• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II.1. Deskripsi Desa Tanjung Gusta

II.1.1. Letak Geografi

Desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal merupakan salah satu kecamatan yang berada dibawah wilayah kabupaten Deli Serdang. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 89,69 Km2 atau sekitar 8.969 Ha. Ditinjau dari topologi daerah Desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal merupakan areal perladangan. Hal ini terlihat dari banyak tanaman ladang yang menghiasi hampir sebagian besar luas wilayah.

Jumlah keseluruhan penduduk di desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal 33.601 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari komposisi laki-laki berjumlah 9.902 jiwa dan perempuan berjumlah 10.881 jiwa. Dari jumlah tersebut terlihat dominasi penduduk di desa Tanjung Gusta adalah perempuan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kaum lelaki yang bekerja merantau ke luar daerah.

Komposisi penduduk di desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal berdasarkan kelompok penduduk yang sudah menikah dan yang belum menikah. Jumlah penduduk yang sudah menikah berjumlah 85%, sedangkan jumlah penduduk yang belum menikah berjumlah 15%.

Penduduk di desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan sebaian lagi bekerja sebagai buruh, TNI, PNS , pedagang, dan pengangguran.

Desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal memiliki 6 dusun. Dusun-dusun tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 1

Daftar Dusun Dan Jumlah Penduduk di Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal

No Daftar dusun Jumlah Penduduk

1 Dusun I 1.612 jiwa

2 Dusun II 1.152 jiwa

3 Dusun II 2.741 jiwa

4 Dusun III 1.472 jiwa

5 Dusun IV A 2.832 jiwa 6 Dusun IV B 1.699 jiwa 7 Dusun IV C 2.219 jiwa 8 Dusun IV D 3.467 jiwa 9 Dusun V 2.128 jiwa 10 Dusun VI 1.467 jiwa jumlah 20.789 jiwa

II.1.2. Kependudukan

Dusun Klambir V memiliki tingkat penurunan etnis secara turun-temurun (homogenitas etnis) yang mendiami daerahnya. Dimana sebagian besar yang mendiami dusun ini adalah etnis Jawa yang secara turun-temurun mendiami desa ini.

Tabel 2

Pembagian Penduduk Desa Penen Berdasarkan Etnis

No Nama Etnis Jumlah

1 Jawa 1.036 jiwa

2 Melayu 1.032 jiwa

3 Tionghoa 43 jiwa

4 Batak 17 jiwa

Total 2.128 jiwa

Sumber : database Kecamatan Biru-biru

Dari data mengenai pembagian penduduk berdasarkan etnis dapat digambarkan bagaimana kekuatan etnis Melayu di dusun Klambir V menjadi sebuah kekuatan yang cukup besar. Dari total penduduk 2.128 etnis Jawa memiliki jumlah sebanyak 1.036. Hal ini menyebabkan dusun Klambir V benar-benar memiliki kekuatan dalam memainkan peran mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Peran-peran ini dapat terkait dalam berbagai hal, seperti dalam pengaturan perekonomian. Dimana masyarakat beretnis Jawa akan menguasai perekonomian dengan menduduki beberapa posisi yang strategis seperti : Tuan tanah, pemilik modal, dan memiliki lahan pertanian. Selain itu, keberadaan etnis Karo yang menjadi faktor penting (superioritas) dalam jumlah yang membuat perubahan pertumbuhan seseorang (sensitifitas primordial) yang cukup terasa di desa ini, seperti penggunaan bahasa.

Masyarakat etnis Jawa menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dalam kehidupannya sehari-hari. Jadi, dapat dikatakan bahwa masyarakat etnis Jawa adalah penutur asli bahasa Jawa. Mereka selalu menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi antar sesama etnis Jawa. Kesetiaan mereka untuk menggunakan bahasa Jawa memang sangat tinggi.

Tabel 3

Pembagian Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah 1 Islam 2.068 jiwa 2 Protestan 8 jiwa 3 Khatolik 9 jiwa 4 Budha 43 jiwa Jumlah 2128 jiwa

Pembagian penduduk desa dari pemeluk agama menunjukkan bahwa peduduk dusun Klambir V adalah pemeluk agama Islam yang bermayoritaskan sekitar 2.068 dari total 2.128 penduduk. Hal ini menunjukkan bagaimana penduduk dusun Klambir V yang lembut dan benar-benar mewarisi nilai-nilai agama Islam yang ada.

