• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Perkembangan Usaha

Usaha Gado-Gado Boplo mulai dirintis pada tahun 1970-an oleh Ibu Juliana Hartono di sebuah gang sempit di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Setelah ditinggal wafat oleh suaminya, Ibu Juliana mencoba untuk menafkahi keluarganya dengan berjualan gado-gado dengan tempat jualan yang seadanya dan pembelinya pun terbatas yakni tetangga sekitar. Gado-gado dipilihnya pada saat itu karena penyajiannya yang dianggap cukup mudah dan keterbatasan modal yang dimilikinya saat itu.

Tahun 1980, atas tawaran saudaranya, Ibu Juliana memindahkan lokasi berjualan di garasi rumah milik saudaranya yang terletak di Jalan KH Wahid Hasyim No 15 A, Jakarta Pusat. Lokasi tersebut terletak di seberang apotek yang bernama Apotek Boplo dan di sekitar daerah tersebut juga terdapat pasar tradisional yang bernama Pasar Boplo. Dari situlah akhirnya nama Boplo dipakai sebagai nama restoran. Ibu Juliana dibantu oleh anaknya, Calvin Hartono, yang pada saat itu masih berusia 10 tahun, menjalankan usahanya dengan penuh ketekunan dan pantang menyerah. Bermodal hobi memasak yang dimilikinya menjadikan Ibu Juliana mencintai pekerjaannya tersebut.

Gado-Gado Boplo mulai banyak digemari oleh konsumen setelah Ibu Juliana menambahkan kacang mete sebagai bahan utama pada saus kacang gado-gadonya tersebut. Saat itu ada seorang pembeli datang dengan membawa segenggam kacang mete dan memintanya untuk membuatkan gado-gado dengan kacang mete tersebut. Hasilnya gado-gado buatannya pun terasa lebih gurih dan lezat. Maka sejak saat itulah Ibu Juliana terinspirasi untuk menambahkan kacang

mete sebagai campuran pada saus kacang gado-gado buatannya tersebut. Hal itulah yang membedakan Gado-Gado Boplo dengan gado-gado lainnya.

Bapak Calvin Hartono selalu membantu ibunya dalam menjalankan bisnis. Mereka bekerja keras untuk memajukan bisnis yang mereka jalani. Bahkan Bapak Calvin sempat berjualan di pasar pujasera di Sudirman. Di pujasera, Bapak Calvin berjualan gado-gado bersama-sama dengan pedagang lainnya. Kemudian Bapak Calvin dan sang ibu berusaha berjualan di food court gedung, misalnya di Ratu Plaza, Plaza Bapindo, Plaza Indonesia, dan Sogo, agar gado-gado buatannya lebih dikenal masyarakat luas. Tempat berjualan di food court tersebut masih dengan skala yang kecil.

Pada tahun 2004, Bapak Calvin dan Ibu Juliana mengakuisisi sebuah restoran di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ibu Juliana bekerja sama dengan pemilik properti restoran tersebut dan restoran tersebut berubah nama menjadi Restoran Gado-Gado Boplo. Gerai tersebut merupakan restoran pertama yang dimiliki Ibu Juliana dan Bapak Calvin dengan tempat yang besar dan fasilitas yang nyaman dan tetap mengandalkan gado-gado sebagai makanan utamanya. Setelah berjalan empat tahun, pada tahun 2008 terjadi perbedaan visi dari pemilik restoran sehingga enam gerai yang ada dibagi dua, masing-masing mendapat tiga gerai.

