini dikarenakan oleh tingkah laku pengunjung yang memberikan makan kepada satwa tersebut. Selain itu jenis satwa lain yang dapat ditemui adalah tupai (Scuridae), ayam hutan (Gallus sp), musang (Herpestes sp), burung tekukur (Streptopelia chinensis), dan perkutut (Geofilia striata).

5.3 Sarana dan Prasarana Wisata

Taman Wisata Alam Grojogan Sewu menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang sudah cukup lengkap. Sarana dan prasarana tersebut dibuat untuk membuat pengunjung nyaman dan menciptakan kepuasan pengunjung. Adanya sarana dan prasarana diantaranya tempat peristirahatan yang berupa gazebo di beberapa tempat dimaksudkan agar pengunjung dapat menikmati atraksi alam dari

sudut yang berbeda, terdapat juga kolam renang dewasa dan anak-anak yang menambah daya tarik wisata di obyek ini, selain itu dengan dibuatnya jalan setapak dengan lebar kurang lebih satu meter yang menghubungkan pintu masuk ke lokasi air terjun (594 trap) serta dari lokasi air terjun ke pintu keluar (644 trap) akan memudahkan pengunjung untuk dapat menuju air terjun dan membuat pengunjung dapat menikmati perjalanan sambil memandang alam sekitar.

Luas areal yang di kelola oleh PT. Duta Indonesia Djaya seluas 20,30 ha, 2,03 ha diantaranya diperbolehkan untuk dibangun sarana dan prasarana, dan masih ada sisa 1,33 ha yang belum dibangun, sehingga masih memungkinkan untuk melakukan pengembangan di masa yang akan datang. Namun, dalam pelaksanaannya harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Adapun jenis fasilitas yang ada di TWA Grojogan Sewu dapat dilihat dalam Tabel 8.

Tabel 8.Jenis Sarana dan Prasarana di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu

No Jenis Fasilitas Jumlah Luas (m2) Kondisi

1. Gazebo 16 unit 144 Rusak ringan

2. Loket 1 1 unit 27 Baik

3. Loket 2 1 unit 27 Baik

4. Loket 3 1 unit 4 Baik

5. Kolam anak 1 unit 450 Baik

6. Kolam dewasa 1 unit 960 Baik

7. Musholla 1 unit 36 Rusak ringan

8. Jembatan 1 unit 20 Baik

9. Kamar mandi 1 unit 80 Baik

10. Kamar ganti anak 1 unit 7.5 Baik

11. Kamar ganti dewasa 1 unit 15 Rusak ringan

12. WC 1 unit 9 Rusak ringan

13. Warung makan 1 1 unit 45 Baik

14. Warung makan 2 1 unit 54 Baik

15. Pos informasi 1 unit 9 Baik

16. Pos jaga 1 unit 9 Baik

17. Kolam ikan 1 unit 240 Baik

18. Jalan 1 unit 4900 Baik

Jumlah 7036,5

Harga tiket yang ditetapkan oleh pengelola yaitu Rp 6.000,00 pada setiap harinya dan tidak ada pembedaan untuk akhir pekan atau hari libur, karena harga tiket yang diberlakukan sama. Harga tiket tersebut diberlakukan untuk melihat air terjun dan berenang di kolam dewasa, sedangkan untuk berenang di kolam anak- anak dan bermain flying fox dikenakan biaya tambahan lagi. Untuk berenang di kolam anak-anak dikenakan Rp 5.000,00 per anak, sedangkan untuk bermain

flying fox dikenakan biaya Rp 11.000,00 per orang untuk sekali bermain.

5.4 Aksesibilitas

Aksesibilitas untuk menuju lokasi wisata ini dapat dikatakan relatif mudah dicapai dan dikunjungi dengan berbagai jenis kendaraan umum dan pribadi baik dari kota Solo maupun dari kota Madiun. TWA Grojogan Sewu berada di daerah pariwisata dan peristirahatan pegunungan yang dapat dicapai melalui dua rute, yaitu:

a) Rute Solo – Karanganyar – Karangpandan – Tawangmangu, dengan jarak tempuh ± 40 km. Bus dan mini bus dapat mencapai lokasi dan frekuensi kendaraan umum seperti bus dan mini bus cukup banyak.

b) Rute Madiun – Magentan – Sarangan – Tawangmangu, dengan jarak tempuh ± 75 km. Jarak Sarangan – Tawangmangu ± 14 km. Kendaraan bus tidak dapat melewati rute ini karena jalannya sempit dan berliku-liku. Antara kedua rute tersebut, rute dari Solo lebih mudah ditempuh, tetapi rute yang melewati Sarangan memiliki nilai tambah tersendiri karena panorama alam di sekitar rute ini sangat indah.

Dokumen terkait