• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian a.Profil Pondok Pesantren Al Muntaha a.Profil Pondok Pesantren Al Muntaha

BAB IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA

PAPARAN DAN ANALISIS DATA A.Paparan Data

1. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian a.Profil Pondok Pesantren Al Muntaha a.Profil Pondok Pesantren Al Muntaha

Nama Pondok : Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Al

Muntaha No. Statistik : 510033730016 NPWP : 31.539.851.1-505.00

Alamat : Jalan Soekarno-Hatta No. 39

RT/RW : 4/4

Kelurahan : Cebongan Kecamatan : Argomulyo Kota : Salatiga Provinsi : Jawa Tengah

Badan Penyelenggara : Yayasan Al Muntaha Salatiga

Nama Pengasuh : Hj. Siti Zulaecho, AH. (Dokumen PPTQ tahun 2017)

b. Letak Geografis

Pondok Pesantren Al Muntaha berada di Jl. Soekarno-Hatta no. 39 Rt 04, Rw 04 kelurahan Cebongan, kecamatan Argomulyo, kota Salatiga, Jawa Tengah. Dengan menempati area tanah 3.300 m2. Pondok pesantren Al Muntaha Salatiga terletak di tepi jalan

41

raya Solo-Semarang yang sangat strategis dan mudah dijangkau alat transportasi. Tepatnya berada di barat Eks. Pabrik Mega Rager, timur perumahan Tingkir Indah, utara bengkel resmi YAMAHA dan selatan pertigaan lampu merah jalan pondok joko tingkir. c. Sejarah Pondok Pesantren

Pondok pesantren Al Muntaha Salatiga adalah pondok pesantren putri yang berkonsentrasi pada hafalan al-Qur‟an, tahsin, dan ilmu-ilmu al-Qur‟an. Didirikan pada tahun 1993 oleh Drs. KH. Muntaha Azhari, MA (alm) dan Ny. Hj. Siti Zulaecho, AH. dengan nama Pondok Pesantren Al Azhar. Pada tahun 1996 pondok pesantren Al Azhar telah mendapatkan akta notaris, kemudian pada tahun 2012 pondok pesantren Al Azhar diubah nama menjadi pondok pesantren Tahfidzul Qur‟an Al Muntaha dalam rangka

tabarrukan wa tafa‟ulan atas pendiri pondok pesantren yaitu KH.

Muntaha Azhari, MA (alm).

Sejak tahun 2009 pengasuh utama pondok pesantren Al Muntaha adalah ibu Ny. Hj. Siti Zulaecho AH. Beliau adalah alumnus Pondok Pesantren Bustanu „Usysyaqil Qur‟an (BUQ)

Betengan Demak. Pondok pesantren Al Muntaha adalah satu-satu pondok pesantren khusus putri yang ada di Salatiga. Terdapat dua program di pesantren ini yaitu program bil hifdzi dan bin nadhor. Pesantren ini menerima santriwati segala usia baik yang bersekolah dan kuliah di luar, ataupun santriwati yang tidak bersekolah.

42

Awal didirikannya pondok pesantren ini memiliki empat santriwati yang bertempat tinggal satu rumah dengan ibu Nyai, karena saat itu belum ada bangunan khusus untuk santriwati. Seiring berjalannya waktu, pondok pesantren telah mendirikan bangunan khusus untuk santriwati dan saat ini jumlah santriwati mencapai 60 orang yang berasal dari berbagai daerah baik jawa maupun luar jawa.

d. Visi dan Misi Pondok Pesantren 1) Visi

Membentuk generasi pecinta Al-Qur‟an, berakhlak mulia, berkepribadian solihah, berwawasan luas dan kreatif.

