• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geografis dan Penduduk Desa Ciherang

Desa Ciherang merupakan desa yang berada di wilayah Kecamatan Dramaga. Desa ini memiliki luas wilayah seluas 251,57 Ha dan berbatasan dengan Kelurahan Margajaya di sebelah utara, Desa Laladon di sebelah timur, Desa Ciapus dan Desa Sukawening di sebelah selatan, serta Desa Dramaga dan Desa Sinar Sari di sebelah barat. Desa ini tergolong sebagai daerah urban karena letaknya tidak jauh dari pusat kota, kemudahan akses transportasi pun mendukung mudahnya perubahan peradaban di Desa Ciherang. Untuk kondisi geografis wilayah Desa Ciherang, desa yang berada pada ketinggian 196 m di atas permukaan laut ini memiliki curah hujan 250-450 mm/th dan suhu udara rata-rata 25-32 C. Dengan luas 251, 57 Ha, desa ini memiliki lahan yang masih dimanfaatkan dibidang pertanian yakni seluas 151 Ha yang dimanfaatkan menjadi sawah, 20,34 Ha dimanfaatkan menjadi ladang, dan 2 Ha yang dimanfaatkan sebagai tambak/kolam. Selebihnya seluas 70,73 Ha dimanfaatkan menjadi pemukiman, 4 Ha jalan, 2 Ha tempat pemakaman, 0,3 Ha dimanfaatkan menjadi lapangan, 0,5 Ha sebagai tempat peribadatan, dan 0,7 Ha sebagai bangunan pendidikan. Desa Ciherang memiliki penduduk laki-laki sebanyak 6.698 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 6.311 jiwa. Pada jumlah penduduk 13.009 jiwa tersebut Desa Ciherang memiliki jumlah kepala keluarga sebanyak 3.653 KK. Dari keseluruhan penduduk tersebut merupakan warga negara Indonesia. Pengkatagorian dan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin seperti ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah penduduk Desa Ciherang berdasarkan kategori kelompok umur No Kelompok Umur Jumlah Jiwa Jumlah

Laki-Laki Perempuan 1 0–4 872 787 1.659 2 5–9 662 614 1.276 3 10–14 598 555 1.153 4 15–19 578 571 1.149 5 20–24 635 586 1.221 6 25–29 595 538 1.133 7 30–34 535 488 1.023 8 35–39 471 462 933 9 40–44 446 427 873 10 45–49 398 361 759 11 50–54 335 292 627 12 55–59 256 225 481 13 ≥ 60 317 405 722 Jumlah 6.698 6.311 13.009 Sumber:data monografi (2014)

Tabel 2 memperlihatkan jumlah penduduk Desa Ciherang sampai pada kelmpok umur 30-34 tahun memiliki jumlah diatas 1000 penduduk dan mulai mengalami

berkurangnya jumlah penduduk dari setiap kelompok umur dimulai dari kelompok umur 35-39 tahun hingga umur 60 tahun keatas.

Kondisi Sosial dan Ekonomi Desa Ciherang

Mayoritas penduduk Desa Ciherang memiliki jenjang pendidikan hingga SMA, hal tersebut menunjukan kualitas pendidikan di Desa Ciherang sudah tergolong baik. Hal tersebut didukung dengan tersedianya sarana pendidikan yang memadai seperti PAUD, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi yang berlokasi tidak jauh dari Desa Ciherang. Serta sarana transportasi yang juga sudah mendukung mobilitas penduduk.

“...Jaman sekarang mah udah enak mau sekolah deket, angkot juga udah

banyak, waktu dulu nih ibu sekolah SD aja jalannya jauh harus ngelewatin hutan dulu, ngelewatin sawah dulu, becek-becekan. Sekarang semenjak mobil udah bisa masuk wilayah sini sih jadi enak kemana-mana jadi lebih gampang, ibu inget tuh waktu dulu pertama kali jalan jadi masuk kesini terus ada mobil lewat warga pada girang ngeliatin...”– Ibu N (40 tahun) Perkembangan dan perbaikan sarana dan prasarana transportasi menunjang kemudahan masyarakat untuk melaksanakan pendidikan formal. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan seperti ditunjukan pada Tabel 3 di bawah ini yang menunjukan tingkat pendidikan penduduk Desa Ciherang mayoritas sudah mencapai pendidikan tingkat SMA.

