• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Umum PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan42 Landasan pacu Bandara Udara Polonia Medan terlebih dahulu dibangun sebelum PT. (Persero) Angkasa Pura II didirikan. Dimana dengan adanya landasan inilah PT. (Persero) Angkasa Pura II dapat menjalankan operasi kinerja serta membuka usahanya. Bandara Udara Polonia Medan dibangun pertama kali oleh warga negara Polandia, yang bernama Baron Mischalsky pada tahun 1872 yang mendapat konsensi dari pemerintah Hindia Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di Sumatera Timur di Daerah Medan dan diberi nama “Polandia”.

Pada tahun 1936 Polandia berubah nama menjadi Bandar Udara Polandia, dan pada tahun ini juga pertama kali diadakan perbaikan landasan pacu sepanjang 600 m yg terletak pada 100 LU – 200 LS. Setelah mengalami perbaikan ini landasan pacu Bandara Polonia Medan terus mengalami perbaikan hingga masa kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

42

Bapak Rahmat, Staf Bagian Kepegawaian dan Umum PT. (Persero) Angkasa Pura II

Pada tahun 1948 s/d 1949 Bandar Udara Polonia Medan dibeli kembali oleh pemerintah Hindia Belanda yang dijadikan sebagai landasan pacu bagi sekutu, yang diperpanjang sekitar 1000 sampai 1200 m, dan pada tahun 1950 Bandar Udara Polonia Medan diserahkan kekuasaan pengelolaannya kepada TNI-AU. Oleh TNI- AU landasan diperpanjang hingga 1800 m dengan lebar 45 m. Tetapi pada tahun 1982 sampai sekarang dibagi menjadi dua daerah yaitu kegiatan militer dan penerbangan sipil yang mana penerbangan sipil dikelola oleh PT. (Persero) Angkasa Pura II.

PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa Bandar Udara dan keselamatan penerbangan. Perusahaan Angkasa Pura merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 1962, tanggal 15 November 1962 dengan nama Perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran”.

Berdasarkan PP No. 21 Tahun 1965 tepat pada tanggal 17 Mei 1965, diadakan perubahan nama dari Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran menjadi Perusahaan Negara Angkasa Pura dengan Kantor Pusat di Jakarta. Selanjutnya berdasarkan PP No. 37 Tahun 1974, diadakan perubahan bentuk Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura. Kemudian berdasarkan PP No. 14 Tahun 1992 diadakan perubahan pengalihan bentuk Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT. (Persero) Angkasa Pura II.

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 533/MK/1994 pada tanggal 22 Januari 1994, berdasarkan PP No. 30 Tahun 1985 PT.

(Persero) Angkasa Pura II mendapat tambahan tugas untuk mengelola Bandar Udara Polonia Medan.

2. Struktur Organisasi PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan. Struktur organisasi merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan di dalam sebuah perusahaan untuk dapat mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Struktur organisasi dalam sebuah perusahaan menggambarkan wewenang, tanggung jawab dan hubungan tiap bagian yang ada didalamnya.

Kantor Cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan, struktur organisasinya sesuai dengan Keputusan Direksi PT. (Persero) Angkasa Pura II Nomor : KEP.471/OM.00/1998-AP II tanggal 4 September 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan.

Organisasi PT. (Persero) Angkasa Pura II terdiri dari Kantor Pusat dan Kantor Cabang. Kedudukan PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan selaku kantor cabang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direksi PT. (Persero) Angkasa Pura II Nomor KEP. 471/0M.00/1998-AP II tanggal 4 September 1998. Kantor cabang merupakan unit pelaksanaan PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT. (Persero) Angkasa Pura II yang berkantor pusat di Jakarta.43

Keputusan Direksi tersebut menjelaskan tentang tugas pokok daripada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan yaitu sebagai berikut :

43

“Kantor cabang mempunyai tugas menyelenggarakan usaha jasa dan usaha kebandarudaraan dan usaha keselamatan penerbangan dalam arti yang seluas-luasnya dan usaha lain yang mempunyai hubungan dengan usaha jasa kebandarudaraan yang bersangkutan sesuai dengan pedoman dan kebijakan yang digariskan direksi”.44

PT. (Persero) Angkasa Pura II dipimpin oleh Direktur Utama, sedangkan susunan organisasi Kantor Cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara

a. Kepala Cabang.

rasi Lalu Lintas Udara. c. Divisi Pelayanan Operasi Bandar Udara. d. Divisi Tekhnik Elektronika dan Listrik.

mum dan Peralatan.