2) Misi

a) Menyelenggarakan ta‟lim Al-Qur‟an yang komprehensif b) Membimbing santri menjadi muslimah yang berkarakter. e. Struktur Organisasi

Setiap adanya peraturan dan hukuman dalam lingkungan, tentunya ada organisasi yang menggerakkan agar peraturan dan hukumannya dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini di pondok pesantren Al Muntaha terdapat organisasi yang menjabat sebagai pengurus pondok pesantren untuk mengoordinasikan seluruh kegiatan yang diterapkan di pondok pesantren. Adapun struktur organisasi pondok pesantren Al Muntaha tahun 2018-2019 sebagai berikut:

43

Tabel 1.1 Struktur Organisasi Masa Bakti 2018-2019

NO. JABATAN NAMA

1 Pembina Ny. Hj. Siti Zulaecho, AH

Nashif „Ubbadah, Lc

Inayatul Fuaida, S.Pd.I 2 Ketua Wakil ketua Mir‟atus Sa‟adah Iffatul Bayyinah 3 Sekretaris I Sekretaris II Humaida Fatwati Shofyanti 4 Bendahara I Bendahara II Siti Zubaidah Yusi Dahmayanti 5 Seksi Keamanan Ketua Anggota Dewi Rahmawati

Noviana Dwi Kusumawati Ainis Aqilatul M

6 Seksi Pendidikan Ketua

Anggota

Dewi Munirrotul Mufrikhah Mustika Anggraeni

Sausan Aida Kurnia Rizkiana Kadarwati 7 Seksi Kebersihan

Ketua Anggota

Diyah Puji Lestari Nunung Setiani Miftahul Jannah Siti Yuliyanti 8 Seksi Kesehatan Ketua Anggota Eka Yunianti Naila Nazilatul Fitri Himmatul Uliyah Lilis Ernawati 9 Seksi Koperasi Ketua Anggota Tri Oktaviani Nur Laela

Siti Nazilatul Hidayah Vera Zuhrotunnisa 10 Seksi PHBI

Ketua Anggota

Annisa Isnaeni Hikmah Lutviana Indah Sari

Nunung Anisatul Maghfiroh Nastangini

44 f. Tata Tertib Pondok Pesantren

Agar kegiatan yang ditetapkan di pondok pesantren dapat berjalan dengan baik, diterapkannya peraturan akan sangat membantu dalam terlaksananya kegiatan yang ditetapkan. Adapun peraturan atau tata tertib serta sanksi yang diterapkan di pondok pesantren Al Muntaha sebagai berikut:

1) Peraturan secara umum:

a) Santriwati wajib menjaga nama baik dan kehormatan pondok pesantren Al-Muntaha & pengasuh sejak hari pertama mondok hingga akhir hayat

b) Pembayaran bulanan berupa uang makan, kas pondok, syahriyah, dan tabungan dilunasi paling lambat tanggal 7 tiap bulan

c) Santriwati yang menunggak pembayaran, orang tua akan dikirimi surat pemberitahuan

d) Santriwati wajib menghormati dan menaati guru dimanapun dan kapanpun

e) Tamu laki-laki dilarang keras masuk di komplek pondok. 2) Keamanan

a) Santriwati dilarang keras melakukan pelanggaran berat, di antaranya: pacaran, membuka aurat di luar kamar, merokok, menggunakan narkoba atau mengedarkan, bertindik, bertato, pencurian, kekerasan, memiliki atau

45

menyimpan pornografi, mabuk, terlibat dalam MLM (multi level marketing)

b) Santriwati dilarang mengenakan celana jeans selama menjadi santri hingga boyong

c) Santriwati dilarang berboncengan dengan lawan jenis d) Santriwati dilarang keluar kamar mandi hanya mengenakan

handuk

e) Santriwati dilarang merusak atau menghilangkan inventaris pondok pesantren dan fasilitasnya

f) Santriwati dilarang meminjamkan seragam almamater tanpa seizin pengasuh

g) Seluruh handphone dikumpulkan ke pengurus seksi keamanan atau pendidikan mulai pukul 17.30 - 22.00 WIB h) Santriwati wajib mematikan mesin kendaraan bermotor saat

