BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
GAMBARAN UMUM DAYA TARIK WISATA ALAM BUKIT MATOK
C. Gambaran Umum Daya Tarik Wisata Alam Bukit Matok
Kabupaten Melawi mempunyai daya tarik wisata yang potensial
untuk dikembangkan oleh pemerintah daerah khususnya Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata yaitu Bukit Matok di Kecamatan
Belimbing, Kabupaten Melawi. Hingga kini tidak diketahui dengan pasti
sejarah penamaan bukit ini dengan nama Bukit Matok. Letak daya tarik
wisata alam Bukit Matok strategis karena berada di sekitar jalan lintas
provinsi menuju Kota Pinoh sebagai Ibu Kota Kabupaten Melawi baik dari
arah Kota Pontianak maupun dari arah Kota Sintang (Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata, 2008:II-8). Jalan lintas provinsi ini merupakan satu –
satunya jalan yang menghubungkan Kota Nanga Pinoh selaku Ibu Kota
Kabupaten Melawi dengan Kota Pontianak Selaku Ibu Kota Provinsi
Kalimantan Barat dan kota – kota kabupaten lainnya di Kalimantan Barat. Jadi dapat dipastikan jika masyarakat Kabupaten Melawi bepergian ke
kota – kota kabupaten lainnya selalu melewati kawasan Bukit Matok ini. Jarak antara Bukit Matok dan Kota Pinoh selaku Ibu Kota Kabupaten
Melawi adalah ± 17 km (Dinas Perhubungan dan Pariwisata, 2008:30).
Luas kawasan Bukit Matok adalah ± 500 Ha (Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata, 2008:II-8). Bukit Matok memiliki ketinggian 690 meter
dan berbentuk seperti paruh/pelatuk (Dinas Perhubungan dan Pariwisata,
2008:30). Dari puncak bukit akan terlihat celah berdinding batu yang
sangat tinggi (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2008:II-8). Dengan
dibangun jalan melingkari Bukit Matok maka sangat cocok untuk olahraga
cycling, camping ground, trekking, hiking, dan outbond (Dinas
Perhubungan dan Pariwisata, 2008:30). Tofografi kawasan Bukit Matok
yang berbukit – bukit dengan hutan tropis dan semak belukar yang masih lebat dan alami membuat Bukit Matok sangat cocok untuk kegiatan
berpetualang di alam terbuka.
Sumber : www.melawikab.go.id
Gambar IV.2 Bukit Matok
Bukit Matok banyak ditumbuhi jenis tanaman macaranga
(tumbuhan perdu merambat) dan sangat baik untuk pengembangan agro
wisata yang didukung oleh keadaan alam yang masih asli dengan
kekayaan berbagai jenis flora dan fauna yang khas (Dinas Kebudayaan dan
yang telah dilakukan diketahui bahwa kawasan Bukit Matok memiliki
potensi wisata alam yang dapat dikembangkan yaitu gua, bukit batu,
hutan, dan sungai. Gua yang ada di Bukit Matok adalah gua yang kering
artinya tidak mengandung air di dalamnya dan bukit batu yang ada di
Bukit Matok berukuran besar, sedang, hingga kecil. Jika wisatawan berada
di bukit batu maka akan terlihat pemandangan alam yang indah.
Wisatawan juga dapat melihat pemandangan alam yang berupa hutan yang
masih alami dan pemandangan perbukitan yang indah karena kawasan
Bukit Matok merupakan bagian dari rangkaian perbukitan Matai Panjang.
Selain itu wisatawan juga dapat menikmati pemandangan kota Nanga
Pinoh selaku Ibu Kota Kabupaten Melawi dan pedesaan – pedesaan yang ada di sekitar kawasan Bukit Matok dari atas bukit batu. Pemandangan
alam akan terlihat lebih indah jika wisatawan berkunjung ke daya tarik
wisata alam Bukit Matok pada pagi hari. Dengan semilir angin yang sejuk
dan pemandangan alam yang indah membuat perasaan menjadi lebih
damai dan tenang.
