• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Letak dan Keadaan Umum Desa Petir

Desa Petir merupakan kawasan yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Kawsan ini secara administratif berbatb asan dengan beberapa desa dari satu kecamatan maupun berbeda kecamatan. Sebelah Utara Desa Petir berbatasan dengan Desa Neglasari, sebelah selatan dengan Desa Sukajadi dan Kecamatan Taman Sari, sebelah barat dengan Desa Purwasari dan Kecamatan Ciampea, dan sebelah timur dengan Desa Sukadamai dan Desa Sukawening (Profil Desa Petir 2013). Jarak Desa Petir dari pusat Kecamatan sekitar 5 km, jarak dari ibukota kabupaten sekitar 35 km, jarak dari ibukota Provinsi Jawa Barat sekitar 120 km, dan jarak dari ibukota negara sekitar 80 km (Profil Desa Petir 2011).

Berdasarkan kondisi topografinya, Desa Petir berada 300 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata harian adalah 30oC (Profil Desa Petir 2013). Total luas lahan Desa Petir 448.25 ha penggunaan lahannya dapat dilihat pada Tabel 4. Penggunaan lahan terdiri atas beberapa peruntukan, di mana penggunaan lahan terbesar adalah untuk persawahan. terdiri atas area persawahan 210 ha, pekarangan 20 ha, perumahan 190 ha, empang 16 ha, makam 4 ha, dan lainnya 8.25 ha. Sumber air yang terdapat di Desa Petir terdiri atas tiga sumber air, yaitu berasal dari PAM sebanyak 155 saluran, sumur gali dan sumur dangkal sebanyak 1 182 saluran, dan mata air sebanyak 1 829 saluran. Adapun pH perairan yang dimanfaatkan masyarakat di Desa Petir sekitar 6.5 – 8 (Profil Desa Petir 2011).

Tabel 4 Sebaran luas penggunaan lahan berdasarkan kegunaan di Desa Petir pada tahun 2010

No Lahan Luas (hektar) Persentase(%)

1 Persawahan 210.00 46.85 2 Pekarangan 20.00 4.46 3 Perumahan 190.00 42.39 4 Empang 16.00 3.57 5 Makam 4.00 0.89 6 Lainnya 8.25 1.84 Total 448.25 100.00

Sumber: Profil Desa Petir (2011)

Kependudukan

Wilayah Desa Petir memiliki 9 Rukun Warga yang terbagi menjadi 43 Rukun Tetangga, dengan jumlah tempat tinggal sebanyak 2 638 unit (profil Desa Petir 2011). Jumlah penduduk di Desa Petir sebanyak 12 282 orang yang terdiri atas 6 450 orang laki-laki dan 5 832 orang perempuan. Selain itu, jumlah kepala keluarga di Desa Petir sebanyak 2 976 KK (Profil Desa Petir 2013). Berdasarkan

33 usia angkatan kerja, sebesar 22.78 persen dari keseluruhan jumlah angkatan kerja di Desa Petir memiliki usia 41-56 tahun. Komposisi penduduk Desa Petir berdasarkan usia angkatan kerja dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah penduduk Desa Petir berdasarkan kelompok usia angkatan kerja pada tahun 2012

Kelompok Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)

10−14 tahun 1 429 15.02 15−19 tahun 1 242 13.06 20−26 tahun 936 9.84 27−40 tahun 1 954 20.54 41−56 tahun 2 167 22.78 >57 tahun 1 783 18.75 Total 9 511 100.00

Sumber: Profil Desa Petir (2013)

Mata pencaharian penduduk di Desa Petir cukup beragam, dapat dilihat pada Tabel 6. Jenis mata pencaharian yang dimiliki penduduk yaitu karyawan, wiraswatsa atau pedagang, tani, pertukangan, buruh, pensiunan, jasa, dan pemulung. Berdasarkan Tabel 5, jenis mata pencaharian yang dominan adalah sebagai buruh, yaitu sebesar 41.92 persen atau sejumlah 1 670 orang. Mata pencaharian yang dipilih penduduk selanjutnya adalah pertukangan, tani dan pedagang dengan persentase yang tidak terlalu berbeda jauh, yaitu 14.01 persen, 13.73 persen, dan 13.18 persen. (Profil Desa Petir 2013).