waktu mengaji dan jama‟ah

i) Santriwati yang bekerja part time harus izin tertulis orang tua dan pengasuh

j) Santriwati dilarang meng-upload ke media sosial gambar atau foto yang mengenakan pakaian ketat atau tidak menutup aurat

k) Santriwati harus kembali ke pondok paling lambat pukul 17.30 WIB

46

l) Santriwati hanya diperbolehkan keluar pada hari ahad satu kali perbulan

m) Santriwati yang baru kembali dari perpulangan wajib sowan ndalem sesegera mungkin

n) Santriwati hanya diperbolehkan pulang satu kali perdua bulan, dengan durasi waktu lima hari empat malam

o) Santriwati yang kembali ke pondok di atas jam 17.30 WIB harus sowan ke ndalem sebelum masuk pondok dan didampingi pengurus

p) Tamu muslimah apabila ingin menginap di pondok harus diantarkan sowan ke ndalem terlebih dahulu.

3) Pendidikan

a) Santriwati wajib salat berjama‟ah 5 waktu di aula dan mengisi absen salat berjama‟ah

b) Santriwati datang ke aula sebelum iqomah salat jama‟ah

dimulai. Bagi yang masbuq harus berjama‟ah bersama

santriwati yang lain diaula

c) Santriwati wajib mengaji al-Qur‟an tiga kali sehari bagi yang berada di pondok dan memintakan tanda tangan pada buku mengaji sebagai bukti

d) Santriwati datang untuk mengaji lebih awal

e) Pukul 17.30 - 22.00 WIB wajib berada di aula untuk salat

47

f) Santriwati dilarang membawa atau menggunakan handphone pada pukul 17.30 - 22.00 WIB

g) Santriwati dilarang kembali kekamar pada pukul 17.30 - 22.00 WIB

h) Santriwati wajib mengenakan baju muslim atau jas ketika mengaji kitab. Dilarang menggunakan kaos atau jaket i) Santriwati wajib mengikuti tartilan jum‟at pagi sesuai

dengan kelompok yang sudah ditentukan

j) Santriwati wajib memakai jilbab putih saat dziba‟an atau

khitobah malam jum‟at, dan bagi yang bertugas

mengenakan baju muslim atau jas. Dilarang menggunakan kaos atau jaket

k) Santriwati wajib mengikuti kegiatan yasinan, tahlil, dan al waqiah setiap malam jum‟at dan tahlil setiap pagi setelah salat subuh

l) Kegiatan simaan ahad pagi setiap santriwati bil hifdzi wajib simaan minimal satu juz dan dicatat dibuku yang telah disediakan pengurus

m) Kegiatan simaan ahad legi semua santriwati baik bil hifdzi maupun bin nadhor wajib berada di maqom dari awal hingga akhir simaan. Tidak diperkenankan izin keluar pondok kecuali darurat

48

n) Santriwati wajib qiyamul lail (tahajjud) di aula setiap

malam jum‟at. 4) Kebersihan

a) Santriwati wajib menjaga kebersihan lingkungan pondok. b) Santriwati wajib melaksanakan piket harian, ro‟an

mingguan, dan piket tahunan hari raya

c) Santriwati yang berhalangan melaksanakan piket harus mencari penggantinya, bila tidak ada segera melapor pada seksi kebersihan

d) Santriwati harus mengembalikan alat-alat kebersihan sesuai pada tempatnya

e) Santriwati dilarang meninggalkan barang apapun di kamar mandi

f) Santriwati yang membawa motor wajib melaksanakan piket kebersihan garasi

g) Santriwati dilarang mencuci motor di komplek pondok h) Santriwati wajib menjemur pakaian pada jemuran yang

disediakan, dilarang menjemur pakaian di pagar. Sanksi atau denda di pondok pesantren Al Muntaha: 1) Sanksi keamanan

a) Santriwati yang melakukan pelanggaran berat akan dipanggil orang tuanya dan diberi sanksi berat oleh pengasuh yang tidak dapat ditawar

