• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Singkat Erif Farm

Erif Farm merupakan salah satu peternakan sapi perah yang cukup berprestasi di Kabupaten Bogor sejak tahun 1986. Lokasi peternakan Erif Farm terletak di Kampung Darussalam RT/RW 03/06 No. 200 Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Usaha peternakan sapi perah ini didirikan oleh sepasang suami istri, yaitu Bapak Erif Kemal Syarif dan Ibu Hj. Tuti Sulastri. Keduanya merupakan pegawai negeri sebelumnya, namun mereka memutuskan untuk membangun usaha sendiri berupa peternakan sapi perah dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki dalam bidang tersebut. Bapak Erif memulai usaha peternakan sapi perah ini pada tahun 1986 dengan memiliki 6 ekor sapi. Usaha peternakan tersebut berhasil berkembang dengan baik, hingga

pada tahun 1992 Bapak Erif dapat menambah jumlah sapinya menjadi 40 ekor secara keseluruhan.

Pemilihan lokasi usaha peternakan sapi perah di Kecamatan Cisarua ini berdasarkan pertimbangan kondisi fisik, suhu, serta curah hujan yang cocok untuk melakukan usaha tersebut. Selain itu, Desa Cibeureum juga merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah populasi ternak terbanyak dan jumlah produksi terbesar di desa tersebut. Lokasi peternakan sapi perah Erif Farm memiliki luas sekitar 2 000 m2 yang terdiri dari 16 kandang dengan jumlah sapi yang dimiliki hingga saat ini adalah lebih dari 200 ekor dengan 30 tenaga kerja tetap yang sudah termasuk pekerja untuk mencari rumput serta karyawan di tempat penjualan yoghurt E-Yoci. Hingga saat ini Erif Farm mampu menghasilkan 1 300 – 1 500 Liter susu segar per hari dengan kualitas susu Grade 1. Hasil produksi susu sapi tersebut dipasarkan untuk Cimory, Frissian Flag, dan konsumen akhir.

Pemasaran untuk pihak Cimory dilakukan setiap 3 hari sekali dengan jumlah minimal 1 000 liter setiap pengiriman dilakukan. Harga yang diberikan untuk pengiriman kepada pihak Cimory ini bervariasi bergantung dengan kualitas susu sapi yang dihasilkan sesuai dengan standar dari pihak Cimory yaitu berkisar antara Rp 8 000 hingga Rp 9 000 per liter. Jumlah susu yang dikirim untuk Frissian Flag adalah 4 000 liter per minggu dengan harga kisaran harga Rp 10 000 hingga Rp 11 000 bergantung dengan kualitas susu sapi yang dihasilkan sesuai standar pihak Frissian Flag. Sedangkan untuk konsumen akhir baik yang datang langsung ke tempat Erif Farm atau pun konsumen yang melakukan pesanan susu murni yang dihasilkan diberikan harga sebesar Rp 12 000 per liter.

Awal berdirinya peternakan sapi perah Erif Farm ini memiliki tujuan tersendiri, yaitu menghilangkan citra kumuh dan miskin bagi peternak sapi dan membantu peternak sapi kecil untuk dapat mengembangkan usahanya. Erif Farm selalu berbagi dan terbuka kepada peternak sekitar lainnya mengenai bagaimana cara beternak sapi perah yang diterapkan oleh pihak perusahaan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Seiring berkembangnya usaha peternakan Bapak Erif, hingga saat ini telah mampu memproduksi yoghurt sendiri dengan merek E-Yoci. Produk tersebut merupakan minuman yoghurt olahan rumahan yang dibuat dengan menggunakan susu murni hasil produksi dari pemerahan sapi perah di peternakannya.