Walaupun terdapat ketimpangan jumlah pemeluk agama yang satu dengan yang lainnya, tidak membuat isu-isu yang terkait dalam hal jumlah etnis ataupun agama yang berbeda sampai pada taraf konflik. Namun, perbedaan ini menjadi sebuah kekuatan agar pemeluk agama bisa hidup saling berdampingan.

II.1.3. Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana menjadi hal yang mampu membantu setiap aktifitas yang dimiliki manusia. Terlepas dari apapun aktifitas tersebut, sarana menjadi hal yang penting untuk melakukan sebuah kegiatan. Bagaikan sebuah instrument yang menentukan, sarana menjadi sesuatu hal yang vital. Masyarakat Klambir V sangat tahu akan hal ini, dan pentingnya sarana ini dianggap mampu meningkatkan roda perekonomian maupun investasi.

Untuk itu masyarakat Klambir V mengusahakan membangun sarana mereka untuk tetap bertahan. Seperti membangun pemukiman, membangun sarana pendidikan, hingga tempat-tempat mereka berbagi suka dan duka serta informasi untuk memecahkan segala beban masalah (polemic) di kehidupan mereka. Berikut adalah sarana dan prasarana yang menjadi bagian dari masyarakat desa Tanjung Gusta khususnya dusun Klambir V.

• Pemukiman

Masyarakat dusun Klambir V memiliki pemukiman yang bersahaja. Pemukiman yang bersih dan diselingi dengan pepohonan teduh di pekarangan rumahnya. Masyarakat dusun

Klambir V termasuk masyarakat yang memanfaatkan setiap lahan yang mereka punya untuk hal-hal yang bermanfaat. Bagi mereka, meskipun lahan tersebut beukuran 4x5 meter, tapi lahan tersebut masih dapat menghasilkan.

Rumah-rumah yang terlihat sederhana, serta masih terbuat dari papan mendominasi pemukiman masyarakat dusun klambir V. Rumah-rumah tersebut berdiri dan tersebar sepanjang lingkugan yang ada. Masyarakat dusun Klambir V bukan orang-orang yang terlalu memperhatikan kondisi rumah mereka. Justru kesederhanaan dan rasa bahagia di masa lalu masih tertanam oleh mereka yang dari kondisi rumah mereka karena biar pun mereka sederhana tapi banyak kenangan yang indah didalamnya. Masyarakat dusun Klambir V memiliki investasi besar dengan adanya anak-anak mereka yang sukses dan investasi barang- barang yang mereka miliki. Jadi kesederhanaan mereka tidak selalu menggambarkan kemiskinan mereka.

Pemukiman masyarakat dusun Klambir V diisi oleh rumah-rumah yang mulai menggunakan beton dan model rumah-rumah yang menggunakan khas baru (modern). Rumah-rumah ini dihuni oleh anak-anak mereka yang tinggal dan membangun rumah baru disana. Anak-anak tersebut mulai membuka usaha seperti : panglong, ternak ayam, pengumpulan barang-barang bekas, dan lain-lain.

• Pendidikan

Sarana pendidikan sangat dipercaya sebagai investasi masa depan bagi masyarakat dusun Klambir V. Dimana untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan ilmu yang baik, diharapkan pada masa mendatang dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Untuk itu pendidikan bagi masyarakat dusun Klambir V adalah hal penting. Mereka akan lebih bangga ketika menyebutkan bahwa anak mereka berhasil menjadi seorang yang sukses di kota daripada harus meneruskan pekerjaan orang tuanya. Hal ini terlihat dari

sedikitnya para kaum muda yang terlihat mencangkul ataupun bekerja di pabrik. Sebuah kebanggaan tersebut mengakibatkan para orang tua untuk mencoba berbagai cara bagaimana anaknya dapat bersekolah ataupun merantau di kota mencari sesuatu yang lebih baik.