Dari pengalaman tersebut akhirnya Bapak Calvin mulai menjalin kerjasama dengan banyak pihak hingga akhirnya sekarang Gado-Gado Boplo memiliki

sembilan gerai di Jakarta, yaitu di daerah Casablanca, Jalan Panglima Polim, Jalan RS. Fatmawati, Komplek Greenville, Jalan Gereja Theresia, Jalan Raya Serpong, Jalan Boulevard Raya Kelapa Gading, Grand Indonesia, dan Thamrin City. Rencananya tahun ini Gado-Gado Boplo akan membuka gerai baru di Cempaka Putih, Jatinegara, dan Tangerang City. Jumlah karyawan yang dipekerjakan di dalam 1 gerai berjumlah minimal 30 orang, sehingga sekarang ini Restoran Gado-Gado Boplo memiliki karyawan sebanyak ±350 orang.

Sesuai dengan slogannya, “Ahli εakanan Tradisional”, Restoran Gado -Gado Boplo didirikan dengan konsep makanan tradisional yang disajikan dengan gaya moderen. Menu tradisional dipilih oleh Ibu Juliana dan Bapak Calvin karena mereka ingin mengangkat martabat makanan Indonesia supaya menjadi tuan rumah di negaranya sendiri dan supaya makanan Indonesia lebih berkelas. Visi tersebut dibuat karena sekarang ini masyarakat Indonesia banyak yang melihat makanan Indonesia dengan sebelah mata. Padahal makanan Indonesia memiliki cita rasa yang disukai sampai di tingkat internasional. Hal tersebut terbukti dengan adanya pernyataan CNN GO yang mengurutkan 40 makanan terbaik di Indonesia dan gado-gado berada di urutan ke enam5.

Gerai Gado-Gado Boplo yang terletak di Jl. Boulevard Raya, Kelapa Gading, memiliki karyawan sebanyak ±31 orang. Di setiap gerai terdapat dua orang supervisor dan dua orang captain yang membantu supervisor dalam menjalankan operasional restoran sehari-hari. Restoran ini setiap harinya mulai beroperasi pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 22.00, sehingga sistem shift karyawan dibagi ke dalam dua shift, yaitu shift pagi (08.00 – 17.00) dan shift siang (12.00 – 22.00).

Visi dan Misi Restoran Gado-Gado Boplo

Restoran Gado-Gado Boplo memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi: Mengangkat makanan tradisional Indonesia sejajar dengan makanan Internasional dan menjadi restoran tradisional nomor satu di Indonesia Misi: Eksternal: Memperkenalkan kepada pelanggan mengenai variasi makanan

tradisional Indonesia yang ada

Internal : Menciptakan SDM yang berkualitas dan handal dalam pelayanan, terutama loyal dan jujur terhadap perusahaan

Setiap melihat logo Gado-Gado Boplo pasti akan tertera sebuah slogan dari Restoran Gado-Gado Boplo yang berbunyi “Ahli εakanan Tradisional. εakan Sehat Bersama Gado-Gado Boplo”.

Struktur Organisasi Restoran Gado-Gado Boplo

Struktur organisasi Restoran Gado-Gado Boplo terdiri dari Pemilik, Manajer Operasional, Human Resourches Development (HRD), Public Relation (PR),

Purchasing, Accounting, Marketing, Supervisor, Captain, Kepala Produksi dan

5

CNN GO. 2011. http://travel.cnn.com/explorations/eat/40-foods-indonesians-cant-live-without-327106 [26 Maret 2013]

Waiter/Waitress. Bagan struktur organisasi Restoran Gado-Gado Boplo dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8 Struktur organisasi Restoran Gado-Gado Boplo

Struktur organisasi tersebut merupakan gambaran struktur organisasi dari pusat. Pada setiap outlet struktur organisasinya dimulai dari tingkat supervisor.

