• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Desa Cikarawang

Awalnya Desa Cikarawang dengan Kelurahan Situ Gede merupakan satu desa yaitu Desa Cikarawang bagian dari kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Kemudian adanya pemekaran wilayah desa yaitu Desa Cikarawang dan Kelurahan Situ Gede sehingga terbentuklah kecamatan baru yaitu Kecamatan Dramaga yang terdiri atas 10 Desa yaitu Desa Purwasari, Desa Sukadamai, Desa Petir, Desa Sukawening, Desa Ciherang, Desa Neglasari, Desa Sinarsari, Desa Dramaga, Desa Babakan dan Desa Cikarawang. Konon kabarnya Desa Cikarawang memiliki dua versi sejarah, yang pertama dikisahkan dahulunya diwilayah tersebut hidup beberapa kepala keluarga dengan mata pencaharian bertani dan memiliki gamelan dari Karawang yang sering dipentaskan, namun ketika mereka sudah tidak lagi menggunakannya gamelan tersebut dikubur supaya tidak digunakan kembali

dalam artian bahasa sunda yang mereka gunakan “Jarang Mulang Cikarawang ” dan bahasa yang dikenal sampai sekarang menjadi “Kp. Carang Pulang Desa Cikarawang”. Kisah yang kedua, dahulu wilayah desa tersebut dikelilingi oleh dua Sungai yaitu Sungai Cisadane dan Sungai Ciapus dan masyarakat menyebutnya Cai Karawang, sehingga saat ini dikenal sebagai Desa Cikarawang.

Kondisi Geografis dan Demografis

Desa Cikarawang merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang mempunyai luas wilayah 226,56 Ha. Sebelah utara Desa Cikarawang berbatasan dengan Sungai Cisadane, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Situ Gede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Ciapus, dan sebelah barat barbatasan dengan Sungai Ciapus/ Sungai Cisadane. Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga berupa dataran dan persawahan yang berada pada ketinggian antara 193 dpl dengan suhu rata-rata berkisar antara 25 0C - 30 0C. Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan desa/kelurahan), yaitu jarak ke ibu kota kecamatan yaitu sejauh 5 km2 dengan waktu tempuh 10 menit, jarak ke ibu kota kabupaten sejauh 35 km2 dengan waktu tempuh 45 menit, dan jarak ke ibu kota provinsi sejauh 135 km2.

Desa Cikarawang terdiri dari tiga Dusun (Kampung Cangkrang, Kampung Carang Pulang dan Dusun Cangkurawok ), tujuh Rukun Warga dan 32 Rukun Tetangga. Permukiman penduduk Desa Cikarawang terpusat di sepanjang jalan tranportasi utama yang sifatnya mengelompok. Tabel 1 disajikan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Cikarawang. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah laki-laki dengan perempuan tidak jauh berbeda. Namun tetap jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.

Berdasarkan Tabel 1 diketahui jumlah penduduk di Desa Cikarang Mei 2010 adalah sebanyak 8.227 jiwa dengan komposisi laki-laki sebanyak 4.199 jiwa dan perempuan sebanyak 4.028 jiwa, sehingga jumlah penduduk Desa Cikarawang berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2010 yaitu 8.227.

Tabel 1 Jumlah penduduk Desa Cikarawang berdasarkan jenis kelamin tahun 2010

Keterangan Jumlah (jiwa)

Laki-laki 4.199

Perempuan 4.028

Sumber: Profil Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor (2010).

Didalam analisis demografi, struktur umur penduduk dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu (a) kelompok umur muda, dibawah 15 tahun; (b) kelompok umur produktif, usia 15-64 tahun; dan (c) kelompok umur tua, usia 65 tahun keatas (BPS). Tabel 2 menunjukkan jumlah dan persentase penduduk Desa Cikarawang berdasarkan rentang usia tahun 2011 dan 2012. Tabel 2 Jumlah dan persentase penduduk Desa Cikarawang berdasarkan

rentang usia tahun 2011 dan 2012 Rentang usia Tahun 2011 2012 Total n % n % n % 0-14 1.791 22,1 1.852 22,5 3.643 22,3 15-64 6.004 74,2 6.079 73,9 12.083 74,0 >65 302 3,7 296 3,6 598 3,7 Total (jiwa) 8.097 100,0 8.227 100,0 1.632 100,0

Sumber: Data profil desa yang diolah (2016).