Untuk itu, masyarakat Klambir V banyak yang menyuruh anak-anak mereka untuk sekolah di luar dusun Klambir V karena mereka menganggap sekolah-sekolah di luar dusun jauh lebih baik dan berpotensi seperti alat-alat yang digunakan sudah lebih canggih dan lebih baik daripada sekolah-sekolah yang ada di dusun Klambir V yang masih belum ada alat-alat yang lebih baru lagi seperti komputer, papan tulis, kursi dan meja sekolah,dan lain-lain karena di dusun Klambir V masih terbilang memakai cara lama (kuno). Selain itu, masyarakat dapat melihat bahwa sang anak dapat merasakan kehidupan di dunia yang lebih luas dan berusaha untuk menjadikan anak-anak mereka untuk menjadi orang yang sukses. Meskipun begitu, ada juga masyarakat yang menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah di dusun Klambir V.

• Rumah Ibadah

Kegiatan beribadah menjadi hal yang juga sama pentingnya bagi masyarakat dusun Klambir V. Dimana hubungan dengan tuhan dapat menjaga mereka untuk tetap pada lindungan dan keuntungan. Mereka yang banyak beragama Islam membangun rumah ibadah mereka di lingkungan mereka sendiri.

Masyarakat dusun Klambir V memiliki keterikatan dengan dunia kosmos. Mereka yang sebagian besar etnis Jawa sangat percaya dengan adanya kehidupan lain selain manusia, kekuatan-kekuatan lain yang membawa keberkahan, kelancaran rezeki dan lain sebagainya. Untuk itu, rumah-rumah ibadah sangat penting bagi mereka.

Rumah ibadah di lingkungan masyarakat dusun Klambir V berjumlah tiga. Rumah ibadah yang mereka sebut dengan masjid ini berjarak kian berdekatan satu sama lain. Rumah

ibadah tersebut terletak di setiap lorong. Menurut ibu Ani seorang warga dusun Klambir V, kedekatan rumah ibadah tersebut untuk memudahkan proses ibadah.

• Transportasi

Dusun Klambir V adalah kelurahan yang berada di jalan lintas menuju belawan, yakni jalan besar Klambir V. Jalan ini merupakan salah satu jalan alternatif yang menghubungkan antara marelan dengan belawan, selain jalan yang biasa digunakan seperti jalan Yos Sudarso dan jalan Veteran Helvetia.

Selain angkutan umum, kendaraan pribadi juga banyak menghiasi jalan-jalan di sepanjang dusun Klambir V. Hal ini mengindikasikan bahwa dusun tersebut sebuah dusun berkembang dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah. Hal ini ditambah dengan berkembangnya usaha-usaha kecil di daerah tersebut.

Masyarakat dusun Klambir V juga memakai jasa transportasi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menggunakan, becak, angkutan umum, sepeda motor dan beberapa yang memiliki mobil pribadi dalam beraktifitas setiap harinya. Dengan keadaan seperti itu, masyarakat dusun Klambir V dapat mengakses apa-apa saja yang ingin mereka peroleh, seperti: informasi.

• Komunikasi

Komunikasi menjadi hal yang penting bagi masyarakat dusun Klambir V. Bagaimana mereka mengelola setiap informasi dan menjadikan setiap informasi menjadi sebuah peluang atau hanya sekedar untuk menjadi bahan obrolan sehari-hari. Komunikasi yang dimaksud bukan hanya sekedar lewat alat komunikasi berupa telepon genggam (handphone) ataupun telepon rumah tapi masyarakat lebih senang dan nyaman ketika berkomunikasi secara bertatap muka yang disebut sebagai mengobrol. Bahkan, masyarakat pun membuat suatu tempat perkumpulan (forum) untuk mengobrol atau berkomunikasi. Masyarakat dusun

Klambir V memiliki ruang komunikasi yang mereka ciptakan sendiri. Ditengah komunitas mereka, ruang itu dapat dibuat dimana saja, seperti: jalan ataupun warung.

Kebiasaan masyarakat Klambir V dalam berkomunikasi adalah masyarakat yang ramah dan peduli dengan seksama. Jadi, biar pun mereka bertemu di jalanan, mereka akan saling sapa dan tegur. Maka dari itu, setiap orang yang bertemu, pasti sudah sama-sama dikenal karena adanya tradisi saling sapa tersebut. Dengan demikian, apabila terdapat orang asing yang baru masuk di dusun Klambir V dan baru dikenal oleh masyarakat, maka komunikasi antara masyarakat dengan orang yang baru dikenal akan terjalin.