Struktur Organisasi Erif Farm

Bentuk struktur organisasi peternakan sapi perah Erif Farm dapat dikategorikan sebagai perusahaan perseorangan. Bentuk organisasi seperti ini biasanya digunakan oleh skala usaha kecil dengan struktur organisasi yang cukup sederhana. Pemilik peternakan Bapak Erif bertindak sekaligus sebagai pengelola, bahkan seringkali terjun langsung dalam berbagai kegiatan yang terjadi di peternakan. Masing – masing peran dalam struktur organisasi memiliki tugas sesuai dengan fungsi mereka. Masih ada juga yang merangkap jabatan seperti Bapak Erif selaku pemilik peternakan bertanggungjawab juga untuk bagian pakan dan produksi, serta drh. M. D. Satrio selaku manajer bertanggungjawab juga

mengenai kesehatan hewan. Namun, hal tersebut dianggap efisien karena seorang tenaga kerja mampu menangani beberapa tanggungjawab sekaligus. Dalam operasionalnya bagi para pekerja kandang, Erif Farm tidak bisa memperlakukan para tenaga kerja layaknya karyawan pada umumnya yang harus bisa mengikuti aturan yang sudah diterapkan untuk membatasi mereka. Struktur organisasi peternakan sapi perah Erif Farm dapat dilihat dalam Gambar 7.

Gambar 7 Struktur organisasi Erif Farm

Dari struktur organisasi Erif Farm, sudah terdapat peraturan yang harus dipatuhi yang sudah disepakati dan disampaikan secara perlahan tanpa terkesan memerintah. Budaya masyarakat sekitar Erif Farm yang termasuk dalam tenaga kerja bagian kandang masih terlalu tradisional dan memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Mereka terkesan terlalu acuh pada setiap peraturan yang bersifat mengekang dan akan membuat kinerja terhambat atau menurun jika mereka terlalu diperintah dalam setiap kegiatan kerjanya. Jadi, setiap penyampaian berupa arahan atau petunjuk harus disampaikan secara bertahap terutama pada pekerja kandang yang baru harus perlahan dalam pemberian pengarahan mengenai tugas dan waktu pelaksanaan kegiatan bagiannya. Hampir seluruh pekerjaan bagian kandang merupakan pekerjaan berat dan kasar yang lebih membutuhkan otot

Pemilik H. Erif Kemal Manager drh. M. D. Satrio Kabag. Keuangan Hj. Tuti Sulastri Tata Usaha Bapak Komar Kabag. Pakan dan Produksi H. Erif Kemal Kabag. Keswan drh. M. D. Satrio Petugas Pakan Bapak Harun Petugas Kandang

dibandingkan otak. Berikut ini dalam Tabel 10 akan dijabarkan bagaimana tugas dari masing-masing jabatan yang ada dalam struktur organisasi.

Tabel 10 Jabatan dan tugas tenaga kerja di Erif Farm

Jabatan Tugas – Tugas

Pemilik  Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di peternakan

 Membuat keputusan untuk masalah-masalah yang ada dalam peternakan

 Mengurus segala aspek keuangan yang ada di peternakan Manager  Melakukan pengawasan secara keseluruhan terhadap semua

aspek kegiatan dalam peternakan

 Mengorganisir semua bagian yang ada dalam peternakan dengan meminta laporan pertanggungjawaban mengenai kegiatan dari masing-masing bagian

 Membuat laporan mengenai semua kegiatan dalam peternakan untuk kemudian diberikan kepada pemilik sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan usaha yang berlangsung

Kepala Bagian Keuangan  Mengurus segala aspek keuangan yang ada dalam peternakan

 Melakukan pencatatan arus kas masuk dan keluar

Kepala Bagian Pakan  Mengolah dan mengomposisikan pakan konsentrat dari berbagai bahan

 Membagikan pakan sesuai kebutuhan setiap kandang

 Membuat laporan mengenai masalah pakan untuk kemudian diberikan kepada manajer

Petugas Pakan  Melakukan pencampuran pakan sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan oleh kepala bagian pakan

 Mengemas dan membagikan pakan sesuai kebutuhan masing- masing kandang

Kepala Bagian Produksi  Melakukan pemeriksaan kuantitas susu segar yang akan dikirimkan ke IPS

 Membuat laporan mengenai semua aspek produksi sebagai bentuk pertanggungjawaban

 Melakukan pengawasan untuk seluruh kegiatan produksi Tata Usaha  Melakukan pendataan hewan ternak

 Melakukan pencatatan jumlah populasi sapi perah dan produksi susu

 Membuat laporan mengenai apa saja yang berhubungan dengan administrasi peternakan