Tabel 3 Tingkatan pendidikan penduduk Desa Ciherang

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

1 Belum sekolah 2.259

2 Tidak tamat SD 73

3 Tamat SD 1.479

4 Tamat SMP 3.425

5 Tamat SMA 4.204

6 Tamat akademi/ diploma 951

7 Sarjana 618

Sumber:data monografi (2014)

Angka yang tinggi pada jumlah penduduk yang telah tamat SMA (Tabel 3) menunjukan pula bahwa penduduk Desa Ciherang menilai pendidikan formal adalah hal yang penting.

Mata pencaharian penduduk Desa Ciherang mulai beralih dari yang sebelumnya bekerja dibidang pertanian kini lebih banyak menjadi buruh atau supir angkot untuk penduduk laki-laki, sedangkan penduduk perempuan banyak yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga. Hal tersebut dikarenakan lahan pertanian seperti sawah yang terus berkurang. Lahan-lahan yang sebelumnya merupakan lahan persawahan Berikut ditunjukan pada Tabel 4 mengenai klasifikasi mata pencaharian penduduk Desa Ciherang.

Tabel 4 Mata pencaharian penduduk Desa Ciherang

No Mata Pencaharian Penduduk Jumlah (orang)

1 Petani 523

2 Pedagang 787

3 TNI/POLRI 11

4 Pegawai Negeri Sipil 552

5 Wiraswasta 1.489 6 Pensiunan/Purnawirawan 67 7 Pengusaha 247 8 Peternak 16 9 Tukang Bangunan 386 10 Jasa 499 11 Buruh 2.440 Sumber:data monografi (2014)

“...Dulu sih sempet punya neng sawah, kebun. Kalo sekarang udah ga ada,

udah dijualin sawahnya. Sebenernya sih belum mau dijual tapi terpaksa soalnya lokasinya di area yang mau dibikin komplek jadi ya warga yang pada punya sawah didaerah situ harus ngejual sawahnya kalo ga dijual sawah kita juga kekurung sama aja ga bisa diapa-apain. Jadi sekarang

cuma jadi supir angkot aja..” - Bapak R (43 tahun)

Kegiatan kemasyarakatan penduduk Desa Ciherang tergolong aktif hal ini ditunjukan dengan adanya Posdaya Sauyunan dan ada pula Paguyuban Dadali. Posdaya Sauyunan menaungi kegiatan seperti Posyandu, PAUD, kegiatan home industry seperti pembuatan keripik dan telur asin, kegiatan pengolahan sampah plastik menjadi aneka jenis kerajinan tangan seperti tas dan hiasan kerudung, dan kegiatan peternakan. Sementara Paguyuban Dadali menanungi kegiatan seperti bank sampah, koprasi, dan kegiatan yang bersifat kesenian seperti wayang golek, seni tari, dan seni musik tradisional.

Kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan sempat dilakukan Posdaya Sauyunan yakni melalui kegiatan TOGA (tanaman obat keluarga). Pada kegiatan ini membuat masyarakat lebih peduli pada kondisi lingkungan dengan menanam jenis-jenis tanaman yang bermanfaat. Tujuan kegiatan ini adalah agar setiap keluarga dapat memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan pekarangan atau lahan kosong dengan menanam tanaman yang berguna untuk memelihara kelestarian alam, merawat lingkungan dan untuk peningkatan gizi atau pendapatan keluarga. Namun ternyata kegiatan ini tidak bertahan lama, perlahan masyarakat mulai mengabaikan kegiatan ini, tidak ada lagi pot-pot yang berjajar rapi hanya bersisa beberapa rumah saja yang masih melakukan kegiatan penanaman.

GAMBARAN PENGETAHUAN TRADISIONAL

Dokumen terkait