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa persentase kelompok umur muda pada tahun 2011 adalah 22,1%, sedangkan persentase kelompok produktif sebesar 74,2% dan jumlah kelompok umur tua sebesar 3,7%. Dapat dikatakan bahwa persentase kelompok umur produktif lebih besar dibandingkan dengan persentase kelompok umur muda dan kelompok umur tua, dan total jumlah penduduk di Desa Cikarawang pada tahun 2011 tercatat sebesar 8.097 jiwa. Selanjutnya persentase kelompok umur muda pada tahun 2012 sebesar 22,5% sedangkan persentase kelompok umur produktif sebesar 73,9% dan persentase kelompok umur tua sebesar 3,6%. Persentase kelompok umur produktif tahun 2012 juga lebih besar dibandingkan dengan persentase kelompok umur muda dan kelompok umur tua, dan total jumlah penduduk di Desa Cikarawang pada tahun 2012 tercatat sebesar 8.227 jiwa. Ini menunjukkan adanya kenaikan persentase jumlah penduduk Desa Cikarawang dari tahun 2011 hingga 2012.

Karakteristik Sosial dan Pendidikan

Penduduk di Desa Cikarawang didominasi oleh penduduk asli Cikarawang yaitu Suku Sunda. Kegiatan yang rutin bagi ibu-ibu dilaksanakan oleh masyarakat di Desa Cikarawang adalah pengajian sekali dalam

seminggu, sebab mayoritas penduduk beragama Islam. Kegiatan masyarakat Desa Cikarawang meliputi kegiatan keagamaan dan pertanian. Hal tersebut mudah dilaksanakan karena setiap ada rapat masyarakat datang untuk berkumpul. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut:

“... Iya teh disini ada kegiatan pengajian ibu-ibu, karena kegiatan pengajian bisa saling menjaga keakraban masyarakat disini teh. Pengajian khusus bapak-bapak juga ada teh setiap malam kamis. Karena dengan adanya pengajian seperti ini bisa mengundang masyarakat untuk acara pernikahan dan juga untuk datang rapat kegiatan PUAP ...” (NY, 44 tahun).

Tabel 3 Jumlah dan persentase penduduk Desa Cikarawang berdasarkan tingkat pendidikan formal tahun 2012

No Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%) 1. Tidak tamat SD/MI sederajat 441 12,1

2. Tamat SD/MI sederajat 1.002 27,6

3. Tamat SMP/MTs sederajat 1.002 27,6

4. Tamat SMA/MA sederajat 1.074 29,6

5. Tamat Diploma 115 3,1

Total 3.634 100,0

Sumber: Data profil desa yang diolah (2016).

Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur kesejahteraan penduduknya. Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa jumlah penduduk berpendidikan rendah (tamat atau tidak tamat SD) yaitu sebesar 39,7% Jumlah penduduk yang berpendidikan sedang (tamat SMP dan Tamat SMA) yaitu sebesar 57,2% sedangkan untuk jumlah penduduk yang berpendidikan tinggi (tamat Perguruan Tinggi/Akademisi) yaitu sebesar 3,1% .

Tabel 4 Jumlah fasilitas pendidikan dan kesehatan di Desa Cikarawang tahun 2013

Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan Jumlah

Pendidikan SD/MI 4 buah

SLTP/MTs 1 buah

Lembaga pendidikanagama/RA 1 buah

PAUD 4 buah

Kesehatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) 9 buah

Puskesdes (Pos Kesehatan Desa) 1 buah

Dokter 1 orang

Bidan 3 orang

Kader Posyandu 35 orang

Dukun terlatih 7 orang

Sumber: Data profil desa (2013).