Maka dari itu, tradisi saling sapa ini akan memudahkan antara satu sama lain untuk saling mengenal dan menjalin hubungan yang baik. Tradisi ini juga dilakukan oleh pihak karyawan pabrik dalam menjalankan aktifitas, baik didalam maupun diluar pekerjaan. Dengan demikian, dengan segala bentuk komunikasi atau obrolan yang mereka jalankan, akan dapat mengetahui informasi-informasi yang ada di dalam pabrik.

Selain itu, terdapatnya warung sebagai salah satu forum lainnya dalam melakukan komunikasi yang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat Klambir V. Seperti warung kopi, para pekerja dari kalangan apapun biasa berkumpul disana. Sambil bersantai, main kartu, dan minum kopi susu, bentuk komunikasi pun sangat jelas berjalan. Di tempat ini, para pekerja dapat menghilangkan keletihan dan masalah-masalah pribadi yang sedang dihadapi. Di warung, masyarakat bisa saling berkomunikasi dalam hal apapun seperti: bertukar pikiran tentang pekerjaan, rumah tangga, bahkan dalam hal perjodohan anak-anak mereka.

Dengan demikian, dengan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Klambir V dan forum yang digunakan untuk berkumpul, dusun Klambir V sangat menjaga nilai-nilai persaudaraan serta keramah-tamahan yang begitu baik. Dengan berbagai aktifitas-aktifitas yang dilakukan, tapi bentuk komunikasi tetap dilakukan dan tidak pernah terputus meskipun ada larangan

yang dibuat oleh pimpinan kerja mereka. Misalnya karyawan buruh pabrik Klambir Jaya yang di larang keras untuk tidak mengobrol pada saat bekerja karena pihak pabrik menganggap bahwa itu semua membuang waktu. Meskipun begitu, para buruh tetap berkomunikasi meskipun hanya sekedar sapaan. Di balik itu, masyarakat pabrik yang hampir semuanya beranggotakan masyarakat Klambir V menganggap bahwa tindakan pabrik berlebihan karena pihak pabrik termasuk pemiliknya tidak memiliki tradisi saling sapa dan itu terjadi karena pihak pabrik berasal dari luar dusun Klambir V.

II.1.4. Mata Pencaharian

Dalam mencari mata pencaharian, masyarakat di desa Tanjung Gusta bermayoritaskan bekerja sebagai petani dan buruh. Mereka bekerja pada pabrik-pabrik yang ada disekitar Klambir V , Tanjung Gusta, Belawan maupun di daerah pusat kota Medan. Mereka pergi bekerja pada pagi hari dan kembali petang hari.

Mata pencaharian di desa Tanjung Gusta bervariasi. Tidak hanya buruh yang menjadi mayoritas, namun juga ada beberapa pekerjaan lain seperti: supir angkot, PNS, pedagang dan sebagainya. Keragaman ini muncul karena letak desa ini yang juga berada dipinggiran kota Medan, yang secara hubungan social, perkotaan juga membentuk ketergantungan penduduk yang berada dipinggiran kota tersebut untuk beraktifitas disana.

Secara umum, masyarakat di desa Tanjung Gusta yang bertani seperti: menanam padi basah dan padi kering, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Hal itu diakibatkan oleh keadaan alamnya yang menunjang, yaitu tanahnya subur dan udaranya sejuk disertai curah hujan yang cukup. Masyarakat etnis Jawa dan Melayu yang tinggal di Desa Tanjung Gusta, Kabupaten Deli Serdang pada umumnya adalah petani karet dan sawit, walaupun ada juga yang

menanam palawija. Sedangkan etnis lain, seperti etnis Tionghoa lebih dominan bekerja sebagai pedagang dan etnis Batak lebih dominan bekerja sebagai buruh.

Hubungan sosial masyarakat di dusun Klambir V termasuk di sekitar pabrik Klambir Jaya berjalan sangat baik. Hubungan sosial-budaya masyarakat masih sangat erat terjaga karena masyarakat masih sangat menjaga nilai-nilai budaya penduduk yang beretnis Jawa dan Melayu. Apalagi kehidupan masyarakat yang hidup di desa masih memakai prinsip dan budaya lama dengan menjalin nilai-nilai kekeluargaan dan rasa saling tolong-menolong.