Tabel 6 Jumlah penduduk Desa Petir berdasarkan mata pencaharian (tahun 2012)

Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%)

Karyawan 411 10.32 Wiraswasta/ Pedagang 525 13.18 Tani 547 13.73 Pertukangan 558 14.01 Buruh 1 670 41.92 Pensiunan 13 0.33 Jasa 254 6.38 Pemulung 6 0.15 Total 3 984 89.68

Sumber: Profil Desa Petir (2013)

Karakteristik Responden Penelitian

Petani yang dijadikan responden penelitian ini merupakan petani yang melakukan usahatani tanaman pangan serta ternak ruminansia kecil. Hasil wawancara menunjukkan bahwa dari 21 responden didapati variasi jenis tanaman yang diusahakan oleh para petani. Jenis tanaman yang diperoleh dari hasil wawancara adalah padi, ubi jalar, bengkuang, jagung, kacang panjang, dan singkong. Pola yang diusahakan pada setiap petani dapat beragam. Hal tersebut

34

dipengaruhi oleh masa tanam dari setiap jenis tanaman yang diusahakan. Selain itu, jenis ternak ruminansia kecil yang diusahakan adalah domba dan kambing. Untuk kegiatan usaha ternak domba dilakukan dua kali masa penggemukan dalam setahun, sedangkan usahaternak kambing diusahakan sepanjang tahun.

Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan kelompok usia dan pendidikan formal pada tahun 2014

Keterangan Responden

Jumlah (orang) Persentase (%) Usia (tahun) 21–30 tahun 0 0.00 31−40 tahun 4 19.05 41−50 tahun 8 38.10 51−60 tahun 6 28.57 >60 tahun 3 14.29 Total 21 100.00 Pendidikan Tidak sekolah 0 0.00 Tidak lulus SD 8 38.10 Lulus SD 10 47.62 >SMP 3 14.29 Total 21 100.00

Dari 21 responden yang diwawancarai menunjukkan bahwa berdasarkan usia angkatan kerja, responden petani memiliki rata-rata usia 47.09 tahun dengan usia termuda 31 tahun dan tertua 69 tahun. Tabel 7 menunjukkan sebaran usia responden tertinggi berada antara usia 41-50 tahun dengan total persentase sebesar 38.10 persen dari total responden. Sedangkan dilihat berdasarkan tingkat pendidikan yang dijalani responden didominasi oleh petani dengan pendidikan formal lulus SD sebesar 47.62 persen dari total responden. Hal ini sejalan dengan hasil sensus pertanian tahun 2013 yang menunjukkan bahwa usia petani masih dalam rentang usia produktif 15-64 tahun, namun tingkat pendidikan hanya hingga tingkat SD.

Selanjutnya, hasil wawancara menunjukkan bahwa petani tidak hanya bekerja di usahatani, melainkan usaha lainnya. Jenis pekerjaan utama dan sampingan yang dilakukan responden dapat dilihat pada Tabel 8. Umumnya repsonden memiliki pekerjaan utama sebagai petani, yaitu sebesar 52.38 persen. Selain itu, pekerjaan utama sebagai buruh atau kuli merupakan persentase kedua tertinggi setelah petani, yaitu sebesar 28.57 persen. Sedangkan, masing-masing untuk pekerjaan utama sebagai pedagang dan lainnya adalah sebesar 9.52 persen. Tabel 8 juga menunjukkan bahwa sebesar 71.43 persen dari total responden memiliki dua jenis pekerjaan, yaitu sebanyak 38.10 persen memiliki pekerjaan sampingan sebagai petani, 14.29 persen memiliki pekerjaan sampingan sebagai pedagang atau buruh, dan sisanya sebanyak 4.76 persen pekerjaan sampingan lainnya.

35 Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan jenis mata pencaharian dan pengalaman

usahatani yang dimiliki pada tahun 2014

Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

A. Utama

Tani atau Ternak 11 52.38

Pedagang 2 9.52

Buruh atau Kuli 6 28.57

Lainnya 2 9.52

B. Sampingan

Tani atau Ternak 8 38.10

Pedagang 3 14.29 Buruh 3 14.29 Lainnya 1 4.76 Tidak ada 6 28.57 Pengalaman Usahatani A. Tanaman < 10 tahun 6 28.57 ≥ 10 tahun 15 71.43 B. Ternak < 10 tahun 14 66.67 > 10 tahun 7 33.33 Total Responden 21 100

Terdapat perbedaan lama pengalaman usahatani tanaman dan ternak di lokasi penelitian. Tabel 8 memperlihatkan gambaran pengalaman usahatani tanaman dan ternak yang dilakukanpetani di Desa Petir. Dari 21 responden yang diwawancarai, sebanyak 71.43 persen telah melakukan usahatani tanaman selama lebih dari 10 tahun. Sebaliknya untuk usaha ternak, sebanyak 66.67 persen petani melakukan usaha ternak selama kurang dari 10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa di lokasi penelitian, usahatani tanaman lebih dulu dikenal dan dilakukan oleh para petani dibandingkan usahaternak.

6 KERAGAAN USAHATANI TANAMAN DAN TERNAK

Dokumen terkait