Secara singkat, pembagian tugas dari masing-masing fungsi pada setiap outlet

adalah sebagai berikut: 1. Supervisor (SPV)

- Mengawasi kegiatan operasional restoran sehari-hari

- Membimbing dan mengarahkan karyawan

- Menerima laporan keuangan harian dari kasir dan menyetorkannya ke bank

- Mengevaluasi data-data operasional

- Menerima dan memeriksa pesanan barang dari kepala produksi dan bar

- Menerima dan menangani keluhan customer

2. Captain

- Membantu SPV dalam mengawasi kegiatan operasional restoran sehari-hari

- Mengawasi dan mengevaluasi kinerja waiter/waitress

- Melaporkan altivitas pelayanan kepada SPV Pemilik

Manajer Operasional

PR

Purchasing Accounting Marketing HRD

Supervisor Captain Kepala Produksi Waiter/ Waitress

- Menerima laporan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh

waiter/waitress dari gudang

- Menerima dan menangani keluhan customer

3. Kasir

- Melakukan transaksi pembayaran konsumen

- Membuat laporan hasil penjualan harian kepada SPV

- Menerima faktur supplier dari kepala produksi untuk diinput datanya dan diperiksa oleh SPV

4. Kepala Produksi

- Mengawasi jalannya kegiatan produksi

- Mencatat dan melaporkan barang yang dibutuhkan kepada captain dan SPV

- Memesan barang kepada supplier dan dapur sentral 5. Bar

- Menerima dan membuatkan pesanan customer

- Membuat pesanan barang kepada SPV untuk disetujui

- Menelepon supplier untuk memesan barang dan menerima pesanan dari

supplier

6. Waiter/Waitress

- Menerima customer yang datang

- Mencatat dan membacakan pesanan customer

- Menyampaikan pesanan kepada bagian produksi dan bar

- Memeriksa kembali pesanan yang dkan dihidangkan dan menghidangkan

pesanan ke meja customer

- Membersihkan meja dan kursi yang telah dipakai setelah customer selesai melakukan pembelian

- Menerima keluhan customer dan menyampaikannya kepada captain dan SPV

- Mengecek dan mencatat barang-barang yang dibutuhkan kemudian

menyampaikan kepada captain barang-barang yang dibutuhkan tersebut - Mengantarkan delivery order

Karakteristik Umum Responden

Konsumen yang berkunjung ke Restoran Gado-Gado Boplo memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik konsumen perlu diketahui oleh pihak restoran agar dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat suatu strategi dalam bisnis. Selain itu karakteristik konsumen perlu diketahui karena setiap konsumen memiliki karakteristik yang berbeda dalam perilaku proses pembelian. Konsumen yang dipilih untuk menjadi responden adalah konsumen yang sedang berada di lokasi penelitian saat dilaksanakan survei. Jumlah konsumen yang dijadikan responden sebanyak 130 orang. Karakteristik umum yang membedakan satu konsumen dengan konsumen lain di antaranya adalah usia, jenis kelamin, tempat tinggal, status pernikahan, suku, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Berikut ini adalah karakteristik konsumen atau responden dari Restoran Gado-Gado Boplo, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Usia

Konsumen yang datang ke Restoran Gado-Gado Boplo terdiri dari berbagai usia. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey, dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang datang berusia 25-35 tahun, atau masuk ke dalam kategori dewasa lanjut, yaitu sebanyak 45 orang atau 35 persen. Selanjutnya diikuti oleh usia 36-50 tahun sebanyak 40 orang atau 31 persen, 18-24 tahun sebanyak 25 orang atau 19 persen, dan 51-65 tahun sebanyak 20 orang atau 15 persen. Banyaknya usia 25-35 tahun yang datang disebabkan karena usia tersebut merupakan usia yang masih produktif dan masih senang untuk melakukan banyak kegiatan di luar rumah. Selain itu mereka juga cenderung lebih sering untuk bersosialisasi dengan rekannya, mencoba hal baru, dan relatif mudah terpengaruh oleh ajakan teman.