Bandar Udara Polonia Medan Kepala abang berperan sebagai manajemen puncak dalam pengaturan kegiatan perusahaan.

1. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan organisasi 2. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan operasional bandar

udara.

pengendalian kegiatan pemilihan fasilitas an pelaksanaan dan pengendalian kegiatan administrasi.

Polonia Medan, terdiri dari :

b. Divisi Pelayanan Ope

e. Divisi Tekhnik U

f. Divisi Administrasi dan Komersial.45

Di dalam PT. (Persero) Angkasa Pura II C

Adapun fungsi Kepala Cabang adalah sebagai berikut :

keselamatan lalu lintas udara.

3. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan komersial. 4. Penyiapan, pelaksanaan dan

tekhnik elektronika dan listrik. 5. Penyiap

44

Lihat, Lampiran 1, Keputusan Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II Nomor : KEP. 471/0M.00/1998-AP II Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Cabang PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan, Pasal 2.

45

6. Penyiapan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan keuangan dan

rapa divisi

nam a dibatasi hanya pada Divisi Administrasi dan Komersial,

1. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan usaha komersial. 2.

3. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan akuntansi.

4. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan perlengkapan.

aian,

melaksanakan tugas dan fungsinya, Divisi Administrasi dan Komersial dibantu oleh

1. Dinas Komersial, mempunyai tugas menyiapkan pengembangan dan

egiatan komersial yang meliputi pengumpulan data produksi, perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasa-jasa aeronautika dan jasa non aeronautika maupun usaha-usaha lain yang mempunyai hubungan

as melaksanakan kegiatan pengadaan, pergudangan dan administrasi perlengkapan.

perlengkapan.46

Dalam melaksanakan tugas, kantor cabang dibagi ke dalam bebe un dalam hal ini sengaj

oleh karena divisi ini yang bertugas untuk menangani pengelolaan usaha komersial PT. (Persero) Angkasa Pura II, termasuk diantaranya perjanjian sewa menyewa ruangan dengan PT. Mandala Airlines.

Divisi Administrasi dan Komersial mempunyai tugas sebagai berikut :

Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan.

5. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan administrasi kepegaw ketatausahaan dan umum.47

Sedangkan fungsi dari divisi ini sesuai dengan tugas yang dimilikinya. Dalam

beberapa dinas, yaitu :

melaksanakan k

dengan usaha jasa kebandarudaraan.

2. Dinas Keuangan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan administrasi keuangan dan anggaran.

3. Dinas Akuntansi, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan akuntansi. 4. Dinas Perlengkapan, mempunyai tug

46

Bapak Rahmat, Op. Cit.

47

5. Dinas Kepegawaian dan Umum, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pelayanan kesehatan pegawai, araan

. Para Pihak Dalam Perjanjian.

Pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313 KUH Perdata. Pasal 1313 KUH Perdata berbunyi : “Perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu pihak atau lebih

engikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.

Pada umumnya setiap transaksi terlaksana berdasarkan perjanjian. Dengan ditanda-tanganinya perjanjian maka isi ketentuan yang diatur dalam perjanjian itu mengikat mereka seperti Undang-Undang. Apabila ada dua orang yang melakukan sesuatu pengikatan diri antara keduanya akan melahirkan hukum yang mengikat pihak-pihak yang membuatnya, yang daya pengikatnya tadi tidak dapat berlaku bagi yang lain, kecuali diperjanjikan sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan yang diatur dalam pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang mengatakan bahwa : “Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.

Pendapatan usaha PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan pada dasarnya terdiri dari dua pendapatan, yaitu pendapatan aeronautika dan

kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan, keprotokoleran, penyelengg informatika managerial dan pengolahan data pelaporan serta penyiapan ikatan kerja.48

B. Pelaksanaan Terjadinya Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan Bandara

Dokumen terkait