• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman

1.1 Latar Belakang

Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki karakteristik kekayaan hayati yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain di dunia. Keanekaragaman jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity country. Bentangan alam dan kekayaan hayati yang tersebar dari Sabang sampai Marauke menjadi modal dasar pengembangan pariwisata di Indonesia. Upaya pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan non-hayati sebagai obyek wisata merupakan langkah strategis dalam memberikan kontribusi yang besar untuk peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Salah satu sektor yang mendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi yaitu sektor pariwisata. Menurut Prisma 1994, peranan pariwisata dalam pembangunan negara pada garis besarnya berintikan tiga segi, yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak), segi sosial (menciptakan lapangan kerja), dan segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kita kepada wisatawan-wisatawan asing). Pariwisata merupakan salah satu industri jasa yang pertumbuhannya paling cepat dan mempunyai banyak peluang untuk terus berkembang (Sulistiyo, 2012). Oleh karena itu, pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi kegiatan riil yang dapat mengurangi masalah kemiskinan dalam perekonomian.

Efek positif akibat dari berkembangnya sektor pariwisata antara lain dapat menurunkan angka pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar obyek wisata tersebut. Adanya perkembangan sektor

pariwisata juga dapat menciptakan lapangan kerja di sektor lain yang terkait, dan dapat meningkatkan pendapatan serta standar hidup masyarakat. Selain itu, efek positif lain dari sektor pariwisata adalah dapat meningkatkan cadangan devisa suatu negara (Yoeti, 2008). Berdasarkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (2012), secara kumulatif selama lima tahun terakhir pada Tahun 2007 – 2011, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia mengalami peningkatan kecuali pada Tahun 2009 yang mengalami penurunan (Tabel 1).

Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2007 – 2011

Tahun Wisatawan Mancanegara Penerimaan Devisa

Jumlah Pertumbuhan (%) Jumlah (Juta USD) Pertumbuhan (%)

2007 5.505.759 - 5.345,98 -

2008 6.234.497 13,24 7.347,60 37,44

2009 6.323.730 1,43 6.297,45 -14,29

2010 7.002.944 10,74 7.603,45 20,73

2011 7.649.731 9,24 8.554,39 12,51

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2012

Potensi sektor pariwisata memberikan beberapa kontribusi positif terhadap perekonomian nasional karena sektor pariwisata nasional telah menyumbang devisa negara. Dapat dilihat pada Tabel 1 bahwa peningkatan jumlah wisman, telah memberikan kontribusi pada peningkatan devisa negara. Contohnya, dapat dilihat pada Tahun 2010 ke Tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah wisman sebesar 9,24% dengan peningkatan devisa sebesar 12,51%.

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah, yang mempunyai potensi wisata yang tinggi, berupa pesona keindahan alam pegunungan, merupakan salah satu daya tarik wisata yang patut diperhitungkan untuk dikunjungi. Selain itu, keramah-tamahan masyarakat sekitar obyek wisata juga menjadi salah satu aspek pendukung kegiatan wisata di daerah tersebut (Demartoto, 2009).

Obyek dan daya tarik wisata yang ada di wilayah Kabupaten Karanganyar dapat dikelompokkan menjadi obyek wisata alam, budaya, dan buatan. Obyek wisata alam di Kabupaten Karanganyar terdiri dari hutan alam, taman wisata alam, goa dan bumi perkemahan, sedangkan obyek wisata budaya yang berupa peninggalan sejarah, purbakala serta ziarah ke makam raja-raja. Adapun obyek wisata buatan yaitu berupa taman ria, waduk, dan agrowisata. Obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten Karanganyar, tidak sepenuhnya dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar tetapi oleh berbagai pihak seperti Kementerian Kehutanan, Perhutani, Pemerintah Desa, yayasan dan bahkan pihak swasta. Oleh karena itu, pendapatan wisata dari obyek wisata tidak sepenuhnya masuk dalam pendapatan asli daerah, melainkan hanya berupa pembagian pendapatan dengan pihak pengelola (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, 2012).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2011, terdapat 21 obyek wisata yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan. Tabel 2 menunjukkan diantaranya 10 obyek wisata yang memiliki jumlah kunjungan lebih tinggi pada Tahun 2011. Taman Wisata Alam Grojogan Sewu merupakan salah satu obyek wisata yang diminati oleh para wisatawan, baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan asing dan termasuk kedalam obyek wisata unggulan di Kabupaten Karanganyar (Widodo, 2011). Hal ini dapat terlihat dari jumlah wisatawan yang datang ke Taman Wisata Alam Grojogan Sewu kedua tertinggi setelah Argowisata Sandokoro (Tabel 2).

Tabel 2. Tingkat Kunjungan Wisatawan Kabupaten Karanganyar Pada Tahun 2011

No Obyek Wisata Tingkat Pengunjung

1. Argowisata Sondokoro 396.475

2. TWA Grojogan Sewu 320,916

3. Makam Astana Giribangun 172,882

4. Air Terjun Jumog 47,639

5. Air Terjun Parang Ijo 33,453

6. Candi Ceto Wisnus 19,975

7. Candi Sukuh Wisnus 19.285

8. TR. Balekambang 14.366

9. Outbound Amanah 13.740

10. Makam Astana Mangadeg 6.870

Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Karangayar 2012

Taman Wisata Alam Grojogan Sewu merupakan bagian dari Hutan Wisata Grojogan Sewu dan memiliki fungsi sebagai hutan lindung. Obyek wisata alam ini memiliki daya tarik utama berupa air terjun yang tingginya sekitar 81 m dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang. Curahan air terjunnya tidak berpusat pada satu titik, namun menyebar ke berbagai penjuru, sehingga menambah pesona keindahannya. Daya tarik lain yang dimiliki oleh Taman Wisata Alam Grojogan Sewu yaitu memiliki panorama alam yang sangat indah dengan komponen fisik yang terbentuk dari pegunungan, bukit, hutan, serta keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna sehingga sangat menunjang untuk kegiatan rekreasi alam. Kondisi hutan khususnya di kawasan yang dilindungi memiliki keunikan baik dari segi lanskap maupun keanekaragaman hayatinya, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Dewasa ini, aktivitas pariwisata di kawasan lindung cenderung meningkat, hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi alam serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan (Pickering dan Hill, 2007). Adanya kegiatan wisata di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu dikelola dengan tujuan agar memberikan manfaat sebagai tempat berwisata

menikmati keindahan alam dan ekosistemnya sekaligus menyokong kelestarian alam.

Berdasarkan hal tersebut, kawasan wisata ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan keberadaannya cukup penting bagi kehidupan masyarakat sekitar kawasan. Adanya kawasan Taman Wisata Alam Grojogan Sewu mendatangkan dampak tersendiri pada masyarakat sekitar daerah tujuan wisata tersebut, khususnya bagi perekonomian masyarakat. Masyarakat sekitar menjadi salah satu pemeran utama dalam pariwisata, karena masyarakat sekitar yang sebagian besar berperan dalam menyediakan kebutuhan wisatawan sekaligus menentukan kualitas produk wisata (Wijayanti, 2009). Oleh karena itu, perlu diketahui sejauh mana dampak ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat sekitar dari keberadaan Taman Wisata Alam Grojogan Sewu.

Dokumen terkait