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan di Desa Cikarawang sudah dapat dikatakan cukup baik yaitu terdapat SD/MI, SLTP, Pesantren/RA. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan tidak kalah lengkap dengan fasilitas pendidikan, yaitu terdapat Posyandu, Puskesdes, dokter, bidan, kader posyandu, bahkan terdapat pula dukun yang sudah terlatih.

Karakteristik Ekonomi

Ekonomi merupakan unsur yang penting dalam kehidupan masyarakat. Kondisi ini, kiranya juga telah menyadarkan masyarakat desa Cikarawang untuk mencari nafkah demi keluarga, anak dan istrinya. Mata pencaharian di Desa Cikarawang cukup beragam. Pada Tabel 5 disajikan struktur mata pencaharian masyarakat Desa Cikarawang.

Tabel 5 Jumlah dan persentase penduduk Desa Cikarawang berdasarkan struktur mata pencaharian masyarakat Desa Cikarawang

No Sektor Mata Pencaharian Jumlah Persentase

(%) 1. Pertanian/Persawahan 310 17,6 2. Peternakan 3 0,2 3. Perikanan 2 0,1 4. Perkebunan 25 1,4 5. Perdagangan 31 1,8

6. Industri Rumah Tangga 12 0,7

7. Bidan 3 0,2 8. Buruh tani 225 12,8 9. Buruh swasta 750 42,6 10. PNS 180 10,2 11. Montir 3 0,2 12. Pensiunan 215 12,2 Total n (%) 1.759 100,0

Sumber: Data profil desa yang diolah (2016).

Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa Cikarawang bekerja pada sektor buruh swasta yaitu sebesar 42,6% , kemudian diikuti oleh sektor pertanian sebesar 17,6 % , sektor buruh tani sebesar 12,8 % .

“... Kelihatannya aja disini sawahnya sedikit, sebenarnya daerah di belakang desa ini masih banyak sawah milik masyarakat disini. Dan kebanyakan sawahnya warisan dari orang tua. Pekerjaan sebagai petani biasanya dikerjakan oleh bapak-bapak di sini, dan rata-rata luas sawah disini sekitar luasnya 1000 m2 sehingga menjadi salah satu potensi petani untuk dapat menggarap sawah, namun bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan sawah mereka membuka usaha dagang dan

menjadi supir angkot ...” (AB, 51 tahun).

Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya

Gabungan Kelompok Tani Mandiri Jaya terbentuk pada tanggal 7 September 2007 bertempat di Desa Cikarawang. Terbentuknya kelompok tani yang terkoordinasi dan saling bekerja sama diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kelompok tani untuk menjadi kelompok yang tangguh dan mandiri. Gapoktan menjadi tempat bertukar informasi antar kelompok dan menanggulangi kesulitan dan penyediaan kebutuhan sarana prasarana produksi pertanian serta penampungan pengolahan. Sekretariat Gapoktan Mandiri Jaya terletak di Jalan Carang Pulang Bubulak RT/RW 04/03, No. 43 Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

Letak yang strategis yaitu berada di tepi jalan utama Kampung Carang Pulang, sehingga memudahkan siapa saja yang ingin datang ke Gapoktan Mandiri Jaya.

Gapoktan Mandiri Jaya terdiri dari sembilan kelompok tani yang tersebar di Desa Cikarawang.

a. Kelompok Tani Hurip diketuai oleh Ahmad Bastari. b. Kelompok Tani Setia diketuai oleh Ujang.

c. Kelompok Tani Subur Jaya diketuai oleh Sutisna. d. Kelompok Tani Mekar diketuai oleh Wahyudin. e. Kelompok Tani Andalan, dari Desa Babakan. f. Kelompok Tani Melati diketuai oleh Norma Yanti. g. Kelompok TOGA As Syfa diketuai oleh Rosit.

h. Kelompok Ternak Harapan Makmur diketuai oleh Dedy Ambran. i. Kelompok Kelinci diketuai oleh Dedi Irawan.