49

b) Santriwati yang melanggar batas waktu izin perpulangan didenda Rp. 5000 perhari dan ta‟zir melaksanakan tugas kebersihan yang ditentutan

c) Santriwati yang berboncengan dengan lawan jenis disidang oleh pengurus dan ta‟zir sesuai kebijakan pengurus

d) Teguran diberikan kepada santriwati yang keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk

e) Santriwati yang meminjamkan seragam almamater tanpa seizin pengasuh didenda Rp. 50.000 perpeminjaman

f) Santriwati yang menggunakan handphone pada pukul 17.30

– 22.00 WIB maka handphone akan disita selama 2 hari berturut-turut

g) Santriwati yang merusak atau menghilangkan inventaris dan fasilitas pondok pesantren harus mengganti dengan barang yang sama, atau denda uang yang senilai

h) Santriwati yang menyimpan atau memakai celana jeans akan disita selama menjadi santriwati.

2) Sanksi pendidikan

a) Santriwati yang tidak mengikuti salat berjama‟ah diberi

sanksi sebagai berikut:

(1) Bil Hifdzi : denda Rp. 5000 persalat dan membaca

50

(2) Bin Nadhor : denda Rp. 5000 persalat dan setoran hafalan-surat-surat penting dan juz „amma.

b) Santriwati yang tidak mengaji al-Qur‟an diberi sanksi

sebagai berikut:

(1) Bil Hifdzi : mengaji di ndalem diulang hingga 3 kali (2) Bin Nadzor : mengaji di ndalem sebanyak 3 kali lipat c) Santriwati yang mengenakan kaos atau jaket saat mengaji

kitab, mengaji al-Qur‟an ataupun saat bertugas kegiatan

malam jum‟at, baju akan disita oleh pengurus selama satu bulan

d) Santriwati yang tidak mengikuti kegiatan tartilan jum‟at

pagi akan dikenai sanksi menulis ayat-ayat al-Qur‟an sesuai kebijakan pengurus

e) Santriwati yang tidak mengikuti kegiatan dziba‟an atau

khitobah malam jum‟at akan diberi sanksi piket kebersihan

sesuai kebijakan pengurus

f) Santriwati yang tidak mengikuti qiyamul lail (tahajjud) akan diberi sanksi mencuci karpet.

3) Sanksi kebersihan

a) Santriwati yang tidak melaksanakan piket harian didenda Rp. 2.500

b) Santriwati yang tidak melaksanakan piket roan didenda Rp. 2.500

51

c) Santriwati yang tidak melaksanakan piket tahunan didenda Rp. 10.000

d) Santriwati yang menjemur pakaian dipagar pakaian akan disita.

g. Kegiatan Santriwati

Kegiatan yang wajib diikuti santriwati selama berada di lingkungan pesantren di antaranya:

1) Salat berjama‟ah

Salah berjama‟ah yang wajib diikuti santriwati adalah salat subuh, mahgrib dan isya‟. Salat dzuhur dan ashar tidak

diwajibkan bagi santriwati karena pada jam tersebut santriwati biasanya masih berada di kampus atau di sekolahan. Namun dianjurkan bagi santriwati yang berada di pondok untuk

mengikuti salat berjama‟ah di aula. 2) Sorogan al qu‟ran dan kitab

Sorogan al-Qur‟an pagi, siang dan malam diwajibkan bagi seluruh santriwati yang tidak haid. Bagi santriwati yang haid yaitu sorogan kitab yang diwajibkan pada waktu siang dan malam dan tidak diwajibkan pada sorogan pagi. Hal ini karena waktu pagi sangat singkat dan tentunya santriwati persiapan untuk berangkat sekolah maupun kuliah.

52 3) Bandongan kitab

Bandongan kitab harian dilaksanakan setiap setelah salat maghrib bagi santriwati bin nadhor dan bagi santriwati yang haid yaitu bandongan kitab Tafsir Jalalain. Bandongan kitab tafsir ini dilaksanakan setiap hari kecuali hari kamis dan sabtu. Sedangkan bandongan kitab dalam kegiatan mingguan yaitu ada kitab dzibaa yang dilaksanakan pada kamis sore setelah salat ashar, kitab fathul qorib setiap hari sabtu sore setelah salat ashar dan kitab nashoihul ibad dilaksanakan pada hari sabtu setelah salat maghrib.