 Mengurusi keperluan surat menyurat dengan pihak eksternal peternakan

Kepala Bagian Kesehatan Hewan

 Melakukan pengawawasan terhadap kesehatan seluruh hewan ternak yang ada

 Melakukan pencatatan dan pengobatan terhadap hewan ternak yang sakit dengan jumlah obat yang diberikan

 Membuat laporan mengenai persediaan obat

 Melakukan inseminasi buatan

Petugas Kandang  Melakukan pemeliharaan, pemberian pakan, dan pemerahan terhadap seluruh hewan ternak yang menjadi tanggungjawabnya

 Melakukan pembersihan kandang

Tenaga Kerja

Salah satu aspek penting dalam keberhasilan suatu usaha adalah tenaga kerja. Hingga saat ini secara keseluruhan Erif Farm memiliki 27 orang tenaga kerja yang terdiri dari 21 orang petugas kandang, satu orang petugas kesehatan, satu orang petugas pakan, dua rang sopir, satu orang tata usaha, dan satu orang sebagai penjaga gudang. Masing-masing petugas tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bertanggungjawab terhadap sapi yang ada di masing- masing kandang. Setiap petugas kandang memiliki kewajiban untuk mengurus perawatan setiap sapi yang ada di kandangnya, antara lain memandikan, memberi pakan, membersihkan kandang, memerah susu, serta memperhatikan kesehatan sapi termasuk siklus birahi setiap sapi. Rata-rata setiap petugas kandang bertanggungjawab terhadap delapan hingga sembilan ekor sapi untuk masing- masing kandang.

Sebagian besar sumberdaya manusia atau tenaga kerja yang ada hingga saat ini di Erif Farm berasal dari masyarakat sekitar lokasi usaha peternakan, tetapi ada juga yang berasal dari luar daerah seperti Bandung, Sukabumi, dan Cianjur. Peternakan sapi perah Erif Farm dangat disiplin san ketat dalam mengawasi proses produksi untuk menghasilkan susu sapi segar. Bapak H. Erif menerapkan prinsip kekeluargaan terhadap para tenaga kerjanya agar merasa nyaman ketika bekerja serta memberikan tunjangan kesehatan dan tunjangan kebutuhan bulanan, seperti subsidi pendidikan, pernikahan, dan persalinan istri juga pegawai wanita. Tenaga kerja tetap menerima pembayaran gaji setiap bulan yang terdiri dari gaji pokok, bonus, jaminan kesehatan 100% untuk biaya pengobatan, serta tunjangan sembako berupa beras, bahan makanan pokok, dan susu.

Kegiatan Produksi Pemerahan Susu Sapi Segar

Pemerahan susu di Erif Farm dilakukan dua kali dalam satu hari, yaitu pagi pada pukul 05.00 dan sore hari pada pukul 15.30. Beberapa kegiatan dalam proses pemerahan sapi perlu diperhatikan untuk menghasilkan susu yang optimal nantinya, baik pada tahap persiapan sebelum pemerahan, pada saat pemerahan, ataupun perlakuan terhadap susu yang dihasilkan atau pascaproduksi. Kegiatan produksi dalam pemerahan susu sapi pada Erif Farm meliputi beberapa kegiatan, yaitu menyediakan peralatan, membersihkan kandang dan memandikan sapi, memberi pakan, memerah susu, serta memperhatikan kesehatan sapi. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan oleh masing-masing bagian agar tenaga kerja lebih bertanggung jawab dan lebih fokus atas apa yang sudah menjadi tugasnya.

1. Menyediakan Peralatan

Semua peralatan yang digunakan untuk proses pemerahan harus dalam keadaan bersih dan sebaiknya terbuat dari bahan stainless steel. Peralatan yang harus dipersiapkan saat pemerahan berlangsung baik menggunakan tangan atau mesin adalah milk can, saringan susu (strainer), ember susu, ember te mpat air

hangat, vasseline, lap kain pembersih, serta mesin pemerah susu. Semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan tersebut sebelum dan sesudah dipakai harus dalam keadaan steril dengan dicuci memakai sabun dan dibilas dengan air panas, kemudian dijemur. Selain itu, peralatan yang harus ada untuk pembersihan kandang adalah sikat, ember, selang air, sabun atau deterjen, serta sapu lidi. 2. Membersihkan Kandang dan Memandikan Sapi