Gapoktan Mandiri Jaya memiliki visi yaitu mengembangkan kemampuan pelaku utama dalam mengelola agribisnis menjadi lembaga perekonomian perdesaan. Adanya misi dari Gapoktan Mandiri Jaya yaitu: a. meningkatkan sumber daya manusia (SDM) anggota Gapoktan Mandiri

Jaya

b. mengoptimalkan lahan pertanian dalam penggunaannya

c. memberikan pinjaman modal usaha kepada anggota Gapoktan Mandiri Jaya

d. meningkatkan produktivitas usaha tani di wilayah Gapoktan Mandiri Jaya. Tahun 2009 Gapoktan Mandiri Jaya mendapatkan dana PUAP dari Kementrian Pertanian RI sebesar 100 juta untuk pengembangan usaha agribisnis kelompok tani di Desa Cikarawang, selanjutnya Gapoktan Mandiri Jaya disebut LKM-A Mandiri Jaya. Bantuan dari Departemen Pertanian disalurkan ke Gapoktan yang sudah memenuhi prosedur yang diajukan oleh Departemen Pertanian, kemudian dari Gapoktan dikembangkanlah dana tersebut dengan sistem kredit (pinjaman) bagi masyarakat petani pada khususnya, dan masyarakat non petani pada umumnya. Usaha pokok Gapoktan Mandiri Jaya yaitu pengadaan sarana produksi pertanian dan usaha jasa lain yaitu simpan pinjam. Kegiatan Gapoktan Mandiri seperti menghimpun modal swadaya, simpan pinjam LKM-A dengan sebutan lain koperasi, penambahan anggota, pertemuan rutin 2 bulanan, penguatan kelembagaan, pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dan menjalin kemitraan.

Program PUAP di Desa Cikarawang

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan program PNPM-M. Untuk pelaksanaan PUAP di Departemen Pertanian, Menteri Pertanian membentuk Tim Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 545 Tahun 2007. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah

tangga tani. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Komite Pengarah adalah komite yang dibentuk oleh Pemerintahan Desa yang terdiri dari wakil tokoh masyarakat, wakil dari kelompok tani dan penyuluh pendamping. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh dalam rangka pemberdayaan petani/kelompok tani dalam melaksanakan PUAP. Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah individu yang memiliki keahlian di bidang keuangan mikro yang direkrut oleh Departemen Pertanian untuk melakukan supervisi dan advokasi kepada Penyuluh dan Pengelola Gapoktan dalam pengembangan PUAP. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah bantuan dana kepada petani atau kelompok tani untuk pengembangan usaha agribisnis di perdesaan yang disalurkan melalui Gapoktan dalam bentuk modal usaha.

Pelaksanaan program PUAP di Desa Cikarawang telah berjalan sejak tahun 2010 yang dikelola oleh Gapoktan Mandiri Jaya. Pada Tabel 6 disajikan daftar kelompok tani

Tabel 6 Daftar Kelompok Tani Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Tahun 2016

Nama Kelompok Alamat Jumlah (orang) Persentase (%)

Hurip Carangpulang RT04/RW03 31 17,7 Setia Cangkrang RT02/RW01 24 13,7 Mekar Carangpulang RT01/RW07 24 13,7

Subur Jaya Carangpulang

RT01/RW05 35 20,0 KWT Melati Carangpulang RT04/RW03 20 11,4 KWT Mawar Carangpulang RT04/RW03 10 5,7 KWT Dahlia Carangpulang RT03/RW06 - -

Subur Makmur Cangkrang

RT02/RW01

31 17,7

Sumber : Profil LKM-A Mandiri Jaya Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga Tahun 2016

Program PUAP bertujuan untuk membantu masalah permodalan usaha tani masyarakat yang didukung oleh Pemerintah Desa Cikarawang sehingga dapat berkembang hingga saat ini. Program ini dikelola Tim Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Gapoktan Mandiri Jaya sebagai lembaga simpan pinjam khusus untuk melayani anggota gapoktan. Secara luas LKM-A Mandiri Jaya untuk menyalurkan dana simpan pinjam kepada anggota tani yang melakukan usaha baik produksi pertanian on-farm maupun off-farm. Gapoktan Mandiri Jaya diharapkan masyarakat mampu berfungsi

dalam fungsi-fungsi pemenuhan permodalan pertanian, dan termasuk menyediakan informasi yang dibutuhkan petani.