Namun dibalik keindahan yang tersimpan di daya tarik wisata
alam Bukit Matok sangat disayangkan gua dan bukit batu terdapat banyak
coretan dan sampah. Banyak wisatawan yang mengabadikan
kunjungannya ke daya tarik wisata alam Bukit Matok dengan membuat
tulisan atau coretan namanya pada dinding – dinding gua dan bukit batu. Selain itu banyak wisatawan yang juga membuang sampah sembarangan
Sungai di Bukit Matok masih terjaga kebersihannya. Sungai ini
berbatu – batu namun aliran airnya tidak begitu deras. Di sekeliling sungai masih terdapat hutan yang lebat. Sungai ini dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai sumber air bersih. Ada pula masyarakat yang memperjual belikan
air sungai ini secara bebas sebab air sungai di Bukit Matok sudah terkenal
dan dipercaya tingkat kebersihannya oleh masyarakat. Selain itu ada pula
perusahaan swasta lokal yang bergerak di bidang usaha air minum dengan
memiliki hak kelola air dari pemerintah daerah di sungai Bukit Matok
tersebut. Di kawasan Bukit Matok khususnya di sekitar jalan menuju daya
tarik wisata alam Bukit Matok juga terdapat batu – batu yang berukuran sedang dan berukuran kecil. Batu – batu ini dimanfaatkan oleh para penambang batu untuk dijual kepada pihak yang membutuhkan batu
tersebut baik perusahaan, kontraktor, ataupun perseorangan. Batu – batu ini biasanya dimanfaatkan untuk mengaspal jalan. Jika hal ini terus
dibiarkan oleh pemerintah daerah melalui instansi yang terkait maka dapat
berpotensi merusak keutuhan dan keasrian kawasan daya tarik wisata alam
Bukit Matok.
Kondisi jalan menuju Bukit Matok dari kota Nanga Pinoh selaku
Ibu Kota Kabupaten Melawi dalam kondisi beraspal. Setelah memasuki
kawasan Bukit Matok kondisi jalan masih merupakan jalan tanah (sertu)
yang berbatu dan berpasir dengan kondisi tanah yang berundak – undak. Walaupun demikian kendaraan roda empat dan roda dua dapat melintasi
yang berbatu, berpasir, dan berundak – undak tersebut. Kondisi jalan menuju gua, bukit batu, dan sungai masih merupakan jalan setapak. Jalan
setapak ini berbukit – bukit, menanjak, dan melewati lereng bukit sehingga membutuhkan stamina yang kuat dan kewaspadaan yang tinggi.
Ketersediaan fasilitas penunjang utama daya tarik wisata seperti
gazebo untuk pengunjung, tempat sampah, toilet/kamar mandi umum, dan
toko/warung yang menjual kebutuhan wisatawan juga masih sangat jauh
dari harapan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit
Matok. Ketika perubahan cuaca terjadi misalnya turun hujan atau panas
yang sangat terik maka wisatawan di daya tarik wisata alam Bukit Matok
berlindung di bawah pohon yang rindang, di dalam gua batu, atau di sela –
sela bukit batu. Apalagi dipersulit dengan kondisi jalan yang berbukit –
bukit, menanjak, dan melewati lereng bukit. Wisatawan yang berkunjung
ke daya tarik wisata alam Bukit Matok juga cenderung membuang sampah
sembarangan. Bagi wisatawan yang sadar akan kebersihan lingkungan
daya tarik wisata alam Bukit Matok maka tidak meninggalkan sampahnya
begitu saja namun membawa sampahnya pulang atau membuang sampah
tersebut di tempat sampah terdekat. Selain itu wisatawan juga cenderung
membawa makanan dan minuman sendiri untuk dinikmati ketika sedang
berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok. Ada pula wisatawan
yang membeli makanan dan minuman di warung/toko di luar kompleks
daya tarik wisata alam Bukit Matok misalnya di warung/toko di Desa
ilalang dan kondisi tanahnya berundak – undak. Lahan parkir hanya bisa menampung ± 5 kendaraan roda empat dan ± 20 kendaraan roda dua
sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata alam
Bukit Matok memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan. Walaupun
demikian tidak perlu dikhawatirkan karena kawasan daya tarik wisata alam
Bukit Matok aman.
Berdasarkan hasil observasi mengenai usia wisatawan yang
berkunjung ke daya tarik wisata alam Bukit Matok maka tidak ditemukan
wisatawan berusia tua. Wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata
alam Bukit Matok relatif berusia muda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
karakteristik daya tarik wisata yang merupakan daya tarik wisata alam
terbuka dengan tofografi yang berbukit – bukit sehingga menantang kekuatan fisik, mental, dan stamina wisatawan.
87 BAB V