Setiap harinya kegiatan kandang dimulai pada pukul 05.00 pagi yaitu kegiatan pertama yang dilakukan adalah membersihkan kandang dari kotoran yang dihasilkan sapi semalam dan memandikan tubuh sapi. Usaha membersihkan kandang dan bagian tubuh sapi tersebut sangat berkaitan erat dengan kebersihan dan kesehatan hasil susu yang dihasilkan nantinya. Pembersihan kandang dari kotoran sapi dilakukan dengan menyemprotkan air yang bertekanan tinggi yang dimaksudkan agar kondisi kandang bersih dari kotoran dan susu yang dihasilkan nantinya tidak tercemar dan mengandung banyak bakteri oleh kotoran yang berada dari dalam kandang. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan setelah membersihkan kandang adalah memandikan sapi agar kotoran yang melekat pada bagian-bagian tubuh tertentu, seperti lipatan paha, ambing, dan puting dicuci terlebih dahulu.

Gambar 8 Membersihkan kandang dan memandikan sapi

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2014

3. Memberi Pakan Konsentrat

Kegiatan selanjutnya setelah kandang dibersihkan adalah petugas kandang akan langsung menyiapkan pakan berupa konsentrat, yaitu campuran dari ampas tahu, dedak, molase, gaplek, jipang, rempah, jagung, bungkil kelapa, dan bungkil kedelai untuk selanjutnya dibagikan kepada masing-masing penanggungjawab kandang dan diberikan kepada masing-masing sapi yang ada sesuai kebutuhan. Sebelum konsentrat diberikan, ada bahan penting terakhir yang harus dicampurkan kembali dengan konsentrat tersebut, yaitu 10 kg hingga 15 kg ampas tahu. Rata-rata setiap harinya per ekor sapi mengonsumsi 6 kg sampai 8 kg konsentrat. Setelah pakan konsentrat diberikan, sisa-sisa pakan dibersihkan kembali oleh pekerja atau petugas masing-masing kandang sebelum proses pemerahan dilakukan agar keadaan kandang tetap bersih.

Gambar 9 Pemberian pakan konsentrat

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2014

4. Pemerahan Susu Sapi

Salah satu hal yang harus diperhatikan sebelum proses pemerahan dilakukan adalah menenangkan sapi dan mengikat bagian ekornya agar sapi tidak mengibaskan ekornya yang dapat mengotori air susu yang nantinya dihasilkan. Selain itu, tahap selanjutnya adalah mencuci ambing dan puting dengan sabun dan membilasnya dengan air hangat yang sudah dicampurkan dengan disinfektan. Setelah puting dikeringkan menggunakan lap atau kain, dilakukan juga proses masase, yaitu bagian kegiatan yang dilakukan untuk merangsang keluarnya air susu dan untuk mempermudah proses pemerahan. Mencegah sapi kesakitan saat diperah, dapat dioleskan vaseline pada bagian puting agar tidak lecet dan mempermudah proses pemerahan. Setelah semua persiapan dilakukan, barulah dilakukan perahan (stripping) satu atau dua pancaran terebih dahulu dari setiap puting untuk mengecek atau melihat hasil susu yang dihasilkan, apakah susu tersebut layak untuk diperah dan dikonsumsi atau mungkin dari susu tersebut terdapat gumpalan, darah, ataupun suatu kelainan yang dapat dipastikan susu tersebut terkena infeksi mastitis. Hasil susu yang terkena infeksi mastitis tersebut tidak boleh dicampur dengan air susu lainnya yang sehat, karena air susu yang terinfeksi tidak boleh untuk dikonsumsi.

