• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk kedalam penelitian deskriptif dan penelitian eksplanatori. Penelitian deskriptif digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan kondisi yang ada di lapang. Pada umumnya penelitian deskriptif dilakukan untuk memperkuat hasil yang didapat dari penelitian eksplanatori. Penelitian bersifat eksplanatori yaitu menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesa (Effendi dan Tukiran 2014). Penelitian deskriptif berguna untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tempat penelitian dilakukan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan didukung penelitian kualitatif untuk memperkaya data dan informasi yang diperoleh. Penelitian kuantitatif diperoleh dengan menggunakan metode survei dengan instrumen kuesioner (Lampiran 6). Kusioner diberikan kepada responden dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai karakteristik petani, tingkat peran pemimpin, peran pendamping, tingkat partisipasi petani pada tangga non participation, degrees of tokenism, degrees of citizen power. Serta pertanyaan mengenai taraf hidup petani dalam program PUAP. Sepuluh kuesioner telah diuji coba terlebih dahulu kepada anggota program PUAP yang tidak menjadi responden, sehingga peneliti dapat melihat sejauhmana realibilitas kuesioner yang telah dibuat. Uji validitas untuk menunjukan sejauh mana alat pengukur yang di gunakan sesuai dengan mengukur apa yang ingin di ukur, sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat di andalkan apabila digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten (Effendi dan Tukiran 2014).

Sementara itu, pendekatan penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan teknik Focus Group Discussion (FGD) dengan wawancara mendalam kepada informan dengan menggunakan panduan pertanyaan ( Lampiran 7). Informasi yang diperoleh melalui pendekatan kualitatif ini digunakan untuk mendukung dan sebagai interpretasi terhadap data yang didapatkan dari pendekatan kuantitatif mengenai karakteristik petani, faktor eksternal, tingkat partisipasi petani dalam program PUAP, dan taraf hidup petani. Tahapan kegiatan penelitian saat di lapang meliputi:

1. melakukan Focus Group Discussion dengan metode partisipatif yang melibatkan informan dan beberapa perwakilan responden untuk menganalisis peran pemimpin, peran pendamping serta tingkat partisipasi dan taraf hidup petani dalam program PUAP di Desa Cikarawang

2. melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden dan wawancara mendalam dengan informan untuk memperoleh data dan informasi berkaitan dengan tingkat partisipasi petani dalam PUAP, taraf hidup petani yang merupakan penerima dan pelaksana program PUAP dan hubungan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP dengan tingkat taraf hidup petani.

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Lampiran 1). Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) karena berdasarkan penjajagan.

1. Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang menerima bantuan modal dana PUAP di Kabupaten Bogor.

2. Desa Cikarawang memiliki suatu Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) yaitu Gapoktan Mandiri Jaya yang berdiri sejak tahun 2008 dan menerima dana PUAP sejak tahun 2010 yang dapat membantu modal petani dalam hal pertanian. Gapoktan Mandiri Jaya memiliki administrasi yang lengkap dan transparan dalam laporan dana PUAP yang sekarang ini telah berubah menjadi LKM-A Mandiri Jaya.

3. Desa Cikarawang memiliki jumlah peserta PUAP yang banyak yaitu 120 orang sehingga ini menjadi salah satu indikasi tingkat partisipasi yang aktif dari peserta.

4. Desa Cikarawang dipilih untuk melihat sejauh mana hubungan tingkat partisipasi petani dengan tingkat taraf hidup petani dalam Program PUAP.

5. Adapun akses menuju Desa Cikarawang sangat mudah karena dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu sembilan bulan, terhitung mulai bulan Januari 2016 sampai dengan September 2016 (Lampiran 3). Penelitian ini dimulai dengan penyusunan proposal penelitian, kolokium penyampaian proposal skripsi, perbaikan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data di lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji kelayakan sidang, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis di kantor desa berupa dokumen monografi dan potensi Desa Cikarawang, profil program PUAP Desa Cikarawang, mendokumentasikan beberapa kegiatan di Gapoktan Mandiri Jaya, dokumen Pedoman Umum PUAP dari Kementrian Pertanian Indonesia, data dari BPS, buku, jurnal ilmiah, yang erat kaitannya program PUAP, dan catatan lapang hasil wawancara mendalam kepada informan dengan mengacu pada panduan pertanyaan wawancara mendalam. Analisis data sekunder akan di interpretasikan dengan menggunakan tabel frekuensi dan diagram.