Untuk menjadi anggota, LKM-A Mandiri Jaya menetapkan syarat- syarat sebagai berikut :

1. memiliki usaha produktif yang berbasis pertanian baik langsung on farm atau petani budidaya tanaman pangan, hortikultura, kehutanan dan peternakan) atau tidak langsung (penjual hasil dan olahan pertanian) 2. terdaftar sebagi anggota kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan

Mandiri Jaya

3. menjadi anggota gapoktan dengan membayar simpanan pokok sebagai tanda masuk anggota sebesar Rp50.000,- sesuai dengan AD/RT satu kali menjadi anggota dan anggota berhak mendapatkan buku anggota, dan membayar simpanan wajib iuran bulanan sebesar Rp5000 per bulan 4. mematuhi segala ketentuan yang ditetapkan dalam AD/RT gapoktan,

AD/RT LKM-A dan ketentuan lainnya dalam pengelolaan dana PUAP. Pada Tabel 7 disajikan perubahan Modal LKM-A Mandiri Jaya. Proses berjalannya program PUAP pada awalnya ditempuh melalui beberapa tahap hingga dana BLM PUAP dapat cair. Langkah pertama yang dilakukan pada masa pengajuan tahun 2009 adalah setiap poktan melakukan Rapat Umum Anggota (RUA) terkait macam-macam usaha yang ingin dikembangkan oleh anggota poktan. Selanjutnya hasil rapat ditampung dan dimusyawarahkan pada Rapat Umum Kepengurusan (RUK) oleh pengurus dan anggota gapoktan bersama dengan pemerintah desa dan penyuluh lapang.

Tabel 7 Perubahan Modal LKM-A Mandiri Jaya

Jenis Modal Modal Usaha

2012 2013 2014 2015

Modal Sendiri

Simpanan pokok 6.750.000 6.750.000 6.150.000 6.150.000

Simpanan wajib 12.540.000 14.250.000 12.780.000 14.540.000

Dana dari jasa 10.000.000 10.400.000 20.090.000 21.500.000

Modal Luar Dana Donasi PUAP 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 Jumlah/Perubahan Modal 129.290.000 131.400.000 139.020.000 142.190.000

Sumber : Profil LKM-A Mandiri Jaya Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga Tahun 2016

Rapat tersebut membahas mengenai kebutuhan utama usaha baik pertanian on-farm dan pertanian off-farm yang potensial dapat membantu usaha anggota. Setelah disepakati hasil rapat diajukan ke dalam Rencana Usaha Bersama (RUB) untuk memetakan pembagian dana pinjaman kepada setiap poktan dan usaha petani secara adil. Selanjutnya pada tahun 2010 dana Simpan Pinjam PUAP baru cair sebesar 100 juta dan dikelola oleh Tim LKM- A Gapoktan Mandiri Jaya. Modal ini kemudian didistribusikan kepada anggota sebagai modal usaha anggota secara bergulir. Pada perkembangannya, dari tahun ke tahun dari modal awal selanjutnya modal

pun mengalami perubahan. Calon peminjam dapat meminjam dana PUAP maksimal Rp2.000.000,- per individu dengan prosedur membawa foto kopi KTP, KK, , serta harus memenuhi simpanan wajib dan pokok terlebih dahulu dengan biaya jasa sebesar 2% per angsuran dan jangka waktu maksimal hingga 10 bulan. Hasil dari jasa tersebut digunakan gapoktan untuk biaya kegiatan, adminstrasi, dan disimpan kembali untuk menambah saldo.