Sikap kekeluargaan inilah yang membangun bentuk sosial budaya di daerah Klambir V ini menjadi lebih baik. Selain itu, masyarakat mudah bersosialisasi tanpa memandang status sosial dan pribadi. Sikap saling menghargai dan rasa peduli antar sesama membuat masyarakat menjadi seperti suatu keluarga.

II.2. Deskripsi Pabrik Klambir Jaya

Pabrik Klambir Jaya adalah sebuah pabrik yang bergerak pada industri pengolahan kertas sembahyang dan lilin pekong etnis Tionghoa. Pabrik ini beroperasi di sebuah lahan di dusun Klambir V desa Tanjung Gusta. Pabrik Klambir Jaya adalah usaha yang diretas oleh keluarga Johari Chandra. Beliau adalah seseorang yang beretnis Tionghoa yang lama mengusahakan pabrik ini sejak tahun 1991. Dengan dana yang cukup untuk memulai usaha ini dan kini menjadi suatu pabrik pembuatan kertas dan lilin pekong sembahyang yang cukup besar di Sumatera Utara. Adapun deskripsi lebih jelas akan dijelaskan sebagai berikut:

Foto 1. Gambar pabrik Kelambir Jaya

II.2.1. Sejarah Pabrik

Sejarah terbentuknya pabrik Klambir Jaya tidak terlepas dari bapak Johari Chandra dan bapak Mansyur. Mereka merupakan pemilik dan asisten dari pemilik pabrik Klambir Jaya. Mereka merupakan salah satu tokoh yang semasa hidupnya hingga saat ini dalam lapangan pekerjaan mengenai pembuatan kertas dan lilin pekong etnis Tionghoa yang ada di Indonesia. Usaha yang mereka jalankan menghasikan suatu hasil yang positif dalam bisnis yang mereka jalankan ini. Bisnis yang mereka jalankan ini bukan saja berdampak positif dalam tingkat pendapatan secara pribadi pada mereka, namun juga bagi negara Indonesia karena bisnis pembuatan kertas dan lilin pekong mereka ini juga dapat meningkatkan nilai devisa negara.

Sebelum PT. Pabrik Klambir Jaya terbentuk, bapak Johari Chandra telah mencoba mendirikan pabrik sumpit di tempat yang sama di jalan Klambir V (1991), yang bertujuan

untuk mencoba bisnis baru sebagai pembuat pabrik sumpit yang lebih dominan berdampak pada etnis Tionghoa. Sejak saat itupun pabrik Klambir Jaya di sahkan dan disetujui oleh pihak kepala desa. Selain itu, tujuan lain adalah ketika ingin berbisnis barang lain selain sumpit, pihak pabrik Klambir Jaya sudah tidak ragu lagi untuk membentuk bisnis lain karena pabrik Klambir Jaya sudah disetujui sepenuhnya oleh pihak kepala desa.

Pada bulan Maret 1993, diadakan unjuk rasa dari pihak masyarakat kepada pihak pabrik Klambir Jaya karena pada saat itu, pabrik Klambir Jaya ternyata bukan sebagai pabrik pembuat sumpit lagi tetapi sebagai pabrik pembuatan kertas dan lilin pekong. Pihak masyarakat setempat merasa telah dikhianati karena telah melanggar janji yang di buat oleh pihak pabrik yang berujung pada sebuah konflik. Namun, konflik yang terjadi antara masyarakat terhadap pabrik tidak berlangsung lama. Sebab, laporan yang diajukan oleh masyarakat kepada kepala desa tidak ditanggapi secara serius.

keputusan yang berubah dari pabrik atas pembuatan sumpit menjadi pabrik pembuat kertas dan lilin pekong etnis Tionghoa tidak berlangsung lama. Selang beberapa bulan setelah konflik terjadi, masyarakat setempat sudah melaporkan peristiwa ini kepada bapak kepala desa tapi apa yang di laporkan oleh masyarakat tidak di tanggapi secara serius oleh kepala desa.