Tabel 6 Crosstab usia responden dengan kepuasan Usia

(Tahun)

Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas Total % Usia

18-24 0 2 17 6 25 19

25-35 1 1 33 10 45 35

36-50 1 0 34 5 40 31

51-65 0 0 11 9 20 15

Total 2 3 95 30 130 100

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa konsumen yang paling banyak merasa puas terhadap kinerja Restoran Gado-Gado Boplo adalah responden dengan usia 36 – 50 tahun. Responden tersebut merasa puas dengan alasan bahwa cita rasa makanan yang disediakan Restoran Gado-Gado Boplo sudah sesuai dengan selera para responden. Selain itu harga makanan yang disediakan dianggap cukup terjangkau oleh konsumen pada rentang usia ini. Selain cita rasa dan harga yang sesuai, konsumen merasa puas karena mereka merasa bahwa pelayanan yang diberikan sudah baik.

Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terlalu banyak perbedaan pada jumlah konsumen yang berkunjung di Restoran Gado-Gado Boplo berdasarkan jenis kelaminnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 51 persen konsumen atau 66 orang konsumen yang berkunjung ke Restoran Gado-Gado Boplo berjenis kelamin perempuan. Sedangkan konsumen dengan jenis kelamin laki-laki yang berkunjung ke Restoran Gado-Gado Boplo sebanyak 64 orang konsumen atau 49 persen. Perbedaan jumlah konsumen laki-laki dan perempuan yang sedikit tersebut menunjukkan bahwa setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki keinginan untuk hidup sehat. Salah satu cara dalam menerapkan pola hidup sehat adalah mengonsumsi makanan yang sehat seperti makanan yang disediakan oleh Restoran Gado-Gado Boplo.

Tabel 7 Crosstab jenis kelamin responden dengan kepuasan

Jenis Kelamin Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas Total % Jenis Kelamin

Laki-laki 1 1 47 15 64 49

Perempuan 1 2 48 15 66 51

Total 2 3 95 30 130 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan secara signifikan terhadap kepuasan konsumen berdasarkan jenis kelamin. Hal tersebut disebabkan karena jumlah konsumen laki-laki dan perempuan secara keseluruhan juga tidak jauh berbeda selisihnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, responden sudah merasa puas terhadap Restoran Gado-Gado Boplo secara keseluruhan.

Tempat Tinggal

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey, konsumen yang datang ke restoran Gado-Gado Boplo sebagian besar berdomisili di wilayah Jakarta dengan jumlah 103 orang konsumen atau 79 persen. Selain itu ada pula konsumen yang berdomisili di luar Jakarta dengan jumlah 27 orang konsumen atau 21 persen yang berasal dari Bekasi, Bogor, Bandung, Tangerang, Jogja, Makassar, Ternate, Surabaya, dan Kalimantan Timur. Berdasarkan hasil wawancara, konsumen yang datang berkunjung memiliki tempat tinggal yang tidak jauh dari lokasi restoran. Meskipun ada yang lokasi tempat tinggalnya jauh, mereka mengatakan bahwa letak restoran strategis sehingga tidak sulit untuk menjangkaunya. Selain itu lokasi tempat kerja konsumen juga tidak jauh dari restoran.

Konsumen yang bertempat tinggal di luar Jakarta, seperti Bekasi, Tangerang, Bandung, dan Bogor, mengatakan bahwa letak Restoran Gado-Gado Boplo dekat dengan tempat kerjanya dan dekat dengan tempat perbelanjaan, sehingga setelah selesai berbelanja mereka mengunjungi Restoran Gado-Gado Boplo. Konsumen tersebut sebagian besar merupakan pegawai yang bekerja di daerah Jakarta yang bertempat tinggal di luar Jakarta. Untuk konsumen lainnya yang berasal dari Jogja, Surabaya, Kalimantan, Makassar, dan Ternate, selalu mengunjungi Restoran Gado-Gado Boplo setiap mereka berkunjung ke Jakarta karena urusan pekerjaan ataupun mengunjungi sanak keluarga.