Kondisi Penerima Program PUAP

Kondisi penerima Program PUAP merupakan informasi keadaan responden sebagai penerima program selama enam tahun program berjalan. Kondisi penerima program dapat memberi gambaran berjalannya program PUAP di Desa Cikarawang serta keefektifan program tersebut. penerima program PUAP mayoritas adalah petani yang memiliki luas lahan kering sebesar 1000m2 (0,1ha) dan juga memiliki pekerjaan tambahan yang cukup beragam seperti dagang warung, bekerja sebagai buruh pabrik, tukang payet, menjual kue, refleksi, dan memperbaiki AC, bahkan ada yang membuka usaha mebel, usaha cucian mobil, serta berprofesi sebagai guru dan guru PAUD. Sejak tahun 2010 sampai pada tahun 2016, para petani aktif dalam peminjaman dana PUAP. Dana PUAP yang digulirkan kepada para petani mayoritas digunakan untuk menambah modal pertanian dan juga modal usaha yang mereka miliki. PUAP ecara lebih lengkap akan dijelaskan berikut. Status Keanggotaan

Status keanggotaan merupakan status kepengurusan program jabatan yang dibawa penerima program yang berkaitan dengan peran menjalankan program tersebut. Status keanggotaan penerima pada penelitian ini dibagi menjadi dua status umum yaitu pengurus dan anggota. Berdasarkan data pada Tabel 8 frekuensi status keanggotaan petani penerima program terbesar ada pada status anggota yaitu sebanyak 36 orang atau 90%. Sementara itu hanya empat orang yang menjadi pengurus. Hal ini menujukan bahwa adanya program PUAP di Desa Cikarawang telah dimanfaatkan oleh pengurus dan anggota. Sebanyak 4 atau 10% pengurus juga ikut meminjam dikarenakan kesempatan untuk meminjam yang lebih dekat dan mereka sendiri yang mengelolanya sehingga proses peminjaman lebih mudah dan cepat.

Tabel 8 Jumlah dan persentase responden berdasarkan status keanggotaan Program PUAP 2016

Status Keanggotaan Jumlah (n) Persentase (%)

Pengurus 4 10

Anggota 36 90

Total 40 100

Jumlah Peminjam

Jumlah peminjam pada penelitian ini merupakan banyaknya petani sebagai penerima program yang meminjam uang kepada simpan pinjam PUAP setiap tahun. Berdasarkan data pada Tabel 9 disajikan jumlah petani penerima program yang melakukan pinjaman per tahun, peminjam terbanyak

berada pada tahun 2010 dengan jumlah sebanyak 17 orang atau 42,5%. Sementara pada tahun 2012 merupakan tahun tertinggi kedua yaitu sebanyak 15%. Pada tahun 2011 dan 2012 jumlah peminjam program PUAP memiliki persentase yang sama yaitu 12,5%. Pada tahun 2014 jumlah peminjam program PUA sebanyak 10%.

Tabel 9 Jumlah dan persentase responden berdasarkan peminjam per tahun Program PUAP 2016

Peminjam Per Tahun Jumlah (n) Persentase (%)

Tahun 2010 17 42,5 Tahun 2011 5 12,5 Tahun 2012 6 15 Tahun 2013 5 12,5 Tahun 2014 4 10 Tahun 2015 3 7,5

Sedangkan pada tahun 2015 merupakan tahun yang paling sedikit responden yang meminjam program PUAP yaitu hanya sebesar 7,5%. Sebagian besar petani penerima program membutuhkan pinjaman dana untuk mengelola usaha mereka.

Profil LKM-A Mandiri Jaya

Pengembangan unit simpan pinjam, dalam struktur organisasi Gapoktan sejalan dengan format penumbuhan kelembagaan tani di perdesaan yang tertuang pada Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 (82/Permentan/OT.140/8/2013) yang mengamanatkan Gapoktan merupakan format final dari organisasi di tingkat petani di perdesaan yang didalamnya terkandung fungsi-fungsi pengelolaan antara lain unit pengolahan dan pemasaran hasil, unit penyediaan saprodi dan unit usaha jasa permodalan dan lain sebagainya. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Mandiri Jaya merupakan pengembangan dari unit permodalan yang dikelola oleh Gapoktan Mandiri Jaya. Gapoktan Mandiri Jaya merupakan salah satu Gapoktan di Kabupaten Bogor yang mendapatkan Bantuan Langsung Masyarakat PUAP (BLM PUAP) sebesar Rp100.000.000,- dari Kementrian Pertanian pada tahun 2009. Dana tersebut digunakan untuk membantu permodalan bagi masyarakat sekitar terutama anggota Gapoktan Mandiri Jaya.