Data primer didapatkan langsung di lapangan dengan observasi dan wawancara tertutup dengan menggunakan instrumen kuesioner kepada responden. Kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini akan diujikan terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa baik hasil pengukuran di lapangan dilihat dari validitas dan reliabilitas (Effendi dan Tukiran 2014). Data hasil yang diperoleh dari lokasi uji coba kuesioner

kemudian di input dan di uji reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS version 21 for windows. Hasil uji coba kuesioner tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8.

Teknik Penentuan Responden dan Informan

Sumber data dalam penelitian ini adalah responden dan informan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penerima program PUAP yang berjumlah 120 orang (Lampiran 2). Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga dengan sasaran pengamatan yaitu kepala rumah tangga yang merupakan anggota Gapoktan yang mengikuti program PUAP di Desa Cikarawang. Responden diwawancarai sesuai dengan kuesioner yang telah dibuat karena jawabannya dianggap dapat mewakili anggota Gapoktan Mandiri Jaya sebagai penerima program PUAP. Jumlah sampel dalam penelitian berjumlah 40 orang yang merupakan anggota Gapoktan Mandiri Jaya sebagai penerima program PUAP. Pemilihan responden ditentukan sesuai rekomendasi dari ketua Gapoktan Mandiri Jaya, responden dikumpulkan sebanyak lima orang setiap minggunya selama waktu penelitian sembilan minggu. Sementara itu, pemilihan terhadap informan dilakukan secara sengaja (purposive) dan jumlahnya tidak ditentukan. Penetapan informan ini dilakukan dengan menggunakan teknik bola salju (snowball) kepada tokoh-tokoh yang mengetahui dengan jelas mengenai program PUAP di Desa Cikarawang dan responden yang dinaikkan statusnya menjadi informan. Pencarian informasi ini akan berhenti apabila tambahan informan tidak lagi menghasilkan pengetahuan baru atau sudah berada pada titik jenuh.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excell 2013 dan SPSS version 21. for windows. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi dan diagram untuk data awal responden untuk masing-masing variabel secara tunggal menggunakan aplikasi Microsoft Excell 2013. Kemudian SPSS version 21 for windows digunakan untuk uji statitistik dengan menggunakan Rank Spearman Correlation untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antar dua variabel yang berskala ordinal serta dengan menggunakan tabulasi silang. Uji Rank Spearman Correlation dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan variabel dari data yang bersifat ordinal seperti hubungan karakteristik petani dan tingkat partisipasi petani, hubungan faktor eksternal dan tingkat partisipasi petani, dan hubungan tingkat partisipasi terhadap taraf hidup petani dalam program PUAP.

Data kualitatif akan dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan dan penyederhanaan data hasil FGD, wawancara mendalam berupa catatan lapangan, observasi dan studi dokumen yang di reduksi dalam tulisan tematik (Lampiran 10). Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang

tidak perlu. Kedua ialah penyajian data dengan menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan berupa kutipan atau tipologi. Verikasi adalah langkah terakhir yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah diolah untuk mendukung data kuantitatif.

Uji Korelasi Rank Spearman

Teknik uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi rank Spearman yang berfungsi untuk menguji hubungan dua variabel dengan data kedua variabel minimal ordinal atau berjenjang. Uji korelasi rank Spearman bisa dilakukan dengan Statistical Package for Social Science (SPSS). Dasar pengambilan keputusan dalam uji korelasi rank spearman4:

1. jika nilai sig. < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan

2. sebaliknya jika nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.

Kriteria tingkat hubungan (koefesien korelasi) antara variabel berkisar antara ± 0.00 sampai ± 1.00 tanda + adalah positif dan tanda – adalah negatif.5. Adapun kriteria penafsirannya adalah

a) 0.00 sampai 0.20 artinya : hampir tidak ada korelasi b) 0.21 sampai 0.40 artinya : korelasi rendah

c) 0.41 sampai 0.60 artinya : korelasi sedang d) 0.61 sampai 0.80 artinya : korelasi tinggi e) 0.81 sampai 1.00 artinya : korelasi sempurna

Defenisi Operasional

Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

A.Karakteristik Petani faktor-faktor yang terdapat dalam individu responden yang dapat memotivasi diri atau merupakan dorongan dalam diri untuk ikut berpartisipasi dalam program pinjaman dana PUAP. Faktor internal meliputi usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan luas lahan.

1. Usia adalah lama waktu hidup responden dari sejak lahir hingga pada saat penelitian yang dinyatakan dalam satuan tahun.

2. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti atau yang berhasil ditamatkan oleh responden

3. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya angota keluarga yang sampai saat ini masih menjadi tanggungan responden dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

4. Luas lahan kering adalah lahan kering yang dimiliki petani sendiri untuk usahatani palawija yang dinyatakan dalam satuan hektar.