Tabel 8 Crosstab domisili responden dengan kepuasan

Domisili Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas Total % Domisili

Jakarta 2 2 76 23 103 79

Luar Jakarta 0 1 19 7 27 21

Total 2 3 95 30 130 100

Status Pernikahan

Konsumen Restoran Gado-Gado Boplo memiliki status sudah menikah sebanyak 93 orang konsumen atau sebesar 72 persen dan belum menikah sebanyak 37 orang kunsumen atau 28 persen. Sebagian besar konsumen yang berkunjung di Restoran Gado-Gado Boplo merupakan pekerja kantoran yang

sudah menikah. Hal tersebut menandakan bahwa saat ini sebagian besar orang menghabiskan waktunya di luar rumah untuk beraktivitas, seperti bekerja, kuliah, dan aktivitas lainnya. Berdasarkan hasil temuan di lapang, mereka yang sudah menikah umumnya lebih banyak beraktivitas di luar rumah karena bekerja sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangannya mereka melakukan pembelian di Restoran Gado-Gado Boplo. Selain itu pada hari weekend biasanya konsumen datang bersama keluarganya untuk memanfaatkan waktu berkumpul bersama keluarga.

Tabel 9 Crosstab status pernikahan responden dengan kepuasan

Status Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas Total % Status

Belum menikah 0 2 26 9 37 72

Menikah 2 1 69 21 93 28

Total 2 3 95 30 130 100

Suku

Restoran Gado-Gado Boplo dikunjungi oleh konsumen dari berbagai macam suku. Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa konsumen yang bersuku Jawa merupakan konsumen dengan persentase terbesar, yaitu 38 persen atau sebanyak 49 orang konsumen. Setelah itu di urutan berikutnya berasal dari suku lainnya, yaitu Tionghoa, Sulawesi, Ambon, dan Melayu sebanyak 30 orang atau 23 persen, suku Sunda sebanyak 24 orang atau 18 persen, suku Betawi sebanyak 19 orang atau 15 persen, suku Batak sebanyak 5 orang atau 4 persen, dan suku Minang sebanyak 3 orang atau 2 persen.

Tabel 10 Crosstab suku responden dengan kepuasan

Suku Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas Total % Suku

Batak 0 1 4 0 5 4 Betawi 0 1 14 4 19 15 Jawa 2 1 37 9 49 38 Minang 0 0 3 0 3 2 Sunda 0 0 17 7 24 18 Lainnya 0 0 20 10 30 23 Total 2 3 95 30 130 100

Gado-gado merupakan makanan asli Betawi yang sudah sangat populer. Tabel 10 menunjukkan keragaman suku konsumen yang berkunjung ke Restoran Gado-Gado Boplo. Hal tersebut menandakan bahwa gado-gado bukan saja digemari oleh suku Betawi, melainkan hampir semua orang dari berbagai suku menyukai gado-gado. Selain itu beragamnya suku konsumen yang berkunjung menandakan bahwa Restoran Gado-Gado Boplo merupakan ahli makanan tradisional yang menyajikan berbagai masakan tradisional khas Indonesia yang rasanya sesuai dengan lidah orang Indonesia, sehingga sebagian besar responden yang berasal dari beragam suku di Indonesia mengatakan puas terhadap Restoran Gado-Gado Boplo.

Pendidikan

Sebagian besar konsumen Restoran Gado-Gado Boplo memiliki pendidikan terakhir Sarjana yaitu sebanyak 76 orang konsumen atau 59 persen. Setelah itu sebanyak 33 orang konsumen atau 25 persen konsumen berpendidikan terakhir SMA, 14 orang konusumen atau 11 persen berpendidikan terakhir Pascasarjana, dan 7 orang konsumen atau 5 persen konsumen berpendidikan terakhir diploma.

Tabel 11 Crosstab pendidikan terakhir responden dengan kepuasan Pendidikan

Terakhir Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas Total % Pendidikan

Sma 0 0 25 8 33 25

Diploma 0 0 4 3 7 5

Sarjana 2 3 56 15 76 59

Pascasarjana 0 0 10 4 14 11

Total 2 3 95 30 130 100

Berdasarkan data yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berkunjung ke Restoran Gado-Gado Boplo merupakan orang-orang yang terpelajar, sehingga pihak restoran harus terus menyesuaikan kinerja restoran sesuai dengan karakteristik konsumen tersebut. Pendidikan konsumen penting untuk diperhatikan karena konsumen yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi dan pendidikan juga mempengaruhi konsumen dalam pemilihan produk maupun merek (Sumarwan 2011).