“…Laporan keuangan PUAP harus diserahkan sebulan sekali ke

Kecamatan Dramaga, BP3K Kecamatan Dramaga, dan BP5K Kabupaten Bogor. Untuk pertanggung jawaban atas pembukuan dana PUAP kami dibantu oleh PMT (Penyelia Mitra Tani) dan Penyuluh Pendamping yang bertugas memeriksa pembukuan PUAP. Pemeriksaan buku laporan PUAP oleh PMT dan Penyuluh Pendamping/PPL dilakukan sebulan sekali ...” (AB, 51 tahun).

Awalnya seluruh kegiatan keuangan gapoktan ditangani oleh bendahara gapoktan. Sebelum diadakannya BLM PUAP Gapoktan Mandiri Jaya sudah memiliki program simpan pinjam yang dilakukan secara swadaya. Berawal dari tabungan anggota gapoktan yang kemudian digulirkan menjadi kegiatan simpan pinjam untuk permodalan usaha anggota. Pada tahun 2009 setelah ada BLM PUAP kegiatan simpan pinjam tersebut dihentikan, kemudian dengan persetujuan dari anggota semua tabungan milik anggota dikembalikan. Kegiatan simpan pinjam dilanjutkan dengan modal awal dari dana BLM PUAP. Namun untuk meminjam dana tersebut anggota kelompok harus memberikan Rencana Usaha Kerja dan kemudian diverivikasi oleh tim dari LKM-A yang terdiri dari ketua LKM-A, ketua Gapoktan dan kasir.

Pembentukan LKM-A Mandiri Jaya ini resmi berdiri pada tanggal 07 September 2012 dengan diturunkannya SK Ketua Gapoktan Mandiri Jaya Nomor 01/kpts/Gap-MJ/2012 tentang Pembentukan Pengelola Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Mandiri Jaya yang beralamatkan di Kp. Carang Pulang RT04/RW03, Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Dengan adanya LKM-A Mandiri Jaya, petani maupun pedagang agribisnis dapat meminjam dana sesuai kebutuhan. Tujuan pembentukan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Mandiri Jaya adalah; (1) memberikan kapasitas pelayanan; (2) prosedur yang sederhana dan cepat; (3) kedekatan lokasi pelayanan dengan tempat usaha tani; (4) pengelola LKM-A sangat memahami karakter petani sebagai nasabah. Sasaran dari pembentukan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Mandiri Jaya yaitu terlaksananya fasilitas penumbuhan fungsi pelayanan keuangan dalam bentuk simpan pinjam pada Gapoktan Mandiri Jaya, dan terbentuknya unit usaha Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) pada Gapoktan Mandiri Jaya sebagai penerima dana BLM PUAP dalam upaya melayani pembiayaan petani/kelompok tani secara berkelanjutan. Kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh LKM-A Mandiri Jaya yaitu simpanan dan pemasaran (kios saprodi).

Adapun visi LKM-A Mandiri Jaya yaitu terwujudnya pelayanan optimal untuk kesejahteraan anggota dengan mengembangkan ekonomi rakyat menuju masyarakat sejahtera. Untuk merealisasikan visi tersebut diperlukan langkah-langkah strategis LKM-A yang tercantum dalam misi lembaga ini sebagai berikut : (1) memberikan pelayanan terbaik untuk anggota/calon anggota; (2) meningkatkan kesejahteraan anggota/calon anggota; (3) memberikan pelayanan lebih cepat, dekat dan mudah dibandingkan lembaga keuangan lainnya; (4) mengemban amanah anggota; (5) menjunjung tinggi Rapat Anggota; dan (6) manajemen yang tangguh, mandiri, berdedikasi dan terpercaya.

Persyaratan yang diajukan LKM-A Mandiri Jaya bagi peminjam dana PUAP, sebagai berikut persyaratannnya:

a. anggota Gapoktan yang telah mempunyai usaha b. telah membayar simpanan pokok Rp 50.000,- c. telah membayar simpanan wajib Rp 5000,-/bulan

d. aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok tani maupun Gapoktan