Gambar 10 Mencuci dan mengeringkan ambing sapi

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2014

Setelah beberapa tahap sebelumnya dilakukan dengan baik, lalu dilanjutkan untuk proses utamanya, yaitu proses pemerahan susu sapi yang bisa dengan menggunakan tangan (manual) atau dengan menggunakan mesin. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemerahan menggunakan mesin perah adalah persiapan mesin atau alat perahan dan perlu hati-hati dalam memasukkan bagian puting satu per satu ke dalam mesin penyedot. Sementara itu, pemerahan dengan menggunakan tangan dibedakan jadi dua macam, yaitu :

a) Dua jari (Strip Method) adalah dengan cara memegang pangkal puting susu antara ibu jari dan jari tengah. Caranya adalah kedua jari ditekankan serta sedikit ditarik ke bawah, sehingga air susu terpancar mengalir keluar. Teknik semacam ini dilaksanakan bagi sapi-sapi yang memiliki puting pendek.

b) Lima jari (Full Hand Method) adalah dengan cara puting dipegang antara ibu jari dan keempat jari lainnya. Penekanan dengan keempat jari tersebut diawali dari jari yang paling atas kemudian diikuti oleh jari lain yang ada dibawahnya. Begitu seterusnya dengan cara yang sama dan diulang-ulang sampai air susu yang ada di dalam ambing memancar keluar, dan akhirnya seluruh susu yang berada di dalam ambing kosong atau habis tidak bersisa.

Gambar 11 Pemerahan manual dan menggunakan mesin

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2014

Peternakan sapi perah Erif Farm memilih menggunakan teknik lima jari dalam memerah susu dengan menggunakan tangan karena lebih mudah dan tidak menyebabkan puting sapi menjadi pendek dengan teknik tersebut. Setelah ambing sudah tidak mengeluarkan air susu lagi pemerahan dapat dihentikan. Tahap berikutnya yang dilakukan setelah proses pemerahan semua selesai adalah ambing dicuci bersih dan dilap hingga kering menggunakan kain, serta tahap akhirnya adalah melakukan pencelupan puting (dipping) ke dalam disinfektan.

Gambar 12 Pencelupan puting (dipping)

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2014

Setelah proses pemerahan selesai, pembersihan kandang dilakukan kembali untuk membersihkan sisa-sisa susu yang telah diperah. Kebersihan ternak dan kandang menjadi hal yang penting untuk dijaga, karena jika tidak dijaga kebersihannya ternak pun akan lebih mudah terkena penyakit yang akan langsung berpengaruh pada hasil produksi susu.

5. Memberi Pakan Hijauan

Kegiatan terkahir yang dilakukan setelah proses pemerahan selesai adalah memberi pakan hijauan pada setiap sapi sesuai kebutuhan masing-masing kandang. Pakan hijauan yang diberikan ini didapat oleh para pekerja yang mengarit hijauan setiap paginya setelah proses pemerahan susu pagi hari selesai. Rata-rata per hari setiap sapi akan diberikan pakan berupa hijauan sebanyak 30 hingga 45 kg hijauan.

Gambar 13 Pemberian pakan hijauan

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2014

Proses selanjutnya setelah proses pemerahan adalah pengumpulan susu hasil perahan yang dilakukan oleh masing-masing petugas kandang untuk dicatat ke bagian tata usaha dan selanjutnya dikirim kepada industri pengolahan susu yaitu

Cimory dan saat ini pihak Erif Farm juga sudah menjalin kerja sama dengan industri susu Frissian Flag. Selaku kepala bagian produksi yaitu Bapak Erif selalu mengawasi berlangsungnya proses pengumpulan susu sebelum susu siap untuk dikirim. Semua kegiatan kandang berakhir pada pukul 09.00 pagi setelah pengiriman susu dilakukan dan para pekerja akan pergi mengarit untuk mencari pakan hijauan hingga pukul 13.00.

Kegiatan kandang sore biasanya akan dimulai pada pukul 15.00 hingga pukul 18.00 dengan kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan kandang pagi, yang membuat berbeda adalah jumlah susu yang dihasilkan akan lebih sedikit dari pemerahan pagi. Kondisi kesehatan hewan ternak sangat diperhatikan oleh Erif Farm, hal tersebut terbukti dengan dilakukannya pemeriksaan kondisi kesehatan hewan ternak untuk setiap kandang dan untuk sapi yang terlihat mengalami gejala suatu penyakit maka akan langsung ditangani. Pemberian obat-obatan dan vitamin yang tepat juga akan sangat berpengaruh pada kesehatan sapi dan secara tidak langsung akan berpengaruh juga pada keberhasilan hasil produksi susu sapi perah pada Erif Farm.

Dokumen terkait