Pekerjaan

Sebagian besar konsumen Restoran Gado-Gado Boplo memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 54 orang (41 persen). Selain itu konsumen Restoran Gado-Gado Boplo bekerja sebagai PNS sebanyak 26 orang (20 persen), Wiraswasta sebanyak 23 orang (18 persen), Ibu rumah tangga sebanyak 12 orang (9 persen), Pelajar/Mahasiswa sebanyak 10 orang (8 persen), lainnya (Dokter) sebanyak 4 orang (3 persen), dan Tidak/Belum bekerja sebanyak 1 orang (1 persen).

Tabel 12 Crosstab pekerjaan responden dengan kepuasan

Pekerjaan Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas Total % Pekerjaan Tidak/belum bekerja 0 0 1 0 1 1

Ibu rumah tangga 0 0 10 2 12 9

PNS 1 0 23 2 26 20 Pegawai swasta 1 3 39 11 54 41 Pelajar/mahasiswa 0 0 7 3 10 10 Wiraswasta 0 0 14 9 23 18 Lainnya 0 0 1 3 4 3 Total 2 3 95 30 130 100

Letak Restoran Gado-Gado Boplo sangat strategis, yaitu terletak di dekat pusat perbelanjaan dan di sekitar area perkantoran, sehingga banyak pegawai swasta yang berkunjung ke Restoran Gado-Gado Boplo karena letak kantornya yang tidak jauh dari lokasi restoran.

Pendapatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey, konsumen dengan pendapatan per bulan sebesar Rp5 000 001 – Rp10 000 000 merupakan persentasi terbanyak, yaitu sebesar 34 persen atau sebanyak 44 orang. Kemudian sebayak 26

orang atau sebanyak 20 persen konsumen memiliki pendapatan sebesar Rp2 000 001 – Rp5 000 000, sebanyak 19 orang atau 15 persen konsumen

memiliki pendapatan masing-masing sebesar Rp1 000 000 – Rp2 000 000 dan Rp10 000 001 – Rp20 000 000. Kemudian sebanyak 15 orang konsumen atau 11 persen konsumen memiliki pendapatan per bulan sebanyak > 20 juta rupiah dan sebanyak 7 orang konsumen atau 5 persen konsumen memiliki pendapatan sebesar < 1 juta rupiah.

Tabel 13 Crosstab pendapatan responden dengan kepuasan Pendapatan (Rp) Tidak Puas Kurang Puas Puas Sangat Puas Total % Pendapatan < 1000000 0 0 7 0 7 5 1 000 000 - 2 00 0000 0 0 13 6 19 15 2 000 001 - 5 000 000 2 1 18 5 26 20 5 000 001 - 10 000 000 0 2 33 9 44 34 10 00 0001 - 20 000 000 0 0 13 6 19 15 > 20 000 000 0 0 11 4 15 11 Total 2 3 95 30 130 100

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebaran pendapatan konsumen Restoran Gado-Gado Boplo beragam. Konsumen yang paling banyak merasa puas dengan kinerja Restoran Gado-Gado Boplo secara keseluruhan adalah konsumen dengan pendapatan per bulan Rp5 000 000 – Rp10 000 000. Pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Karena alasan inilah pihak restoran perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasarannya.