Kepala desa tidak mempermasalahkan apa yang dibuat dan bisnis apa yang dilakukan oleh pabrik Klambir Jaya karena kepala desa menganggap bila itu semua sudah menjadi hak mereka. Selain itu, bentuk izin yang diberikan sudah menjadi bukti bahwa pabrik ini bukan pabrik ilegal. Jadi, walaupun ada perubahan bisnis yang di jalankan di pabrik Klambir Jaya, itu semua bukan menjadi suatu permasalahan tapi yang terpenting bagi kepala desa adalah surat izin yang sah sudah dimiliki oleh pihak pabrik Klambir Jaya. Setelah penjelasan yang sudah dikatakan oleh kepala desa, lambat laun konflik antara masyarakat terhadap kasus

pembangunan pabrik Klambir Jaya sudah hilang dengan sendirinya. Sebab, masyarakat tidak dapat berbuat apa-apa karena itu sudah menjadi keputusan dari kepala desa. Masyarakat sudah kembali seperti biasanya, tanpa harus menanggapi apa yang diproduksi oleh pabrik Klambir Jaya.

II.2.2. Letak Geografi Pabrik

Pabrik Klambir Jaya terletak di dusun Klambir V. Pabrik tersebut berada sekitar 1 km dari kantor desa Tanjung Gusta. Keberadaan pabrik yang dekat dengan kantor desa ini memungkinkan pengelola untuk menyelesaikan perizinan dan sebagainya.

Akses menuju pabrik Klambir Jaya dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum yang beroperasi di sepanjang jalan besar Klambir V menuju pusat kota Medan. Akses lain menuju pabrik ini dapat dilakukan dengan memakai kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor. Untuk menuju pabrik kurang lebih memakan waktu satu jam perjalanan.

Luas kawasan pabrik Klambir Jaya kurang lebih 1 hektar. Dalam 1 hektar tersebut terdapat beberapa gudang, tempat mencetak lilin dan satu bagian perkantoran. Semua bagian dalam pabrik ini bersinergi untuk mencapai hasil yang diinginkan yang dibuat oleh perusahaan.

Pabrik Klambir Jaya memiliki batas sebagai berikut. Disebalah Barat berbatasan dengan anak Sungai Ular. Disebalah Timur berbatasan jalan besar Klambir V. Sedangkan batas Utara dan Selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk. Batas-batas ini menunjukkan bahwa pabrik Klambir Jaya berada pada akses yang baik secara transportasi karena dekat dengan jalan besar. Hal ini tentu memudahkan bagi pabrik tersebut untuk mendistribusikan hasil porduksi. Selain itu, keuntungan lainnya adalah kedekatan pabrik dengan aliran anak Sungai Ular memungkinkan pabrik lebih mudah untuk membuang sisa hasil produksi berupa limbah ke sungai tersebut.

II.2.3. Karyawan Pabrik

Setiap perusahaan tentu mempunyai karyawan sebagai pendukung usaha yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan. Butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada pabrik Klambir Jaya, perusahaan ini terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan keberhasilan karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Kinerja usaha terkini yaitu : kegiatan-kegiatan serta program- program kerja apa saja yang sedang dilakukan perusahaan pada saat ini guna pencapaian tujuan perusahaan.

Jumlah keseluruhan karyawan pabrik Klambir Jaya adalah 300 orang. Jumlah tersebut tersebar diberbagai bagian pekerjaan. Pembagian tersebut seperti :

1. Bagian pimpinan pegawai - Pemilik Perusahaan. - Direktur. - Manajer. - Mandor. 2. Karyawan - Buruh. - Satpam. - Cleaning Service15

II.2.4. Jaringan Pabrik

Pabrik Klambir Jaya memiliki jaringan dengan pabrik lainnya yang bergerak di bidang yang sama, Misalnya: Toba Permai yang ada di kota Medan. Pabrik sebagai penyalur etiket yang sudah dicetak sebagai kemasan kertas sembahyang dan lilin pekong. Jaringan ini berupa jaringan kerjasama antara kedua belah pihak. Kerjasama ini sudah terjalin sejak pabrik ini mulai memproduksi kertas sembahyang dan lilin pekong.

Selain dengan pabrik Toba Permai, jaringan juga dibangun kepada birokrasi

Dokumen terkait