4 http://www.konsistensi.com/2015/02/uji-koefisien-korelasi-spearman-dengan.html

diunduh pada 11 April 2016 pukul 13:50 WIB

5 http://www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm diunduh pada 11 April 2016 pukul 13:49 WIB

B.Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri responden atau lingkungan yang mempengaruhi seseorang untuk ikut berpartisipasi dalam program pinjaman dana PUAP. Faktor eksternal meliputi tingkat peran pemimpin dan peran Pendamping.

1. Peran pemimpin adalah merupakan upaya ketua PUAP yang dirasakan petani dalam menginformasikan dan mengajak petani dalam berpartisipasi pada program PUAP.

Indikator yang digunakan dalam mengukur peran pemimpin dalam menginformasikan dan mengajak petani dalam berpartisipasi pada program PUAP adalah :

a. pemimpin menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

b. pemimpin mengarahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

c. pemimpin mengingatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

d. pemimpin memotivasi masyarakat secara langsung untuk berpartisipasi dalam program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

e. pemimpin memberikan apresiasi kepada masyarakat yang telah berpartisipasi dalam program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

f. pemimpin terlibat langsung ketika berjalannya program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

g. pemimpin menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai evaluasi program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

h. pemimpin mengatur waktu pelaksanaan kegiatan program PUAP di Desa Cikarawang

i. pemimpin mampu mengelola sistem PUAP dengan baik j. pemimpin mampu mengelola dana PUAP dengan baik.

Jika di klasifikasikan berdasarkan jumlah indikator yang digunakan, maka peran pemim pin dapat di bagi kedalam tiga kategori, yaitu: Rendah : total skor 15−16

Sedang : total skor 17−18 Tinggi : total skor 19−20

2. Peran pendamping yaitu penilaian petani atas tugas yang melekat pada seorang pekerja pengembangan masyarakat (penyuluh pendamping) dalam melaksanakan tugasnya untuk mendampingi membantu petani di lapangan dan pelatihan program PUAP di Desa Cikarawang.

Indikator yang digunakan dalam mengukur peran pendamping dalam melaksanakan tugas untuk mendamping petani dalam pelatihan program PUAP di Desa Cikarawang adalah :

a. penyuluh pendamping menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

b. penyuluh pendamping mengarahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

c. penyuluh pendamping mengingatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

d. penyuluh pendamping melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dengan diadakannya program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

e. penyuluh pendamping memotivasi masyarakat secara langsung untuk berpartisipasi dalam program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

f. penyuluh pendamping melaksanakan sosialisasi pelatihan program PUAP kepada masyarakat

g. penyuluh pendamping mampu memberikan pelatihan dengan baik h. penyuluh pendamping mampu memberikan pendampingan dengan baik i. penyuluh pendamping melaksanakan pelatihan rutin sesuai jadwal yang

telah disesuaikan

j. penyuluh pendamping menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai evaluasi program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang. Jika di klasifikasikan berdasarkan jumlah indikator yang digunakan, maka peran pendamping dapat di bagi kedalam tiga kategori, yaitu: Rendah : total skor 15−16

Sedang : total skor 17−18 Tinggi : total skor 19−20

3. Tingkat partisipasi adalah keterlibatan langsung petani dalam program PUAP. Tingkat partisipasi dalam program PUAP terbagi menjadi tiga tahapan yaitu: (1) tahap perencanaan yang merupakan tahap pembuatan kegiatan program PUAP, (2) tahap pelaksanan merupakan tahap pembuatan laporan/pembukuan anggaran dasar LKM-A dan melakukan peminjaman dana untuk kebutuhan modal pertanian dan (3) tahap evaluasi adalah tahap petani memberikan pendapat dan solusi dalam rapat bulanan dan tahunan terhadap pelaksanaan program PUAP. Nasdian (2014) menjelaskan tingkat partisipasi Arnstein yang terdiri atas delapan tangga yang dapat mengukur seberapa jauh masyarakat dilibatkan dalam program PUAP yang terdiri dari tingkat manipulasi, tingkat terapi, tingkat pemberitahuan, tingkat konsultasi, tingkat pendamaian/penentraman, tingkat kemitraan, tingkat delegasi kekuasaan, dan tingkat kontrol warga. Kemudian delapan tingkat partisipasi disederhanakan menjadi tiga kategori, yaitu Nonpartisipasi, Tokenisme, dan Citizen Power. Setiap tingkat partisipasi memiliki indikator yang kemudian menjadi variabel untuk mengukur tingkat partisipasi. Setiap variabel diberikan memiliki dua

variasi jawaban, yaitu “tidak” dengan skor 1 dan “ya” dengan skor 2. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi adalah : a. petani diundang untuk menghadiri rapat/pelatihan program PUAP b. petani hadir dalam kegiatan rapat/pelatihan program PUAP