4) Khitobah

Kegiatan khitobah dilaksanakan setiap dua minggu sekali pada hari kamis setelah salat isya. Dalam kegiatan ini seluruh santriwati wajib mengenakan kerudung berwarna putih dan bagi santriwati yang bertugas diwajibkan mengenakan baju atau jas.

5) Dziba/ Salawatan

Kegiatan dziba dilaksanakan dua minggu satu kali pada hari kamis setelah salat isya. Kegiatan ini berselingan dengan kegiatan khitobah. Dalam kegiatan dziba ini seluruh santriwati juga wajib mengenakan kerudung putih dan bagi santriwati yang bertugas mengenakan baju atau jas.

53 6) Tahlilan

Tahlilan dilaksanakan setiap hari kamis setelah salat maghrib, dimana dalam kegiatan ini dipimpin oleh seorang santriwati. Kegiatan tahlilan ini dilanjutkan dengan membaca surat yaasin secara bersamaan dan surat al waqiah yang dibaca secara individu.

7) Salat tahajjud

Salat tahajjud adalah salat malam yang wajib dilaksanakan

santriwati setiap malam jum‟at di aula. Salat tahajjud ini dilaksanakan santriwati secara individu dan kemudian setelah melaksanakan salat santriwati diwajibkan mengisi daftar hadir pada buku yang telah disediakan pengurus sebagai bukti. 8) Tartilan

Kegiatan tartilan dilaksanakan setiap jum‟at pagi setelah

salat subuh. Pada kegiatan tartilan ini, santriwati berkumpul sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pengurus. santriwati membuat lingkaran kecil bersama kelompoknya dan membaca 2 ayat secara bergiliran. Setiap satu santriwati membaca, santriwati yang lain menyimak dan membenarkan apabila terjadi kesalahan.

9) Simaan

Simaan dilaksanakan setiap hari ahad pagi pada pukul 06.30. Kegiatan ini dilaksanakan bagi santriwati bil hifdzi.

54

Dimana santriwati saling berpasang-pasang untuk bergantian menyimak. Selain simaan mingguan ini ada juga Simaan

al-Qur‟an 30 juz yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali yaitu pada hari ahad legi.

10)Tahsin

Kegiatan tahsin dilaksanakan pada ahad pagi bagi santriwati bin nadhor bersama ibu nyai. Santriwati membentuk setengah lingkaran dihadapan ibu nyai untuk membaca dua

sampai tiga ayat al qu‟ran dan menyebutkan hukum bacaan

yang ada dalam ayat yang dibaca. Apabila ada kesalahan dalam membaca dan kekurangan dalam menyebutkan hukum bacaan, akan dibenarkan oleh ibu nyai atau santriwati yang menyimak. 11)Tilawah

Kegiatan tilawah al-Qur‟an yakni kegiatan dimana santri diajarkan atau dilatih memperindah suara dalam membaca

al-Qur‟an. Kegiatan ini dilaksanakan setiap ahad sore bagi seluruh santriwati.

12)Ro‟an

Ro‟an adalah acara bersih-bersih pondok bersama sesuai

dengan kelompok dan bagian yang ditentukan. Kegiatan ro‟an

dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada hari ahad pagi setelah kegiatan simaan dan tahsin al-Qur‟an.