Proses Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Gado-Gado Boplo

Keputusan pembelian yang terjadi pada konsumen terjadi melalui lima tahapan, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan pascapembelian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Restoran Gado-Gado Boplo, Kelapa Gading, Jakarta utara, dapat diketahui bahwa proses keputusan pembelian konsumen Restorag Gado-Gado Boplo adalah sebagai berikut:

Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal dari proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. untuk mempelajari proses pengenalan kebutuhan konsumen diperlukan adanya informasi mengenai seberapa sering konsumen makan di luar rumah dalam satu bulan, motivasi, dan manfaat yang dicari konsumen dalam mengunjungi rumah makan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, sebanyak 40 orang konsumen Restoran Gado-Gado Boplo makan di luar rumah sebanyak 7-15 kali dalam 1 bulan. Kemudian sebanyak 31 orang konsumen makan di luar rumah setiap hari dalam satu bulan. Hal tersebut disebabkan karena aktivitas konsumen lebih banyak dihabiskan di luar rumah, seperti bekerja ataupun kuliah.

Tabel 14 Sebaran responden menurut frekuensi makan di luar rumah dalam 1 bulan

Frekuensi makan di luar rumah Jumlah (Orang) Persentase (%)

a. Setiap hari 31 23.8 b. 7-15 kali 40 30.8 c. 4-6 kali 28 21.6 d. 2-3 kali 25 19.2 e. 1 kali 6 4.6 Total 130 100

Motivasi dan alasan utama konsumen melakukan pembelian makanan di luar rumah disebabkan karena tidak tersedia waktu memasak/makan di rumah. Hal tersebut disebabkan karena gaya hidup masyarakat moderen saat ini lebih banyak menghabiskan aktivitasnya di luar rumah. Sebagian besar konsumen di Restoran Gado-Gado Boplo merupakan orang yang memiliki pekerjaan, baik pegawai negri, pegawai swasta, wirausaha, dan lain sebagainya, sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk makan di rumah, apalagi waktu untuk memasak. Sehingga pada saat siang hari mereka makan di luar rumah dan tidak sedikit pada sore atau malam hari sebelum pulang ke rumah mereka menyempatkan diri untuk makan di luar rumah karena mereka tidak sempat untuk memasak di rumah. Berikut ini tabel sebaran responden menurut alasan dan motivasi konsumen membeli makan di luar rumah.

Tabel 15 Sebaran responden menurut alasan dan motivasi konsumen membeli makan di luar rumah

Alasan dan motivasi Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

a. Sedang merasa lapar 8 6.1

b. Ingin mencoba menu baru/unik 26 20

c. Ingin memilih tempat yang nyaman/santai 11 8.5

d. Ingin berkumpul dengan teman/keluarga 36 27.7

e. Tidak tersedia waktu memasak/makan di rumah 49 37.7

Dalam melakukan kunjungan ke suatu restoran tentunya setiap konsumen mencari suatu manfaat dari kegiatan kunjungan tersebut. Sebaran responden berdasarkan manfaat yang diperoleh dari kegiatan makan di luar rumah dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel tersebut menunjukkan bahwa manfaat utama yang diperoleh konsumen dari kegiatan makan di luar rumah adalah memperoleh suasana santai dan menyenangkan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar konsumen merupakan pekerja kantoran yang ingin melepas penat di kantor dan mereka melakukannya dengan cara beristirahat sambil menikmati makanan dan suasana di suatu restoran. Karena itu penting bagi pihak manajemen restoran untuk selalu memperhatikan kenyamanan pada restorannya.

Tabel 16 Sebaran responden berdasarkan manfaat yang diperoleh dari kegiatan makan di luar rumah

Manfaat Jumlah

(orang)

Persentase (%)

a. Memenuhi kebutuhan pangan utama 14 10.8

b. Pemenuhan kebutuhan berkumpul / bersosialisasi 18 13.8

c. Memperoleh suasana santai dan menyenangkan 33 25.4

d. Dapat merasakan menu baru/unik yang tidak

didapatkan di rumah 31 23.8

e. Dapat menghemat waktu dan lebih praktis 24 18.5

f. Dapat berkumpul dengan keluarga di saat libur 10 7.7

Total 130 100

Pencarian Informasi

Dokumen terkait