c. petani berperan sebagai struktur anggota (ketua, sekretaris, bendahara, pembicara, dll) dalam rapat/pelatihan

d. petani hadir pada pertemuan rutin kelompok dalam pembuatan proposal peminjaman dana PUAP bukan semata-mata karena kewajiban sebagai anggota namun kesadaran dari diri sendiri

e. petani memberikan pendapat dan kritik pada saat pertemuan kelompok mengenai apa saja yang akan dilakukan dalam program PUAP

f. petani dilibatkan dalam rapat pada setiap kegiatan Program PUAP

g. pendapat petani diterima oleh kelompok dalam rapat bulanan dan tahunan program pinjaman dana PUAP

h. pendapat petani dilaksanakan dalam pembuatan proposal peminjaman dana PUAP

i. besar dana pinjaman terakhir yang petani peroleh sesuai dengan pengajuan dana pinjaman

j. besar dana pinjaman terakhir yang petani peroleh sesuai dengan pengajuan dana pinjaman

k. petani aktif dalam pelaksanaan program pinjaman dana PUAP di Desa Cikarawang

l. petani memberikan pendapat dalam rapat pada saat pengambilan keputusan program PUAP

m.petani dapat menyanggah pendapat pihak lain dalam diskusi/rapat n. Pendapat petani diterima dengan baik dalam diskusi/rapat

o. petani ikut serta dalam pembuatan laporan/pembukuan dalam kegiatan program pinjaman dana PUAP yang telah dilaksanakan di Desa Cikarawang

p. petani ikut dalam pembuatan dokumentasi dalam kegiatan program PUAP q. petani ikut dalam proses evaluasi setiap rapat dalam kegiatan program

pinjaman dana PUAP yang telah dilaksanakan di Desa Cikarawang. Gambaran tentang petani yang berada pada level partisipasi dapat dikategorikan berdasarkan skornya sebagai berikut:

Citizen Power : total skor 29 – 34 Tokenisme : total skor 23 – 28 Non-Partisipasi : total skor 17 – 22

4. Tingkat Taraf hidup masyarakat merupakan kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan dasar untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2005) taraf hidup “merupakan tingkat

kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya”. Taraf hidup di identifikasi berdasarkan indikator sebagai berikut:

a. jenis perolehan pangan merupakan jenis pangan yang diperoleh untuk pemenuhan gizi seimbang diperoleh dari kesanggupan mengkomsumsi telur/sayuran/buah/ikan/susu/daging

b. jenis lantai bangunan tempat tinggal merupakan jenis lantai bangunan terluas yang menjadi tempat tinggal rumah tangga

c. jenis dinding terluas merupakan jenis dinding bangunan terluas yang menjadi tempat tinggal rumah tangga

d. fasilitas tempat buang air besar/WC merupakan jenis fasilitas yang dimiliki rumah tangga responden yang digunakan untuk aktivitas buang air besar

e. jenis perolehan sumber air minum merupakan sumber air yang digunakan untuk konsumsi minum maupun masak oleh rumah tangga responden

f. sumber penerangan rumah merupakan sumber penerangan yang digunakan oleh rumah tangga responden dalam bangunan tempat tinggalnya

g. bahan bakar untuk memasak merupakan jenis bahan bakar yang digunakan oleh rumah tangga responden untuk aktivitas memasak h. tingkat pendapatan merupakan rata-rata hasi kerja yang diperoleh

petani perbulan

i. tingkat kesanggupan pengobatan merupakan kesanggupan untuk memperoleh pengobatan yang layak dalam satu tahun terakhir

j. tingkat tabungan merupakan jumlah pendapatan yang disimpan dalam bentuk uang

k. akses pendidikan yaitu kemampuan responden dalam menyekolakan anggota keluarga melalui jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikann tinggi l. kepemilikan alat transportasi utama merupakan jenis alat transportasi

utama yang dimiliki oleh rumah tangga responden

m.aset kepemilikan merupakan kepemilikan barang/aset dan kepemilikan berupa barang elektronika berharga responden

n. pengeluaran konsumsi per bulan merupakan banyaknya pengeluaran responden selama sebulan dengan satuan rupiah (pangan dan non- pangan).

Jika di klasifikasikan berdasarkan jumlah indikator yang digunakan, maka tingkat taraf hidup dapat di bagi kedalam tiga kategori, yaitu:

Rendah : total skor 14−26 Sedang : total skor 27− 39 Tinggi : total skor 40− 52

Keseluruhan definisi operasional perihal indikator dan jenis data pada Lampiran 11.