55 h. Sarana Prasarana

Setiap lingkungan yang memiliki kegiatan tentunya sangat membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai demi lancar dan nyamannya selama proses kegiatan. Berikut adalah sarana prasarana yang terdapat di pondok pesantren Al Muntaha:

Tabel 1.2 Sarana dan prasarana pondok pesantren Al Muntaha

NO. NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN

1 Gedung 4 Gedung Baik

2 Kamar Santri 14 Ruang Baik

3 Koperasi 2 Ruang Baik

4 Dapur 2 Ruang Baik

5

Kamar Mandi 11 Ruang Baik dan 1 dalam perbaikan

6 Meja 11 Buah Baik

7 Aula 1 Ruang Baik

8 Papan Tulis 1 Buah Baik

9 Garasi 1 Ruang Baik

10 Tempat Wudlu 1 Ruang Baik

11 Sound System 2 Buah Baik

12 Microfon 2 buah Baik

56 2. Temuan Penelitian

Hasil dari proses wawancara yang dilakukan peneliti kepada pengurus dan santriwati adalah sebagai berikut:

a. Bentuk ta’zir yang diterapkan untuk meningkatkan

kedisiplinan salat berjama’ah pada santriwati Pondok

Pesantren Al-Muntaha Salatiga

Menurut DMM selaku ketua seksi pendidikan pondok pesantren masa bakti 2018-2019 yang ditemui pada 26 Mei 2018 pukul 17.00 WIB.

DMM mengatakan: Pengurus menerapkan adanya ta‟zir

khususnya dalam salat berjama‟ah ini tujuannya agar

santriwati itu memiliki jiwa disiplin dan memiliki suatu tanggung jawab terhadap apa yang telah diterapkan di

pondok ini khususnya mengenai salat berjama‟ah. Untuk

mendisiplinkannya, setiap sudah masuk waktu salat, akan ada bel untuk persiapan wudhu dan salat. Dalam penerapannya yaitu dari pengurus menyediakan absen setiap kamar. Dan nantinya bagi santriwati yang

melanggar peraturan yaitu tidak salat berjama‟ah akan

dihukum mengaji disamping ndalem dan membayar denda lima ribu rupiah.

Menurut MA selaku seksi pendidikan pondok yang ditemui pada 26 Mei 2018 pukul 20.00 WIB.

MA mengatakan: Penerapan ta‟zir atau ta‟ziran mengenai

salat berjama‟ah yaitu kami dari pengurus pertamanya

akan memberikan lembar absen disetiap kamar. Di situ santriwati akan mencentang kehadirannya, dan setiap kamis sore ketua kamar mengumpulkan lembar absen tersebut pada pengurus. Nanti bagi santriwati yang

melanggar akan dipanggil dan akan menerima ta‟zir. Bagi

yang tidak ikut salat berjama‟ah ini pada hari ahad sore

akan didenda uang sebesar lima ribu per-salat dan dihukum membaca al-Qur‟an dengan berdiri di samping ndalem selama sepuluh menit per-salat, itu bagi santriwati

57

bil hifdzi. Dan bagi santriwati bin nadhor yaitu hafalan surat-surat penting atau juz „amma.

Menurut MJ selaku santriwati pondok pesantren yang ditemui pada 27 Mei 2018 pukul 20.45 WIB.

MJ mengatakan: Implementasi ta‟zir cukup berjalan

dengan baik, pertamanya santriwati mengisi absen jama‟ah

yang sudah ada di kamar. Kemudian pada malam jum‟at

akan diumumkan siapa saja yang melanggar tidak

mengikuti salat berjama‟ah dan pada hari ahad sore akan

diberi ta‟zir yaitu bagi santriwati bil hifdzi mengaji di samping ndalem dengan berdiri dan bagi santriwati bin nadhor setoran hafalan dengan pengurus serta membayar

denda lima ribu perjama‟ah.

Menurut N selaku santriwati pondok pesantren yang ditemui pada 27 Mei 2018 pukul 10.00 WIB.

N mengatakan: Implementasi dari ta‟zir itu sudah berjalan

dengan lancar. kita sebelum ataupun sesudah jama‟ah

mengisi absen di kamar. Jadi nanti santriwati yang tidak

jama‟ah pasti ketahuan karena absennya kosong. Kemudian

pada hari kamis malam itu akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan kesalahannya. Yaitu didenda lima ribu per-salat dan mengaji di samping ndalem.

Menurut NAM selaku santriwati pondok pesantren yang ditemui pada 2 Juni 2018 pukul 20.00 WIB.

NAM mengatakan: Penerapan ta‟zir bagi santriwati yang

tidak berjama‟ah kurang berjalan dengan baik. Adanya

absen disetiap kamar terkadang ada yang tidak mengisi sehingga susah untuk didata pelanggarnya. Bagi santriwati

yang tidak salat berjama‟ah nanti pada malam jumat akan

dipanggil dan pada hari ahad habis ashar melaksanakan hukuman yaitu mengaji di samping ndalem bagi yang tahfid dan setoran hafalan bagi yang bin nadhor serta membayar lima ribu persalat.

58

Menurut AAM selaku santriwati pondok pesantren yang ditemui pada 3 Juni 2018 pukul 10.00 WIB.

AAM mengatakan: Implementasinya sudah dilaksanakan dengan baik dan lancar. Dilakukan setiap hari minggu jam empat sore dan hal tersebut diawali dengan mengisi

absensi salat berjama‟ah yang telah ditempel di tembok

kamar. Kemudian absen tersebut direkap pengurus setiap

hari kamis. Hukuman bagi yang tidak berjama‟ah yaitu

didenda lima ribu, bagi santriwati tahfidz mengaji atau murojaah selama sepuluh menit persalat disamping pintu ndalem dan bagi santriwati bin nadhor setoran hafalan juz 30.

b. Efektivitas Ta’zir Terhadap Kedisiplinan Salat Berjama’ah

Pada Santriwati Pondok Pesantren Al-Muntaha Salatiga

Menurut DMM selaku ketua seksi pendidikan pondok pesantren masa bakti 2018-2019 yang ditemui pada 26 Mei 2018 pukul 17.00 WIB.

DMM mengatakan: Mengenai efektivitasnya, menurut saya

cukup besar. Karena dengan adanya ta‟zir tersebut

santriwati merasa rugi telah melanggar peraturan. Santriwati tidak mengikuti salat berjama‟ah itu banyak

faktornya. Misalnya seperti ketiduran, malas karna sudah pewe, capek karena habis pulang sekolah atau kuliah, kesiangan bangun waktu salat subuh dan sebagainya. Sehingga dengan adanya ta‟zir tersebut mereka merasa jera untuk tidak melanggar peraturan dan lebih disiplin lagi. Walaupun beberapa masih ada yang melanggar.

Namun saya sangat setuju dengan diterapkannya

punshment ini karena banyak manfaatnya.

Menurut MA selaku seksi pendidikan pondok yang ditemui pada 26 Mei 2018 pukul 20.00 WIB.

MA mengatakan: Diterapkannya ta‟zir bagi santriwati yang melanggar tidak salat berjama‟ah menurut saya sangat efektif. Karena dengan adanya ta‟zir maka santriwati akan

59

melanggar peraturan disebabkan malas, capek karena habis kuliah atau sekolah. Jadi dengan adanya ta‟zir, santriwati jadi giat untuk berjama‟ah walaupun beberapa

masih ada yang melanggar. Ketika saya liat data pelanggar, santriwati yang melanggar itu kadang-kadang beda orang dan kadang juga mereka yang sering melanggar. Jadi menurut saya masalah jera atau tidaknya itu tergantung masing-masing santriwati. Saya sebagai

pengurus sangat setuju apabila adanya ta‟zir ini

dikembangkan lagi agar santriwati yang sering melanggar bisa benar-benar merasa jera dan sebagai salah satu ajang fastabiqul khoirot.

Menurut MJ selaku santriwati pondok pesantren yang ditemui pada 27 Mei 2018 pukul 20.45 WIB.

MJ mengatakan: Masalah efektifitas, lumayan baik untuk kedisiplinan santriwati dan patut untuk diperkembangkan.

Karena adanya ta‟zir ini membuat para santriwati

Dokumen terkait